Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 147 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Hatta
"Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) terutama Pneumonia merupakan penyebab utama kesakitan dan kematian pada bayi dan anak balita di negara berkembang, sekitar 4 juta kematian disebabkan oleh penyakit ISPA terutama Pneumonia. Di kabupaten Ogan Komering Ulu Sumatera Selatan penyakit Pneumonia masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dimana pneumonia menempati urutan teratas dalam sepuluh penyebab kesakitan yang mempunyai kontribusi sebesar 53,42 %. Sementara angka cakupan imunisasi campak masih relatif rendah (70 %, tahun 1998).
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan imunisasi campak dengan kejadian pneumonia pada balita dan faktor risiko lainnya di kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan tahun 2000. Studi ini menggunakan desain kasus kontrol, dengan 141 sampel dimana kasus adalah balita umur 9-59 bulan, menderita pnemonia yang datang ke Puskesmas, sedangkan kontrol adalah balita umur 9-59 bulan yang datang ke Puskesmas, tetapi tidak menderita pnemonia ataupun ISPA. Data diperoleh dari basil wawancara dengan menggunakan kuesioner pada responden ibu balita dan dianalisa dengan analisis univariat, bivariat (Chi Square) dan multivariate (Logislic Regression).
Hasil akhir uji multivariat menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara imunisasi campak dengan kejadian pnemonia pada balita umur 9-59 bulan (DR= 2,307; p~,003 ). Dapat dikatakan bahwa risiko terkena pneumonia pada balita umur 9-59 bulan yang tidak diimunisasi campak 2,3 kali lebih besar dibandingkan dengan balita umur 9-59 bulan yang telah diimunisasi campak. Disamping variabel imunisasi campak ada 5 variabel lain yang mempengaruhi kejadian pneumonia di kabupaten OKU, sebagai berikut: Pendidikan ibu (OR=2,037; p=0,013), pengetahuan ibu (OR=2,364: p=0,005), polusi asap dapur (OR=2,99; p=0,002), kepadatan rumah (OR= 3,247; p= 0,0005) dan jarak ke sarana kesehatan (OR=0,43 1; p= 0,007).
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disarankan kepada pengambil keputusan guna lebih memberi perhatian kepada keluarga balita (9-59 bulan) yang belum diimunisasi campak, berpendidikan rendah, berpengetahuan rendah, keadaan rumah yang jelek (polusi asap dapur), rumah yang padat huni dan yang jauh dari pelayanan kesehatan.

The Relationship Between Measles Imunization and Pneumonia Insidens on Underfive Years Old Children in Ogan Komering Ulu (Oku) District, South Sumatera, in 2000.The Acute Respiratory Tract Infection (ARI) especially pneumonia is main cause of morbidity and mortality on infant and under five years old children in developing countries. There are 4 million death caused by ARI especially pneumonia. In Ogan Komering Ulu (OKU) district, South Sumatera province, the pneumonia still became Community Health Problem. Pneumonia was the first rank of ten cause of morbidity that contributed 53,42 %, while the measles immunization coverage still low(70 %, year 1998).
This study was conducted to know the relationship between measles immunization and other risk factors with pneumonia on under five years old children in OKU district, South Sumatera province in 2000. The study design used in this study is Cases Control, with cases are 141 children age 9 - 59 month children suffered from pneumonia who attending health center. While the control was taken from age 9-59 month children without the diseases, who attending the some Health Center. The data was collected by interviewed from the children's mother using questioner. The analysis method of univariate, bivariate (Chi Square) and multivariate (logistic regression) was used in the study.
The result of the study show that a statistical significance association between measles immunization with pneumonia on 9-59 month children (p= 0,003 ; 0R=2,307). It can be said that pneumonia risk on under five years old children without measles immunization arc 2,3 time larger than that of under five years old children with measles immunization. Beside measles immunization, there are 5 other variables that also associated with pneumonia risk in OKU district such as: mothers education(UR=2,307; p=0,013), mothers knowledge (OR=2,364; p=0,005), kitchens smoke pollution (OR= 2.99: p=4.002). house density(OR=3,247;p= 0,000) and the house distance to health services(CR=0,431; p=O,OO7.
