Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Maily
Abstrak :
Latar Belakang: Prevalensi hipertensi yang terkait dengan kelainan metabolik semakin meningkat. Penelitian sebelumnya menunjukkan terdapat keterkaitan antara inflamasi yang melibatkan TNF-α sebagai sitokin pro-inflamasi dengan hipertensi dan sindrom metabolik melalui stimulasi angiotensinogen. Penggunaan bahan yang berasal dari alam telah banyak diteliti sebagai alternatif obat hipertensi yang ada saat ini, Salah satunya adalah mangiferin (Mangifera indica Linn.) yang telah diketahui memiliki aktivitas antiinflamasi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efek mangiferin terhadap tekanan darah dan perubahan morfologi miokardium serta ekspresi mRNA dan kadar TNF-α di jantung, pada tikus yang diinduksi dengan diit tinggi fruktosa. Metode: Tikus jantan galur Sprague-Dawley, dibagi dalam 2 kelompok yaitu kelompok normal yang hanya diberi diit standar dan kelompok yang diberi diit standar disertai diit tinggi fruktosa. Induksi diit tinggi fruktosa dilakukan selama 6 minggu, dengan pemberian secara oral 60% fruktosa, dua kali sehari dengan dosis 1 mL per pemberian dan 10% fruktosa dalam air minum ad libitum. Kelompok diit tinggi fruktosa selanjutnya dibagi dalam 4 kelompok dengan pemberian terapi per oral selama 4 minggu sebagai berikut: kelompok pertama, sebagai kontrol negatif diberi carboxymethylcellulose 0,5% 1mL/hari; kelompok kedua diberi terapi mangiferin dosis 50 mg/kgBB/hari; kelompok ketiga diberi terapi mangiferin dosis 100 mg/kgBB/hari; dan kelompok keempat, sebagai kontrol positif diberi candersartan 10 mg/kg BB/hari. Pengukuran tekanan darah dilakukan setelah 6 minggu masa induksi dan setelah 4 minggu masa terapi. Pengukuran kadar trigliserida darah dilakukan sebelum masa induksi, setelah 6 minggu masa induksi dan setelah 4 minggu masa terapi. Pada akhir masa studi, hewan didekapitasi dan organ jantung diambil sebagian untuk pemeriksaan histopatologi dan sebagian sisanya untuk pemeriksaan ekspresi mRNA dan kadar TNF-α. Analisis kadar trigliserida dilakukan pada sampel darah. Hasil: Pemberian mangiferin dosis 50 dan 100 mg/kgBB/hari secara bermakna dapat menurunkan kadar trigliserida, tekanan darah, ekspresi mRNA TNF-α dan cenderung menurunkan kadar TNF-α pada jantung tikus, dibandingkan kelompok kontrol. Pemberian kedua dosis mangiferin secara bermakna juga dapat memperbaiki morfologi miokardium dengan menurunkan respon hipertrofi, dibandingkan dengan kelompok kontrol. Kesimpulan: Mangiferin mempunyai potensi untuk mengatasi hipertensi terkait kelainan metabolik melalui hambatannya terhadap TNF-α yang teraktivasi akibat diit tinggi fruktosa.
