Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Nurun Najib
"ABSTRAK
Penelitian ini melihat proses konstruksi identitas keagamaan yang terjadi di Ngruki dan implikasinya pada relasi sosial antar warga. Dari proses penelitian tersebut, ditemukan bahwa relasi sosial yang terbentuk di Ngruki sangat dipengaruhi oleh identitas keagamaan yang melekat pada diri individu maupun kelompok. Berdasarkan persamaan maupun perbedaan identitas keagamaan tersebut, selain akhirnya warga Ngruki terpolarisasi menjadi kelompok Islam Desa dan Islam Pesantren, juga memiliki jalinan relasi sosial dengan pola yang unik. Identitas keagamaan kelompok Islam Pesantren yang berwatak skripturalistik dan berseberangan dengan identitas keagamaan Islam Desa yang lokalistik memainkan peran yang sangat penting dalam menjalin relasi sosial diantara mereka. Sehingga semakin tinggi tingkat perbedaan identitas keagamaan yang mereka miliki berbanding lurus dengan relasi sosial yang terbentuk. Maka untuk menjembatani relasi sosial yang berjarak ini perlu ada ruang publik yang bisa diakses bersama tempat di mana kedua kelompok ini bertemu.

ABSTRACT
This research aims to look at the constructions of religious identity that occurs in Ngruki and the implications for social relations. It was found that social relations is formed in Ngruki strongly influenced by religious identity inherent in individual and community. Based on similiarities and differences in religious identity, eventually the society polarized in Islam Pesantren and Islam Desa, also has the unique fabric of social relation. Religious identity of Islam Pesantren which has scripturalistic character and religious identity of Islam Desa which has localistic character have important role to make social relation among them. The differences of religious identity equal to the formed of social relations. Then to bridge the social relation which has social distance needs public sphere accessed among them."
2013
T35682
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christy Tisnawijaya
"Tesis ini membahas transformasi identitas agama yang dilakukan oleh tokoh utama di dalam novel Maryam karya Okky Madasari (2013). Identitas agama dalam novel Maryam yaitu: Ahmadiyah dan Islam (Islam pada umumnya). Pemaknaan identitas agama dalam oposisi biner identitas agama benar dan identitas agama sesat, oleh pemuka agama dan aparatus negara, menyebabkan terjadinya konflik identitas agama. Transformasi identitas agama sebagai strategi bertahan tokoh Maryam dalam konflik identitas agama tersebut, dianalisis dengan berbagai konsep identitas: Hall (1999), Gilroy (1999) dan Woodward (1999).

This thesis presents the transformation of religious identity performed by the main character in Okky Madasari?s work, Maryam (2013). Religious identities discussed in the novel namely: Ahmadiyah and Islam (Islam in general). Religious leaders and state apparatuses classify religious identities into righteous identity as opposed to deviant identity; such binary opposition leads to conflicts. Transformation of religious identity performed by Maryam as her strategy to survive in the conflicts is discussed with various identity concepts: Hall (1999), Gilroy (1999) and Woodward (1999).
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2015
T44247
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riris Loisa
"Disertasi ini membahas bagaimana wacana vernakuler kelompok minoritas berbasis agama ketika mentransformasi identitasnya serta mengkonstruk realitas keberagaman melalui medium gerakan sosial. Penelitian dilakukan berdasarkan teori wacana vernakuler dan teori konstruksi sosial atas realitas dalam paradigma konstruktifis kritis, dengan menerapkan metode studi kasus instrumental tunggal, didukung dengan analisis naratif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa wacana vernakuler kelompok yang tertindas, menggambarkan bagaimana mereka memaknai realitas dan mendefinisikan serta mentransformasi identitas mengacu pada ideologi agama sebagai referensi primer dan ideologi politik. Wacana vernakuler tidak hanya bersifat deskriptif, tetapi juga konstruktif terhadap identitas dan realitas keberagaman yang diproyeksikan melalui gerakan sosial bersama aliansinya.