Based on the study result, it was suggested that the policy maker have to pay more attention to family with under five years old children who have not gotten yet the measles immunization, whose mother has low education, and low knowledge, who have bad condition and has high density of house, and whose house long far from health services.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T2750
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Umar H. Martadinata
"Masalah utama penelitian adalah belum diketahui bagaimana pengelolaan program imunisasi TT ibu hamil di Puskesmas Kabupaten OKU Sumatera Selatan dalam upaya pencapaian cakupan. Penelitian dilakukan terhadap pengelolaan program imunisasi di Puskesmas Kabupaten OKU Sumatera Selatan dalam upaya pencapaian cakupan imunisasi TT pada ibu hamil. Ruang lingkup penelitian adalah pengelolaan program imunisasi TT ibu hamil di Puskesmas yang meliputi Perencanaan, Pelaksanaan, Koordinasi, Pencatatan dan Pelaporan, Pemantauan serta Evaluasi. Penelitian bersifat kualitatif dengan melakukan studi kasus di 4 Puskesmas untuk menjaga validitas data maka digunakan Metode Triangulasi yaitu Triangulasi Sumber dan Triangulasi Metode.
Hasil penelitian menyatakan bahwa perencanaan kebutuhan vaksin TT ibu hamil di Puskesmas Kabupaten OKU Sumatera Selatan dilakukan oleh pihak Puskesmas. Perencanaan kebutuhan vaksin TT ibu hamil di Puskesmas berdasarkan jumlah sasaran dan target cakupan masing masing Puskesmas. Jadi seharusnya perencanaan kebutuhan vaksin TT ibu hamil dilakukan masing-masing Puskesmas sebagai unit pelayanan imunisasi sehingga kebutuhan vaksin sesuai dengan jumlah sasaran dan target cakupan dari masing masing Puskesmas.
Kebutuhan cold chain di Puskesmas Kabupaten OKU Sumatera Selatan cukup memadai baik sarana penyimpan vaksin maupun pengangkut vaksin. Adanya Puskesmas di Kabupaten OKU Sumatera Selatan dengan frekuwensi dan pengeluaran vaksin TT ibu hamil lebih dari I kali sehari, sehingga memungkinkan menurunnya potensi vaksin yang lain.
Pemantauan program imunisasi TT ibu hamil di Puskesmas Kabupaten OKU Sumatera Selatan hanya dilakukan melalui PWS atau Pemanatau Wilayah Setempat tanpa adanya supervisi atau pembinaan dari pihak Kabupaten. Evaluasi program imunisasi TT ibu hamil di Puskesmas juga dilakukan hanya melalui data primer sehingga evaluasi dilakukan terhadap tingkat cakupan tanpa analisa Puskesmas dengan cakupan rendah. Adanya droup out imunisasi TT ibu hamil, artinya terdapat ibu hamil dengan imunisasi TT yang tidak lengkap sehingga tidak bermakna dalam pencegahan Tetanus Neonatorum. Imunisasi TT ibu hamil diberikan sebanyak 2 kali selama kehamilan dengan selang waktu minimal 4 minggu.
Angka rata-rata pencapaian cakupan imunisasi TT ibu hamil di Puskesmas Kabupaten OKU Sumatera Selatan dalam kategori rendah sehingga tidak bermakna dalam pencegahan Tetanus Neonatorum. Puskesmas harus meningkatkan pengelolaan program imunisasi TT ibu hamil guna pencapaian cakupan yang tinggi. Pengetolaan program imunisasi TT ibu hamil di Puskesmas meliputi Perencanaan, Pelaksanaan,-Koordinasi, Pencatatan dan Pelaporan, Pemantauan Berta Evaluasi.

Managerail Role of the TT for Pregnancy Immunization Programs in the Public Health Care Centre of OKU Regency South Sumatera ProvinceThe main problem of the research is unknown how to manage the immunization program in the public health care centre of OKU regency South Sumatera Province in achieving the scope of the IT immunization for pregnancy_ The scope of the research is how to manage the immunization grogram in the public health care centre in achieving the scope of the IT immunizationfor pregnancy that are consisting of planning, implementating, coordinating, recording, reporting, observing and evaluating. The qualitataive research is done by taking case study in four public health care centres_ To maintainihe validity-of the-data; we-have-to-take-the-triangulationrnethods, they are the resource and the method triangulations.
