Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Purbianto
Abstrak :
Saat ini banyak bahan alternatif perawatan Iuka yang sudah dilakukan penelitian dan diterima oleh pelayanan keperawatan, salah satunya adalah madu. Banyak penelilian tentang madu mengunggulkan madu sebagai antimikroba tetapi masih sedikit penelitian yang mengungkap keunggulan madu untuk mempercepat absorbsi eksudat, menghancurkan jaringan nekrotik dan stimulasi granulasi pada Iuka kronik. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah madu mempunyai pengaruh yang bermakna dalam mempercepat proses penyembuhan ulkus diabetikum. Penelitian dilakukan pada 14 subyek penelitian dengan ulkus diabetikum yang terbagi dalam dua kelompok, 7 subyek dirawat menggunakan madu murni Kaliandra sebagai kelompok perlakuan dan 7 subyek dirawat sesuai standar rumah sakit sebagai kelompok kontrol. Desain yang digunakan adalah desain kuasi eksperimen dengan pendekatan study longitudinal. Analisis yang dilakukan secara univariat dan bivariat, pada analisis bivariat digunakan uji T dependen dan uji wilcoxon. Hasil penelitian analisis pengaruh madu mumi kaliandra dalam mempercepat proses penyembuhan ulkus diabetikum bermakna secam signifikan, hal ini dibuktikan oleh adanya perbedaan yang signifikan kecepatan proses penyembuhan antara ulkus yang dirawat menggunakan madu murni Kaliandra dengan ulkus yang dirawat sesuai standar rumah sakit dengan pvalue 0,022. Selain itu pengaruh madu murni kaliandra dalam mempercepat absorbsi eksudat dan timbulnya jaringan granulasi pada ulkus diabetikum terbukti berpengaruh dengan masing-masing nilai p value 0,026 dan 0,038. Pengaruh madu murni kaliandra dalam mempercepat penghancuran jaringan nekrotik dan memperkecil penyempitan ukuran ulkus (luas dan kedalaman) pada ulkus diabetikum belum dapat dibuktikan. Disarankan pada institusi pelayanan perawatan untuk dapat memanfaatkan madu murni Kaliandra sebagai bahan alternatif perawatan ulkus diabetikum yang murah dan mudah didapat serta mengembangkan lebih lanjut penelitian dengan jumlah populasi yang lebih besar.
Depok: Universitas Indonesia, 2007
T22878
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tanjung, Dudut
Abstrak :
ABSTRAK
Luka maligna dengan tingkat malodor dan jumlah eksudat yang berlebihan dapat menyebabkan masalah ketidaknyamanan dan isolasi sosial sehingga berdampak negatif bagi kualitas hidup pasien. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan efektifitas antara perawatan Iuka menggunakan madu dengan metronidazole dalam menurunkan tingkat malodor dan mengurangi jumlah eksudat Iuka maligna. Penelitian dilaksanakan di RS. Kanker Dharmais Jakarta selama bulan Juni 2007. Desain penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen dengan non equivalent pretest-posttest controlled group design dan non equivalent posttest only controlled group design. Berdasarkan consecutive sampling diambil sampel sebanyak 12 responden, terdiri dari enam responden kelompok kontrol dan enam responden kelompok intervensi, dengan kriteria: Iuka maligna stadium lanjut, laki-laki dan perempuan berusia 23-59 tahun, luas Iuka 24cm2. Perawatan Iuka dengan madu menurunkan tingkat malodor menurut pasien berdasarkan Numeric Rating Scale (NRS) dari 6,0 sebelum intervensi menjadi 2,1 sesudah intervensi hari ke-6. Sementara perawatan Iuka dengan metronidazole menurunkan tingkat malodor dari 5,6 menjadi 4,6. Hasil uji t menunjukkan nilai p<0,05; alpha 0,05 pada perubahan tingkat malodor. Sebaliknya perawatan Iuka dengan madu menunjukkan peningkatan jumlah eksudat dari 66,6gr sesudah intervensi hari ke-3 menjadi 80,8gr hari ke-6, sementara perawatan Iuka dengan metronidazole menunjukkan peningkatan jumlah eksudat dari 44,5gr menjadi 51,1gr. Hasil uji t menunjukkan nilai p>0,05; aloha 0,05 pada perubahan jumlah eksudat. Peneliti menyimpulkan perawatan Iuka dengan madu Iebih efektif dibandingkan dengan metronidazole menurunkan tingkat malodor. Sementara perawatan Iuka dengan madu dan metronidazole belurn efektif mengurangi jumlah eksudat Iuka maligna. Sehingga rekomendasi dari penelitian ini adalah agar para pengambil kebijakan di institusi pelayanan kesehatan mengeluarkan kebijakan yang dapat mengakomodasi penggunaan madu sebagai agen topikal perawatan Iuka maligna.
