Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Robertha Setyani
Abstrak :
Kegiatan gugus kendali mutu di rumah sakit merupakan salah satu upaya dalam peningkatan mutu pelayanan di rumah sakit. Walaupun kegiatan tersebut telah diterapkan sejak tahun 1986 ternyata hasil lomba gugus pada Konvensi Nasional I memperlihatkan sebagian besar gugus memiliki kinerja yang kurang. Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan informasi tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja gugus kendali mutu di rumah sakit. Penelitian ini merupakan penelitian survai dengan total sampel. Unit analisa pada penelitian ini adalah gugus kendali mutu dengan jumlah sampel total populasi sebanyak 72 gugus peserta Konvensi Nasional II. Pengumpulan data untuk memperoleh informasi tentang tingkat kinerja gugus di dapat dari hasil penilaian yang dilakukan oleh juri pada konvensi nasional dan gambaran faktor yang berhubungan dengan kinerja gugus diperoleh dari data yang tercantum dalam risalah yang dibuat oleh gugus kendali mutu. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa dari 72 gugus yang diteliti ternyata 69,4% memiliki kinerja yang kurang; 68,7% pada rumah sakit di Jawa; 80,6% pada rumah sakit pemerintah; 58,3% didukung oleh pimpinan rumah sakit; 86,7% dengan anggota terbanyak 7 orang; 55,6% dengan tema perbaikan di bidang administrasi; 68,1% bertemu lebih dari dua belas kali untuk menyelesaikan sebuah tema perbaikan; 54,2% membuat program pelatihan gugus; 54,2% memiliki fasilitator bidang atau perawat; 55,6% belum pernah mengikuti Konvensi Nasional. Dari 9 variabel yang berhubungan dengan kinerja gugus, ternyata variabel yang menunjukan adanya hubungan bermakna yaitu :lokasi rumah sakit dengan nilai p = 0,001 dimana gugus yang berda pada rumah sakit di Jawa memiliki kinerja yang lebih baik dari pada di luar Jawa; dukungan pimpinan rumah sakit dengan nilai p = 0,01, dimana gugus yang didukung oleh pimpinan rumah sakit memiliki kinerja yang lebih baik dan pada gugus yang tidak mendapat dukungan dari pimpinan rumah sakit; program pelatihan gugus dengan nilai p = 0,02 dimana gugus yang membuat program pelatihan memiliki kinerja yang lebih baik dari pada gugus yang tidak merencanakan program pelatihan dan pendidikan fasilitator dengan nilai p 0,04. dimana gugus yang dibimbing oleh fasilitator berpendidikan sarjan muda atau sarjana memiliki kinerja yang lebih baik dari pada gugus yang dibina oleh fasilitator berpendidikan bidan atau perawat. Kesimpulan secara umum adalah gugus kendali mutu di rumah sakit memiliki kinerja yang kurang dan disarankan kepada: Rumah Sakit untuk meningkatkan komitmen pimpinan rumah sakit dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas sumberdaya manusia dan sumberdaya pendukung kegiatan gugus, membuat rencana pelatihan bagi anggota gugus; dan mengangkat fasilitator yang memiliki pendidikan minimal sarjana muda. Bagi Pusdiklat Kesehatan disarankan untuk: membuat pedoman pelatihan dan pedoman penilaian bagi gugus kendali mutu di rumah sakit, mengupayakan peningkatkan kualitas sumberdaya manusia pada rumah sakit khususnya bagi rumah sakit di luar Jawa; membuat program pelatihan untuk meningkatkan kesdaran pimpinan dalam mendukung kegiatan gugus. ...... Factor connecting With Quality Control Performance in a Hospital, Participant of Second National ConventionQuality control activities in a hospital is one of activities in improving service quality in the hospital. Although the activity has been applied since 1986 in fact the result of control competition of the first National Showed most of the control performances are below the standard convention. The purpose of this convention research is to find out information about factor connecting with the quality control performance in the hospital. These research uses survey with total sample, with the total amount of population samples are 72 controls, members of the second National Convention. Collecting data to get the control performance is found from mark assessed by juries and the description of factor relating with the control performance is found from summaries made by the control performance. The experiment result showed of the 72 controls searched factually 69,4% have inferior performances; 68,7% on hospital in Java; 80,6% on state-on red