Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 252 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Oxford: Clarendon Press, 1986
594.5 HAN
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Siahaan, Ira Theresia
"Laporan BPJS Ketenagakerjaan menunjukkan realisasi pencapaian AR belum optimal dimana jumlah tenaga kerja aktif membayar premi hanya 25% dari total jumlah angkatan kerja di Indonesia (BPJS Ketenagakerjaan, 2022). Kazmi dan Javaid (2020) menemukan terdapat hubungan positif antara dukungan atasan yang dirasakan terhadap peningkatan kinerja dimediasi oleh identifikasi organisasi. Untuk mengetahui pengaruh dukungan atasan yang dirasakan terhadap kinerja Account Representative (AR) BPJS Ketenagakerjaan, penelitian dibagi menjadi dua studi kuantitatif. Studi pertama melihat peran mediasi identifikasi organisasi terhadap hubungan dukungan atasan yang dirasakan dan kinerja Account Representative pada 160 partisipan dengan menggunakan kuesioner. Pengolahan data studi pertama menggunakan Uji Mediasi Hayes dan Uji Korelasi Pearson. Hasil penelitian studi pertama menemukan peran identifikasi organisasi terhadap dukungan atasan yang dirasakan dan kinerja memiliki pengaruh partial mediation. Hal tersebut menunjukkan dukungan atasan yang dirasakan memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan meskipun tanpa mediasi identifikasi organisasi. Studi kedua dilakukan untuk melihat perubahan hubungan dukungan atasan yang dirasakan terhadap kinerja karyawan yang di mediasi oleh identifikasi organisasi dengan melakukan intervensi terhadap identifikasi organsiasi. Intervensi pendekatan identifikasi sosial digunakan untuk melihat pengaruh dukungan atasan yang dirasakan dalam meningkatkan kinerja Account Representative BPJS Ketenagakerjaan dengan melibatkan 21 partisipan. Hasil penelitian kedua menunjukkan terdapat perubahan pengetahuan pada evaluasi pembelajaran, reaksi, dan perilaku pada evaluasi intervensi. Namun hasil analisa Uji T-Test Berpasangan Wilcoxon terhadap evaluasi pembelajaran menunjukkan pendekatan identifikasi sosial tidak berdampak signifikan pada hubungan dukungan atasan yang dirasakan dan kinerja Account Representative sebelum dan sesudah intervensi.

The latest report from BPJS Ketenagakerjaan indicates that the performance of the Account Representative has not been ideal: only 25% of Indonesia's total workforce are actively paying their premiums (BPJS Ketenagakerjaan, 2022). Kazmi and Javaid (2020) discovered a positive correlation between perceived supervisor support and performance improvement, which was mediated by organizational identification. To investigate the impact of perceived supervisor support on the performance of Account Representatives (AR) at BPJS Ketenagakerjaan, the research was divided into two quantitative studies. The first study examined the mediating role of organizational identification in the relationship between perceived supervisor support and the performance of Account Representatives, involving 160 participants who completed a questionnaire. Data from the first study was processed using Jamovi with Hayes Mediation Test and Pearson Correlation Test. The finding revealed that organizational identification partially mediated the relationship between perceived supervisor support and performance, indicating that perceived supervisor support significantly influences employee performance, even in the absence of organizational identification mediation. The second study aimed to observe the change in the relationship between perceived supervisor support and employee performance, mediated by organizational identification, following an intervention targeting organizational identification. A social identification approach intervention was implemented to assess the impact of perceived supervisor support on enhancing the performance of Account Representatives at BPJS Ketenagakerjaan, involving 21 participants. The results of the second study indicated a shift in knowledge in learning assessment, reactions, and behavior in the intervention assessment. However, the paired Wilcoxon T-Test analysis of the learning assessment suggested that the social identification approach did not have a significant impact on the relationship between perceived supervisor support and the performance of Account Representatives before and after the intervention."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iman Santoso
"Among twenty one isolates, obtained from "aren" (Aretga Rinnata) vinegar, 10 isolates were identified as acetic acid bacteria, belong to genus Acetobacter. Isolates no. 12 was used as inoculum for vinegar fermentation. Saccharomyces cerevisiae (Y-17) was provided by University of Indonesia Culture Collection.
