Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nisar Budiman
Abstrak :
Morfem atau satuan bentukan terkecil dalam bahasa terbagi menjadi dua, yakni morfem terikat dan morfem bebas. Morfem dalam kosakata bahasa Indonesia ternyata bisa merepresentasikan gender, baik morfem terikat (-wan, -man, -wati) maupun morfem bebas (kata dasar yang memiliki beban makna berorientasi pada gender tertentu). Selain itu,  penggunaan fonem /i/ dan fonem /a/ yang dapat menjadi pembeda yang merepresentasikan gender tertentu. Umumnya, berdasarkan paparan di atas sufiks -wan, -man menjadi representasi dari perwakilan maskulin, terutama untuk hal yang berkaitan dengan profesi atau sebutan, sedangkan sufiks –wati menjadi representasi dari perwakilan feminin. Begitu pula dengan fonem vokal /a/ yang mewakili maskulin dan fonem vokal /i/ yang mewakili feminin pada kata-kata tertentu. ......The smallest units of formation in language, morphemes, can be divided into two categories: bound morphemes and free morphemes. In the vocabulary of the Indonesian language, morphemes can represent gender, both bound morphemes (-wan, -man, -wati) and free morphemes (base words with gender-oriented meanings). Additionally, the use of the phonemes /i/ and /a/ serves as a distinguishing factor representing specific genders. Typically, based on the above exposition, suffixes such as -wan and -man become representations of masculine entities, particularly in terms of professions or designations. Meanwhile, the suffix -wati represents feminine entities. Similarly, the vowel phoneme /a/ is associated with masculinity, while the vowel phoneme /i/ is associated with femininity in specific words.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dessy Irawan
Abstrak :
ABSTRAK
Skripsi ini membahas proses pemadanan dan pendefinisian lema dan sublema bidang komputer dalam KBBI Edisi Kelima. Lema dan sublema bidang komputer dalam KBBI Edisi Kelima yang menjadi data penelitian berjumlah 961 dan diperoleh dari sumber tunggal, yaitu KBBI Daring yang dapat diakses melalui http://kbbi.kemdikbud.go.id/. Melalui studi leksikografi, penelitian deskriptif kualitatif ini bertujuan untuk menjelaskan proses pemadanan dan pendefinisian lema dan sublema bidang komputer dalam KBBI Edisi kelima. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa lema dan sublema bidang komputer dalam KBBI Edisi Kelima mengalami tiga proses pemadanan, yaitu penerjemahan, penyerapan, dan gabungan antara penerjemahan dan penyerapan. Dalam hal pendefinisian, terdapat 3 tipe definisi dengan 896 definisi berpola genus diferensial, 39 definisi berpola sinonim, dan 26 definisi berpola tanpa genus. Aspek pendefinisian lema dan sublema bidang komputer masih memperlihatkan permasalahan. Salah satu strategi dalam menyusun definisi lema dan sublema bidang komputer, yaitu dengan dekomposisi leksikal.
ABSTRACT
This thesis discusses the correspondence and defining entry and sub entry of computer field in KBBI Edisi Kelima. The entry and sub entry of computer field in KBBI Edisi Kelima become research data amounted to 961 and obtained from single source, that is KBBI Daring which can be accessed at http kbbi.kemdikbud.go.id . Through lexicographic study, this qualitative descriptive research aims to explain the process of matching and defining entry and sub entry of the computer field in KBBI Edisi Kelima. The results of this study indicate that 961 entry and sub entry of computer field in KBBI Edisi Kelima experienced three matching processes, namely translation, absorption, and a combination of translation and absorption. In terms of defining, 961 entries and sublema of the computer field have 3 types of definitions with 896 genus differential definition, 39 definition of synonymous patterns, and 26 definitions patterned without the genus. Aspects of defining entry and sub entry of the computer field in KBBI Edisi Kelima still show the problem. One of the strategies in compiling the definition of the entry and sub entry of the computer field, namely using lexical decomposition analysis.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sutejo
Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2002
499.221 SUT k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Parera, Jos Daniel
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1993
R 401.4 Jos l
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Adi Budiwiyanto
Abstrak :