This dissertation focuses on how is the vernacular discourse of a religious minority group when they transform their identity and construct diversity through the medium of social movement. The research was conducted based on the theory of vernacular discourse and the social construction of reality within the critical constructivism paradigm, applying a single instrumental case study method, supported by narrative analysis.
The result showed that the vernacular discourse of oppressed group, describes how they interpret reality, define and transform identity, based on religious ideology as the primary reference and based on political ideology. Furthermore, vernacular discourse is not merely descriptive, but also constructive toward the projected identity and reality of diversity through social movement with its alliances."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
D2163
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tiara Evelina
"Skripsi ini membahas proses resiliensi wanita usia dewasa awal terhadap identitasnyaa sebagai anggota dari Komunitas Salafi Ahlus-Sunnah wal Jamaah Masjid Fatahillah, Beji, Depok. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode Life-History yang kemudian dianalisis menggunakan teori Resiliensi yang dikaitkan dengan teori Identitas oleh Richard Jenkins. Hasil penelitian ini mendapatkan kesimpulan bahwa identitas merupakan sesuatu yang harus terus diproduksi dan direproduksi untuk dapat diakui keabsahannya di mata orang lain, dan setiap orang memiliki kecenderungan untuk membentuk citra tertentu untuk ditampilkan di hadapan orang lain. Resiliensi terhadap identitas tersebut dipengaruhi oleh banyak faktor, dan hal ini berlaku tanpa terkecuali terhadap identitas wanita Salafi yang notabene terikat dengan norma-norma berbasis religi yang sangat kuat.

The focus of this thesis is the resiliency process of women who are members of Salafi Ahlus-Sunnah wal Jamaah Community, Fatahillah Mosque, Beji, Depok. This research is a qualitative research, using Life-History method and then being analyzed with Reciliency theory linked with Identity theory by Richard Jenkins. This research suggests that identity is something which always have to be produced and re-produced to be acknowledged by others, and everyone has a the tendency to built particular image to be shown to others. Reciliency of Identity influenced by many factors, and it occurs to everyone includes Salafi women who even tied to a very strong religion-based norms.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S52764
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yasintus Toin Runesi
"Tesis ini merupakan penelisikan teoritis mengenai pluralitas masyarakat semasa ini, dalam kerangka pemikiran teori kritis Axel Honneth. Berangkat dari faktisitas sosio-politik, yang ditandai dengan intensitas keragaman nilai, ideologi, gaya hidup, terjadi pula penajaman perbedaan identitas entah itu bersifat etno-kultural maupun etno-religius. Akibatnya, di satu sisi, kita menemukan dalam masyarakat adanya gejala eksklusivitas mayoritas terhadap minoritas, atau antaretnis dan antaragama akibat gesekan-gesekan sosial, dan di sisi lain, ada upaya untuk mengatasi problem semacam itu dengan mendorong inklusivitas sosial dalam masyarakat. Dengan menggunakan teori pengakuan Axel Honneth, yang dipahaminya sebagai sarana realisasi-diri individu, tesis ini menyatakan bahwa melalui pengakuan intersubjektif, terbuka kemungkinan masyarakat semasa menemukan jalan dialog bagi kebertemuan yang secara legal-normatif menjamin hidup bersama secara berdamai dan berkeadilan. Sehubung itu, dalam tesis ini, pengakuan intersubjektif disebut sebagai prinsip pro-eksistensi masyarakat plural.