Two hundred fifty grams of pineapple (Ananas comosus) peel was boiled for 1.5 hours and then filtered to obtain the extract. Aquadest was added into substrate to obtain 1 litre of extract and then added with 15% or 20% castor sugar. Substrate was sterilised at 121°C for 10 minutes.
Fermentation was carried out in syrup bottle containing 540 ml substrate. Approximately 60 ml of starter containing mix-culture with diffrent ratio of 1 day old S. cer visiae (106 cfu/ml) and 5 days old Acetobacter sp. no.12 {10 cfu/ml) was inoculated into the substrate. The ratio of yeast cells to bacteria were follow: (1:1); (2:1); (3:1} or (4:1). Fermentation was set up in room temperature (3O -- 32°C for 1 month. The concentration of acetic acid was titrated with standarised NaOH.
Result of this study showed that substrate with 15% sugar yielded (1.1 - 1.4)% acetic acid. The average acetic acid concentration from substrate with 20% sugar were (0.44 - 0.89%). It was concluded that substrate with 15% sugar gave higher concentration and the best ratio of starter was (1 : 1)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Subroto Ary
"Pembangunan Nasional pada hakekatnya adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya, dengan Pancasila sebagai dasar, tujuan dan pedoman. Pembangunan nasional dilakukan serta dilaksanakan merata diseluruh tanah air dan tidak hanya untuk suatu golongan atau sebagian dari masyarakat; tetapi untuk seluruh masyarakat. Lebih jelas lagi dinyatakan bahwa pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur yang merata materiil dan spirituil berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang merdeka, berdaulat, bersatu dan berkedaulatan rakyat dalam suasana perikehidupan bangsa yang aman, tentram, tertib dan dinamis dalam lingkungan pergaulan dunia yang merdeka, bersahabat, tentram dan damai.
Indonesia sebagai suatu negara yang luasnya 5.173.250 km2, ditambah ± 1.577.300 mil ZEE, terdiri data. ± 17.000 pulau dan dipisahkan oleh selat dan laut didiami ± 500 (lima ratus) suku bangsa dengan berbagai ragam kebudayaan, adat istiadat, nilai-nilai budaya serta bahasa yang berlainan satu dengan yang lain. Disamping merupakan salah satu kebudayaan nasional yang mewarnai persatuan dan kesatuan bangsa, juga rawan dengan berbagai potensi perpecahan bilamana tidak dikendalikan dengan baik."
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jan Susilo
"ABSTRAK
Dalam usaha "World Health Organization" (WHO) untuk mencapai "Health for all by the year 2000" telah ditempuh banyak usaha dalam semua bidang untuk menaikkan taraf hidup manusia di seluruh dunia sehingga dapat hidup lebih baik dan produktif.
Pemerintah dan masyarakat dunia telah menyambut tantangan ini dan telah dibentuk garis haluan dan proyek-proyek yang dapat diberlakukan untuk mencapai tujuan tersebut, dengan mempertimbangkan problema kesehatan yang dihadapi dan dana yang tersedia. Untuk mencapai tujuan yang telah digariskan WHO, perlu diperhatikan dan dilaksanakan 8 azas "Primary Health Care" tersebut, yaitu :
1. Peningkatan persediaan dan mutu makanan
2. Penyediaan air bersih dan sanitasi.
3. Imunisasi anak terhadap penyakit infeksi.
4. Penyediaan obat esensial.
5. Pendidikan.
6. Kesehatan ibu dan anak.
7. Pencegahan dan penanggulangan penyakit endemik.
8. Pengobatan yang sesuai untuk penyakit umum dan luka.
Butir pertama, kedua dan keempat tidak berhubungan dengan penyakit jamur, butir ketiga yaitu dalam bidang imunisasi masih dalam tahap penelitian.
