Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
L. Budi Triadi
Abstrak :
Pengembangan lahan rawa pasang surut saat ini masih diarahkan untuk budidaya padi. Budidaya ini memerlukan dukungan pelayanan pengelolaan air secara memadai. Akan tetapi saat ini sistem tata air pada lahan yang telah lama dibuka kurang berfungsi optimal. Beberapa upaya pernah dilakukan untuk mengatasi masalah, tetapi belum memberikan hasil yang memuaskan. Sejatinya masalah tersebut dapat diatasi melalui jaringan tata air yang baik. Untuk itu dilakukan penelitian ini dengan menggunakan simulasi numerik hidraulik 1 dimensi dengan metode Beda Hingga. Dalam penelitian disajikan dua opsi pengembanganjaringan tata air,yaitujaringan dengan pintu sekat dan kombinasi pintu sekat dan pintu ayun pada saluran Tersier. Dari studi ini diperoleh pembuktian bahwa penggunaan pintu sekat dapat mempertahankan muka air di saluran Tersier; pintu ayun menciptakan sirkulasi air; fungsi drainasi dapat dipenuhi dan saluran Primer serta Sekunder dapat digunakan sebagai alur pelayaran. Sebagai kesimpulan khusus dapat dikatakan bahwa sistem tata air yang dilengkapi pintu air mampu menghasilkan kinerja jaringan tata air yang optimum. Semen tara itu secara umum dapat disimpulkan bahwa opsi prasarana hidraulikyang tepat dapat mengatasi masalah sistem tata air di unit irigasi rawa pasang surut
Bandung: Kementrian Pekerjaan Umum, 2014
627 JTHID 5:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nuryanto Sasmito Slamet
Abstrak :
Shiplock merupakan salah satu pilihan paling baik untuk mengurangi emisi CO2 pada lahan gambut karena kemampuannya dalam mempertahankan elevasi muka air sungai namun bisa memenuhi kebutuhan masyarakat dalam memanfaatkan sungai sebagai jalur transportasi. Pemodelan numerik dilakukan untuk mengetahui efek suatu bangunan terhadap hidrodinamika sungai dan stabilitas rencana bangunan yang ada. Pemodelan tersebut dilakukan dengan skenario yang menggambarkan kondisi lapangan yang ada. Skenario pertama dilakukan untuk mengkalibrasi model numerik yang dikembangkan. Skenario optimum dilakukan dengan penambahan pelimpah samping berupa pipa berdiameter 12. Kesahihan suatu model dalam menirukan keadaan lapangan secara visual disajikan dengan penambahan nilai kuantitatif model numerik yang dikembangkan. Bangunan shiplock direncanakan pada tiga lokasi rencana di ruas sungai yang ditinjau. Nilai PBIAS dan RMSE model hasil pengembangan < 10% untuk lokasi 1 dan 2 serta 10% -15% di lokasi 3. Kenaikkan muka air akibat dari rencana bangunan shiplock dengan menambahkan pelimpah samping mencapai 1,135 m dilokasi 1, 1,39 dilokasi 2, dan 0,395 dilokasi 3. Simulasi stabilitas bangunan shiplock dilakukan dengan dua skenario, yaitu kombinasi cerucuk, pasir dan beton bertulanq, serta kombinasi cerucuk, timbunan tanah kerikil, combogrid. Skenario pertama mempunyai angka aman 2,9 dengan waktu konsolidasi 46,14 hari, sedangkan skenario kedua mempunyai angka am an 2,2 dengan waktu konsolidasi 35,48 hari.