hospital; 58,3% supported hospital chairmen's; 86,7% with members mostly 7 person; 55,6% with their titles in improving in administration division; 68,1% met move then twelve times to complete an improvement theme; 54,2% made control training program; 54,2% have nurse to delivers facilitator; 55,6% have yet no attended National Convention. From 9 variables connecting with the control performance, in reality the variable showed a content correlation is geographic location of the hospitals with p=0,001, performance of quality control in the hospital in Java is better than out of Java; supported hospital chairmen's p=0,01. performance of quality control with supported hospital chairmen's is better than no supported chairmen's; the control training program with the p=0,02, performance quality control have training program is better than without training program; facilitator education p=0,04, performance quality control with facilitators having minimum formal education, i.e. Diploma is better than nurses The summary in general is the quality control performance in the hospital has inferior performance and suggested to: The Hospital should improve commitment of the leadership of the hospital to intensity the quality and the quality of human resources and of supporting control-activity resources, make a training plan for control members, and to promote the facilitators having minimum formal education i.e. Diploma For the center of the health of education and training advised to make training and grading standards for the quality control in the hospital, to accomplish enhancement of the quality of human resources in the hospital especially for the hospitals out of Java; make training program to a reich the leadership awareness since supporting the control activities.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T7765
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adam Talib Hamdani
Abstrak :
Keberhasilan pemasaran jasa pelayanan rumah sakit sangat ditentukan oleh pemahaman organisasi terhadap perilaku konsumen yang menjadi pelanggannya, terutama pada organisasi yang ingin mengembangkan Relationship Marketing. Dengan memahami perilaku pelanggan, organisasi dapat menerapkan upaya-upaya pemasaran yang jitu dan bertumpu pada kebutuhan dan keinginan pelanggan sehingga mampu meningkatkan keuntungan dan citra perusahaan. RS Omni Medical Center dalam dua tahun ini meluncurkan program Member Club sebagai upaya mempertahankan pelanggan loyal dengan strategi Relationship Marketing. Namun dari 1000 pelanggan loyal yang ditawarkan hampir 80% memberikan respon negatif, meskipun sampai saat ini mereka tetap memanfaatkan pelayanan RS Omni Medical Center. Sebagai lanjutan dari pengamatan di atas, dilakukan suatu studi kasus dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif untuk menemukan faktor-faktor yang menyebabkan pelanggan loyal memberikan respon negatif terhadap program tersebut, terutama dari sisi konsumen. Metode yang dilakukan adalah wawancara mendalam dengan beberapa pelanggan loyal yang tidak mengembalikan aplikasi dan memahami permasalahan, dilanjutkan dengan melakukan survey per telepon terhadap 83 responden serta melengkapinya dengan data sekunder dari rumah sakit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun banyak alasan yang dikemukakan pelanggan terutama yang berkaitan dengan masalah pelayanan dan fasilitas Member Club yang ditawarkan, namun penelitian ini menyimpulkan bahwa respon negatif terhadap program Member Club ternyata berhubungan dengan Customer Behavior pelanggan loyal ini. Ditemukan tiga faktor dari Customer Behavior yang berhubungan dengan respon negatif tersebut yaitu motivasi, pengaruh kelompok dan sub-budaya pelanggan. Dan pengamatan diketahui bahwa program Member Club RS Omni Medical Center memang belum memperhatikan ketiga faktor tersebut. Untuk membuat Member Club ini menjadi program Relationship Marketing yang berhasil, manajemen RS disarankan mengevaluasi kembali program Member Club. Perlu dibuat program Member Club yang cocok dengan Customer Behavior pelanggannya dan memperhatikan faktor motivasi, pengaruh lingkungan dan sub-budaya pelanggan. Hal yang tidak kalah penting untuk keberhasilan program ini adalah menciptakan produk yang memenuhi karakteristik yang diinginkan pelanggan.
