Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Erviana Indriani
"Pajanan kebisingan secara terus-menerus di tempat kerja dapat mengakibatkan peningkatan tekanan darah. PT. X merupakan pabrik tekstil yang memiliki mesin yang dapat menimbulkan kebisingan tinggi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara tingkat pajanan kebisingan dengan kejadian hipertensi pada pekerja di departemen spinning dan weaving. Desain studi yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional dengan besar sampel 103 pekerja yang dipilih dengan cara proportionate stratified random sampling. Variable independen pada penelitian ini adalah tingkat kebisingan dan variable dependen adalah kejadian hipertensi, dengan variable perancu yaitu karakteristik dan perilaku individu. Intensitas kebisingan di PT. X diketahui berada diatas NAB. Dari 103 pekerja, terdapat 35 (34%) pekerja mengalami hipertensi. Analisis intensitas kebisingan dengan kejadian hipertensi pada pekerja mnggunakan uji chi square diketahui tidak terdapat hubungan yang signifikan (p value: 0,136). Hasil yang signifikan dengan tekanan darah tinggi pada pekerja yaitu variable usia value: <0,033 dan kebiasaan merokok value: 0,036). Hasil analisis multivariate menunjukan bahwa pekerja yang bekerja pada intensitas kebisingan diatas NAB memiliki risiko mengalami hipertensi 3,172 kali lebih besar dibandingkan pekerja yang tidak bekerja pada intensitas kebisingan diatas NAB setelah dikontrol variable usia dan kebiasaan merokok. Pekerja yang terpapar kebisingan, memiliki usia >40 tahun, dan memiliki kebiasaan merokok berisiko mengalami hipertensi. Rekomendasi yang diberikan yaitu melakukan pengukuran tekanan darah secara rutin, melakukan rotasi kerja dan menggunakan peredam suara pada area produksi

Repeated noise exposure in the workplace may increase the blood pressure of workers. PT. X is a textile factory that has a machine that can cause high noise. This study aimed to determine the association between noise exposure with high blood pressure in workers in the department spinning, weaving, and dyeing. This study used cross sectional design with a sample size of 103 workers selected by proportionate stratified random sampling. The independent variable in this study is the noise exposure and the dependent variable is the high blood pressure, with confounding variables are individual characteristics and lifestyle. The result of noise exposure at PT. X above the threshold limit value (TLV) of noise. 35 (34%) out of 103 workers had hypertension. The result of statistic analysis with chi squre test showed no significant relationship between noise exposure with high blood pressure (p value: 0,136). High blood pressure has a significant relationship with age (p value: 0.033) and smoking habits (p value: 0.036). Multivariate analysis showed that workers exposed to noise above the TLV had a 3,172 times risk of hypertention han workers who were not exposed to noise above the TLV after being controlled by age and smoking habits. Workers who are exposed to noise, over 40 years old and have smoking habits have a risk of hypertension. Recommendations in this study are to measuring blood pressure routinely, rotating job, and using sound-absorbing material in the production area."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riska Reza Juliani
"Standar pelayanan kefarmasian di Rumah Sakit terdiri dari pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai dan pelayanan farmasi klinik. Kegiatan pelayanan farmasi klinik salah satunya seperti pemantauan terapi obat (PTO) (Depkes RI, 2009). Pemantauan terapi obat (PTO) adalah suatu proses yang mencakup kegiatan untuk memastikan terapi obat yang aman, efektif dan rasional bagi pasien. Kegiatan tersebut mencakup: pengkajian pilihan obat, dosis, cara pemberian obat, respons terapi, reaksi obat yang tidak dikehendaki (ROTD), dan rekomendasi perubahan atau alternatif terapi (Kemenkes RI, 2016). Proses PTO merupakan proses yang komprehensif mulai dari seleksi pasien, pengumpulan data pasien, identifikasi masalah terkait obat, rekomendasi terapi, rencana pemantauan sampai dengan tindak lanjut (Depkes RI, 2009). Proses tersebut harus dilakukan secara berkesinambungan sampai tujuan terapi tercapai. Pelaksanaan pemantauan terapi obat di RSUP Fatmawati telah dilaksanakan sesuai tatalaksana terapi. Berdasarkan hasil yang diperoleh ditemukan beberapa interaksi obat yang digunakan pada pasien G3P0A2 Hamil 26 minggu namun gejala atau reaksi dari interaksi tersebut tidak muncul pada pasien.

Pharmaceutical service standards in hospitals consist of management of pharmaceutical preparations, medical devices and consumable medical materials and clinical pharmacy services. One of the clinical pharmacy service activities is Monitoring drug therapy (Depkes RI, 2009). Monitoring drug therapy is a process that includes activities to ensure safe, effective and rational drug therapy for patients. These activities include: reviewing drug choices, dosages, methods of drug administration, therapeutic response, unwanted drug reactions, and recommendations for changes or alternative therapies (Kemenkes RI, 2016). This process is a comprehensive process starting from patient selection, patient data collection, identification of drug-related problems, therapy recommendations, monitoring plans to follow-up (Depkes RI, 2009). This process must be carried out continuously until the therapeutic goal is achieved. The monitoring of drug therapy at Fatmawati General Hospital has been carried out in accordance with the management of therapy. Based on the results obtained, several drug interactions were found in the patient G3P0A2 26 weeks pregnant, however, the patient did not have any symptoms or reactions from these interactions."
Depok: 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library