This thesis is a theoretical scrutinize of the plurality of contemporary society, in the framework of critical theory of Axel Honneth. Departing from socio-political facticity, which is characterized by the intensity of the diversity of values, ideology, lifestyles, there is also sharpening difference whether it is the identity of ethno-cultural as well as ethno-religious. What emerges is, on the one hand, we find in society the symptoms of exclusivity between different societies, majority against minority, or interethnic and interreligious due to social friction, and on the other, there is an attempt to overcome such problems by encouraging social inclusiveness in agonistic society. By using the theory of Axel Honneth of intersubjective recognition, which is understood as a means of individual selfrealization, this theses states that through intersubjective recognition, opens the condition of finding the path of dialogue during the society for meeting between different socially community, which legally guarantees coexist peacefully and equitably. In this way, I call intersubjective recognition as the principle of proexistence in a plural society."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
T43830
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Gusti Ngurah Made Budiana Setiawan
"Penelitian ini berangkat dari pertanyaan mengenai konversi yang pada umumnya terjadi dari penganut agama-agama lokal ke agama-agama Samawi, karena mendapatkan legalitas dari negara. Namun pada komunitas Paguyuban Perguruan Budaya Tirta Padepokan Segara Gunung terjadi sebaliknya, berkonversi dari agama-agama Samawi ke ajaran Budaya Tirta. Meskipun demikian, ketentuan pemerintah yang mengharuskan setiap warga negara memeluk salah satu agama resmi menyebabkan komunitas ini memilih Hindu sebagai agama resminya. Sebagian lagi beradhesi, tidak mengubah identitas agamanya, namun tetap menjalankan ajaran dan praktik-praktik peribadatan dari ajaran Budaya Tirta. Hal ini menimbulkan beberapa pertanyaan. Pertama, gejala sosial apakah yang dapat diketahui dari komunitas ini? Kedua, mengapa komunitas ini menginterpretasikan ajaran Budaya Tirta sebagai bagian dari agama Hindu. Ketiga, bagaimana ajaran Budaya Tirta dan agama Hindu saling terkait dalam memberikan fungsi psikologis bagi komunitas paguyuban ini? Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah ethos (etos) dan world view (pandangan hidup) dari Clifford Geertz, tahap-tahap konversi dari Lewis R. Rambo dan Charles E. Farhadian, dan rekacipta tradisi dari E.J. Hobsbawn dan Terrence O Ranger. Penelitian ini bersifat kualitatif, dengan teknik pengumpulan data dilakukan melalui metode participation observation (pengamatan terlibat), in-depth interview (wawancara mendalam), dan studi pustaka. Penelitian ini juga merupakan suatu bentuk ottoetnografi karena memakai pengalaman pribadi untuk menjelaskan kasus yang dipelajari oleh peneliti. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada komunitas ini meskipun memeluk agama-agama Samawi, namun etos dan pandangan hidup dari agama lokal sebelumnya tidak hilang, yang “tersimpan” melalui kearifan lokal dan tradisi-tradisi Kejawen yang masih dilaksanakan oleh mereka. Komunitas ini juga menginterpretasikan ajaran Budaya Tirta sebagai bagian dari agama Hindu karena konsep etos dan pandangan hidupnya sejalan dengan ajaran Hindu. Dalam kaitannya dengan konsep pandangan hidup, pemahaman tentang Tuhan dalam agama Hindu bersifat pantheistik. Dalam kaitannya dengan nilai-nilai etos merujuk pada sejarah perkembangan agama Hindu di Indonesia yang banyak menyerap unsur-unsur kepercayaan dan tradisi lokal Nusantara. Keterkaitan dengan sejarah perkembangan agama Hindu menyebabkan komunitas ini melakukan rekacipta tradisi keagamaan yang sesuai dengan ajaran Hindu.