Background: Prevalence of hypertension in metabolic disorder increased. Previous study showed that there were a significant correlation between inflammation that involved TNF-α as pro-inflammation cytokine with hypertension and metabolic syndrome through stimulating angiotensinogen production. Many researches have been conducted on plant-based ingredients as alternative to the current hypertension medicines, such as mangiferin (Mangifera indica Linn.) which is well-known to have antiinflammation property. The aims of the present study is to evaluate the effect of mangiferin on blood pressure, the changes in morphology of myocardium, mRNA expression and level of TNF-α in heart tissue of rat with high fructose diet. Methods: Male Sprague-Dawley rats, divided in 2 groups, i.e., normal group fed with standard diet only and fructose group fed both standard and high-fructose diet. In the duration of 6 weeks, 60% fructose were given by direct oral ingestion, 1 mL twice a day and 10% fructose in drinking water ad libitum. The fructose group then divided further into 4 groups with different 4-week orally treatment. They were given: carboxymethylcellulose 0,5% 1mL/day, mangiferin at the dose of 50 mg/kgBW/day, mangiferin at the dose of 100 mg/kgBW/day, and candersartan at the dose of 10 mg/kg BW/day as positive control, respectively. The blood pressure was measured at the end of 6-week fructoce-induced and at the end of 4-week treatment. At the end of the study, all animals were decapitated. Half of the heart were taken for the histopathological assessment, and the remaining was for mRNA expression and level of TNF-α. The analysis of trigliseride level was conducted on blood samples. Result: The administration of mangiferin decreased the trigliseride level, the blood pressure, the expression of mRNA TNF-α and tends to decrease the level of TNF-α. It also improved the histology changes caused by high fructose diet. Conclusion: Mangiferin has a potency as antihypertension in high fructose rats at least in part related to its antiinflammation effect.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imam Syafi'i
Abstrak :
Bawang dayak mengandung naphtoquinon sedangkan herba ceplukan mengandung quersetin dan physalin yang memiliki efek antihipertensi. Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas antihipertensi kombinasi ekstrak bawang dayak dan herba ceplukan. Deksametason 0,02mg dan larutan NaCl 2,5% digunakan sebagai penginduksi hipertensi. Kelompok normal: akuades, kontrol negatif: CMC-Na 1%, kontrol positif: kaptopril 0,45mg, ekstrak bawang dayak 121,5mg, ekstrak herba ceplukan 232,5mg, dosis kombinasi 1 (BD 40.5mg + HC 77,5mg), dosis kombinasi 2 (BD 81mg + HC 155mg), dan  dosis kombinasi 3 (BD 121,5 mg + HC 232,5mg). Tekanan darah dan berat badan diukur setiap minggu selama 49 hari. Hasil uji antihipertensi menunjukan bahwa, dosis kombinasi 1, 2, dan 3 efektif menurunkan hipertensi dengan p<0,05 dibandingkan dengan tekanan darah pada hari 28. Dosis kombinasi 1 menurunkan tekanan sistolik 32 mmHg (27%), diastolik 29 mmHg (37%), dan MAP 30 mmHg (33%). Dosis kombinasi 1 sudah  cukup untuk menurunkan tekanan darah, kadar angiotensin 2, malondialdehid, VEGF, dan kaveolin-1 dalam plasma serta mengurangi penebalan dinding aorta.  ......Dayak onions contain naphtoquinone while herba ceplukan  contain quercetin and physalin which have antihypertensive effects. This study aimed to test the antihypertensive effectiveness of a combination of dayak onion extract and herba ceplukan. Dexamethasone 0.02mg and 2.5% NaCl solution are used as inducers of hypertension. Normal group: aquades, negative control: CMC-Na 1%, positive control: captopril 0.45mg, dayak onion extract 121.5 mg, herba ceplukan  extract 232.5 mg, combination dose 1 (BD 40.5mg + HC 77.5mg), combination dose 2 (BD 81 mg + HC 155 mg), and combination dose 3 (BD 121.5 mg + HC 232.5mg). Blood pressure and weight were measured weekly for 49 days. The results of the antihypertensive test showed that the combined dose of 1, 2, and 3 was effective in reducing hypertension by p<0.05 compared to blood pressure on day 28. The combination dose 1 lowered systolic pressure by 32 mmHg (27%), diastolic by 29 mmHg (37%), and MAP by 30 mmHg (33%). A combination dose of 1 is sufficient to lower blood pressure, levels of angiotensin 2, malondialdehyde, VEGF, and kaveolin-1 in plasma and reduce thickening of the aortic wall. 
