Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 15 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Smith, Charles Edward
"Proses pembuatan tekstil dapat menghasilkan Limbah, baik Padat, Cair maupun Gas dan Kebisingan. Apabila limbah ini dibuang ke badan air maka akan mencemari badan air tersebut.
Makalah ini merupakan suatu laporan pengelolaan Limbah Industri
Tekstil PT. ADETEX Bandung yang dibuat berdasarkan hasil kunjungan ke
pabrik, Wawancara dengan pimpinan perusahaan mengenai segala kegiatan
yang ada di Pabrik.
Proses pengolahan Limbah yang dilakukan oleh PT. ADETEX
Bandung dilakukan dengan cara biologis untuk limbah Cairnya yang
meliputi proses Aerasi, Ekualisasi, Koagulasi dan sedimentasi dimana
Sludge yang dihasilkan dimanfaatkan kembali (Reuse) sebagai pupuk di
taman pabrik. sementara limbah padat dari pembungkus-pembungkus bahan
baku dan kertas-kertas perkantoran dikelola oleh suatu kontraktor dengan
cara mengumpulkan lalu di bawa ke luar dari Pabrik dan Limbah Gas dan
Kebisingan sampai Iaporan ini ditulis belum dilakukan pengolahannya.
Dari hasil kunjungan ke Pabrik PT. ADETEX dapat diamati bahwa
pada proses produksi pada tiap bagian proses diperoleh limbah cair
yaitu mulai dari proses pengkajian (Sizing) , proses penghilangan kanji
(Desizing). penmsakan ( Scouring ) sampai padu proses penyempurnaan ( Finishing ).
Dari hasil yang diperolah bahwa , pengolahan limbah cair dengan
cara biologis ini, masih perlu ditingkatkan efektivitas pengolahannya
terutama BOD. Phenol karena pada hari-hari tertentu masih melewati
baku mutu, namun di nilai pengolahan limbahnya sudah memenuhi syarat
sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku di Indonesia."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asih Wijayanti
"ABSTRACT
Kemajuan yang pesat di bidang industri selalu diharapkan oleh negara
berkembang sedangkan peningkatan jumlah industri tidak saja memberikan
dampak positif tetapi juga dampak negatif berupa pencemaran terhadap
lingkungan yang pada akhirnya akan menurunkan kualitas lingkungan.
Untuk mencegah pencemaran terhadap lingkungan, setiap industri harus
mengelola limbahnya sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi standar
baku tingkungan yang telah ditetapkan.
Sebagai dasar adalah Pasal 33 UUD 1945, Ketetapan MPR Rl Nomor
II/MPR/1998 tentang GBHN, Pasal 16 UU RI No.23 Tahun 1997 tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup, PP No.20 Tahun 1990 tentang Pengendalian
Pencemaran Air, Keputusan Menteri Perindustrian No. 134/M/SK/2/1988
tentang Pencegahan dan Penanggulangan Pencemaran Sungai Sebagai
Akibat Kegiatan Usaha lndustri Terhadap Lingkungan Hidup, Keputusan
Menteri Negara Lingkungan Hidup No. Kep-51/MENLH/10/1995 tentang Baku
Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Industri dan Keputusan Gubernur Kepala
Daerah Tingkat 1 Jawa Barat Serta Keputusan Walikotamadya Kepala Daerah
Tingkat ll Tangerang No.660.1/SK-395/LH-1994.
PT. Multi Bintang Indonesia merupakan salah satu perusahaan yang
memproduksi minumam bir terbesar di Indonesia, yang telah melaksanakan
usaha minimisasi limbah yaitu dengan mengumpulkan dan menjual Iimbah
padat spent grains sebagai campuran pakan ternak dan juga mengolah
limbah cair secara mandiri dengan mendirikan WWTP (Waste Water
Treatment Plant). Dengan adanya unit pengolah Iimbah tersebut maka
PT.MBI berusaha untuk mengurangi kadar pencemar dalam air limbahnya.
Walaupun demikian pada saat ini hasil pengolahan Iimbah untuk beberapa
parameter masih belum memenuhi baku mutu Iingkungan yang telah
ditetapkan karena kurangnya efektivitas kerja unit pengolahan Iimbah
tersebut.