The result of the research told that the planning of the TT vaccination necessities for pregnancy in the public health care centre of OKU regency South Sumatera Province are done by regency official. The planning of the IT vaccination necessities in the public health care centre is based on the number of the object and the target of each public health care centre scope.
The planning of the vaccination necessities for pregnancy in care public health care centre is done by each public health care centre as an immunization service unit, so the vaccination necessities are in accorded with the number of the object and the target from each public health care centre. The necessities of the cold chain in the public health care centre of OKU regency South Surnatera Province are provided enough as a vaccination keeper or carrier.
The existence of the public health care centre in of OKU regency South Sumatera Province with the frequency and the using of the TT vaccination for pregnancy is more than once a day, so it may reduce the potencies of the other vaccinatins. The observation of the TT vaccination programs for pregnancy in the public health care centre of OKU regency South Sumatera Province is done through local area observation only without using supervision or guding from the regency side.
The evaluation of the TT immunization for pregnancy in the public health care centre is also carried out through primary data only, so evaluation is done on the scope level without analizing, especially the public health care centre with low scope.
The dropping out of the TT immunization for pregnancy shows that there are some pregnant women with uncompleted TT immunization, so it won't give anything in preventing Tetanus Neonatorum. The TT immunization for pregnancy is given twice during pregnancy given after four weeks months since the in each giving. The mean of the scope achievement of the immunization for pregnancy in the public health care centre of OKU regency South Sumatera Province is in the low category, so it won't give anything in preventing Tetanus Neonatorum_ The public health care centre should improve the management of the TT immunization programs--for pregnancy in the public health care centre are consisting of planning, implementating, coordinating, recording, reporting, observing and evaluating.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T4599
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Subagio
"Tujuan pembangunan kesehatan menuju visi " Indonesia Sehat 2010 " adalah meningkatkan kesadaran, kemauan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal melalui terciptanya rnasyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya yang hidup dengan perilaku dan lingkungan yang sehat. Dimana salah satu program unggulannya adalah Program Pencegahan Penyakit Menular (P2M) termasuk imunisasi. Departemen Kesehatan menetapkan suatu indikator cakupan imunisasi terutama untuk Universal Child Immunitation (UCI) desa adalah 100 % tahun 2000. Di Kabupaten Pelalawan terdiri 10 kecamatan dan memiliki 88 desa, dari jumlah desa tersebut ternyata yang belum mencapai UCI adalah 38 desa atau sekitar 43,2 %. Masih banyaknya desa - desa yang belum mencapai UCI ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah manajemen Puskesmas khususnya manajemen program imunisasi, faktor petugas, pemakai dan faktor eksternal.
Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang fungsi manajemen Puskesmas yang terdiri dari Perencanaan (P1), Penggerakan Pelaksanaan (P2) dan Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian (P3) dalam program imunisasi serta hal-hal yang mendukung dan menghambat dalam pelaksanaan fungsi manajemen Puskesmas.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif melalui wawancara mendalam terhadap informan penanggungjawab program imunisasi, kepala tata usaha dan Kepala Puskesmas pada Puskesmas Pkl. Kerinci dan Puskesmas Ukui serta Kepala seksi imunisasi Dinas Kesehatan. Sebagai triangulasi menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi metoda. Pengolahan data dibuat dalam bentuk matriks yang diperoleh dari transkrip wawancara mendalam. Analisis yang dilakukan adalah analisis isi, yaitu analisis sesuai topik atau masalah dan setiap wawancara dibagi menjadi kategori topik. Peneliti membaca hasil wawancara dan identifikasi beberapa topik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemahaman informan mengenai perencanaan sudah cukup baik. Sebagian besar informan menganggap bahwa kegiatan perencanaan adalah sangat penting dan bermanfaat. Dari telaah dokumen, ternyata Puskesmas Pkl.Kerinci memiliki dokumen perencanaan yang lebih lengkap dibanding Ukui. Pemahaman informan di kedua Puskesmas tentang lokakarya mini masih sangat sederhana sekali dan belum mengerti betul sebagaimana yang tercantum dalam pedoman lokakarya mini yang dimaksud oleh Depkes. Diketahui juga bahwa kedua Puskesmas tidak melaksanakan lokakarya mini. Informan kedua Puskesmas juga berpendapat bahwa kegiatan pengawasan, pengendalian dan penilaian sangat perlu. Dari telaah dokumen terlihat Puskesmas Pkl.Kerinci memiliki dokumen stratifikasi yang lebih lengkap dibanding Puskesmas Ukui. Pembinaan dari Dinas Kesehatan dalarn rangka melaksanakan manajemen Puskesmas masih kurang terutama pada Puskesmas Ukui yang letak geografinya tidak mendukung, tenaga dan sarana kurang, Terlihat bahwa fungsi manajemen Puskesmas berpengaruh terhadap hasil cakupan program imunisasi.
