Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 806 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Redyanto Noor
Abstrak :
Pendahuluan
Dalam dua puluh tahun terakhir ini fiksi Indonesia menunjukkan gambaran perkembangan yang menarik dan beraneka ragam. Hal itu dinyatakan berdasarkan beberapa gejala yang terlihat pada berbagai segi kehidupan fiksi Indonesia, yang menyangkut segi produksi, distribusi, dan sambutan masyarakat.

Dari segi produksi, menurut Teeuw, sekurang-kurangnya ada tiga gejala yang menampakkan kenyataan baru. Pertama, tersedianya buku-buku fiksi baru di toko-toko buku dalam jumlah yang jauh lebih besar dibanding sebelumnya. Kedua, banyak diantara novel dan kumpulan cerita yang tersedia itu merupakan cetak-ulang atau kumpulan cerita yang ditulis sebelum tahun 1965, bahkan ada yang berasal dari zaman Halal Pustaka atau Pujangga Baru. Contoh untuk itu misalnya Salah Asuhan (Abdul Muis), Layar Terkembang (STA), Belenggu (Armij n Pane), Jalan Tak Ada Ujung (Mochtar Lubi s) , dan Robohnya Surau Kami (Ali Akbar Navis). Ketiga, munculnya pengarang angkatan lama; Sutan Takdir Alisjahbana, Achdiat Karta Mihardja, Mochtar Lubis, Pramudya Ananta Toer, aktif kembali menulis beberapa novel setelah lebih dari dua puluh tahun menghentikan kegiatan.

Perihal perkembangan produksi itu lebih jauh dapat diketahui dari kenyataan-kenyataan yang berkaitan dengan kondisi produksi novel di Indonesia. Kondisi produksi itu ditandai oleh bermacam-macam gejala, seperti meningkatnya gairah penerbitan, terbitnya majalah-majalah wanita, meningkatnya jumlah surat kabar, dan diselenggarakannya berbagai sayembara penulisan cerita fiksi.

1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Nanny Sri Lestari
Abstrak :
ABSTRAK
Dunia karya sastra berkembang dari zaman ke zaman, mengikuti perubahan waktu. Novel sebagai salah satu genre di dalam ragam prosa, juga muncul dalam dunia kesusastraan Jawa. Mengutip pendapat M.H Abrams (1981:120-121) menyatakan bahwa genre novel ini sebenarnya berasal dari Eropa Barat, yang baru dikenal di sana kira-kira abad ke delapan betas melalui perkembangan yang cukup panjang.
Adapun yang dimaksud dengan novel menurut Teeuw (1967:67) adalah salah satu jenis ragam prose yang pada dasarnya merupakan satu bentuk cerita panjang. Memang ada banyak sekali usaha untuk memberi batasan tentang novel ini, dan hasilnya pun beragam antara lain oleh A.F Scott, Harry Shaw, dan William Kenney. A.F Scott (1965:196-197) mengungkapkan bahwa novel adalah karya prosa fiksi yang panjang dan berhubungan dengan manusia, serta segala tingkah lakunya dalam satu waktu dan berusaha mengetengahkan watak-watak manusia dalam kaitannya dengan kehidupan. Harry Shaw (1976:169) juga menjelaskan bahwa novel merupakan karya prosa fiksi yang panjang dan menggambarkan tokoh-tokoh serta mengungkapkan satu rangkaian peristiwa dan latar. William Kenney (1966:31) juga menjelaskan bahwa novel adalah suatu fiksi naratif yang panjang dan merupakan imitasi dari keadaan sebenarnya.
Dari beberapa definisi di atas tadi dapat ditarik satu persamaan bahwa novel melibatkan banyak tokoh dengan masing-masing wataknya dan merupakan suatu rangkaian peristiwa yang berkaitan dengan kehidupan manusia.