Analysis Caused Factors that Loyal Customers of OMC Hospital Give Negative Responses to OMC's Member Club Program, 2002 Success in services marketing of hospital has been driven by organization understanding about behavior of the customers, especially in organization which wants to improve Relationship Marketing. By understanding behavior of customers, the organization can make right marketing efforts that based on customer needs and wants, makes profits and improves the organization image. In two recent year the Omni Medical Center Hospital released Member Club program as an effort to retain loyal customer with Relationship Marketing strategy. From 1000 loyal customers who were sent the applications, almost 80% gave negative responses, although they still use Omni Medical Center Hospital's services until now. As a follow up on the above observation, a case study was undertaken through qualitative and quantitative approaches. The study was designed to find factors that loyal customers gave negative responses to this program, especially from customers side. Deep interviews were conducted with five loyal customers who didn't turn back the applications and understood the topic, and continued with phone survey to 83 responder. The study was completed by the secondary data from this hospital. Although many reasons were told by customers especially related with services and Member Club facilities, the study concluded the negative responses were caused and related by Customer Behavior of the loyal customers. The study found three factors in Customer Behavior related with customer's negative responses. There were motivation, group influence and sub-culture. From observation, the Member Club was not focus on the three factors. To make the Member Club become successful Relationship Marketing program, the hospital management is suggested to re-evaluate this program. Focus to Customer Behavior especially on motivation, group influence and sub-culture are needed when the new Member Club will be made. The most important thing to success this program is creating product that meet customer needs and wants.
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T2535
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Djoko Rahadian Santo
Abstrak :
Rumah Sakit Bersalin (RSB) Asih merupakan rumah sakit bersalin yang telah berdiri sejak tahun 1978 dan merupakan salah satu pelopor rumah sakit yang didirikan oleh para dokter. Selama lebih dari 34 tahun RSB Asih telah berhasil memposisikan dirinya sebagai rumah sakit bersalin yang menjadi pilihan bagi masyarakat Jakarta dan sekitarnya untuk memperoleh pelayanan persalinan yang bermutu. Di tengah maraknya persaingan dalam industri kesehatan serta meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan penduduk di Jakarta RSB Asih menunjukkan penurunan dalam kegiatannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk menyusun sebuah perencanaan bisnis untuk RSB Asih dalam menghadapi kondisi persaingan yang ada. Melalui analisis situasi yang menelaah variabel eksternal dan internal dan memetakannya dalam matriks TOWS dan matriks IE terlihat posisi RSB Asih berada didalam kuadran Internal Fix It dan Hold and Maintain. Dari matching hasil kedua matriks ini dapat disimpulkan bahwa strategi yang paling tepat untuk dilakukan oleh RSB Asih adalah strategi Pengembangan Produk. Alternatif strategi terpilih yang dihasilkan dari penelitian ini, setelah ditentukan prioritasnya dengan menggunakan matriks QSPM adalah: (1) Pengembangan layanan unggulan Klinik Fetomaternal, (2) Pengembangan layanan yang berfokus pada penanganan Geriatri wanita, (3) Pengembangan Pelayanan Pemeriksaan Penunjang dan (4) Peningkatan status dan pelayanan dari RSB menjadi RSIA. Perencanaan bisnis untuk tahun 2013-2018 untuk melaksanakan alternatif strategi terpilih ini akan dipaparkan melalui sepuluh elemen yang meliputi visi dan misi, manajemen organisasi, rencana pemasaran, rencana operasional, sumber daya manusia, manajemen keuangan dan pendanaan, sistem informasi, analisis risiko dan rencana pengawasan. ...... Maternity Hospital (RSB) Asih is a maternity hospital that has been established since 1978 and is one of the pioneers of the hospital set up by The doctors. For more than 34 years RSB Asih has successfully positioned itself as a maternity hospital of choice for the people of Jakarta