Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Insan Budi Maulana
Bandung: Citra Aditya Bakti, 2010
346.068 INS a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Yustina Niken Sharaningtyas
Abstrak :
ABSTRAK
Pembentukan peraturan perundang-undangan desain industri di Indonesia tidak didasarkan pada kepentingan dan kebutuhan dari masyarakat Indonesia itu sendiri, melainkan sebagai konsekuensi dari keikutsertaan Indonesia dalam persetujuan TRIPs-WTO. Masyarakat Indonesia pada umumnya masih menjunjung tinggi rasa kebersamaan atau komunalistik dan masih mengedepankan nilai-nilai spiritualistik, sedangkan rezim HKI menganut nilai kapitalistik dan mengedepankan kepentingan individu (individualistik). Benturan karakter atau nilai tersebut turut menjadi faktor yang mengakibatkan ketidakefektifan implementasi ketentuan-ketentuan hukum HKI di dalam masyarakat. Hal inilah yang terjadi di dalam masyarakat pengrajin perak Kotagede. Rasa asing terhadap sistem perlindungan HKI menyebabkan pemahaman masyarakat pengrajin perak Kotagede terhadap Hak Kekayaan Intelektual sangat kurang Hasil penelitian menunjukkan bahwa 67,6% masyarakat pengrajin perak Kotagede tidak mengetahui adanya Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri yang memberikan perlindungan hukum bagi produk desain kerajinan perak mereka. Dalam penelitian diperoleh data bahwa belum ada satupun masyarakat pengrajin perak di Kotagede yang mendaftarkan produknya ke dalam perlindungan hukum desain industri. Hanya 26,5% saja yang memiliki keinginan untuk mendaftarkan produknya, sedangkan sisanya 73,5% responden tidak memiliki keinginan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat ketidakpedulian masyarakat pengrajin perak terhadap HKI masih sangat tinggi. Dalam penelitian ini dilakukan uji korelasi dan uji regresi linier/uji pengaruh antara variable nilai-nilai budaya masyarakat dengan sikap keberatan reponden atas peniruan desain produknya oleh orang lain. Diperoleh kesimpulan bahwa antara variable nilai budaya “rame ing gawe suci ing pamrih”, “gotong royong” dan “etika berbagi” dengan sikap keberatan reponden atas peniruan desain produknya terdapat korelasi/hubungan yang kuat, signifikan dan tidak searah. Semakin tinggi adanya kontak dengan nilai budaya tersebut maka masyarakat pengrajin perak Kotagede akan semakin tidak keberatan apabila desain produknya ditiru oleh orang lain. Variabel-variabel nilai budaya tersebut mempengaruhi sikap keberatan reponden atas peniruan desain produknya oleh orang lain.
ABSTRACT
The drafting of industrial design legislation in Indonesia is not based on the interests and needs of the people of Indonesia itself, but rather as a consequence of Indonesia's participation in the WTO-TRIPs agreement. Indonesian society in general still uphold a sense of togetherness or komunalistik and still promoting the values of spiritualistic, while the IPR regime adopted capitalistic values and promotes the interests of the individual (individualistic). Clash of the characters or the value is also a factor resulting in ineffectiveness implementation of the provisions of IPR laws in society. This is what happens in society silversmith Kotagede. People are unfamiliar with the IPR protection system, therefore caused the public's understanding to Intellectual Property Rights is very less. The results of research showed that 67.6% of the silversmith Kotagede do not know the Law No. 31 Year 2000 on Industrial Design that provides legal protection for product design their silver. In this case showed that no one in silversmith Kota Gede who register their products to the legal protection of industrial designs. Only 26.5% who have a desire to register their products, while the remaining 73.5% of respondents have no such desire. This suggests that the level of public indifference towards IPR still very high. In this study tested the correlation and linear regression test of variable cultural values with the objection’s attitude of respondents if his/her product design imitated by others. It is concluded that with the variable cultural values “rame ing gawe suci ing pamrih”, “gotong royong” and “etika berbagi”and the objection’s attitude of the respondents if his/her product design imitated by others there is a strong correlation/relationship, significant and not unidirectional. Variables cultural values influence objection’sattitudes respondents if his/her product design imitated by others.
Universitas Indonesia, 2013
T36109
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library