Para peneliti mendapati bahwa gugus kata banyak digunakan di berbagai jenis teks pada wacana akademis—cara berpikir dan menggunakan bahasa yang ada di lingkungan akademis. Penelitian ini bertujuan menemukan karakteristik gugus kata dalam bahasa Indonesia wacana akademis tulis dengan mengidentifikasi frekuensi kemunculan, variasi, dan persebaran gugus kata serta menemukan struktur gramatikal dan fungsi wacana gugus kata. Penelitian ini menggunakan metode gabungan kuantitatif dan kualitatif dengan mengombinasikan pendekatan tergerakkan korpus (corpus-driven-approach) dan pendekatan berbasis korpus (corpus-based approach). Untuk mengidentifikasi gugus kata di dalam korpus digunakan peranti WordSmith 7.0. Korpus penelitian ini terdiri atas 12.505.330 kata (token) yang diambil dari empat jenis teks: skripsi, tesis, disertasi, dan artikel jurnal dengan jumlah keseluruhan 1.800 naskah yang terdiri atas enam displin ilmu dari tiga ranah keilmuan, yaitu filsafat dan hukum (ranah ilmu sosial dan humaniora), kimia dan komputer (ranah ilmu sains dan komputer), serta kedokteran dan keperawatan (ranah ilmu kesehatan). Penelitian ini menemukan 150 gugus kata yang terdiri atas tiga hingga lima kata dengan total frekuensi kemunculan 156.453 kali, misalnya pada penelitian ini, dapat dilihat pada gambar, dan yang digunakan dalam penelitian ini. Selain gugus kata yang khas, penelitian ini juga menemukan 20 gugus kata bersama, yaitu gugus yang muncul secara bersama-sama pada keenam disiplin ilmu. Gugus kata pada umumnya berstruktur taklengkap dan dapat diklasifikasi ke dalam dua kategori utama: gugus frasal dan gugus klausal. Gugus berpola preposisi + frasa nominal merupakan pola yang paling banyak variasinya dan paling tinggi frequensi pemakaiannya, sementara klausa relatif dengan pola yang + frasa verbal pasif + fragmen frasa preposisional adalah yang paling banyak digunakan. Dari segi fungsi wacana, yang paling sering muncul adalah gugus berorientasi penelitian, sedangkan gugus berorientasi partisipan terendah. Subfungsi deskripsi merupakan fungsi yang paling tinggi frekuensi penggunaannya, sedangkan fungsi komparasi adalah yang terendah. ......Researchers found that lexical bundles are pervasively used in various types of text in academic discourse—the ways of thinking and using language in the academic environment. This study aims to find the characteristics of Indonesian lexical bundles in written academic discourse by identifying the frequency of occurrence, variation and distribution as well as finding the grammatical structure and the discourse function. This research used a mixed-method design by combining corpus-driven and corpus-based approaches. To identify lexical bundles in the corpus, WordSmith 7.0 corpus tool was used. The corpus used in this research consists of 12,505,330 tokens taken from undergraduated thesis, postgraduated thesis, dissertation, and journal article with a total of 1,800 manuscripts. This study found 150 lexical bundles consisting of three to five words with a total occurrence frequency of 156,453, such as pada penelitian ini, dapat dilihat pada gambar, dan yang digunakan dalam penelitian ini. This study also found 20 shared lexical bundles, namely bundles that appear together in all disciplines. Lexical bundles are generally incomplete structures and can be classified into two main categories: phrasal bundles and clausal bundles. Bundles patterning prepositional + nominal phrase are the most varied and the most frequent in usage, while relative clauses with patterns that + passive verbal phrase + prepositional phrase fragment are the most widely used. In terms of discourse function, research-oriented bundles are the most frequently used, while participant-oriented bundles are the lowest bundles. The description sub-function is the highest frequency in usage, while the comparitive function is the lowest.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amalia Puri Handayani
Abstrak :