and surrounding areas do obtain quality service delivery. In the midst of competition in the healthcare industry as well as rising economic and population growth in Jakarta Asih RSB showed a decrease in activity. The purpose of this study is to develop a business plan for RSB Asih in the face of existing competition conditions. Using situation analysis that examines The internal and external variables and map them in a TOWS matrix and IE matrix, Ir is visible that RSB Asih is in a position within the Internal Fix It and Hold Ana Maintain quadrant. From the matching results of both these matrices can De concluded that the most appropriate strategy that should be done by RSB Asih is Product Development strategy. Selected strategic alternatives resulting from this study, as determined by using the matrix QSPM priorities are: (1) development of Clinical Fetomaternal superior service, (2) development of services that focus on the handling of Geriatric women, (3) development of supporting examination services (4) changing The status of services from maternity hospital to women and children hospital. Business plan for the year 2013-2018 to implement the selected alternative strategies will be presented through the ten elements which include: vision and mission, organizational management, marketing plan, operational plan, human resources plan, financial and funding plan, information systems, risk analysis and monitoring plan.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T35327
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gini Permana Sulastini
Abstrak :
Rs Jati Sampurna adalah salah satu rumah sakit umum swasta di Bekasi yang pada awal berdirinya adalah RSIA dan baru ditetapkan menjadi RSU pada tahun 2010. Pada tahun 2011, RS mengalami penurunan jumlah kunjungan pada poli pelayanan. Hal ini juga disertai adanya rumah sakit yang menjadi competitor yang memiliki layanan unggulan yang sama yaitu ibu dan anak.untuk mengatasi persaingan dengan rumah sakit competitor dan untuk meningkatkan jumlah angka kunjungan, maka rumah sakit merasa perlu untuk melakukan suatu analisis lebih mendalam untuk mengetahui pelayanan mana yang akan diprioritaskan untuk dapat menjadi unit bisnis di Rs jatisampurna yang paling baik untuk di kembangkan untuk mendukung layanan ibu dan anak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menetapkan strategic bisnis unggulan Rs Jati Sampurna tahun 2012-2017 dengan melakukan analisis lingkungan eksternal dan internal rumah sakit dengan menggunakan matriks TOWS untuk mengetahui positioning rumah sakit serta melakukan analisis pangsa pasar relative dan tingkat pertumbuhan produk layanan dengan menggunakan Matrik BCG sehingga diketahui positioning produk layanan di Rs. Jatisampurna. Hasil dari positioning rumah sakit adalah Rs. Jati sampurna berada pada future kuadran dengan positioning produk layanan adalah pada kuadran tanda Tanya. Produk layanan yang paling baik untuk dikembangkan menjadi unggulan adalah penyakit dalam karena memiliki pangsa pasar yang paling tinggi dan tingkat pertumbuhan paling tinggi dalam tujuh produk layanan di rs Jati sampurna . Alternatif strategi yang direkomendasikan adalah penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk. ......RS Jati Sampurna is a privately owned hospital in Bekasi, which at the beginning of its establishment was only a Women and Children's Hospital, and has since become a General Hospital in the year 2010. In 2011, the hospital decreased the number of patients in its outpatient service. During this same period of time, there are other hospitals within the same area which have the same main focus; providing healthcare to mothers and their children. To overcome the competition with other local hospitals, and to increase the number of outpatient visits it receives, RS Jati Sampurna feels the need to conduct in-depth analysis to determine which outpatient services will be the main business unit, and which services are best to develop in order to support the mother and child healthcare service. The purpose of this research is to determine the main business strategy of RS Jati Sampurna for the years 2012-2017. This research will include conducting external and internal analysis of the hospital with the TOWS matrix to know the hospital's position and also its relative market share and growth rate service products' analysis with BCG matrix to know the hospital's product services' position. The result of this analysis shows that the position of RS Jati Sampurna is at the future quadrant and the position of the hospital's service product is at the question mark quadrant. The best service product to be developed into the main business unit is the Internal Medicine Outpatient Service. It has the highest market share and highest growth rates of the seven products of RS Jati Sampurna's outpatient services. The recommended alternative strategies are market penetration, market development, and product development.