Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Robindrani Nuralam
Abstrak :
Penelitian dalam skripsi ini difokuskan pada sebuah legenda Betawi, Nyai Dasima. Cerita ini sudah ada sejak lama, paling tidak bisa dideteksi dengan kemunculannya dalam bentuk novel yang dibuat G. Francis pada tahun 1896. Sejak itu orang menanggapi cerita ini dalam beragam bentuk, seperti prosa, puisi, drama, dan versi, seperti syair, pantun, sinema, lenong, Dardanela, Komedi Stamboel dan lain-lain. Adanya transformasi-transformasi cerita yang berlatar belakang kebudayaan Betawi ini menunjukkan minat yang besar dari masyarakat pada cerita ini. Tidak mengherankan jika cerita ini begitu populer hingga mengalami lintas budaya. Sekalipun banyak bentuk tampilan Nyai Dasima, namun tidak menyurutkan peredaran cerita ini sebagai cerita rakyat Betawi. Dari beraneka ragam transformasi cerita Nyai Dasima tersebut kemudian dikaji transformasi cerita Nyai Dasima versi Tukang Cerita Sofyan jaid dari Tjerita Njai Dasima, G. Francis. Hal tersebut terutama dilakukan untuk melihat sejauh mana perubahan isi cerita dari akhir abad ke-19 itu menuju awal abad ke-21 ini. Dengan demikian dapat diketahui pandangan-pandangan terhadap cerita Nyai Dasima pada dua masa tersebut. Dalam mengkaji transformasi yang terjadi dalam cerita Nyai Dasima digunakan teori intertekstual yang menyangkut hipogram menurut Riffaterre, Partini Sardjono-Pradotokusumo dan Pudentia MPPS. Kedua tokoh terakhir mengembangkan sendiri teori intertekstual itu--ekspansi, konversi, modifikasi, dan ekserp--ke dalam penelitian mereka. Pada dasarnya analisis ini menerapkan teori dari kedua tokoh tadi karena dianggap lebih relevan dalam penelitian ini. Untuk melihat sebuah kasus transformasi perlu lebih dulu dilakukan telaah intertekstual yang gunanya untuk melihat sejauh mana transformasi yang terjadi. Sebelum mencapai analisis ini diuraikan terlebih dahulu isi cerita Nyai Dasima per-episode dari teks karya G. Francis dan teks Nyai Dasima versi Sofyan ]aid. Dari pemerian kedua teks tersebut diketahui pada dalam karya G. Francis terdapat 12 episode, sedangkan dalam versi Sofyan Jaid terdapat 8 episode. Empat episode yang tidak terdapat karya G. Francis adalah usaha Samioen dan keluarganya mempengaruhi Nyai Dasima (2 episode), Samioen menemui Hadji Salihoen (I episode), dan pesta kesembuhan Samioen (1 episode). Selanjutnya setelah dilakukan penganalisisan terdapat transformasi dari unsur tokoh, penokohan, alur, latar. Tokoh Nyai Dasima mengalami modifikasi penokohan, Samioen mengalami modifikasi penamaan menjadi Hasan dan modifikasi penokohan, Ma Boejoeng mengalami modifikasi penamaan menjadi Mak Sema dan penokohan, Hajati mengalami modifikasi penamaan menjadi Dijah dan ekspansi penokohan, Toean W mengalami modifikasi penamaan menjadi van de Buur. Penelitian ini baru merupakan sebuah pendahuluan bagi penggalian yang lebih mendalam terhadap sebuah cerita rakyat Betawi. Diharapkan dari penelitian ini dapat melestarikan warisan kebudayaan bangsa yang terancam punah karena perkembangan teknologi, komunikasi,dan jumlah penutur yang makin menyurut jumlahnya. Dari hasil analisis ini diharapkan pula dapat memberikan sumbangan bagi perkembangan kesusastraan Indonesia, khususnya kesusastraan tradisional Betawi.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1998
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fera Delila
Abstrak :
Penelitian mengenai novel Al Ajnihah al Mutakassirah dan novel Dian Yang Tak Kunjung Padam ini bertujuan untuk mengungkapkan tema kawin adat pada kedua novel dan mengungkapkan persamaan dan perbedaan yang terdapat pada kedua novel, khususnya yang berkaitan dengan masalah kawin adat di Libanon dan Palembang yang menjadi latar pada kedua novel. Dari hasil penelitian yang dilakukan, menunjukkan bahwa terdapat kesamaan tema pada kedua novel yaitu kawin paksa karena adat. Pada novel A1-Ajnihah al-Mutakassirah, kawin paksa terjadi karena kaum gereja (pendeta) yang mengharuskan seorang perempuan menikah dengan laki-laki yang sama kedudukannya dalam harta, dimana pendeta mengambil keuntungan dari perkawinan tersebut. Sedangkan pada novel Dian Yang Tak Kunjung Padam, kawin paksa terjadi karena adat mengharuskan seorang perempuan menikah dengan laki-laki yang sederajat keturunannya dan hartanya. Tema pada kedua novel menunjukkan situasi dan keadaan sosial masyarakat masing-masing novel. Perbandingan pada kedua novel menunjukkan bahwa terdapat kesamaan pada unsur-unsur tema, tokoh, dan gaya Bahasa. Sedangkan perbedaan terdapat pada unsur_-unsur alur, latar, pencerita dan fokus pengisahan. Adanya persamaan dan perbedaan hanya bersifat kebetulan dan menunjukkan gaya masing-masing pengarang dalammenyampaikan ide 1 gagasan cerita.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1998
S13134
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library