Masalah mikosis dapat dikaitkan dengan lima dari delapan azas
"Primary Health Care" tersebut, yaitu :
a. Pendidikan
Penyuluhan pendidikan kesehatan mengenai masalah yang berhubungan dengan timbulnya penyakit jamur dan cara pencegahannya dapat diberikan secara sederhana kepada masyarakat.
b. Kesehatan ibu dan anak
Penyakit jamur yang berupa keputihan dapat menimbulkan banyak masalah sejak seorang ibu hamil dan bila tidak ditangani dengan tuntas dapat ditularkan pada bayi yang akan dilahirkan dan menimbulkan berbagai masalah berupa "oral thrush", yaitu bercak putih pada selaput lendir inulut yang menyerupai sisa susu. Infeksi ini kemudian dapat menimbulkan gangguan saluran cerna berupa diare yang dapat disertai "diaper rash" yaitu kemerahan kulit sebatas popok.
c. Pencegahan dan penanggulangan penyakit endemik setempat. Penyakit jamur dapat merupakan salah satu penyakit endemik setempat misalnya tinea imbrikata dan histopiasmosis; juga dapat sebagai penyulit penyakit endemik lain misalnya aspergilosis dan kandidiasis pada tuberkulosis.
Pencegahan dapat dilakukan dengan memperhatikan :
1. kebersihan pribadi untuk mencegah terutama mikosis superfisialis
2. kebersihan lingkungan untuk menghilangkan sumber infeksi, misalnya membersihkan kotoran burung dan ayam yang mudah ditumbuhi Cryptococcus neoformans dan Histoplasma capsulatum."
1992
D351
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Masalah dalam mengimplementasikan metode algoritma k-means adalah menentukan jumlah cluster sebelum melakukan klasifikasi. Untuk mengatasi masalah ini, maka para peneliti mengusulkan suatu variasi dari algoritma k-means, yaitu algoritma adaptif k-means. Dalam penelitian ini, algoritma ini dipakai untuk melakukan pengenalan wajah. Sistem yang dibuat dalam penelitian ini dibagi ke dalam dua bagian utama, yaitu proses pelatihan dan proses pengujian. Dalam proses pelatihan, dibentuk sebuah himpunan eigenface dari himpunan citra latih. Masing-masing citra latih ini diproyeksikan terhadap eigenface untuk memperoleh bobot citra latih. Bobot citra latih akan di-cluster-kan dengan algoritma adaptif k-means. Kontribusi utama penulis dalam penelitian ini adalah dalam proses menemukan jumlah cluster (k) yang tepat pada algoritma adaptif k-means, dimana jumlah cluster akan terus ditambahkan (mulai k = 2) sampai kondisi terdapat ada cluster baru yang tidak memiliki anggota (cluster kosong). Dalam proses pengujian, citra uji akan dicari identitasnya. Pencarian identitas dilakukan dengan mencari jarak euclidean terpendek antara bobot citra uji dengan citra latih dari dalam cluster terdekat. Pengujian dilakukan dengan citra wajah yang terdapat dalam pangkalan data, yang akan disebut citra internal, dan dengan citra wajah bukan bagian dari pangkalan data, yang akan disebut citra eksternal, dimana identitas citra eksternal ini terdapat dalam pangkalan data juga. Dari hasil pengamatan diperoleh bahwa algoritma adaptif k-means dapat mengurangi jumlah proses identifikasi citra uji dengan tetap mempertahankan rate pengenalan dalam batas yang wajar (robust)."
620 JURTEL 16:2 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Antonia Retno Tyas Utami
"Indonesia mengalami Kejadian Luar Biasa (KLB) polio pada tahun 2005. Di tiga kabupaten Lebak, Serang dan Sukabumi merupakan 58,9% kasus KLB nasional. Tujuan penelitian ialah diketahuinya besar risiko spesimen yang tidak memenuhi ketepatan waktu ambiI terhadap risiko basil pemeriksaan negatif virus polio di laboratorium nasional polio di Bandung dan Jakarta.
Pada studi potong lintang (cress-.seclionalO terhadap semua sampel spesimen yang pertama yang diambiI dari kasus acute fkrcid paralysis (AFP) selama tahun 2005 dari tiga kabupaten. Data berasal dari laboratorium nasional polio tentang identitas kasus AFP, tanggal lumpuh, tanggal' ambil spesimen, tanggal kirim, tanggal diterima, kondisi diterima, tanggal proses, tanggal dan basil uji. Di samping itu dilakukan konf rmasi lapangan untuk data tempat pengambilan spesimen, fasilitas, dan tenaga surveilans. Analisis faktor-faktor risiko terhadap risiko relatif (RR) basil pemeriksaan negatif virus polio menggunakan regresi Cox.