2007
T22873
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Felicia Dewi
Abstrak :
Madu memiliki berbagai efek positif bagi tubuh manusia dan telah digunakan sebagai obat selama berabad-abad. Madu Manuka dan MedihoneyTM di Indonesia masih sulit dilakukan karena harganya yang mahal dan ketersediaannya. Penelitian sebelumnya telah mengevaluasi aktivitas fisika kimia antara madu Nusantara (madu lokal) dan Madu Manuka. Namun dalam penelitian ini kami menambahkan lebih banyak variasi madu lokal dan komponen kimiawi yang bermanfaat untuk aktivitas antimikroba, antara madu lokal dibandingkan dengan madu Manuka. Namun dalam penelitian ini kami menambahkan lebih banyak variasi madu lokal dan komponen pemeriksaan kimia yang bermanfaat sebagai indikator untuk melihat aktivitas antimikroba terhadap bakteri K. pneumonia ATCC 13883, P. aeruginosa ATCC 27853 dan S. aureus ATCC 25923, E. cloacae ATCC 23355, E. coli ATCC 25922 pada setiap sampel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa madu manuka memiliki pH lebih rendah, keasaman lebih tinggi, viskositas lebih tinggi dan kadar gula lebih tinggi dibandingkan madu lokal Indonesia, madu manuka memiliki kandungan MGO dan NPA lebih tinggi dibandingkan madu lokal Indonesia, tetapi madu nusantara memiliki tingkat MGO yang lebih tinggi dibandingkan dengan madu Jawa. Madu Manuka memiliki aktivitas antibakteri yang sebanding pada bakteri P. aeruginosa ATCC 27853, S. aureus ATCC 25923, K. pneumonia ATCC 13883, E. coli ATCC 25922, and E. cloacae ATCC 23355 dibandingkan dengan madu lokal Indonesia. ......Honey has various positive effect human body, and has been used as medicine for centuries Manuka honey and Medihoney™ has been accepted widely used by medical honey. Research has been conducted for these honeys and shown to have in vivo activity and are suitable for the treatment of ulcers, infected wounds and burns. But using Manuka honey and MediHoney™ in Indonesia is still difficult due to its high cost and availability. The previous study had evaluated in physiochemical activity between Nusantara honey (local honey) and Manuka Honey. However, in this study we added more variety of local honey and chemical components that was beneficial for antimicrobial activity, between the local honey compared Manuka Honey. More extensive research was needed especially the physicochemical and antibacterial effect of Indonesian local honey, The purpose of this study is as a baseline data to produce our own medical grade honey that was equal compared to the international medical grade honey. This is a descriptive analytical study using samples of Indonesian local honey and Manuka honey, and check each samples for physical chemical characteristic, Unique Manuka Factor, and antimicrobial effect for K. pneumonia ATCC 13883, P. aeruginosa ATCC 27853, S. aureus ATCC 25923, E. cloacae ATCC 23355, E. coli ATCC 25922 in every honey samples. The results of the study shows that New Zealand manuka honey has lower pH, higher acidity, higher viscosity, and higher sugar content compared to Indonesian local honey, New Zealand manuka honey has higher MGO content and NPA compared to Indonesian local honey, but Nusantara honey shows has higher MGO level, compared to Java honey. New Zealand manuka honey has lower pH, higher acidity, higher viscosity, and higher sugar content compared to Indonesian local honey. New Zealand manuka honey showed comparable antibacterial effect for P. aeruginosa ATCC 27853, S. aureus ATCC 25923, K. pneumoniaATCC 13883, E. coli ATCC 25922, and E. cloacae ATCC 23355 compared with Indonesian local honey.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Harim Priyono
Abstrak :