Disarankan agar Dinas Kesehatan dapat meninjau pelaksanaan manajemen Puskesmas secara cermat, meninjau kebijakan tentang kegiatan lokakarya mini Puskesmas yang tidak dilaksanakan dan meningkatkan frekuensi supervisi dan bimbingan pada petugas kesehatan di Puskesmas khususnya mengenai pelaksanaan fungsi manajemen Puskesmas dalam program imunisasi.

The Study of Management Function of Public Health Center in Immunization Program in Palalawan District - Riau 2003The goal of health development in the vision of "Healthy Indonesia 2010" is to increase the awareness and eagerness of living healthy for every one in order to obtain the optimum level of public health which is characterized by the community and nation living in healthy behavior and environment. One of the famous program is Prevention from Communicable Disease (PCD) including immunization. The Ministry of Health has determined an indicator of immunization coverage mainly Universal Child Immunization (UCI) villages that is 100 % in 2000. The District of Palalawan has 10 sub districts and 88 villages. Thirty three from the villages or 43.2 % not reaching UCI yet. It can be caused by several factors such as Public Health Center management especially management of immunization program, staff, user, and external factor.
This research was conducted to obtain information about management function of Public Health Center that involves Planning (P), Implementation (I), Supervision (S), Control (C) and Assessment (A) in the program of immunization and other driving and constraint factors in the implementation of management function of Public Health Center.
This research applied qualitative approach by using in-depth interview to the informants administering immunization program, the administrational head and the heads of Pkl. Kerinci and Ukui Public Health Centers, and the head of Immunization Section in the District Health Office. As a triangulation, it used source and method triangulation method. Data processing were made in form of matrix that were acquired from in-depth interview. The analysis made was a content analysis, and in each interview is devided in in categoral topics. The writer read the result of interview and identify topics.
The result of the research showed that the understanding of informants about planning was well enough. Most of them considered that planning is very important and useful. From the document studies, it was known that the Public Health Center of Pkl. Kerinci has more complete planning document than Ukui. The informants' understanding in the both centers about mini workshops is still very limited and they do not really understand the guidance as expected by the Distric Health Office. It was also known that both centers did not carry out the workshop. Informants from the both centers expressed that supervision, control and assessment is necessary. Development program from Health Office about the implementation of Public Health Center Management was still limited, especially in Ukui Health Center, which geographically was located in a very not supporting area, where its staff and facilities was still limited. It is found that the center's management function may affect the coverage result of immunization program.
It is suggested to the District of Health Office to evaluate the implementation of the Center's management, the Center's policy about not conducting mini workshop and to increase the frequency of supervision and guidance to the health personnels in the Center especially about the implementation of the Center's management functions in immunization program.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T12721
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Husni Jamarin author
"Pada hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga 1985, ditemukan bahwa 30 persen kematian bayi yang terjadi disebabkan oleh penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi dan diantaranya 40 persen kematian bayi ini diperkirakan karena tetanus. Tetanus neonatorum merupakan salah satu penyebab utama kematian bayi. Namun sebenarnya penyakit ini dapat dicegah dengan dua dosis imunisasi tetanus toxoid yang diberikan kepada ibu hamil, dimana dosis gandanya sudah dapat memberikan perlindungan terhadap bayinya sebesar 80 % terhadap penyakit tetanus neonatorum.