Kembali pada karya sastra genre novel yang juga dikenal di Indonesia, Teeuw berpendapat bahwa (1976:54) diperkirakan genre novel ini baru muncul pada sekitar tahun 1920-an, ketika Balai Pustaka pertama kali menerbitkan Azab dan Sengsara karya Merari Siregar yang dianggap sebagai novel asli Indonesia pertama. Berbeda halnya dengan novel yang berbahasa Jawa. Pada tahun 1920-an Balai Pustaka juga menerbitkan Serat Riyanta karya R.M Sulardi. J.J Ras (1979:9) mengungkapkan bahwa, genre novel ini belum lama benar menjadi bagian dari sastra Jawa. Genre baru ini dikenal dengan istilah sastra gagrag anyar atau sastra Jawa baru.
Serat Riyanta ini menarik karena di samping isi ceritanya juga karena lukisan kehidupan sosiai masyarakat bangeawan Surakarta pada awal abad ke 20. Masih lmengutip pendapat J.J Ras {1979:13) bahwa sastra tulis Jawa dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok pertama adalah sastra tradisional yang terikat oleh patokan-patokan yang ditaati turun temurun dan kelompok kedua adalah sastra modern yang merupakan hasil pengaruh dari luar terutama Eropa Barat.
1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Partini Sardjono Pradotokusumo
Abstrak :
Gajah Mada sebagai tokoh sejarah kiranya tidak asing lagi bagi bangsa Indonesia, tetapi Gajah Mada sebagai tokoh karya sastra (kuna) pada umumnya, kakawin khususnya, mungkin jarang atau lama sekali tidak dikenal. Dengan ditemukan naskah Kakawin Gajah Mada yang ditulis dalam bahasa Jawa Kuna dan ternyata merupakan hasil gubahan pada abad ke-20, kami sebagai pecinta bahasa dan sastra Jawa Kuna sangat tertarik untuk menelitinya lebih mendalam, yang kemudian kami kembangkan menjadi disertasi ini. Apakah gerangan yang diceritakan penggubah tentang tokoh sejarah yang termashur di Indonesia dalam suatu gubahan yang digurat di atas lontar yang dipuja dan disimpan dalam pamrajan sebuah puri di Ubud, Bali? Suntingan naskah dan terjemahannya dalam bahasa Indonesia mungkin dapat membuka jalan bagi peminat untuk menikmati cerita tentang tokoh besar ini. Namun kepekatanggapan kami yang utama ialah meneliti kakawin sebagai suatu karya sastra, khususnya kakawin abad ke-20 ini, yang tentunya telah mengalami perubahan dengan lajunya zaman. Semoga melalui hasil usaha kami yang sederhana ini, warisan kebudaysan daerah yang amat berharga yang berupa kakawin dapat lebih dikenal, dengan harapan dapat menggugah dan mendorong peneliti lain untuk meneliti sastra kuna umumnya, kakawin khususnya, sehingga dapat menyelamatkan salah satu bagian harta karun kebudayaan bangsa, yang terancam kepunahan karena semakin langka penggali dan penelitinya.
1984
D1158
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suprapti
Abstrak :
Serat Jatikusuma adalah naskah yang berisi tentang cerita roman Islam dan berkembang di sekitar daerah pesisir pantai utara Jawa. (Pigeaud, 1967: 219-223). Dibanding dengan teks-teks keraton, teks-teks pesisiran memiliki kekhasan dalam hal bahasa (bahasa Jawa dialek pesisiran), aksara (aksara pegon disamping aksara Jawa, dan isi (meskipun tidak seluruhnya, namun menunjukkan warna keislaman). (Karsono H. Saputra, 2001:88). Serat Jatikusuma yang selanjutnya disebut SJK merupakan salah satu naskah yang berkembang disekitar daerah pesisir pantai utara Jawa. Pigeaud (1967:219-223) telah mengelompokan teks Serat Jatikusurna termasuk dalam sastra roman yang berkembang di sekitar daerah pesisir pantai utara Jawa bersama dengan Johar Manikam, Johar Sah, Mursada, Jaka Nestapa, Jaka Prataka, Sukamadi, Ardi Kusuma, Raden Saputra, dan Santri Gudigan. Teks SJK menceritakan tentang pengembaraan seorang putra raja bernama Jatikusuma dari Asmarakandi, disertai dua punakawannya bernama Jumput dan Caleput. Pada akhimya Jatikusuma menikah dengan Sasmitarasa, putri dari Jong Biraji. Melalui studi pustaka diperoleh informasi ternpat