Manfaat madu untuk penyembuhan luka sudah banyak diteliti, namun informasi manfaatnya untuk penyembuhan luka timpanoplasti masih terbatas. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi efek madu manuka (Mn) dan madu trigona (Tr) asli Indonesia pada re-epitelisasi membran timpani (MT) melalui potensi proliferasi fibroblas, keratinosit, sekresi KGF dan basic-FGF. Penelitian in vivo berupa uji klinis acak, tersamar ganda, pada 64 pasien dewasa otitis media supuratif kronik (OMSK) tipe aman tenang yang menjalani timpanoplasti di RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo pada bulan Juni 2021–Agustus 2022. Pasien diacak dan disamarkan ke dalam dua kelompok, yaitu diberikan gelfoam plus gel Mn 100% medical grade (intervensi) atau hanya diberikan gelfoam (kontrol) di liang telinga saat timpanoplasti. Tampon telinga diangkat setelah dua minggu dan pasien diminta kontrol setiap minggu selama enam minggu. Penelitian in vitro dilakukan di Laboratorium Universitas YARSI. Kultur fibroblas dan keratinosit yang diisolasi dari pasien OMSK diberikan pajanan Mn dan Tr dengan tiga konsentrasi yaitu 0,04%, 0,1%, dan 0,25%, kemudian dilakukan uji proliferasi, KGF dan bFGF juga diukur dan dibandingkan dengan kelompok kontrol. Proporsi pengeringan luka pascatimpanoplasti kelompok intervensi lebih banyak secara bermakna dibandingkan kontrol pada minggu ke-3, ke-4, dan ke-6. Madu manuka dan Tr tidak meningkatkan jumlah sel kultur fibroblas, tetapi mempersingkat durasi doubling time. Jumlah sel kultur keratinosit lebih tinggi secara bermakna dibandingkan kontrol pada semua kelompok Mn dan Tr 0,04%. Sekresi KGF meningkat seiring pertambahan sel. Pada hari ke-6 dan hari ke-8, sekresi KGF lebih tinggi pada beberapa kelompok intervensi dibandingkan kontrol. Sebaliknya, kadar bFGF menurun seiring pertambahan sel. Terdapat korelasi positif antara lama pajanan kedua jenis madu dengan proliferasi fibroblas. Lama pajanan Mn 0,04%, 0,1%, dan Tr 0,04% berkorelasi positif dengan jumlah sel kultur keratinosit. Disimpulkan pemberian Mn saat timpanoplasti meningkatkan pencapaian re-epitelisasi MT sempurna melalui efeknya pada fibroblas dan keratinosit, serta berpotensi meningkatkan keberhasilan timpanoplasti. Penelitian ini juga menunjukkan efek positif Tr pada fibroblas dan keratinosit, sehingga potensi terapeutik madu ini dapat diteliti lebih lanjut ......Benefits of honey on wound healing have been widely reported, but information about its effect on the re-epithelialization of the tympanic membrane (TM) is limited. This study aims to evaluate the effect of manuka honey (MH) and trigona honey (TH) from Indonesia, on TM re-epithelization through their potential action on the proliferation of fibroblasts, keratinocytes, secretion of KFG and basic-FGF. The in vivo study was a randomized, controlled, double-blind clinical trial on 64 adult patients with mucosal type chronic suppurative otitis media (CSOM) undergoing tympanoplasty at Cipto Mangunkusumo General Hospital from June 2021–August 2022. Patients were randomized and blinded into two groups, receiving either gel foam soaked in 100% medical grade MH (intervention group) gel or only gel foam (control group) placed in the external auditory canal during tympanoplasty. The ear tampon was removed after two weeks, and patients were followed up weekly for six weeks. The in vitro study was conducted at the YARSI University Laboratory. Fibroblast and keratinocyte cultures isolated from CSOM patients were exposed to MH and TH with three dilutions: 0.04%, 0.1%, and 0.25%. The cells were then subjected to proliferation assays, KGF and bFGF were also assessed and compared with the control group. The intervention group had a significantly higher proportion of dry tympanoplasty wounds than control at the 3rd, 4th, and 6th visit. Manuka honey and TH did not increase the number of fibroblasts but shortened the doubling time duration. A significantly higher number of keratinocytes than control was observed in all MH groups and the 0.04% TH group. KGF secretion increased as the number of cells increased. On