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aggil Zulian
Abstrak :
Melinjo (Gnetum gnemon L.) mengandung senyawa bioaktif yang bermanfaat bagi kesehatan. Salah satu senyawa bioaktif pada melinjo adalah senyawa flavonoid golongan antosianin dan flavonol yang dapat berfungsi sebagai antihiperglikemia dan antihiperurisemia. Dalam penelitian ini akan dikaji kondisi operasi terbaik berdasarkan waktu dan konsentrasi pelarut. Ekstraksi dilakukan dengan metode dekoksi karena biaya yang relatif rendah, cocok untuk bahan alam dengan serat yang keras dan kuat, serta mudah dioperasikan. Pada proses ekstraksi, dilakukan penelitian dengan variasi waktu dan konsentrasi pelarut agar didapatkan kandungan total flavonoid tertinggi dengan standar kuersetin dari flavonoid kelompok flavonol. Kandungan flavonoid tertinggi diperoleh melalui ekstraksi selama 105 menit berpelarut etanol 80% sebesar 0,944 mg QE/mL. Pengujian LCMS terhadap ekstrak dari kondisi operasi terbaik menunjukkan adanya flavonoid jenis kaempferol-3-rhamnoside, quercitrin, dan quercetin 3,7 -dirhamnoside pada ekstrak. Kemampuan ekstrak sebagai antihiperglikemia dan antihiperurisemia diuji dengan metode in vitro dengan mengamati nilai inhibisi ekstrak terhadap enzim α-amilase untuk antihiperurisemia dan enzim xantin oksidase untuk antihiperurisemia. Berdasarkan pengujian in vitro antihiperglikemia dan antihiperurisemia, didapatkan  nilai inhibitory 50% (IC50) ekstrak terhadap enzim α-amilase sebesar 68,28 μg/mL dan enzim xantin oksidase sebesar 93,73 μg/mL. Nilai IC50 ekstrak terhadap enzim α-amilase dan xantin oksidase lebih lemah dibandingkan obat kimia sintetis Acarbose dengan IC50 65,37 μg/ml dan Allopurinol dengan IC50 6.75 μg/ml. ......Melinjo (Gnetum gnemon L.) contains bioactive compounds that are beneficial for health. One of the bioactive compounds in melinjo is the flavonoid group, including anthocyanins and flavonols, which can function as anti-hyperglycemic and anti-hyperuricemic agents. This study aims to investigate the optimal operating conditions based on time and solvent concentration for extraction. The decoction method was employed for extraction due to its relatively low cost, suitability for natural materials with tough and strong fibers, and ease of operation. The extraction process involved variations in extraction time and solvent concentration to obtain the highest total flavonoid content with quercetin as the standard, which is a flavonol compound. The highest flavonoid content was obtained through extraction for 105 minutes using 80% ethanol as the solvent, with a value of 0.944 mg QE/mL. LCMS analysis of the extract obtained from the optimal operating conditions revealed the presence of kaempferol-3-rhamnoside, quercitrin, and quercetin 3, 7 - dirhamnoside flavonoids. The extract's ability as an anti-hyperglycemic and anti-hyperuricemic agent was evaluated through in vitro testing by observing the inhibitory values of the extract against α-amylase enzyme for anti-hyperglycemia and xanthine oxidase enzyme for anti-hyperuricemia. Based on the in vitro testing, the extract exhibited an inhibitory concentration of 50% (IC50) of 68.28 μg/mL against α-amylase enzyme and 93.73 μg/mL against xanthine oxidase enzyme. Nilai IC50 ekstrak terhadap enzim α-amilase dan xantin oksidase lebih lemah dibandingkan obat kimia sintetis Acarbose dengan IC50 65,37 μg/ml dan Allopurinol dengan IC50 6.75 μg/ml.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laurentio Daniel Caesar Perdana Putra
Abstrak :
Hipertensi adalah penyakit dengan prevalensi yang tinggi, terutama pada kelompok lanjut usia. Obat golongan calcium channel blocker (CCB) kelompok dihidropiridin merupakan salah satu obat lini pertama dalam pengobatan hipertensi yang telah terbukti baik dari sisi efikasi dan keamanannya. Namun, efek samping yang dihasilkan adalah refleks takiaritmia sehingga dikembangkan CCB dihidropiridin generasi keempat seperti cilnidipine bertujuan untuk mengurangi efek samping ini dengan mekanisme kerja pada dua lokasi, yaitu menghambat kanal kalsium tipe L dan tipe N sehingga dapat dirancang analog-analog senyawa baru berdasarkan cilnidipine. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh prediksi potensi dari beberapa senyawa yang dirancang berdasarkan analog dari cilnidipine dan memperoleh salah satunya, yaitu senyawa dibenzil 4-(3-klorofenil)-2,6-dimetil-1,4-dihidropiridin-3,5-dikarboksilat melalui proses sintesis serta hasil uji karaterisasi. Penelitian ini diawali dengan penambatan molekuler senyawa target terhadap makromolekul tipe-L (6JP5) dan tipe-N (7VFW) dengan hasil energi bebas ikatan (ΔG) dan konstanta inhibisi (Ki) yang lebih baik dibandingkan cilnidipine pada kedua makromolekul. Senyawa target kemudian disintesis menggunakan microwave dalam pelarut etanol. Hasil sintesis dimurnikan menggunakan kromatografi lapis tipis preparatif dan diperoleh rendemen sebesar 1,02%. Elusidasi struktur dilakukan terhadap senyawa target dan diperoleh senyawa target dengan nama IUPAC dibenzil 4-(3-klorofenil)-2,6-dimetil-1,4-dihidropiridin-3,5-dikarboksilat yang telah dikonfirmasi dengan spektroskopi IR, 1H-NMR,13C-NMR, dan LC–MS/MS. ......Hypertension is a disease with a high prevalence, especially in the elderly. The dihydropyridine group of calcium channel blocker (CCB) is one of the first-line drugs in the treatment of hypertension which has been proven in terms of efficacy and safety. However, the resulting side effect is tachyarrhythmia reflex, so the fourth generation of dihydropyridine CCBs such as cilnidipine was developed. The aim is to reduce this side effect by acting at two locations, by inhibiting type L and type N calcium channels so that new analogue compounds based on cilnidipine can be designed. This study aims to obtain potential predictions of several compounds designed based on analogues of cilnidipine and to obtain one of them, namely dibenzyl 4-(3-chlorophenyl)-2,6-dimethyl-1,4-dihydropyridine-3,5-dicarboxylate through synthesis process and characterization. This research was initiated by molecular docking of target compound to macromolecules of type-L (6JP5) and type-N (7VFW) with better bond free energy (ΔG) and inhibition constant (Ki) results than cilnidipine in both macromolecules. The target compound was then synthesized using a microwave in ethanol solvent. The synthesis results were purified using preparative thin layer chromatography with a yield of 1.02%. Structural elucidation was carried out on the target compound and the target compound with IUPAC name dibenzyl 4-(3-chlorophenyl)-2,6-dimethyl-1,4-dihydropyridine-3,5-dicarboxylate was obtained which was confirmed by IR spectroscopy, 1H-NMR, 13C-NMR, and LC–MS/MS.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Dewa Gde Budhi Asthana
Abstrak :
Latar belakang: Pada era ini, penyakit hipertensi sudah banyak menyerang usia yang lebih muda kisaran 30 – 50 tahun. Salah satu obat antihipertensi yang banyak digunakan di Indonesia adalah amlodipin. Efek samping obat ini adalah Serostomia yang ditandai dengan penurunan lajur alir saliva. Umumnya penurunan laju alir saliva disertai dengan penurunan pH. PH saliva yang menurun dapat meningkatkan faktor risiko karies gigi. Tujuan : Menganalisis hubungan antara konsumsi obat antihipertensi amlodipin terhadap pH saliva sebagai indikator risiko karies. Metode : Penelitian ini menggunakan desain analitik komparatif dengan desain cross sectional. Jumlah subjek dalam penelitian ini adalah 60 orang yang dibagi menjadi 30 pasien hipertensi yang mengonsumsi obat antihipertensi amlodipin sebagai kelompok uji dan 30 individu normal yang tidak menderita hipertensi sebagai kelompok kontrol. Pengambilan sampel berdasarkan metode consecutive sampling. Hasil : Terdapat perbedaan bermakna antara pH saliva antara kelompok uji dan kelompok kontrol (p<0.05). Kesimpulan : pH saliva tidak terstimulasi dan terstimulasi pada pasien yang mengonsumsi amlodipin lebih rendah dibandingkan individu normal yang tidak menderita hipertensi ......Background: In this era, hypertension has attacked many younger age range of 30-50 years. One of the most widely used antihypertensive drugs in Indonesia is amlodipine. The side effect of this drug is Xerostomia which is characterized by salivary flow rates decreased. Generally a decrease in salivary flow rate is accompanied by Saliva pH decreased. Decreased salivary pH can increase risk factors for dental caries. Objective: To analyze the relationship between consumption of amlodipine antihypertensive drugs to salivary pH as an indicator of caries risk. Method: This study used a comparative analytic with cross sectional design. The number of subjects in this study were 60 people who were divided into 30 hypertensive patients who consumed amlodipine antihypertensive drugs as a test group and 30 normal individuals who did not suffer from hypertension as a control group. Sampling is based on consecutive sampling method. Result: There was a significant difference between salivary pH between the test group and the control group (p <0.05). Conclusion: Saliva pH not stimulated and stimulated in patients taking amlodipine lower than normal individuals who did not suffer from hypertension