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
T31821
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Suhatman
Abstrak :
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pasar Rebo selama Uji Coba Unit Swadana Daerah telah menunjukkan peningkatan kinerja termasuk pendapatan, yang mana dapat dinilai deviasi realisasi anggaran terhadap rencana anggaran semakin kecil dari tahun ke tahun anggaran berikutnya. Sehubungan dengan hal tersebut, perlu dikaji kegiatan penyusunan anggaran RSUD Pasar Rebo selama Uji Coba Unit Swadana Daerah. Tujuan penelitian adalah menganalisis kegiatan penyusunan anggaran hingga dikenali kegiatan, faktor-faktor keberhasilan, kekuatan dan kelemahan penyusunan anggaran RSUD Pasar Rebo. Kemudian dapat diberikan saran-saran atas kelemahan yang ada dalam kegiatan penyusunan anggaran tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian terapan dan studi kasus pada RSUD Pasar Rebo, sedangkan rancangan penelitian bersifat deskriptif analitik dan data-data yang diperoleh dianalisa secara kualitatif. Hasil penelitian dapat diketahui kegiatan penyusunan anggaran yang berbeda antara tahun anggaran 1992/1993 dengan 1993/1994 sampai 199511996, dimana pada tahun anggaran 1992/1993 penyusunan anggaran masih menggunakan cara ICW dengan pendekatan top down sedangkan tahun anggaran 1993/1994 sampai 1995/1996 telah menggunakan cara mirip PPBS dengan pendekatan bottom up. Faktor-faktor keberhasilan dari penyusunan anggaran dapat diketahui pada faktor pimpinan, manajemen, organisasi dan kornitmen staf. Dalam kesimpulan, dapat dikatakan sebagai kunci keberhasilan terletak pada SDM dan dana sebagai penunjang serta metode yang dipakai. Sebagai saran, perlu pendidikanikursus sistem Accrual Basis pada SDM yang terlibat dalam penyusunan anggaran. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk peningkatan pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah. ...... Pasar Rebo District General Hospital has shown a significant improvement on its performance during the trial of Unit Swadana Daerah, including on its revenue. The deviation between budget realization and budget planning keeps decreasing year after year. The study aims to analyze the budget planning process, so the planning activities, success factors, strengths and weaknesses can be identified. Further, suggestions to overcome the weaknesses can be given too. This is an applied study and a case study on Pasar Rebo District General Hospital, with an analytical descriptive design. The data collected were analyzed with a qualitative approach. The results show that there were different approaches applied in the periods of 1992/1993 and 1993/1994 until 199511996. The ICW method was applied in the 1992/1993 period with top down approach while the PPBS method was applied in the 1993/1994 until 1995/1996 period with bottom up approach. The success factors identified are leadership, management, organization and staff commitment. As a conclusion it can be said that the key of success depends on human resource, supporting funds, and the method applied. As a suggestion, it is necessary to perform educations and courses about Accrual Basis system for those who involve in the budget planning process. The results of this study are expected to be useful to improve the District General Hospital services. Bibliography : 40 (1977-1996)
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chicago: American Hospital Association, 1996
362.11 RYA a (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rockville: An Aspen Publication, 1985
362.110 68 HOS (2)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Boy Subirosa Sabarguna
Jakarta: Sagung seto, 2008
362.11 BOY a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library