Bandung: Kementrian Pekerjaan Umum, 2014
627 JTHID 5:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Habib Krisna Wijaya
Abstrak :
Peningkatan pembangunan kawasan perumahan menyebabkan terjadinya perubahan penggunaan lahan yang secara langsung berakibat pada berubahnya koefisien limpasan. Tujuan umum dari penelitian ini adalah menganalisis koefisien drainase pada berbagai tipologi drainase dan menentukan kriteria rancangan hidraulika untuk sistem drainase perumahan. Dari kriteria rancangan yang dihasilkan, diharapkan limpasan yang terjadi karena adanya kelebihan hujan dapat disalurkan seluruhnya melalui saluran drainase ke tempat penampungan. Dengan demikian kemungkinan terjadinya genangan dan banjir dapat dihindarkan serta nantinya air tersebut dapat dimanfaatkan untuk beberapa keperluan di peru mahan. Penelitian dilakukan di kawasan Bogor Nirwana Residence [jawa Barat) dari bulan Mei - Oktober 2013. Dari hasil pengukuran dan analisis data diperoleh nilai koefisien drainase untuk 3 tipoloqi saluran di perumahan tersebut. Berdasarkan koefisien drainase ini kemudian disusun kriteria rancangan untuk sistem jaringan drainase. Berdasarkan hasil analisis, limpasan yang terjadi dapat dialirkan melalui saluran drainase sehingga mencegah terjadinya banjir dan kemudian ditampung untuk persediaan air guna memenuhi pemeliharaan seharihari fasilitas umum di peru mahan, kebutuhan sehari-hari. Untuk itu dibutuhkan bak reservoir yang dilengkapi sedimentation trap. Dari hasil uji laboratorium terhadap kualitas air di saluran drainase, didapatkan bahwa air di saluran tersebut masih cukup baik dan dapat dimanfaatkan untuk air baku.
Bandung: Kementrian Pekerjaan Umum, 2014
627 JTHID 5:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Adang S. Soewaeli
Abstrak :
DAS Waianae hulu termasuk kawasan yang mempengaruhi sistem danau Tempe. Sekitar 37% luas lahan di daerah tangkapan Danau Tempe memiliki kemiringan lereng lebih dari 45%, dan sekitar 70% lahan peka terhadap erosi tanah. Sedimentasi yang terjadi berdasarkan data debit sedimen selama 20 tahun (1976-1995) adalah 519.000 m3 per tahun, dengan 74% berasal dari Sungai Waianae. Penelitian laju sedimentasi ini dilakukan untuk mengetahui tingkat laju sedimentasi saat ini dan Sub DAS mana yang menjadi sumber sedimentasi terbesar. Pendekatan metode dalam penelitian ini adolah dengan melaksanakan analisis lengkung sedimen dan analisis data debit runtut waktu. Hasil analisis data debit runtut waktu menunjukkan kualitas data debit banyak yang meragukan dan tidak realistis, sedangkan validasi lengkung debit tidak dapat dilakukan. Hasil analisis lengkung sedimen menunjukkan bahwa angkutan sedimen terbesar adalah Sub DAS Walanae-Sempajeruk. Laju erosi yang terjadi di DAS Waianae dati analisis sedimentasi sungai di Walanae-Ujung Lamuru sebesar 1.189.143 mi/tahun. Laju erosi ini mengalami peningkatan hampir 309% dari hasil kajian tahun 1976-1995 dari 384.060 mi/tahun menjadi 1.189.143 mi/tahun. Mengingat DAS Waianae ini masuk dalam DAS Super Prioritas dan hasil analisis laju sedimentasi menunjukkan kecenderungan naik maka konservasi lahan sudah harus menjadi prioritas utama.
Bandung: Kementrian Pekerjaan Umum, 2014
627 JTHID 5:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ardian Alflanto
Abstrak :
Data penelitian didapatkan dari tahun 2007-2012, untuk mendapatkan informasi hidrologi akuratyang diperlukan dalam pengelolaan Basis Data Sumber Daya Air Bidang Sabo. Data primer berupa geometri sungai, debit dan angkutan sedimen serta material dasar. Data sekunder terdiri dari inflow debit, sedimen runtut waktu, pemeruman, tataguna lahan, peta topografi, dsb. Metode analisa menggunakan deskriptifanalitik. Laju berkurangnya kapasitas waduk berdasarkan analisa data debit dan sedimen tahun 1956-1981 serta data pemeruman waduk tahun 1989- 2004, menunjukkan laju sedimentasi 4,19 juta mi/tahun. Kapasitas tampung waduk akan penuh endapan pada tahun 2021 atau lebih cepat 19 tahun dari desain. Distribusi sedimentasi 71,63% terendap di tampungan efektif, sisanya di tampungan non efektif Volume sedimen suspensi yang masuk Waduk sebesar 2,29 juta m3 (55%), serta sedimen dasar 1,90 juta m3 (45%). Sumber inflow sedimen waduk Mrica berasal dari Sub.DAS Merawu 55,93%, Sub. DAS Serayu Hulu 43,87%, dan Kali Lumajang 0,181 %. Hasil tahun 2010 sabo dam mikro beton di desa Bakal Kecamatan Batur Dataran Tinggi Dieng menunjukkan korelasi positij erosi lumpur dengan hujan. Tahun 2012 sabodam mikro tipe ambang segi tiga menunjukkan laju erosi lahan ken tang yang ditanam tegak lurus kontur dengan penutup lahanjerami, lebih kecil dari pada penutup lahan mulsa atau secara alami.