"
1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sulistyoweni Widanarko
"ABSTRAK
Penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan kinerja sistim pengolahan limbah industri tahu/tempe dan penerapannya di lapangan untuk laporan pertama tahun ke satu sampai pada tahap identifikasi limbah serta pengujian modul proses. Industri tahu tempe di DKI tersebar di lima wilayah dengan jumlah industri terbanyak di Jakarta Timur. Karakteristik limbah yang ada menunjukkan sifat organik dengan BOD = 4200-4400 mg/I, COD = 7300-8000 mg/I, kekeruhan 380 satuan NTU. Unsur-unsur kimiawi umumnya dominan dengan beberapa logam terlarut seperti calsium magnesium, besi, mangan, dan seng. Pengujian terhadap modul yang merupakan inti dari proses aerob dalam sistim pengolahan dilakukan pada Aerated Submerged Fixed Film Bioreactor (ASSF Bioreactor). Uji kerja beban 3 kg COD/m3 dengan waktu tinggal 24 jam dari reaktor menunjukkan penyisihan zat karbon organik rata-rata 74,8 %, pengurangan suspended solid 30 - 33 %, amoniak 30 - 33 % serta phosphate 41 - 44 %. Untuk Fluidized Bed dengan beban olah lebih rendah yaitu 1 kg COD/m3 serta waktu tinggal lebih pendek yaitu 20 - 30 menit menghasilkan penyisihan rata-rata 69,8 % dalam COD. Kedua unit memerlukan waktu seeding 2 minggu untuk mencapai steady state. Waktu yang diperlukan dalam penelitian Upflow Anaerobic Sludge Blanket (UASB) lebih lama 6 minggu dibandingkan steady state yang diperlukan pada ASFF ataupun Fluidized Bed; hal ini dikarenakan beban olahnya lebih tinggi (mencapai 7000 mg/l) serta waktu tinggal dalam reaktor 24 jam"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1993
01 Wid s-1
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Sulistyoweni Widanarko
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1993
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Sulistyoweni Widanarko
"ABSTRAK
Industri kecil (IK) electroplating yang dijadikan studi adalah IK-electroplating yang berada di wilayah DKI Jakarta. Untuk pengembangan teknologi pengolahan, sebagai upaya dalam penanggulangan dampak pencemar, dilakukan pendekatan penelitian dengan perolehan data primer dan sekunder, yang meliputi kegiatan pendataan penyebaran industri kecil electroplating di wilayah DKI Jakarta, observasi serta analisis proses produksi, pengambilan dan pemeriksaan sample air limbah, analisis karakteristik air limbah yang dihasilkan serta percobaan secara fisik-kimia di laboratorium. Hasil dari uji coba tersebut digunakan sebagai dasar penyusunan konsep bangun pengolahan limbah industri kecil electroplating tersebut.
Jenis industri kecil electroplating di wilayah DKI Jakarta, adalah jenis pelapisan Nikel-Krom, pelapisan Tembaga - Nikel Krom dan pelapisan Seng. Jumlah IK Electroplating yang didata berjumlah 37 buah yang tercatat di Kanwil DInas Perindustrian menyebar di daerah pemukiman dan daerah komersial. Jumlah terbsear dari penyebaran industri kecil electroplating berada di wilayah Jakarta Barat (±70%), dengan jenis pelapisan Nikel-Krom yang dominan.
Karakteristik air limbah yang dihasilkan secara kualitas, umumnya ditandai dengan pH yang rendah sampai netral, kesadahan tinggi, COD yang rendah sampai sedang, DHL yang tinggi serta kandungan logam berat Pb, Cu, Cd, Cr, Ni, dan Zn. Konsentrasi tingkat pencemar yang diukur dengan nilai COD bervariasi dari 108 mg/l sampai 14033 mg/l. Perbandingan BOD Terhadap COD yang umumnya rendah, hal ini menunjukkan rendahnya fraksi organik yang terbiodegrasi, sehngga penanganan air limbahnya yang tepat adalah dengan proses pengolahan secara fisik - kimiawi.
