Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Afif Kindri Bahar
"Penelitian ini merupakan studi yang membahas determinan kemiskinan dengan menggunakan data Susenas 2012 dan kemudian akan dilihat hubungan antara variable karakteristik rumah tangga tersebut serta dibandingkan dampak masing masing variabel di masing masing wilayah tersebut terhadap kemiskinan Penelitian ini menggunakan metode logistik pada data cross section Hal ini memiliki tujuan dan harapan agar kemiskinan semakin dapat diatasi serta Indonesia akan semakin membaik dalam jangka panjang Kata kunci Kemiskinan Perkotaan Pedesaan Karakteristik Socio economic dan Susenas 2012.

This study is a study that addresses the determinants of poverty using data Susenas 2012 Study aims to know the factors that affect poverty in urban and rural household level This study using logistic method on cross section data Demographic characteristics of households indicates the direction of education in accordance with previous studies while the manufacturing and agricultural sectors shows the probability to be poor compared to the trade and educational services Keywords Poverty Urban rural Household Characteristics and Susenas 2012.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S55857
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erna Kartika Sari
"ABSTRAK
Sebagai investasi bagi negara berkembang, pendidikan menjadi faktor kunci dan memainkan peran strategis untuk mewujudkan kesejahteraan. Teori modal sosial menyebutkan bahwa kualitas pendidikan yang baik akan menghasilkan kemampuan produktivitas yang tinggi dan membawa manfaat jangka panjang di dalam proses pembangunan. Bagi Indonesia hal ini menjadi prioritas melalui alokasi anggaran pendidikan minimal 20 persen dari porsi Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara APBN . Di sisi lain, akses pendidikan tersebut menjadi sulit bagi penduduk miskin, terutama di wilayah perkotaan dengan kompleksitas permasalahan perkotaan. Secara nasional, dalam rentang waktu 2007-2012 tercatat tingkat putus sekolah sebesar 43,39 persen Susenas BPS , demikian juga DKI Jakarta pada rentang tahun yang sama dengan rata-rata putus sekolah sebesar 38,86 persen yang didominasi oleh tingkat pendidikan menengah usia 16-18 tahun yaitu sebesar 38,92 persen. Anak yang mengalami putus sekolah pada usia ini tidak dapat melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi dan membatasi kemungkinan untuk dapat bersaing pada pasar tenaga kerja dengan kualitas pendidikan yang dimilikinya. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa karakteristik rumah tangga anak putus sekolah usia 16-18 tahun di DKI Jakarta tahun 2007-2013 adalah banyaknya jumlah anggota rumah tangga, jenis kelamin kepala rumah tangga, umur kepala rumah tangga yang relatif muda, usia ibu atau tingkat kematangan ibu pada saat menikah, tingkat pengeluaran perkapita rumah tangga, dan terbatasnya jumlah anggota rumah tangga lain selain kepala rumah tangga yang bekerja. Sebagai investasi bagi negara berkembang, pendidikan menjadi faktor kunci dan memainkan peran strategis untuk mewujudkan kesejahteraan. Teori modal sosial menyebutkan bahwa kualitas pendidikan yang baik akan menghasilkan kemampuan produktivitas yang tinggi dan membawa manfaat jangka panjang di dalam proses pembangunan. Bagi Indonesia hal ini menjadi prioritas melalui alokasi anggaran pendidikan minimal 20 persen dari porsi Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara APBN . Di sisi lain, akses pendidikan tersebut menjadi sulit bagi penduduk miskin, terutama di wilayah perkotaan dengan kompleksitas permasalahan perkotaan. Secara nasional, dalam rentang waktu 2007-2012 tercatat tingkat putus sekolah sebesar 43,39 persen Susenas BPS , demikian juga DKI Jakarta pada rentang tahun yang sama dengan rata-rata putus sekolah sebesar 38,86 persen yang didominasi oleh tingkat pendidikan menengah usia 16-18 tahun yaitu sebesar 38,92 persen. Anak yang mengalami putus sekolah pada usia ini tidak dapat melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi dan membatasi kemungkinan untuk dapat bersaing pada pasar tenaga kerja dengan kualitas pendidikan yang dimilikinya. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa karakteristik rumah tangga anak putus sekolah usia 16-18 tahun di DKI Jakarta tahun 2007-2013 adalah banyaknya jumlah anggota rumah tangga, jenis kelamin kepala rumah tangga, umur kepala rumah tangga yang relatif muda, usia ibu atau tingkat kematangan ibu pada saat menikah, tingkat pengeluaran perkapita rumah tangga, dan terbatasnya jumlah anggota rumah tangga lain selain kepala rumah tangga yang bekerja.

ABSTRACT
As an investment for developing countries, education is a key factor and plays a strategic role for the community welfare. The Social Capital Theory states that the quality of good education will result in high productivity and bring long term benefits in the development process. Investment on education sector also became one of priorities on Indonesia development plan which the government spent 20 percent from annual national budget. However, education still becomes difficult access to for the poor, especially in urban areas with the complexity of urban problems. In 2007 2012, Indonesia Central Bureau of Statistics recorded the level of school dropouts is around 43, 39 per cent Susenas, BPS . In DKI Jakarta, level of dropouts is 38, 86 per cent, dominated by student by age 16 18 years old or senior high school level. Student with dropouts, particularly in the age range, cannot continue education at higher level. In this condition, student with school dropouts will be limited the competition in labor market. The research found that the household characteristics of student with school dropouts in DKI Jakarta in 2017 2013 are the number of family member, gender of householder, the age of householder, maternal age, household spending per capita, and the limitation of household resources."
2015
T52074
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library