Ibu hamil "eligible" adalah ibu hasil yang datang ke Puskesmas yang belum mendapatkan imunisasi. TT1 atau TT2. Ada beberapa hal yang mempengaruhi pencapaian cakupan imunisasi tetanus toxoid (TT) ibu hamil antara lain: missed opportunity (MO) yaitu hilangnya kesempatan mendapatkan vaksinasi tetanus toxoid bagi ibu hamil yang telah datang ke Puskesmas dengan alasan apapun. Dari penelitian data sekunder Juli 1991-Januari 1992 di Jakarta Timur (Husni Jamarin, 1992), didapatkan bahwa "missed opportunity" (MO) imunisasi TT ibu hasil adalah 22.5 persen; hasil ini tidak merata disetiap Puskesmas.
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor/ karakteristik dari ibu hamil dan faktor yang terdapat pada petugas Puskesmas yang berhubungan dengan kejadian "missed opportunity" didaerah ini. Data ini dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dan observasi (pengamatan) yang dilakukan oleh petugas yang telah dilatih sebelumnya. Jenis penelitian ini adalah cross sectional, dengan menganalisa hubungan variabel bebas dan variabel tergantung kemudian dilihat besarnya odds ratio yang terjadi. Unit analisa adalah ibu hamil "eligible" yang datang kesebelas Puskesmas Kelurahan di Kecamatan Duren Sawit. Sampel yang diperoleh dari hasil penelitian ini sejumlah 277 orang (ibu hamil "eligible") yang berkunjung ke Puskesmas.
Dari penelitian ini didapatkan bahwa ditemukan kejadian "missed opportunity" di Puskesmas Kecamatan Duren Sawit sebesar 54.5 %. Setelah dianalisa, ditemukan bahwa faktor yang mempengaruhi timbulnya kejadian MO ini adalah: faktor karakteristik dari ibu hamil yang menolak vaksinasi TT dengan alasan kehamilan muda (38.9%), takut suntik TT (27.8%), terburu-buru dan ada tanda-tanda keguguran (16.7%). Dari faktor petugas puskesmas yang menolak vaksinasi TT dengan alasan bukan hari pelayanan imunisasi TT (35.2%), kehamilan muda (33.3%), bumil sakit (11.1%) dan lain-lain (20.5%).
Berdasarkan hasil penelitian ini, disarankan kepada Sudinkes Jakarta Timur untuk meningkatkan cakupan imunisasi TT dan meurunkan kejadian MO dengan merumuskan intervensi didaerah ini dalam bentuk Plan of Action (POA). Saran berikutnya menggiatkan pelaksanaan sistem skrining guna memperbesar cakupan imunissi TT dan sekaligus menurunkan kejadian MO. Selain itu perlunya supervisi yang ketat guna mencegah tingginya kejadian MO secara dini."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Alamsjah
"Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan PWS Berta pengaruh PWS terhadap peningkatan cakupan imunisasi di D.K.I. Jakarta selama tahun 1990 dan 1991. Sumber data untuk penelitian ini adalah data primer yang diambil dengan wawancara dan data sekunder yang berupa hasil cakupan imunisasi (aksesibilitas, kelengkapan, ketidaksinambungan imunisasi ), catatan buku biru, buku PWS. Jumlah puskesmas yang diambil pada tahun 1989 adalah 299 buah , pada tahun 1990 adalah 306 buah dan pada tahun 1991 adalah 307 buah ; jumlah ini diluar puskesmas yang ada di Kepulauan Seribu.
Dalam penelitian ini digunakan tabulasi silang , analisa stratifikasi. Disamping itu juga digunakan analsis regresi logistik ganda, untuk mengetahui besarnya pengaruh setiap faktor yang diteliti dengan mengendalikan semua faktor lain yang ikut mempengaruhi asosiasi tersebut.
Dari hasil analisa data diperoleh hasil bahwa PWS bermanfaat didalam peningkatan proporsi puskesmas yang dapat mencapai target aksesibilitas dan kelengkapan imunisasi selama tahun 1990 dan 1991, juga peningkatan proporsi puskesmas dengan ketidaksinambungan ringan selama tahun 1990 dan 1991.