Bandung: Kementrian Pekerjaan Umum, 2014
627 JTHID 5:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ignasius D.A Sutapa
Abstrak :
Aceh Besar merupakan salah satu kabupaten yang terkena bencana alam gempa bumi dan tsunami di provinsi Nangroe Aceh Darussalam. Kualitas air permukaan dapat tercemar karena bencana alam tersebut. Sungai Krueng Raya dan Sungai Tanjung merupakan sumber air yang digunakan oleh masyarakat Kabupaten Aceh Besar. Tujuan penelitian ini adalah diperolehnya informasi kriteria mutu dan penetapan kelas air Sungai Tanjung dan Krueng Raya, serta jenis dan konsentrasi koagulan yang optimal untuk mengolah air sungai. Hasil penelitian didapat bahwa Air Sungai Krueng Raya dan Sungai Tanjung mengandung kekeruhan yang tinggi sehingga terklasifikasi dalam air kelas II berdasarkan PP No. 81/2001. Percobaan pengolahan telah dilakukan pada dua sungai tersebut dengan cara koagulasi-flokulasi menggunakan alat jar test untuk mendapatkan dosis koagulan optimum. Dosis optimum yang diperoleh adalah alumunium sulfat 35 ppm dengan efesiensi sebesar 66,1 persen dengan biaya bahan baku sebesar Rp 140,00 per m3 untuk pengolahan air Sungai Tanjung. Sedangkan koagulan optimum air Sungai Krueng Raya adalah aluminium sulfat 30 ppm dengan efesiensi sebesar 63,9 persen dengan biaya bahan baku sebesar Rp 120,00 per m3. Setelah koagulasi-flokulasi diperoleh penurunan kekeruhan air yang memenuhi syarat untuk diolah lebih lanjut menjadi air minum
Bandung: Kementrian Pekerjaan Umum, 2014
627 JTHID 5:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Lia Sadita
Abstrak :
Pesatnya perkembangan ilmu kegempaan, penelitian baru mengenai identifikasi sumber-sumber gempa, dan diterbitkannya "Peta Hazard Gempa Indonesia 2010 sebagai Acuan Dasar Perencanaan dan Perancangan Infrastruktur Tahan Gempa" oleh Kementerian Pekerjaan Umum pada tahun 2010, mendorong dilakukannya penelitian lebih lanjut terkait zonasi peta kegempaan untuk aplikasi pada bangunan air. Hal ini perlu dilakukan karena pentingnya pengaruh beban dinamik akibatgempa terhadap desain bangunan air. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan contoh aplikasi analisa dinamik dengan metoda time history pada bendungan beton agar dapat digunakan oleh para stakeholders. Lokasi penelitian dilakukan di Bendungan Semper, [awa Tengah. Parameter yang digunakan untuk analisis terdiri dari penentuan kriteria beban gempa untuk menggunakan MDE (Maximum Design Earthquake), dan penentuan metode analisis yang menggunakan analisis time-history linier. Analisis dilakukan setelah dibuatnya model struktur dan penentuan properti material pada bendungan tersebut. Berdasarkan hasil analisis Time-History untuk bendungan beton, tegangan prinsipal maksimum dan minimum yang terjadi masih dibawah kapasitas material, dan tegangan geser yang terjadi pada dasar pondasi pun memenuhi kapasitas gesernya. Evaluasi menunjukkan masih terpenuhinya persyaratan keamanan pada Bendungan Sempor akibat beban gempa 10.000 tahun.
Bandung: Kementrian Pekerjaan Umum, 2014
627 JTHID 5:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library