Prevalensi basil negatif dari sampel adalah 31,46%, Hasil negatif pada masa awal KLB Februari-April (60%) dan akhir KLB Juli-Desember 2005 (66,2%), dan yang terendah pada bulan Mei-Juni (15,5%). Faktor-faktor yang berkaitan secara signifikan terhadap risiko basil pemeriksaan negatif virus polio pada spesimen meliputi faktor tidak tepat waktu ambit spesimen, kabupaten asal spesimen, dan periode bulan pengambilan. Keterlambatan pengambilan spesimen mempertinggi risiko basil pemeriksaan negatif virus polio sebesar 70% dibandingkan dengan spesimen yang diambil tepat waktu [risiko relatif suaian (RN = 1,70; 95% interval kepercayaan (CI): 1,01 - 2,88).
Selama masa awal dan akhir KLB, perhatian khusus harms diberikan terhadap ketepatan waktu pengambilan spesimen dan kabupaten asal spesimen untuk memperkecil risiko basil pemeriksaan negatif virus polio.

In 2005 Indonesia had a polio outbreak of positive wild polioviruses (WPV). The three districts namely Lebak, Serang and Sukabumi contributed 59.% of total national cases. The aim of this study was to identify the risk of late collection of stool specimen for negative detection of poliovirus.
A cross sectional study conducted on all acute flaccid paralysis (AFP) surveillance's stool speciment from the three districts tested for polio virus in Bandung and Jakarta national polio laboratory in 2005. Data derived from laboratory registry books for case identity, date of paralysis onset; spesiment collection: sent; recieved; testing process; and result of test. In addition, field visits were conducted to the three districts for confirmation on data collecting methods, and human resources. Analysis was using Cox regression method for relative risk (RR).
The prevalence of negative results was 31,46%. Negative results during early stage of outbreak in February -April was 60% and late stage July- December was 66.2%, while in May -June was Ioweer (15.5%). Factors that significantly associated with the risk of poliovirus negative results were late of speciment collection, district origin of speciment and period of month speciment collection. Late than on time collection for first stool speciment had 70% increased risk to be negative results (adjusted relative risk =-1.70; 95% confidence intervals = 1.01 - 2.88).
During early and late stage of polio outbreak, special attention should be taken for timing of speciment collection and district origin of speciment to minimize risk of negative detection of poliovirus.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T19089
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Rahmawati
"Pencegahan dan pemberantasan penyakit, merupakan prioritas pembangunan kesehatan masyarakat di Indonesia. Hal ini tidak hanya terbatas pada upaya pengobatan, melainkan juga pencegahan terhadap kematian dan kecacatan. Menurut WHO, polio merupakan salah satu penyakit penyebab kecacatan. Pada tahun 1992, diperkirakan adanya 140.000 kasus baru kelumpuhan akibat poliomyelitis diseluruh dunia, dimana jumlah anak-anak yang menderita lumpuh sebesar 10 sampai 20 juta orang. Sedangkan jumlah kasus AFP (Accute Placcid Paralysis yaitu kasus lumpuh layuh yang belum tentu polio) yang ditemukan sampai dengan tanggal 15 Desember 2005 adalah 1.351 anak di bawah usia 15 tahun.
Polio adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus polio, dan dapat mengakibatkan terjadinya kelumpuhan yang permanen. Walaupun penyakit ini dapat menyerang semua kelompok umur, namun kelompok umur yang paling rentan adalah umur < 3 tahun (50-70% dari semua kasus polio). Pelaksanaan surveilans AFP tahun 2005?2006 menemukan 305 kasus polio yang tersebar di 47 Kabupaten/Kota pada 10 Provinsi. Surveilans AFP dilakukan melalui tata laksanan kasus AFP dan penegakan diagnosis oleh laboratorium. Sampai sejauh ini belum diketahui bagaimana validitas penapisan AFP untuk diagnosis polio.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui validitas penapisan AFP untuk diagnosis polio di Indonesia. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan pendekatan kuantitatif. Data yang digunakan adalah data sekunder Surveilans AFP Depkes tahun 2005. Populasi penelitian ini adalah semua anak usia kurang dari 15 tahun yang mengalami kelumpuhan secara tiba-tiba dan terjaring oleh petugas surveilans daerah yang mendapatkan pemeriksaan spesimen di laboratorium untuk menegakkan diagnosis polio yaitu sebanyak 1.601 pasien. Sedangkan, sampel penelitian adalah anak usia kurang dari 15 tahun yang mengalami kelumpuhan secara tiba-tiba dan terjaring oleh tenaga surveilans daerah (n = 1.601).