Dengan adanya penelitian ini dapat diketahui :
1.Pemantauan Wilayah Setempat di D.K.I. telah melembaga.
2.PWS bermanfaat didalam peningkatan proporsi puskesmas yang dapat mencapai target aksesibilitas dan kelengkapan imunisasi selama tahun 1990 dan 1991, juga peningkatan proporsi puskesmas dengan ketidaksinambungan ringan selama tahun 1990.
3.PWS merupakan alat manajemen sederhana yang praktis yang harus dimanfaatkan oleh jajaran kesehatan secara melembaga dalam semua siklus pengambilan keputusan untuk memantau penyelenggaraan program imunisasi."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmadewi
"Imunisasi dasar adalah suatu tindakan untuk memberikan kekebalan khusus terhadap penyakit tuberkulosis, difteri, pertusis, tetanus, poliomielitis dan campak kepada anak umur 0-12 bulan. Kegiatan tersebut merupakan salah satu Intervensi kesehatan yang berdaya ungkit besar terhadap penurunan angka kesakitan dan angka kematian bayi dan anak. Cakupan imunisasi menurut SDKI (Survei Demografi Kesehatan Indonesia) tahun 1991, 27,9 persen anak terimunisasi lengkap dan 36,6 persen tidak mendapat imunisasi.
Salah satu penyebab masih rendahnya status kelengkapan imunisasi dasar anak, karena perilaku kesehatan ibu. Dilakukan analisis data SDKI tahun 1991. Untuk mempelajari besar hubungan antara beberapa faktor perilaku kesehatan ibu dengan status kelengkapan imunisasi dasar anak umur 12-24 bulan. Analisis statistik dilakukan dengan uji Regresi Logistik, secara sederhana dan ganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa beberapa faktor perilaku kesehatan ibu, meliputi pemeriksaan kehamilan (ANC), penolong persalinan oleh dokter/bidan, pemberian Air Susu lbu (ASI), kesertaan Keluarga Berencana (KB) dan pencarian pengobatan pada sarana pelayanan kesehatan sangat erat hubungannya dengan status kelengkapan imunisasi dasar anak. Hubungan beberapa perilaku kesehatan ibu dengan status kelengkapan imunisasi dasar anak dipengaruhi juga oleh pendidikan ibu, pendidikan suami, pekerjaan suami dan kontak ibu dengan media komunikasi (radio/tv, koran).
Selain itu ada perbedaan risiko antara ibu yang ANC dan ibu yang tidak ANC berdasarkan tempat tinggal di desa terpencil, desa, kota (kumuh) dan kota besar terhadap status kelengkapan imunisasi dasar anak. Ternyata ibu-ibu yang tinggal di desa terpencil yang ANC sekitar 4 kali kemungkinan anaknya terimunisasi lengkap dibandingkan ibu yang tidak ANC. Pada ibu-ibu yang tinggal di desa yang ANC sekitar 3 kali kemungkinan anaknya terimunisasi lengkap dibandingkan ibu yang tidak ANC. Ibu-ibu yang tinggal di kota yang ANC sekitar 33 kali kemungkinan anaknya terimunisasi lengkap dibandingkan ibu yang tidak ANC. Sedangkan ibu-ibu yang tinggal di kota besar sekitar 4 kali kemungkinan anaknya terimunisasi lengkap dibandingkan ibu yang tidak ANC. Untuk meningkatkan status kelengkapan imunisasi dasar anak, maka perlu ada intervensi pada beberapa faktor perilaku kesehatan ibu, terutama pada desa terpencil dan kota (kumuh)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1994
T6402
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Juaningsih
"Prevalensi penyakit hepatitis di Indonesia menurut tim Hepatitis Nasional berkisar 5- 20 % pada negara dengan endemis sedang sampai tinggi. Pada ibu hamil mengidap hepatitis/carier sebanyak 3-8 % dan 45.9 % bayi tertular saat lahir dari ibu pengidap Hepatitis B. Program Imunisasi HB.0 dengan vaksin Hepatitis B uniject ini telah dilaksanakan sejak tahun 2002 tapi pada pelaksanaanya masih mengalami banyak kendala sehingga hasil cakupan yang diperoleh masih rendah. Propinsi Kalimantan Barat pencapaian Imunisasi HB.0 pada tahun 2008 32,7 % dan tahun 2009 44,84 % masih berada dibawah rata-rata nasional selama 2 tahun dan hanya sedikit mengalami peningkatan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi status imunisasi HB.0 di Kecamatan Pontianak Tenggara Kota Pontianak Tahun 2011. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain cross sectional. Variabel yang secara statistik berhubungan dengan status imunisasi HB.0 pada bayi umur 0-7hari adalah pengetahuan ibu, sikap ibu, penolong persalinan, kunjungan neonatal dan keaktifan petugas imunisasi dalam memberikan motivasi.