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2007. Dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak bisa lepas dari unsur bahasa. Bahasa bervariasi dan latar belakang penutur bahasa sangat berpengaruh terhadap variasi bahasa yang ada, seperti pekerjaan, pendidikan, ekonomi, suku, agama, dan gender. Sayangnya, variasi bahasa berdasarkan gender belum banyak dilakukan di Indonesia. Oleh karena itu, penelitian mengenai hal ini dapat menjawab kebenaran folklinguistik yang ada di Indonesia. Penelitian ini merupakan salah satu cara untuk menunjukkan ada atau tidaknya variasi leksikal dalam bahasa Indonesia tulis berdasarkan gender. Metode yang digunakan dalam penelitian ini diadaptasi dari metode penelitian yang pernah dilakukan oleh Jastrow di Amerika. Data diperoleh dengan cara meminta responden untuk menulis 100 kata yang melintas dalam pikirannya dalam waktu yang singkat dan waktu tersebut dicatat. Kemudian, daftar kata tersebut diklasifikasikan berdasarkan kelas kata dan medan maknanya. Penelitian ini dilakukan pada latar belakang budaya yang berbeda dengan penelitian Jastrow. Penelitian dilakukan di FIBUI. Responden yang berpartisipasi sebanyak 20 orang dari setiap gender. Responden merupakan mahasiswa S-1 FIBUI semester 4-10, berusia 20-24 tahun, serta berasal dan suku Jawa dan Sunda. Hasil dari penelitian ini adalah perempuan dan laki-laki menunjukkan perbedaan yang mencolok dalam jumlah kata secara keseluruhan. Akan tetapi, hasil analisis berdasarkan klasifikasi kelas kata dan medan makna akan memperlihatkan perbedaan pikiran -yang dianggap mewakili-setiap gender.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2007
S10742
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Moeharti Soesani Moeimam
Rijkuniversiteit te Leiden , 1994
413.028 MOE v (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Samuel, Jerome
Jakarta: KPG (Kepustakaan Populer Gramedia), 2006
499.221 SAM k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Tasya Kamila Qadri
Abstrak :
Teks eksplanasi merupakan bacaan yang menjelaskan proses terjadinya suatu peristiwa yang berkaitan dengan sosial, budaya, atau alam. Teks eksplanasi menunjukkan hubungan sebab-akibat atau urutan waktu. Hubungan tersebut dapat dilihat melalui konjungsi sebagai alat kohesi gramatikal serta repetisi dan kolokasi sebagai wujud kohesi leksikal. Penelitian mengenai kohesi gramatikal dan leksikal dilakukan melalui teks eksplanasi yang ditulis oleh siswa. Berdasarkan capaian pembelajaran kurikulum merdeka, pelajaran tentang teks eksplanasi diajarkan kepada siswa SMP. Berkaitan dengan hal tersebut, data yang digunakan adalah teks eksplanasi yang dihasilkan oleh siswa kelas VIII di SMP Assyairiyah Attahiriyah. Berdasarkan uraian tersebut, perumusan masalah penelitian ini adalah 1) bagaimana kohesi gramatikal yang diperlihatkan melalui konjungsi dalam teks eksplanasi yang ditulis oleh siswa kelas VIII di SMP Assyairiyah Attahiriyah? dan 2) bagaimana kohesi leksikal yang diperlihatkan melalui repetisi dan kolokasi dalam teks eksplanasi yang ditulis oleh siswa kelas VIII di SMP Assyairiyah Attahiriyah? Penelitian mengenai penggunaan konjungsi ini dilakukan dengan menggunakan teknik pengumpulan data observasi partisipan. Berdasarkan teknik pengumpulan data tersebut, dihasilkan tulisan teks eksplanasi yang di dalamnya terdapat penggunaan konjungsi dan bentuk repetisi serta kolokasi. Hasil penelitian terhadap konjungsi, repetisi, dan kolokasi menunjukkan kohesi dalam teks eksplanasi yang dihasilkan siswa dengan menjelaskan hubungan sebab-akibat. ......Explanatory text is reading that explains the process of social, cultural or natural events. Explanatory text shows causality or time sequences. This can be seen through conjunctions as a means of grammatical cohesion and repetition and collocation as a form of lexical cohesion. This research was carried out through explanatory texts written by students. Based on the learning outcomes of the independent curriculum, explanatory texts are taught to junior high school students. In this regard, the data used is explanatory text written by class VIII students at Assyairiyah Attahiriyah Middle School. Based on this description, the problem formulation is 1) how is grammatical cohesion shown through conjunctions in explanatory texts written by class VIII students at Assyairiyah Attahiriyah Middle School? and 2) how is lexical cohesion demonstrated through repetition and collocation in explanatory texts written by class VIII students at Assyairiyah Attahiriyah Middle School? Research regarding the use of conjunctions was carried out using participant observation data collection techniques. Based on these data collection techniques, explanatory text is produced which includes the use of conjunctions, repetition, and collocation. The results of research on conjunctions, repetitions and collocations show cohesion in the explanatory texts produced by students by explaining cause-and-effect.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library