penyimpanan SJK. Naskah_naskah yang mengandung teks SJK tersimpan di perpustakaan FSUI dengan koleksi empat naskah, PNRI dua naskah, dan tiga naskah terdapat di Museum Sono Budoyo. Berdasarkan informasi tersebut, peneliti bermaksud menyajikan suntingan teks SJK dan terjemahan dalam bahasa Indonesia, melalui langkah-langkah kerja filologi dengan menggunakan metode landasan. Poerbatjaraka (1950:75) dalam Indonesische Handscriften mngelompokkan naskah SJK sebagai naskah kesusastraan pesantren. Sebagai naskah yang berkelompok dalam kesusastraan pesantren, naskah SJK setidak-tidaknya mengandung unsur-unsur pesantren atau unsur-unsur Islam.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2004
S11496
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulianti
Abstrak :
Babad merupakan salah satu bentuk karya sastra Jawa yang mengandung unsur sejarah, merupakan bunga rampai tersusun oleh bagian-bagian cerita yang berbeda, selain itu juga memiliki arti kisahan berbahasa Jawa, Sunda, Bali, Sasak, Madura yang berisi peristiwa sejarah, terdiri dari riwayat, sejarah tambo di tanah Jawa. Naskah ini berisi cerita perjalanan bangsawan Koripan bernama raden Banjaransari yang pergi berkelana meninggalkan negerinya yang sedang terlanda wabah penyakit. Akhirnya ia berhasil masuk ke negara Galuh setelah dapat menebak teka-teki pintu masuk pertama hingga yang ke sembilan dan dilanjutkan ceritanya sampai cerita wali sanga. Naskah Babad Sigaluh ada 15 naskah, 8 naskah terdapat di perpustakaan FSUI (sekarang FIB UI), 1 buah naskah terdapat di PNRI, 3 naskah terdapat di museum Sonobudoyo, 3 naskah terdapat di Pura Mangkunegaran. Penelitian ini bertujuan menghasilkan suntingan teks yang telah dialihaksarakan dalam bahasa Jawa dan sinopsis dalam bahasa Indonesia, dan juga sedikit masukan bagi disiplin ilmu filologi serta, ikut melestarikan tradisi tulis Jawa melalui langkah-langkah kerja filologi dengan menggunakan metode landasan.
Depok: Universitas Indonesia, 2004
S11446
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ghea Rianty Purnamasari
Abstrak :
ABSTRAK
Sufiks merupakan salah satu jenis afiks yang berfungsi untuk membentuk sebuah kata. Berdasarkan penelitian ini, di dalam bahasa Melayu, khususnya di dalam Hikayat Abdullah bin Abdul Kadir Munsyi, sufiks –kan, baik yang berdiri sendiri sebagai sebuah sufiks di belakang bentuk dasar maupun yang membentuk kombinasi afiks, jumlah dan penggunaannya sangat produktif. Oleh karena itu, penelitian ini mengambil sufiks –kan sebagai tema. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode analisis deskriptif. Penelitian ini membahas pola-pola pembentukan kata bersufiks –kan, unsur-unsur yang mendampinginya, dan makna kata bersufiks –kan yang ada di dalam Hikayat Abdullah bin Abdul Kadir Munsyi.
ABSTRACT
Suffix is one of affixes type which has a function to form a word. Based on this research, in the Malay language, specially in Hikayat Abdullah bin Abdul Kadir Munsyi manuscript, -kan suffix which attached on the backside of a base as an independent suffix and –kan suffix which combined with preffix on a base, are productive. Therefore, this study raised –kan suffix as its theme. This research is a qualitative descriptive analysis method. This study discusses about the patterns of a –kan suffix word form, the elements which attached on it, and the meanings of –kan suffix word form in Hikayat Abdullah bin Abdul Kadir Munsyi manuscript.
2014
S60134
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Melani Budianta
Jakarta: Lontar Foundation, 2018
899.221 393 MEL e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Melani Budianta
Jakarta: Lontar Foundation, 2018
899.221 41 MEL o
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Melani Budianta
Jakarta: Lontar Foundation, 2018
899.221 21 MEL o
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>