Percobaan pengolahan dilakukan terhadap air limbah Nikel-Krom yang merupakan jenis industri kecil electroplating yang tersebar di wilayah DKI Jakarta. Hasil percobaan disajikan dalam tabel 1 dan 2 dan gambar 01. Untuk mencapai kualitas efluen air limbah yang ditetapkan di DKI Jakarta, diperlukan pengolahan kimia fisis dengan dosis optimum koagulan FeSO4 (99%) sebesar 1500 mg/l, Ca(OH)2 teknis 2% sebesar 1360 mg/l, H2SO4 1N sebanyak 15 ml/500 ml sampel. Koagulan air diperlukan sebesar 0,5 ml/500 ml dengan pengadukan 60 rpm selama 15 menit. Periode waktu pengendapan 30 menit dengan produksi lumpur 99 ml/500 ml sampel atau 20% dari limbah yang diolah (kadar air ± 95 - 98%). Kondisi optimal untuk reduksi Cr adalah pada pH = 2,0, sedangkan untuk terbentuknya endapan pada pH 8-9,50.
Untuk sistem pengolahan limbah IK-EP tersebut disarankan menggunakan sistem terpusat yaitu limbah dari beberapa industri digabung menjadi satu dengan menggunakan sistem MOduk. Namun jika mempunyai halaman dapat mengolah sendiri. Untuk kapasistas 0.5 m3/hari (dengan 4x "run" perhari) dibutuhkan 1 bak penangkap minyak/detergen, bal ekualisasi dan 1 drum bak koagulasi/flokulasi dan sedimentasi. Luas area yang dibutuhkan 3x3m2. Rancang Bangun Teknologi Pengolahan Limbah Industri Kecil Electroplating tertera pada gambar 02.

ABSTRACT
The object study focused on small electroplating industries located in DKI Jakarta area. To overcome the impact of pollution, we try to develop technology of waste treatment of small electroplating industries. Firstly, we have mad an observation covered the primary data as well as secondary data about small electroplating industry which spread throughout the DKI Jakarta area. Then, we observed the process of production, sampling the waste water, analysed the characteristic of waste water, and the test is managed physically as well as chemically in Laboratorium. The result of these observations is used to prepare the concept of the waste water treatment plant of small electroplating industry.
There are about 37 electroplating industries registered in Kantor Wilayah Dinas Perindustrian DKI (Region office in the Industrial Department) which are spread out in the human settlement area and commercial area. Those are Ni-Cr plating, Cu-Ni-Cr plating and Zn Plating. The most dominan is the Ni-Cr-plating (±70%) located in west java.
The quality of waste water produced by these electroplating industries generally characterized by the low up to normal pH, very high hardness, high conductivity, COD low slightly medium, and contained metal such as Pb, Cu, Cd, Cr, Ni, and Zn. The pollution is generally above average. The level of pollution indicated by COD varied considerably from 108 mg/l to 14033 mg/l.
.
The ratio BOD/COD generally low that indicates biodegradation of organic fraction is low. Therefore the proper method to treat the waste water is physically as well as chemically.
The result of the test for treating the electroplating waste water are presented in tabel 1 and tabel 2, figure 01. In order to meet the effluent standard of DKI Jakarta, it is needed to treat the waste water chemically and physically. The optimal dosage of coagulant FeSO4, (99%) 1500 mg/l Ca(OH)2 2% is 360mg/l, H2SO4 1 N is 15 ml/500 ml sampling.
The coagulant aid needed is 0,5 mg/500 ml water mixed in 60 rpm in 15 minutes. The precipitation periode is 30 minutes and it produces sludge 99 ml/500 ml or 20% treated water (the water content in between 95-8%). The optimum condition of reducing Cr is in pH 2,0 : whilst the pH for forming sediment are in the range pH 8-9,50.