This study starts from questions of conversion, that generally occurs from adherents of local religions to Samawi religions, which is supported by legality of government. But there is an opposite occurs for the community of Paguyuban Perguruan Budaya Tirta Padepokan Segara Gunung, which converting from Samawi religions to the teaching of Budaya Tirta. Nevertheless, the government's regulation that requires every citizen to embrace one of the official religions lead this community chose Hinduism as their official religion. Apart of them chose to adhesion, do not change their religious identity, but practice the teaching of Budaya Tirta worship. This statements raises several questions. First, what social phenomenons that can be seen from this community? Second, why does the community interprets the teachings of Budaya Tirta as part of Hinduism? Third, how the teaching of Budaya Tirta and Hinduism are intertwined in providing psychological function for this community? Theories that are used in this research, i.e.: ethos and world view of Clifford Geertz, conversion phases of Lewis R. Rambo and Charles E. Farhadian, and invented tradition of E .J. Hobsbawm and Terence O. Ranger. This study is a qualitative research. Techniques for data collection through method of observation participation, in-depth interviews, and literature study. This research is an ottoetnography too, because using personal experience of the researcher for explain the cases that studied. The result of this study shows that even the community embraced Samawi religions, but their ethos and worldview of the local religion had not previously lost, but "saved" through local wisdom and Kejawen traditions which are carried out by them. The community also interpret the teachings of Budaya Tirta as part of Hinduism because ethos and worldview of the teaching of Budaya Tirta in line with Hinduism. The linkage to the worldview is understanding of God in Hinduism is pantheistic. The linkage the ethos is refer to the historical of development of Hinduism in Indonesia, which absorb elements of local beliefs and traditions of the archipelago. The linkage to the historical of development of Hinduism lead this community doing invented tradition of religious that in accordance with Hinduism."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devianto Pramaditsya
"Human Right Watch (2013) menekankan meningkatnya kecenderungan untuk melakukan diskriminasi dan kekerasan terhadap kelompok agama yang merupakan minoritas di Indonesia. CNN Indonesia mengutip data dari Setara Institute (Gual, 2017, 15 Mei) tentang meningkatnya intoleransi di antara kelompok-kelompok agama setelah hukuman dua tahun yang diberikan kepada penistaan ​​agama menuduh Basuki Tjahaja Purnama pada 2017. Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah ada perbedaan dalam perilaku saling percaya antara kelompok identitas agama mayoritas dan kelompok identitas agama minoritas dalam kehidupan sehari-hari terutama dalam konteks Indonesia. Penelitian ini memiliki desain eksperimen laboratorium menggunakan pendekatan trust game. Data diperoleh dengan metode convenience sampling dari mahasiswa Universitas Indonesia dengan kriteria; usia 20-30 tahun, Muslim dan Protestan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan dalam perilaku kepercayaan antara kelompok identitas Islam dan kelompok identitas Kristen Protestan. Setelah melakukan analisis lebih lanjut, hasilnya menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan dalam perilaku kepercayaan antara kelompok identitas agama mayoritas yang bermain dengan kelompok mayoritas, kelompok mayoritas yang bermain dengan kelompok minoritas, kelompok minoritas yang bermain dengan kelompok minoritas, dan kelompok minoritas yang bermain dengan kelompok mayoritas.

Human Right Watch (2013) emphasizes the increasing tendency to discriminate and violence against religious groups that constitute a minority in Indonesia. CNN Indonesia cites data from the Setara Institute (Gual, 2017, 15 May) about increasing intolerance among religious groups after a two-year sentence given to blasphemy accuses Basuki Tjahaja Purnama in 2017. This study aims to see whether there are differences in the behavior of mutual trust between the majority religious identity groups and minority religious identity groups in daily life, especially in the Indonesian context. This research has a laboratory experimental design using the trust game approach. Data obtained by convenience sampling method from University of Indonesia students with criteria; 20-30 years old, Muslim and Protestant. The results showed that there were no significant differences in belief behavior between Islamic identity groups and Protestant Christian identity groups. After conducting further analysis, the results showed that there were no differences in belief behavior between the majority religious identity groups that played with the majority group, the majority group who played with the minority group, the minority group who played with the minority group, and the minority group who played with the majority group. "
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fransisca Ria Susanti
"Fleksibilitas ekonomi global yang ditunjang teknologi komunikasi dan informasi telah menciptakan mekanisme eksklusifitas yang mengoneksikan orang atau kelompok dengan nilai dan kepentingan yang sama, serta mengeksklusikan kelompok lainnya. Hal ini mendorong kembali kemunculan identitas berbasis agama maupun etnisitas di sejumlah wilayah sebagai bentuk pertahanan diri. Identitas tersebut muncul ketika negara dianggap tidak bisa lagi memegang kendali atas krisis ekonomi dan politik yang muncul akibat globalisasi. Namun kemunculan identitas kolektif ini memiliki dinamika tersendiri ketika dihadapkan dengan kepentingan elite politik.
Tesis ini bertujuan menguraikan rekonstruksi identitas kolektif yang terjadi dalam era masyarakat informasi dengan mengambil studi kasus di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisa identitas dari Manuel Castells serta teori masyarakat informasi dari Frank Webster, tesis ini ingin melihat bagaimana Keislaman dan Kesundaan diposisikan ulang di Purwakarta untuk membangun identitas kabupaten.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembangunan identitas Purwakarta dengan memposisikan ulang identitas Keislaman dan Kesundaan merupakan konstruksi identitas yang didorong oleh imajinasi personal tokoh politik melalui penggunaan perangkat negara di tingkat lokal dan media digital yang menghasilkan wujud mengarah pada bekerjanya legitimizing identity yang mendominasi kembali identifikasi Kesundaan dan Keislaman.
Penelitian ini melengkapi sejumlah studi tentang identitas Islam dan Sunda yang dilakukan sebelumnya yang melihat bahwa sinkretisme Sunda dan Islam tidak hanya melibatkan debat filosofis, tapi juga perubahan konteks politik serta politisasi dalam praktik sehari-hari. Kebaruan dalam penelitian ini adalah temuan bahwa jejaring sosial berbasis informasi yang terbentuk dalam teknologi komunikasi dan informasi berbasis internet turut mendorong dan memperkuat kemunculan kembali identitas tersebut.