Gejala penapisan AFP berupa layuh, akut, dan kelumpuhan mempunyai sensitivitas 98,5%, gejala demam mempunyai sensitivitas 91,7%, sedangkan gejala gangguan rasa raba mempunyai sensitivitas 21,9%. Nilai Prediksi Positif (NPP) yang paling tinggi terdapat pada gejala demam (29,4%), kemudian diikuti dengan gejala gangguan rasa raba. Nilai ini menunjukkan sebanyak 29,4% pasien penapisan AFP dengan gejala demam yang ternyata menunjukkan polio positif.
Nilai Prediksi Negatif (NPP) tertinggi terdapat pada gejala gangguan rasa raba (75%) dan yang paling rendah adalah gejala kelumpuhan dan demam (60%). NPP menunjukkan bahwa 75% pasien penapisan AFP diagnosis polio negatif tidak memiliki gejala gangguan rasa raba. Dari gejala yang ada, yang mempunyai likelihood rasio positif (LR+) tertinggi adalah gejala demam (1,205) artinya gejala demam 1,205 kali lebih banyak ditemukan pada pasien penapisan AFP diagnosis polio positif. Persentase diagnosis polio pada penapisan AFP ini sebesar 0,256.
Tujuan surveilans AFP adalah untuk menjaring sebanyak-banyaknya penderita AFP, sehingga yang perlu diperhatikan adalah nilai sensitivitas gejala penapisan AFP untuk diagnosis polio.Dari penelitian ini disimpulkan bahwa empat gejala (flaccid, akut, kelumpuhan, dan demam) cukup sensitif untuk diagnosis polio positif pada penapisan AFP. Sedangkan gejala gangguan rasa raba kurang sensitif untuk diagnosis polio positif pada penapisan AFP. Peningkatan sensitivitas pada gejala gangguan rasa raba dapat dilakukan dengan meningkatkan kualitas data gejala gangguan rasa raba. Peningkatan keahlian tenaga kesehatan dalam diagnosis gejala klinis penderita AFP dapat melalui pendidikan dan pelatihan mengenai anamnesis penyakit."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Leonard Williem
Springfield, Illinois: Charles C. Thomas, 1971
364.12 LEO c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Agusdini Banun Saptaningsih
"Telah dilakukan penellUan aktivitas antibakteri dari getah tumbuhan EtLphorba ant iquorvin. Linn terhadap kuman Pseticloraon.as aer-ugnosa ATCC 27853 dan Staphylococcus aureus ATCC 25923 dan
antijamur terhadap jamur Tr?Lcophyton rubrvJrL. dan Cand?Lda aLbtcans,
yaitu dengan menentukari aktivitas anti bakteri dan antijamur
dengan metoda cakram serta menentukan kadar hambat minimal dengan
metoda pengenceran tabung.
Dalam penelitian mi diunakan getah segar dan getah yang
di k er I ngk an. Penyar I an dli ak uk an dengan menggunak an sothl et
dengan pelarut petroleum benzefi, kloroform, etanol dan air.
Hasil penelitlan menunjukkan báhwa getah segar, sari etanol
95°% dan sari air menunjukkan aktivitas antibakteni terhadap kuman
Pseudoraonas aeruetnosa ATCC 27853 dan StaphyLococcvs avreus ATCC
26923 dan aritijamur terhadap jamur Tricophyton rubrwn, sedangkan
sari petroleum benzen dan sari kloroform tidak mempunyai
aktivitas antlbakteri dan antijamur terhadap kuman dan jamur uji.
Dari seiuruh sari dan getah segar E'uphorbiLa ant iquoruin Linn
yang diuji, kadar hambat minimal yang terendah adalah 488,28
g,/cc., yaltu dari sari etanol dan getah segar terhadap
Staphylococcus aureus dan getah segar terhadap TriLcophyton
rubrum.. Kadar hambat minimal yang ten ti nggi adal ah 31,25 mgVcc
yaltu kadar hambat minimal getah segar, sari ètanol 95°% dan sari
air dari getah EuphorbiLa ant Lquorvia Linn terhadap Psezidomonas
aerunosa ATCC 27853."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1991
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>