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Sulistiarini
Abstrak :
Tingginya prevalensi penyakit hipertensi di Indonesia akan mempengaruhi pola penggunaan obat antihipertensi di fasilitas kesehatan. Penggunaan obat di fasilitas kesehatan harus mengacu pada Formularium Nasional. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan obat antihipertensi di Puskesmas Kecamatan Kembangan Jakarta Barat pada tahun 2015-2016 menggunakan metode Anatomical Therapeutic Chemical/Defined Daily Dose ATC/DDD . Desain penelitian ini adalah deskriptif dengan pengambilan data secara retrospektif dari resep pasien. Antihipertensi diklasifikasikan berdasarkan kode ATC dan dihitung kuantitasnya dalam satuan DDD dan DDD/1000 pasien/hari. Sampel adalah resep pasien dengan obat antihipertensi pada tahun 2015 hingga 2016. Berdasarkan hasil analisis, diperoleh kuantitas penggunaan antihipertensi yang dinyatakan dalam DDD dan DDD/1000 pasien/hari pada tahun 2015 adalah 44.158,33 dan 1,3950. Nilai DDD dan DDD/1000 pasien/hari pada tahun 2016 adalah 78.651,92 dan 2,3311. Obat antihipertensi yang menyusun 90 penggunaan obat pada tahun 2015 dan 2016 adalah amlodipin dan kaptopril. Persentase kesesuaian penggunaan obat antihipertensi dengan Formularium Nasional pada tahun 2015 dan 2016 adalah 84,62 dan 81,82 . Hasil penelitian menunjukkan obat antihipertensi yang paling banyak digunakan pada tahun 2015 dan 2016 adalah amlodipin dan kuantitas penggunaan obat antihipertensi pada tahun 2016 lebih tinggi dibandingkan tahun 2015. ......The high prevalence of hypertension will affect drug utilization pattern of antihypertensive in healthcare facilities. The use of drugs in healthcare facilities should refer to the national formulary. This study was aimed to evaluate the drug utilization of antihypertensive at Puskesmas Kembangan, West Jakarta 2015 2016 with ATC DDD Anatomical Therapeutic Chemical Defined Daily Dose method. It was a descriptive study. Data was collected retrospectively from patient prescriptions. Antihypertensive classification based on ATC and the quantity was counted by DDD and DDD 1000 patients day. Samples were patient prescriptions that contain antihypertensive drug within period 2015 till 2016. Based on the analysis, quantity of drug utilization in DDD and DDD 1000 patients day in 2015 were 44,158.33 and 1.3950. DDD and DDD 1000 patients day in 2016 were 78,651.92 and 2.3311. Antihypertensive drugs made up drug utilization 90 in 2015 and 2016 were amlodipine and captopril. The percentages of compatibility of antihypertensive usage with national formulary in 2015 and 2016 were 84.62 and 81.82 . The result of this study showed the most used antihypertensive in 2015 and 2016 was amlodipine and the quantity of antihypertensive utilization in 2016 was higher than 2015.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
S69658
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ligar Galarliyasa
Abstrak :
Latar belakang: Penderita hipertensi yang rutin mengonsumsi obat antihipertensi memiliki resiko lebih tinggi untuk mengalami karies gigi. Kapasitas buffer menjadi salah satu faktor protektif utama gigi terhadap karies gigi karena kapasitas buffer yang ada di dalam saliva berfungsi sebagai penetralisir pH dalam rongga mulut. Mengonsumsi obat antihipertensi dapat menimbulkan efek samping berupa pengurangan sekresi saliva (serostomia). Kapasitas buffer saliva berhubungan erat dengan laju aliran saliva pada rongga mulut. Ketika laju aliran saliva pada individu menurun, maka kapasitas buffer pada juga akan menurun. Tujuan: Menganalisis perbedaan kapasitas buffer saliva terstimulasi pada kelompok yang mengonsumsi obat antihipertensi amlodipin dan yang tidak mengonsumsi obat antihipertensi amlodipn. Metode: Saliva terstimulasi 30 individu yang mengonsumsi obat antihipertensi amlodipin (subjek) dan 30 individu yang tidak mengonsumsi obat antihipertensi amlodipin (kontrol) dikumpulkan dengan cara mengunyah non-flavoured parafin wax untuk kemudian diukur kapasitas buffer nya dengan menggunakan buffer test foil pack. Hasil: Terjadi perbedaan bermakna pada kapasitas buffer saliva tersimulasi antara kelompok subjek dan kelompok kontrol. Kesimpulan: kapasitas buffer dalam saliva terstimulai pada kelompok subjek [6.0 ( 4 – 9 )] lebih rendah dibandingkan dengan kelompok kontrol [9.5 ( 7 – 12 )] yang mana berdasarkan analisis