day 6 and day 8, KGF secretion was higher in some of the intervention groups compared with the control group. In contrast, fibroblast bFGF secretion decreased as the number of cells increased. There was a positive correlation between the exposure time of all intervention groups and the number of cells in the fibroblast culture. Prolonged exposure time to 0.04% MH, 0.1% MH, and 0.04% TH were positively correlated with the number of keratinocytes. The application of MH during tympanoplasty increased complete TM re-epithelialization through its effect on fibroblasts and keratinocytes proliferation. MH has the potential to improve tympanoplasty outcomes. This present study also illustrated the positive effects of TH on fibroblasts and keratinocytes; thus, its potential therapeutic properties could be further explored.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Widdya Damayanti
Abstrak :

Madu sangat bermanfaat untuk tubuh. Madu dijadikan obat alternatif oleh masyarakat dalam menyembuhkan berbagai jenis penyakit dikarenakan kandungan senyawa di dalamnya. Tingginya permintaan pasar dikarenakan meningkatnya konsumsi madu oleh masyarakat memberikan peluang kepada oknum-oknum tidak bertanggung jawab untuk memalsukan madu. Oleh sebab itu diperlukan suatu teknologi canggih yang bisa mendeteksi keaslian madu beserta klasifikasikasi dan sifatnya secara cepat dan akurat. Identifikasi dan klasifikasi madu dilakukan pada madu asli yang berasal dari lebah Apis sp. dan juga stingless bees serta madu palsu buatan yang dibuat dengan percampuran madu asli dengan penambahan air gula (Fruktosa) dan NaHCO3.  Dalam melakukan identifikasi madu dengan metode Artificial Neural Network (ANNs) digunakan software berupa MATLAB. Metode Artificial Neural Network (ANNs) yang digunakan adalah alogaritma backpropagation dengan arsitektur jaringan multilayer. Hasil dari peneitian ini adalah pengidentifikasian madu menggunakan metode Artificial Neural Network untuk percobaan 2 kelas memiliki hasil tranning dan testing yang lebih tinggi dibandingkan dengan percobaan dengan 6 kelas. Hal tersebut disebabkan karena semakin banyak kelas maka jumlah data setiap kelas harus semakin banyak dan sama rata dikarenakan jumlah data mempengaruhi hasil tranning dan testing dari Artificial Neural Network.

 


Honey is very beneficial for body. It can be used as an alternative medicine by humans for curing various types of diseases due to the compound contained in honey. The high market demand due to increasing consumption of honey by consumers provides opportunities for unscrupulous individuals to falsify honey. In order to prevent consumers from fake honey, we need a sophisticated technology that can detect the authenticity of honey along with its classification and nature quickly and accurately. In this study, a method for identifying and classifying the authenticity of honey using Artificial Intelligence (AI), the type of artificial intelligence that is used in this study is Artificial Neural Network (ANNs). The identification and classification of honey is performed using honey Apis sp bees, stingless bees and fake honey. Fake honey is made by adding sugar (Fructose) and NaHCO3 to the honey. For identifying honey with the Artificial Neural Network (ANNs) method, the author used MATLAB software. The Artificial Neural Network (ANNs) method used is a backpropagation algorithm with multilayer network architecture. The result of this research is the identification of honey using the Artificial Neural Network method for the 2-class experiment which has higher tranning and testing results compared with experiments with 6 classes. This is because the amount of data per class must be more and equal because the amount of data affects the results of tranning and testing of Artificial Neural Network.

Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library