Disarankan kepada Dinas Kesehatan untuk menganggarkan dana rutin untuk memberikan pelatihan pada petugas kesehatan,bagi puskesmas, meningkatkan promosi imunisasi HB.0, memberikan pelatihan kepada kader, dan kepada tokoh masyararakat agar lebih terlibat aktif dalam memberikan pembinaan masyarakat tentang pentingnya imunisasi HB.0
Prevalence of hepatitis disease in Indonesia according to National Hepatitis team is around 5-20%. Expectant with hepatitis/carier as much as 3-8% and 45.9% babies was infected at birth from mother with hepatitis B. HB.0 Immunization Program with Hepatitis B uniject vaccine was implemented since 2002 but still facing many obstacles, so that obtained scope result was low. In West Kalimantan province achievement of HB.0 Immunization 32.7% at 2008 and 44.84% at 2009, is still below average of national for 2 years and only slightly enhancement.
This study aims to find out find out influence factors of immunization status of HB.0 in Sub-district of South-East Pontianak City of Pontianak year 2011. It is descriptive study with cross sectional design. Statistically variables related to HB.0 immunization to infant age 0-7 days are maternal knowledge, maternal attitude, labor support, neonatal visit, and immunization officer liveliness in motivating.
Recommended to the health Departement to budget routine fund in regard to provide training to health officer, health centers, increase HB.0 immunization promotion, training to cadre, and for community leaders were expected to more active involved in supporting importance of HB.0 immunization to community.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"There are some risk that bond investor must faced in bond investment, such as interest rate risk and reinvestment risk. Both risks are caused by interest rate changes...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Parinduri, Nikmah Choiriah
"ABSTRAK
Long-term national development stresses on life quality of excellent resources. so that we focus to the young generationsm who need guidance and care from all disease than can stop their growth to be adulthood to continue long term national development.
This observation aims to know informations factor about something low DPT (diphteria, pertussis, tetanus). immunization in Gunung Tua Julu village of Panyabungan district, Mandailing Natal. this observation is analytical survey with correlation approach this instrument used questionnaire from 38 moms who have baby ages two to four months. primary and secondary data were processed and analyzed with quantitative univariat and bivariat analyses. biavariat analysis used chi square test the significant value is p <0.05.
Based on the univariat result of research / observation can be seen that the majority of respondents age from 30-35 is 22 persons (57,9%) and minority is 20-29 is 16 person (42,1%). for the respondents education majority of high school (SMA, D3,PT) IS 24 persons (63,2%) and minority of secondary school (SD,SMP) is14 persons (36,8%). for unemployment (housewife) is 26 persons (31, 58%) and minority of employes (PNS), farmer, merchant etc) is 12 persons (68,42%). based on the research result, the distance from health facility majority is 27 persons (71.1%) and minority is 11 persons (28,9%).
The result showed that some factors which related to the giving of DPT (diphteria, pertussis, tatnus) in Gunung Tua Julu Mandailing Natal District is job/ occupation (value p: 0,11) supporting from husband (0.001) distance (p:0.003) knowledge (0.026).
To all health worker in puskesmas Gunung Tua Julu need to give counseling to all moms/ mothers who have baby about how important giving DPT (diphteria, pertussis, tetanus). immunization and to all local health workers to give more information to the society so that they know more about immunization."
Sumatera Utara: Universitas HKBP Nommensen, 2018
VISI 26:1 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Canberra: NHMRC , 1997
614.47 AUS
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>