statistik, hal tersebut berbeda bermakna secara signifikan. ......Background: Hypertension patients who routinely take antihypertensive drugs have a higher risk to suffer from dental caries. Buffer capacity is one of the main protective factors of teeth against dental caries because buffer capacity in saliva functions as a neutralizing pH in the oral cavity. Taking antihypertensive drugs can cause side effects such as reduced salivary secretion (xerostomia). Buffer capacity in saliva is related to the flow rate of saliva in the oral cavity. When the salivary flow rate in an individual decreases, the buffer capacity of that individual will also decrease. Objective: to analyze the difference of buffer capacity stimulated saliva in the group whose taking amlodipine and those who did not take amlodipine. Method: Stimulated saliva of 30 individu who consumed amlodipine (subjects) and 30 individu who doesn’t experience hypertensive (controls) were collected by chewing non-flavored paraffin wax and then buffer capacity was measured by using a buffer test foil pack. Result: There were significant differences in the buffer capacity of stimulated saliva between the subject and control groups. Conlusion: the buffer capacity in the subject group [6.0 (4-9)] is lower than the control group [9.5 (7-12)] which is significantly different by statistical analysis.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Febri Laurent Susilowati Larosa
Abstrak :
Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat di mana seorang apoteker melakukan pekerjaan kefarmasian. Apoteker merupakan bagian dari tenaga kesehatan yang mempunyai kewenangan dan kewajiban untuk melakukan pekerjaan kefarmasian yaitu pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat, serta pengembangan obat. Dalam mengola apotek, seorang apoteker harus mampu melaksanakan peran profesinya sebagai tenaga kesehatan yang mengimplementasikan ilmu pengetahuannya dalam memberikan pelayanan kefarmasian yang terbaik, serta mampu menjalankan peran manajerial di apotek. Karena pentingnya peran apoteker dalam mengelola apotek, maka dilakukan Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di apotek. Kegiatan tersebut bertujuan agar calon apoteker dapat memahami secara langsung mengenai peranan apoteker di apotek, sebagai sarana pelatihan untuk menerapkan ilmu yang telah didapatkan, serta mempelajari segala kegiatan dan permasalahan yang ada di apotek. Tugas khusus yang diberikan saat Praktik Kerja Profesi Apoteker adalah “Analisis Perencanaan Persediaan Obat Antihipertensi di Apotek Roxy Jakasampurna”. Tugas khusus ini bertujuan untuk melatih dan meningkatkan pemahaman terhadap perencanaan pengadaan yang baik di apotek, sehingga dapat menghindari terjadinya penumpukan dan kekosongan stok obat di apotek. ......Pharmacy is a pharmaceutical service facility where a pharmacist performs pharmaceutical work. Pharmacists are part of health workers who have the authority and obligation to carry out pharmaceutical work, namely manufacturing including quality control of pharmaceutical preparations, procurement, storage and distribution of drugs, drug management, drug services based on doctor's prescriptions, drug information services, and drug development. In managing a pharmacy, a pharmacist must be able to carry out his professional role as a health worker who implements his knowledge in providing the best pharmaceutical services, and is able to carry out a managerial role in a pharmacy. Because of the important role of pharmacists in managing pharmacies, a Pharmacist Professional Work Practice (PKPA) is carried out in pharmacies. This activity aims so that prospective pharmacists can understand the role of pharmacists in pharmacies, as a means of training to apply the knowledge that has been obtained, as well as learn about all activities and problems that exist in pharmacies. The specific task given during the Pharmacist Professional Practice is "Analysis of Antihypertensive Drug Inventory Planning at the Roxy Jakasampurna Pharmacy". This special task aims to train and improve understanding of good procurement planning in pharmacies, so as to avoid the accumulation and emptiness of drug stock in pharmacies.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2021
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ifani Pinto Nada
Abstrak :
