Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Teks primbon yang menguraikan tentang permasalahan ilmu tradisional perkudaan, yaitu primbon katuranggan atau kitab aswatali. Isinya persis sama dengan FSUI/PR.20, h.1-224, yaitu tembang dhandanggula sebanyak 22 bait yang disusul dengan teks gancaran tentang pengobatan kuda serta mantra-mantra yang perlu diketahui oleh seseorang yang memelihara atau sering menaiki kuda. Teks bagian tembang dimulai dengan turangga musna retuning bumi, sangkala anurat katurangga. Perbedaan yang ada antara kedua teks tersebut hanya terletak pada keterangan waktu pada bait terakhir bagian macapat (PR.19, h.8; PR.20, h.3). Pada PR.19 disebutkan saat penyalinan naskah itu, ialah tahun 1825, sedangkan di PR.20 ini dimuat keterangan saat penulisan teks asli selesai, ialah kamis 9 Rejeb, Dal 1607, sapta langit obah janma, yang bertepatan dengan 23 Juni 1684. Perintah menulis teks ini diberikan oleh Sri Prabu Hamangku Jagat, yaitu Amangkurat II, yang pada waktu itu bertahta di Kraton Kartasura. Ketika Pigeaud memperoleh naskah ini pada awal tahun 1926 di surakarta (h.i), judulnya dicatat sebagai katoeranggan P.B. X walau tidak dijelaskan sebabnya. Kemungkinan babonnya adalah milik PB X itu. Penyalinannya diduga tahun 1920an, di Surakarta."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PR.21-A 2.01
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Ingkang Sinuhun Kangjeng Susuhunan Kaping III
"Buku ini berisi uraian mengenai binatang peliharaan kuda (katurangganing kapal). Dimulai dari warna bulunya, kemudian ciri unyeng-unyeng kuda; ciri-ciri baik buruknya mulut kuda, surai (rambut) kuda, ramalan tentang tubuh kuda berdasarkan kepala, muka, dan kaki kuda. Dibahas pula mengenai kotoran (hethong) kuda, ekor kuda, hari kelahiran yang baik untuk kuda, hari baik untuk membeli kuda, cara memandikan kuda, cara mengurut dan bagian terbanyak adalah mengenai jamu yang diperuntukan bagi kuda (kurang lebih sebanyak 40 halaman lebih)."
Yogyakarta: Uitgevers Mij. H. Buning, 1921
BKL.0493-PW 105
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah terdiri dari berbagai teks dan berbagai bentuk, disalin oleh berbagai tangan selama lebih sepuluh tahun. Namun, kebanyakan teks yang dimuat didalamnya ada kaitan erat dengan ilmu katuranggan, ialah ilmu perkudaan, dari hal pemeliharaan, pengobatan, penunggangan sampai dengan uraian ciri-cirinya serta firasat atau makna daripada tanda-tanda tertentu pada kuda peliharaan. Di bawah ini akan dipaparkan satu per satu bagian-bagian dari naskah ini dengan keterangan ringkas tentang isinya: 1) Serat aswatali, bertembang macapat (h.1-8). Menurut kolofon depan (h.1), teks ini ditulis pada tahun Jawa 1608 ('turangga musna retuning bumi'), yaitu 1684 Masehi. Bagian naskah ini disalin oleh Mangunatmaja atas perintah Pangeran Natabrata. Penyalinan selesai pada tanggal 21 Jumadilawal, Wawu 1753, yang bertepatan dengan 31 Desember 1825.; 2) Katuranggan gancaran (9-224), berisi berbagai macam informasi diantaranya yang paling banyak adalah informasi mengenai mantra dan jamu. Mantra meliputi mantra ynag digunakan untuk mengendalikan kuda pada waktu menaikinya, untuk kuda yang nakal, kuda yang ketakutan, kuda yang masih muda, kuda yang mogok, dan lain-lain. Jamu meliputi ramuan yang digunakan agar kuda tetap ramping, sehat, kuat, demikian pula jamu dan bedak yang diperuntukkan bagi kuda pada waktu kepanasan, membuang hajat besar, lemas, kurus, tidak doyan makan, tidak dapat buang air kecil dan besar, mengeluarkan darah, pusing, tidak mau minum, dan lain-lain. Selebihnya juga dijelaskan pakan kuda supaya menjadi galak, menjadi takut dan juga uraian bagaimana memegang kendali kuda, cemeti, bagaimana mengendalikan kuda yang sedang mengamuk, dan sebaginya.; 3) Kitab primbon, berbentuk tembang macapat (225-259). Teks ini sebagian besar tidak menjelaskan pengetahuan tentang kuda. Hal ini hanya terdapat di awal teks yaitu tentang perhitungan hari bagi kuda yang berpindah tempat.Selebihnya berisi penjelasan tentang