The global economic flexibility underpinned by communications and information technology has created an exclusive mechanism that links people or groups with equal values and interests, and excludes other groups. This has led to the re-emergence of religious and ethnicity-based identities in some areas as a form of self-defense. The identity arises when the state is considered to be no longer in control of the economic and political crises arising from globalization. But the emergence of this collective identity has its own dynamics when confronted with the interests of the political elite.
This thesis aims to understand the construction of collective identity that occurs in the information society by taking a case study in Purwakarta, West Java.Using a qualitative approach with identity analysis from Manuel Castells and information society theory from Frank Webster, this thesis would like to see how Islam and Sunda were repositioned in Purwakarta to establish the identity of the district.
This research found that the development of Purwakarta identity by repositioning the identity of Islam and Sunda is an identity construction that is driven by the personal imagination of political figures through the use of state apparatus at the local level and digital media that result in the form of legitimizing identity that dominates the identification of Sunda and Islam.
This study completes a number of studies on the earlier identities of Islam and Sunda that see that Sundanese syncretism and Islam not only involve philosophical debate, but also the changing political context and politicization in everyday practice. The novelty in this study is the finding that the information-based social network formed in the Internet-based information and communication technology helped to boost and re-emerge the identity.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
T49028
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Pandu Saksono Prasetyo
"ABSTRACT
Sejak berakhirnya era Orde Baru, di Indonesia, terjadi fenomena meningkatnya konservatisme masyarakat di Indonesia, yang ditandai dengan makin merebaknya dukungan dan penerapan perda-perda di daerah yang berdasarkan syariat Islam. Penelitian ini bertujuan untuk mencari hubungan sebab akibat antara ancaman simbolis identitas agama terhadap meningkatnya konservatisme pada Muslim di Indonesia. Stimulus ancaman simbolis identitas agama diberikan dalam bentuk pembacaan berita yang mengandung tingkat ancaman yang berbeda-beda, sedangkan pengukuran tingkat konservatisme dilakukan dengan menggunakan Social Economic Conservatism Scale SECS Everett, 2013. Partisipan penelitian ini berjumlah 100 orang yang berasal dari mahasiswa aktif S1 maupun D3 Universitas Indonesia. Penelitian ini memiliki desain penelitian 3 ancaman tinggi vs rendah vs netral x 1 konservatisme. Pengujian hipotesis menggunakan teknik one-way ANOVA. Hasil penelitian menemukan adanya pengaruh signifikan negatif dari ancaman simbolis identitas agama terhadap konservatisme F 2, 97 = 37,79.

ABSTRACT
Since the end of the New Order era, Indonesia has experienced a new phenomenon of rising conservatism within the society, characterized by the increasingly popular support and the implementation of sharia themed local bylaws across the country. This research intends to find a causal effect between symbolic threat to religious identity with rising conservatism in Indonesias Muslim population. The stimulus of symbolic threat to religious identity is created by reading news articles that contained different level of threats to religious identity, meanwhile conservatism level is measured with Social Economic Conservatism Scale SECS Everett, 2013 . There are 100 participants in this research, taken from active students of bachelor or vocational program in the University of Indonesia. This research has a design of 3 high threat vs low threat vs neutral threat x 1 conservatism. The hypothesis testing method used in this research is one way ANOVA. This research found a negative, yet significant effect of symbolic threat to religious identity and conservatism F 2, 97 37,79."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN Jakarta, 2018
297.8 GEN
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>