Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ramadhan Arsy Putra Makarti
"DKI Jakarta memiliki potensi wisata seperti wisata sejarah. Banyaknya peristiwa bersejarah yang terjadi di DKI Jakarta pada masa lalu, membuat DKI Jakarta memiliki banyak area wisata sejarah. Masing-masing area wisata sejarah di DKI Jakarta memiliki tingkat daya tarik yang berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat daya tarik area wisata sejarah di DKI Jakarta serta mengetahui hubungan antara tingkat daya tarik area wisata sejarah di DKI Jakarta dengan jumlah wisatawan dan karakteristik wisatawan. Metode yang digunakan adalah analisis areal differentiation dan analisis deskriptif secara keruangan serta menggunakan uji statistik chi square untuk mencari hubungan antara tingkat daya tarik dengan jumlah wisatawan dan karakteristik wisatawan. Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat daya tarik area wisata sejarah di DKI Jakarta sebagian besar berada pada kelas rendah. Berdasarkan hasil uji statistik chi square, tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat daya tarik area wisata sejarah di DKI Jakarta dengan jumlah wisatawan dan karakteristik wisatawan. Hal tersebut menyatakan bahwa tidak semua area wisata sejarah di DKI Jakarta yang memiliki tingkat daya tarik tinggi akan dikunjungi banyak wisatawan, begitupun sebaliknya. Meskipun tidak ada hubungan yang signifikan, pada realitanya tetap ada area wisata sejarah yang memiliki tingkat daya tarik tinggi dan memiliki jumlah wisatawan yang banyak, atau area wisata sejarah yang memiliki tingkat daya tarik rendah dan memiliki jumlah wisatawan yang sedikit. Selain itu, tingkat daya tarik area wisata sejarah di DKI Jakarta juga tidak memengaruhi karakteristik wisatawan yang mengunjungi area wisata sejarah tersebut.

DKI Jakarta has tourism potential such as historical tourism. The number of historical events that occurred in DKI Jakarta in the past has made DKI Jakarta has many historical tourism areas. Each historical tourism areas in DKI Jakarta has a different level of attractiveness. This study aims to determine the level of attractiveness of historical tourism areas in DKI Jakarta and to determine the relationship between the level of attractiveness of historical tourism areas in DKI Jakarta with the number of tourists and tourist characteristics. The method used is a areal differentiation and descriptive analysis spatially and uses the chi square statistical test to find the relationship between the level of attractiveness and the number of tourists and tourist characteristics. The results showed that the level of attractiveness of historical tourism areas in DKI Jakarta is mostly in the low class. Based on the results of the chi square statistical test, there is no significant relationship between the level of attractiveness of historical tourism areas in DKI Jakarta with the number of tourists and tourist characteristics. This states that not all historical tourism areas in DKI Jakarta that have a high level of attractiveness will be visited by many tourists, and vice versa. Although there is no significant relationship, in reality there are historical tourist areas that have a high level of attractiveness and have a large number of tourists, or historical tourism areas that have a low level of attractiveness and have a small number of tourists. In addition, the level of attractiveness of historical tourism areas in DKI Jakarta also does not affect the characteristics of tourists visiting these historical attractions."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Izazi Mulya Putra
"Kawasan Kampung Tongkol sebagai bagian dari bentang Kawasan Wisata Sejarah Kota Tua merupakan bagian tengah dari kawasan Sunda Kelapa di bagian utara & Glodok di bagian selatan. Bentang yang berkisar 3 km itu memiliki banyak sekali titik destinasi wisata. Sayangnya, dengan begitu banyaknya destinasi wisata, fasilitas sosial & fasilitas umum pendukung aktivitas berwisata dinilai masih kurang. Pasalnya, Kawasan Wisata Kota Tua dinilai melemah karena pengunjung merasa lelah bergerak dari utara ke selatan atau sebaliknya tanpa adanya ruang jeda untuk beristirahat. R-Cade sebagai salah satu solusi, diharapkan mampu menjadi ruang peristirahatan sejenak sekaligus penyedia fasilitas umum & fasilitas sosial. Disamping tujuan tersebut, R-Cade juga ditujukan untuk menghubungkan komplek museum dekat Stasiun Kota Tua dengan Kawasan Kampung Tongkol, sebagai objek arsitektur yang berlikasi tepat di antara kedua kawasan ini.

Kampung Tongkol area as a part of the Kota Tua Historical Tourism Area landscape is the central part of the Sunda Kelapa region in the north & Glodok in the south. The span which is about 3 km has a lot of tourist destination points. Unfortunately, with so many tourist destinations, social facilities & public facilities supporting tourism activities are still considered lacking. Because the Kota Tua Tourism Area is considered weak because visitors feel tired of moving from north to south or vice versa without any space to rest. R-Cade as one of the solutions, is expected to become a resting place for a moment as well as a provider of public facilities & social facilities. Besides these objectives, R-Cade is also intended to connect the museum complex near Kota Tua Station with the Kampung Tongkol area, as an architectural object that is located right between these two regions.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Satria Karunia Ramadhan
"Jl. Pancoran merupakan daerah yang terapit oleh kawasan bersejarah yaitu Kota Tua dan Glodok. Dalam perancangan ini, Jl. Pancoran merupakan jembatan penghubung masyarakat urban Jakarta dengan kawasan turisme Kota Tua dengan menghadirkan berbagai macam fasilitas penunjang dan juga atraksi tersendiri. Untuk merealisasikan itu, pengolahan site berupa transportasi air dilakukan pada Kali Krukut yang tehubung sampai Pelabuhan Sunda Kelapa untuk menghadirkan atraksi dan transportasi umum alternatif berupa terminal air.

Sebuah terminal air akan berfungsi sebagai penyambung daerah Pancoran dengan keseluruhan kawasan bersejarah Jakarta lainnya dan juga berfungsi sebagai penunjang kegiatan pariwisata pada konteks local Glodok dan Pancoran bersama dengan perancangan masterplan Pancoran Glodok.

 


Jl. Pancoran is an area surrounded by heritage sites that are Kota Tua and Glodok. In this design plan, Jl. Pancoran acts as a bridge to connect the urban people of Jakarta with the heritage tourism in Kota Tua by offering a multitude of supporting facilities and its own set of attractions. To realise that, a site development in the form of water transportation is done on the Krukut Canal which is connected all the way to Sunda Kelapa Harbour to create a public transport system as well as attraction in the form of a water terminal.

The water terminal aims to function as a direct connection between Pancoran and the Jakarta heritage areas as well as a supporting amenity in its own local context along with the redesign of the Pancoran Glodok masterplan."

Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library