For waste water treatment of electroplating it is suggested to use central system by mixing them up and use modul system. However if they have enough land they may treat or process the waste by their ow. For a capacity of 0.5 m3/day with 4 x run per day, one needs to have grease/oil trap, equalization tank, coagulation flocculation & sedimentation tank in one drums. A space of 3x3 m2 is needed. The construction drawing presented in figure 0,2."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1993
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Sulistyoweni Widanarko
"Industri tekstil yang dijadikan obyek studi adalah industri tekstil yang berada di wilayah DKI Jakarta. Dalam usaha pengembangan teknologi pengolahan, dilakukan pendekatan penelitian dengan perolehan data primer dan sekunder, yang meliputi kegiatan pendataan penyebaran industri tekstil di DKI Jakarta, observasi serta analisa proses produksi, pengambilan dan pemeriksaan sample air limbah, pengisian kuesioner oleh industri dan analisa parameter COD terhadap simuiasi pengolahan yang telah dilakukan.
Jenis industri tekstil di DKI Jakarta sebagian besar merupakan industri garment, pertenunan dan perajutan. Jumlah industri tekstil yang di data sebanyak 42 buah, dimana sebagian besar terkonsentrasi di wilayah Jakarta Timur dan Barat. Dalam penelitian ini proses produksi industri tekstil terbagi atas 3 kategori yaitu industri pemintalan, pencelupan/pencapan/ finishing dan pertenunan-pencelupan pencapan/finishing.
Karakteristik limbah yang dihasilkan dari ke 3 proses produksi tersebut umumnya memiliki kandungan COD, BOD, TSS, alkalinitas, warna, logam berat (Zn, Cr, Pb, Hg) di atas baku mutu air limbah yang telah ditetapkan. Ungkat pencemaran biasanya diukur dengan COD, dimana dalam penelitian ini berkisar antara 500 - 1643 mg/l. Angka perbandingan BOD/COD berkisar antara 0.42 - 0.63, hal ini memparlihatkan bahwa sistim pengolahan yang tepat adalah dengan mensimulasikan pengolahan kimiawi sebelum pengolahan bioiogis. Untuk itu pengolahan kimiawi ini akan didasarkan pada analisa Jar test dari proses Koagulasi-Fiokulasi yang teiah dilakukan dalam removal COD terhadap 16 industri tekstil.
Hasil simulasi pengolahan limbah cair industri tekstil tersebut menunjukkan kontigurasi sistim dari pengolahan primer yang berintikan proses kimia (Koagimlasi dan Flokulasi) dan proses fisk (Sedimentasi), pengolahan sekunder dari proses biologis Activated Sludge serta pengolahan tersier yang berintikan proses Adsorpsi Karbon Aktif ataupun Filter Zeolit. Strata pengolahan yang ada didasarkan pada tingkat konsentrasi limbah yang diolah. Pengolahan primer untuk beban COD < 600 mg/l sedangkan untuk beban 600 < COD < 1200 mg/l dilanjutkan dengan pengolahan sekunder. Untuk beban COD > 1200 mg/l digunakan pengolahan lengkap."
Lembaga Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia, 1994
01 Wid p-1
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Yusuf Pratama Putra
"ABSTRAK
Latar belakang penelitian ini adalah semakin buruknya indeks kualitas air sungai di
Provinsi DKI Jakarta. Sebab banyak pabrik yang membuang limbah ke sungai,
khususnya industri penyepuhan dengan listrik. Masalahnya adalah limbah yang
dihasilkan berbahaya saat dibuang langsung ke lingkungan, yaitu seng dan sianida.
Senyawa tersebut bersifat toksik dan bioakumulasi di rantai makanan. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pengelolaan limbah pada proses penyepuhan
dengan listrik terhadap konsep minimisasi limbah beserta penghematannya, sikap
pihak terkait terhadap limbah, dan memprediksi peringkat PROPER (Program
Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan) melalui self assessment. Metode penelitian
adalah metode campuran dengan observasi lingkungan, tinjauan dokumen, perhitungan,
wawancara, dan kuesioner. Sampel terdiri atas dua belas pekerja penyepuhan dengan
listrik dan tiga orang manajemen, dan empat puluh delapan responden dari warga
sekitar yang dipilih dengan metode purposive sampling. Data diperoleh dengan
menggunakan kuesioner, wawancara, dan analisis laboratorium. Hasil dari penelitian
ini adalah industri melakukan pengelolaan limbah melalui pengaturan letak dan end-of
pipe treatment, sehingga belum efektif untuk penerapan konsep minimisasi limbah.