hitungan membuat rumah menurut panjangnya, hitungan jumlah usuk, tiang pagar, longkangan, kandang, gedhongan, keris, mantra untuk menjinakkan hewan, penjelasan wujud ambengan pada waktu selamatan anak, menurut hari kelahirannya, pepali Ki Ageng Sela, dan candra aksara Jawa serta nepsu aksara Jawa yang ditujukan untuk memberi nama.; 4) Katuranggan kawi miring, yaitu teks yang ditulis dalam tembang gedhe (261-313). Isi teks ini sebagian besar merupakan penjelasan tentang cara atau aturan dalam menunggang kuda. Teks diawali dengan kolofon yang menyebutkan tarikh penulisan, yaitu 24 sapar, wawu 1682 (Rabu Pon, 17 November 1756).; 5) Gancaran (313) berisi mantra dan ramuan obat.; 6) Sambetipun katuranggan kawi miring (314-398) berisi ramuan jamu untuk berbgai keperluan, sebagian besar sama dengan informasi pada h.9-224 yang disajikan dalam bentuk gancaran (lihat teks no.2 di atas).; 7) Gancaran (399) berisi ramuan jamu dan mantra bagi kuda yang tergigit ular, kalajengking, kalaluban.; 8) Taksih sambetipun katuranggan kawi miring (400-439), ialah lanjutan dari tembang gedhe h.314-398 yang menjelaskan tentang ramuan jamu, kemudian juga menguraikan hitungan hari untuk membeli kuda, memilih anak kuda sesuai dengan hari kelahirannya, baik buruknya watak kuda menurut serat-serat lidahnya, cara membuat pecut.; 9) Gancaran (440-441) berisi uraian bermacam-macam mantra dan loloh sangar untuk kuda.; 10) Tembang macapat (441), pupuh pocung terdiri dari 3 bait, berisi keterangan waktu penyalinan Serat dalem katuranggan yaitu pada tahun 1752 (= 1834 M).; 11) Gancaran dan tembang macapat (442-467) berisi berbagai uraian tetapi tidak lagi berkisar tentang katuranggan, melainkan tentang penyakit, mistik Islam, piwulang , dan lain-lain. Naskah disalin oleh berbagai tangan, sebagian di antara tulisannya berbentuk tegak lurus seperti gaya kraton, sedang lainnya kursif dan sederhana, mirip gaya kadipaten. Namun semuanya menunjukkan ciri-ciri yang khas Surakartan, baik bentuk huruf maupun bentuk pepadan, purwapada, dan sebagainya. Dari dua tarikh yang tersebut dalam naskah, maka dapat disimpulkan bahwa naskah disalin di Surakarta sekitar tahun 1825-1834. Bagian depan disalin oleh Mangunatmaja atas perintah Pangeran Natabrata. Bagian lain disalin oleh carik lain tetapi mungkin masih atas perintah Pangeran Natabrata yang diduga pemilik naskah asli. Naskah dibeli Dr. Th. Pigeaud di Surakarta pada tanggal 25 Desember 1930, dan dibuat ringkasannya oleh Mandrasastra pada bulan Agustus 1931 (terlampir)."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PR.20-NR 145
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini berisi teks Serat Panegar, yaitu sebuah teks tentang tatacara orang menunggang kuda menurut aturan yang dipakai di Kraton Surakarta. Dalam teks diuraikan juga nama-nama tali untuk mengendalikan kuda, nama pekakan, nama-nama gaya kuda berlari (tangkeping sirig), cara duduk menunggang kuda, dan sifat-sifat kuda. Naskah ini merupakan salinan ketikan asli dari naskah KBG 605a. Ketikan dibuat oleh staf Dr. Pigeaud pada bulan Februari 1929. Pada h.2 disebutkan bahwa teks ini ditulis di Brebes pada warsa Alip dengan sengkalan: tataning guna samadya candra (1835 AJ = 1906 AD). Untuk keterangan lain yang relevan lihat MSB/P.144.6, Pr.49.5; LOr 2244 (2), 8562; dan KBG 605b."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CL.70-A 11.01
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Buku ini berisi berbagai hal tentang kuda. Isinya dibagi atas 3 bagian, yaitu: 1. Pengetahuan tentang sekujur tubuh kuda termasuk bagian mulut, kulit dan bulunya, berikut keterangan tentang ciri-ciri kuda yang baik dan yang tidak baik; 2. Pengetahuan tentang kuda yang ditulis dalam bentuk tembang karya Prabu Mangkurat di Kartasura; 3. Tambahan pengatahuan tentang kuda menurut kedokteran, seperti memilih kuda netina untuk bibit, cara memelihara kuda, mengawinkan kuda. Selain itu juga diuraikan tentang hewan lain, seperti sapi, kambing dan lamanya hewan mengandung anaknya/mengerami telurnya."