Pasien hipertensi yang menggunakan terapi obat kombinasi dalam pengobatannya dapat menimbulkan interaksi obat. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk menganalisis interaksi obat antihipertensi pada pasien hipertensi. Desain penelitian adalah cross sectional dan bersifat deskriptif. Data yang digunakan adalah data sekunder dari resep pasien hipertensi rawat jalan di RSUD Pasar Minggu dengan metode retrospektif pada periode Juli - Desember 2016. Pengambilan sampel dilakukan secara proportionate stratified systematic random sampling. Terdapat 240 lembar resep 49,1 dari 489 lembar resep yang mengalami interaksi obat. Jenis interaksi obat yang paling banyak terjadi adalah antihipertensi dengan antidiabetik, yaitu sebanyak 67 kasus 26,8. Terdapat 140 kasus 56 dengan tingkat keparahan interaksi obat moderat dan 110 kasus 44 dengan tingkat keparahan interaksi obat mayor. Prevalensi kejadian interaksi obat antihipertensi di RSUD Pasar Minggu yang terjadi sebesar 49,1. ...... Hypertensive patients who use drugs combination therapy in their treatment can cause drug interactions. The purpose of this study was to analyze the potential of antihypertensive drug interaction in hypertensive patients. The study design was cross sectional and descriptive. The data used was secondary data from hypertensive outpatient prescription at Pasar Minggu regional public hospital with a retrospective method in the period July December 2016. Sampling technique using proportionate stratified systematic random sampling. The result of analysis, 240 49,1 out of 489 prescriptions experience drug interactions. The most common type of drug interactions was antihypertensive with antidiabetic, which was 67 cases 26,8. There were 140 cases 56 with moderate drug interaction severity and 110 cases 44 with major drug interaction severity. The prevalence of antihypertensive drug interaction occurrence at Pasar Minggu Hospital was 49.1.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
S68513
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Norma Andriyani
Abstrak :
ABSTRAK
Lerkanidipin adalah antihipertensi generasi ketiga dari penghambat kanal kalsium (antagonis kalsium) golongan dihidropiridin. Obat ini efektif dalam pengobatan pasien dengan hipertensi ringan sampai sedang tanpa mempengaruhi denyut jantung. Sebagai obat yang digunakan dalam kondisi serius, obat ini perlu dilakukan uji bioekivalensi sehingga perlu dikembangkan metode bioanalisis yang handal, cepat, dan memiliki sensitivitas yang tinggi. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk memperoleh metode yang optimum dan tervalidasi untuk menganalisis lerkanidipin dalam plasma menggunakan Kromatografi Cair Kinerja Ultra Tinggi tandem Spektrometri Massa (KCKUT-SM/SM). Pemisahan dilakukan menggunakan kolom Waters AcquityTM UPLC C18 1,7 μm (2,1 x 100 mm) dengan fase gerak berupa campuran asam format 0,1% - metanol (20:80 v/v) dengan elusi isokratik, suhu kolom 30 oC, laju alir 0,2 mL/menit dan menggunakan amlodipin sebagai baku dalam. Deteksi massa dilakukan dengan Waters Xevo TQD tipe Electrospray Ionization (ESI) positif pada mode Multiple Reaction Monitoring. Lerkanidipin terdeteksi pada nilai m/z 612,11 > 280,27 dan amlodipin terdeteksi pada nilai m/z 409,1 > 238,15. Metode preparasi sampel yang optimum adalah metode ekstraksi cair-cair dengan 5 mL campuran n-heksana ? etil asetat (50:50 v/v) sebagai pengekstraksi, pengocokan dengan vorteks selama 3 menit, pemutaran dengan sentrifugasi 4000 rpm selama 20 menit, evaporasi dengan gas nitrogen suhu 50 oC selama 30 menit, serta direkonstitusi dengan 100 μl fase gerak. Metode ini linear pada rentang 0,025 ? 10 ng/mL dengan r ≥ 0,9986. Akurasi dan presisi secara intra hari dan antar hari memenuhi persyaratan dengan nilai % diff dan % KV tidak melebihi ± 15% dan tidak lebih dari ± 20% untuk konsentrasi LLOQ. Selain itu, metode ini memenuhi persyaratan selektivitas, carry over, stabilitas, integritas pengenceran, dan efek matriks sesuai Guideline on Bioanalytical Method Validation oleh European Medicines Agency tahun 2011.
ABSTRACT
For the past five years, China?s economic growth has been increased significantly. However, public perception of the product from China is still not good. Based on that problem, the objective of this research is to analyze the influence of the country of origin towards the purchase intention. This research applied the quantitative approach with 100 respondents who have the willingness to buy the Xiaomi?s smartphone, as the sample. The result of this research indicates that the country of origin has a significant effect towards the purchase intention.
2016
S65170
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>