Perhitungan keuntungan industri disini didapatkan melalui penghematan bahan baku,
biaya pengelolaan limbah, dan upah pekerja. Untuk prediksi PROPER, dokumen sudah
dilengkapi dan memenuhi kriteria biru. Kesimpulannya adalah proses penyepuhan
dengan listrik di industri belum efektif dalam melaksanakan minimisasi limbah. Jika
diterapkan konsep minimisasi limbah akan didapat penghematan sebesar Rp
392.964.436,00/tahun. Sikap semua pihak adalah memandang kondisi saat ini sudah
baik, sehingga tidak ada usaha perbaikan untuk menuju minimisasi limbah. Prediksi
PROPER yang adalah biru dan komitmen terhadap lingkungan berada di level 1
berdasarkan penghargaan industri hijau (skor: 57,75).

ABSTRACT
The background of this study is the worse river water quality index in DKI Jakarta
Province. Because many factories dump waste into rivers, especially electroplating
industry. The problem is that the waste produced is dangerous when disposed of
directly into the environment, namely zinc and cyanide. These compounds are toxic
and bioaccumulate in the food chain. The purpose of this study was to evaluate waste
management in the process of the electroplating with the concept of waste
minimization and its savings, party attitudes related to waste, and predicting PROPER
(Company Performance Rating Program) ratings through self assessment. The research
method is a mixed method with environmental observations, calculation, document
reviews, interviews, and questionnaires. The sample consisted of twelve electroplating
workers and three management people, and forty-eight respondents from surrounding
residents who were selected by purposive sampling method. Data were obtained using
questionnaires, interviews, and laboratory analysis. The results of this study are that
the industry carries out waste management through setting and end-of pipe treatment,
so that it has not been effective in applying the concept of waste minimization.
Calculation of industry profits here is obtained through saving raw materials, waste
management costs, and workers' wages. For PROPER predictions, documents are
completed and meet the blue criteria. The conclusion is that the process of gilding with
electricity in the industry has not been effective in carrying out waste minimization. If
the waste minimization concept is applied, savings of IDR 392,964,436.00/year will be
obtained. The attitude of all parties is to see that the current conditions are good, so
there is no effort to make improvements to waste minimization. PROPER predictions
are blue and commitment to the environment is at level 1 based on green industry
awards (score: 57.75)."
Depok: Universitas Indonesia. Sekolah Ilmu Lingkungan, 2019
T51295
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lidia Handayani
"Dalam pemenuhan industri manufakturing berkelanjutan, industri dituntut untuk untuk mencegah timbulnya limbah, serta efisiensi penggunaan material dan energi melalui hiraerki minimisasi limbah. Penelitian dilakukan pada salah satu industri komponen otomotif dengan produk leafsspring. PT. XYZ telah melakukan pengelolaan limbah melalui metode end of pipe namun pendekatan ini tidak efektif. Untuk memenuhi manufakturing berkelanjutan, dibutuhkan analisis keseluruhan dampak lingkungan dengan pendekatan proses. Analisis dampak dilakukan dengan identifikasi aliran material dan energi melalui material flow analysis dan life cycle assessment. Selain itu, dilakukan penilaian terhadap penerapan minimisasi limbah di PT.XYZ melalui persepsi pekerja. Pada penelitian ini dilakukan i) kajian pengelolaan limbah industri ii)identifikasi dampak lingkungan proses produksi, iii)penerapan minimisasi limbah melalui keterlibatan sumberdaya manusia. Hasil dari penelitian ini proses produksi menghasilkan kerusakan pada kualitas ekosistem, perubahan iklim,sumberdaya dan kesehatan manusia kerusakan lingkungan terbesar disebabkan oleh pemakaian listrik sebesar 0,514 Pt, penggunaan material baja sebesar 0,319 Pt, dan penggunaan bahan kimia sebesar 0,164. Untuk persepsi pekerja dikategorikan cukup baik karena pengetahuan pekerja baik dan perusahan memiliki upaya pengurangan limbah dengan motivasi pengurangan biaya operasional