[Place of publication not identified]: Albert Rusche, [date of publication not identified]
BKL.0189-PR 20
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
Tjakra Dibrata
"Buku ini berisikan mengenai pengetahuan yang berkaitan dengan binatang kuda, karena kuda dianggap sebagai hewan peliharaan yang sangat banyak manfaatnya. Uraian di dalam buku ini meliputi hal pemilihan hewan kuda peliharaan dilihat dari bentuknya di bagian depan (kepala, leher, dada, punggung, kaki depan, anggota badan yang sebelah tengah, kemudian bagian belakang). Juga mengenai uraian bagaimana caranya mengenai pemasangan kaki kuda, jenis-jenis kuda, berbagai daerah baik di Jawa maupun di luar Jawa bahkan di luar negeri (penjelasan asal kuda), mengenai tanda-tanda cacat yang dimiliki kuda dan bagaimana cara-cara penanggulangannya, dan sifat-sifat dari kuda."
Betawi: Kangjeng Gupremen, 1915
BKL.0433-LL 42
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini berisi berbagai keterangan yang berkaitan dengan hukum-hukum dalam masyarakat, katuranggan kuda, cerita wayang, cerita menak, perhitungan hari dan sejarah para nabi. Pada h.85r terdapat keterangan tentang tahun penyalinan teks dengan sengkala ?tri panca pandhita ratu?, yaitu Wawu 1753 (1825-1826). Melihat bentuk tulisan diduga naskah ini ditulis oleh lebih dari satu orang. Sebagian besar teks-teks yang ditulis dalam naskah ini disusun dalam tembang macapat. Daftar pupuh sebagai berikut: 1) asmarandana; 2) dhandhanggula; 3) mijil; 4) sinom; 5) durma; 6) pangkur; 7) dhandhanggula; 8) kinanthi; 9) dhandhanggula; 10) mijil; 11) sinom; 12) dhandhanggula; 13) asmarandana; 14) mijil; 15) dhandhanggula; 16) mijil; 17) dhandhanggula; 18) asmarandana; 19) gambuh; 20) dhandhanggula; 21) pangkur; 22) durma; 23) megatruh; 24) sinom; 25) asmarandana; 26) dhandhanggula; 27) asmarandana; 28) pangkur; 29) durma; 30) kinanthi; 31) dhandhanggula; 32) asmarandana; 33) sinom; 34) pangkur; 35) mijil; 36) durma; 37) asmarandana; 38) pangkur; 39) durma; 40) kinanthi; 41) asmarandana; 42) asmarandana; 43) dhandhanggula; 44) pangkur; 45) sinom; 46) durma; 47) dhandhanggula; 48) dhandhanggula; 49) asmarandana; 50) durma; 51) sinom; 52) kinanthi; 53) dhandhanggula; 54) durma; 55) pangkur; 56) dhandhanggula; 57) dhandhanggula; 58) sinom."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PR.116-NR 90
Naskah  Universitas Indonesia Library