......In fulfillment of a sustainable manufacturing, industry must prevent waste generation, reduce material, energy and pollution in stage of manufacturing through waste minimization hiraerki. Implementation of waste minimization without considering the social aspects tend to be ineffective, the successful environmental performance of industry influenced by the role of workers. PT. XYZ has conducted waste management but has yet to analyze the overall environmental impact to meet sustainable manufacturing requirement. Assessment through life cycle assessment method was conducted. Objective of this research are i) identification performance of waste management ii) identification of the environmental impact of production process, iii) understanding implementation of waste minimization through the involvement of human resources. The results of this study are PT.XYZ on manufacturing process generate liquid waste, solid waste, and emissions. The environmental damage of the production process is the change in the ecosystem quality, climate change, resources and human health due to the resulting electrical usage, steel material consumption, chemical consumption with score in a row 0,514 Pt, 0,319 Pt, 0,164 . The role of human resources in the implementation of waste minimization categorized well enought due to hight score of employee knowledge and motivation in cost reduction"
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Uiniversitas Indonesia, 2016
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muthiah Hakim Hadini
"Penumpukan limbah konstruksi berkontribusi terhadap emisi karbon sehingga perlu dicari material alternatif yang ramah lingkungan. Biokomposit miselium merupakan material berkelanjutan dengan konsep material bio-based dan sirkular yang memanfaatkan limbah agrikultur. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kekuatan mekanis biokomposit miselium dengan konsep panel sandwich melalui penambahan lapisan. Eksperimen dilakukan memiliki dua tahap, yaitu (1) Komposit 1: Lapisan serat TKKS dengan resin getah pinus, dan (2) Komposit 2: Biokomposit Miselium. Pada komposit 1, hasil pengujian mekanis menunjukkan sampel S50 (Serat 50% dan resin 50%) dengan kuat tarik tertinggi (0.18 N/mm2) dan digunakan sebagai lapisan pada komposit 2. Pada komposit 2, dilakukan variasi perekatan lapisan dengan menggunakan hifa miselium (MB-M) dan resin (MB-R). Hasil pengujian karakter fisis, mekanis, dan konduktivitas termal dilakukan dan dibandingkan dengan standar JIS A 5905: 2003 kategori insulation board serta data sekunder dari penelitian terdahulu. Hasil tersebut menunjukkan sampel MB (tanpa lapisan) memiliki nilai mekanis dan konduktivitas termal terbaik. Hal ini dipengaruhi oleh metode inkubasi dan perekatan material yang menyebabkan perbedaan karakter akhir biokomposit miselium. namun nilai mekanis dan termal masih perlu ditingkatkan. Penelitian ini menyarankan perkembangan biokomposit miselium sebagai material nonstruktural yang mengarah pada fungsi panel insulasi.
......Building and construction waste contributes to global carbon emissions, so it is necessary to seek alternative materials that are environmentally friendly. Mycelium biocomposite is a sustainable material with biobased and circular materials by utilizing agricultural waste. This study aims to increase the mechanical strength of mycelium biocomposites through sandwich panel concept by adding surface layer. The experiment was carried out in (1) Composite 1: Empty Fruit Bunch (EFB) fiber layer with pine resin, and (2) Composite 2: Mycelium Biocomposite. In composite 1, the mechanical test results shows S50 sample (50% fiber and 50% resin) has the highest tensile strength (0.18 N/mm2). In composite 2, layer bonding uses mycelium hyphae (MB-M) and resin (MB-R). The results of physical, mechanical and thermal conductivity testing results are compared with the JIS A 5905: 2003 standard and previous research. These results show that the MB sample (no added layer) has the best mechanical and thermal conductivity values. This is influenced by the incubation process by different material. However, the mechanical and thermal values still need to be improved. This research suggests the development of mycelium biocomposites as non-structural materials that lead to the function of insulation panels."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>