Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 24 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Andi Sopandi
Abstrak :
Studi tentang pola adaptasi dan strategi pemberdayaan masyarakat sekitar kawasan industri merupakan salah satu studi dalam kajian sosiologi industri. Studi ini menjadi menarik untuk ditelaah berkenaan dengan perkembangan industri di Indonesia dalam tiga dasawarsa terakhir sebagai salah satu sektor utama dalam pembangunan, di antaranya adalah kawasan industri di Kabupaten Bekasi. Beberapa kajian masih lebih memfokuskan meneliti pola hubungan industri dan masyarakat, tanggung jawab sosial industri terhadap lingkungan sekitar, dan hubungan internal industri, tetapi kajian mengenai bagaimanakah pola adaptasi dan strategi pemberdayaan masyarakat sekitar kawasan industri dan implikasi kebijakan pemberdayaan masyarakat masih perlu dikaji secara mendalam. Penelitian ini melihat bagaimana pola adaptasi dan strategi pemberdayaan masyarakat dilakukan (Dusun Sempu, Desa Pasir Gombong, Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi) di sekitar kawasan Industri Cikarang-Jababeka. Kajian ini menjadi sangat menarik untuk diteliti dengan karakteristik yang memerlukan pendekatan yang khusus dalam membuat kerangka analisa penelitian. Analisa pola adaptasi menggunakan teori perubahan sosial, strategi adaptasi, tipe adaptasi dan pola adaptasi serta analisis SWOT dan strategi pemberdayaan masyarakat. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif yang dimulai melalui pemetaan sosial (social mapping) dengan langkah pengumpulan data, observasi dan studi pustaka. Pengumpulan data diperoleh dengan cara wawancara mendalam dengan memilih informan kunci (key informan) berdasarkan kategori informan yang dibangun, yang terdiri atas bekas keluarga pemilik lahan luas, bekas keluarga pemilik lahan sempit dan bekas kuli tani/lio serta masyarakat pendatang. Hal ini berkaitan erat dengan pola kepemilikan tanah dan kondisi setelah pembebasan lahan industri yang berimbas terhadap strategi adaptasi masyarakat, tipe adaptasi dan pola yang dilakukan masyarakat sekitar kawasan industri. Perubahan sosial yang terjadi di lokasi penelitian tidak terlepas dari dinamika pertumbuhan kawasan Industri (khususnya Kawasan industri Cikarang-Jababeka). Dampak industri terhadap masyarakat desa di antaranya adalah semakin menipisnya lahan dan perubahan struktur ekonomi, yang mempengaruhi produktivitas ekonomi masyarakat tersebut sehingga termarginalisasi. Masyarakat kemudian memilih strategi adaptasi untuk dapat bertahan di lingkungannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan kategori bekas keluarga pemilik lahan luas, keluarga pemilik lahan sempit dan keluarga pekerja tani/lio dan masyarakat pendatang memiliki strategi adaptasi dan pola adaptasi yang khas. Strategi yang dilakukan meliputi: (a) masyarakat desa mengandalkan bentuk-bentuk usaha swadaya (self help) yang bersifat subsisten absolut; (b) beralih ke sektor non-pertanian dan batubata (Non-farm-subsisten); (c) mengandalkan bantuan dari luar; (d) memasuki pola ekonomi industri, dan mengikuti perilaku ekonomi industri di antaranya bergerak di bidang home-industry (industry group) dan (e) masyarakat desa yang tetap bertahan dengan pola ekonomi lama (pertanian dan batubata) dan mencari usaha lain yang bersifat komersial (komersial relatif). Di sisi lain, sebagian masyarakat pendatang ada yang bersifat subsisten, di sisi lain ada pula yang bersifat komersial dengan ikatan kedaerahan yang tinggi. Berdasarkan strategi dan pola adaptasi yang berkembang, maka dikaji berdasarkan analisis SWOT sebagai dasar strategi pemberdayaan masyarakat sekitar kawasan industri. Berdasarkan tipologi tersebut, kemudian dirancang strategi perencanaan pembangunan sosial yang sesuai dengan pola adaptasi masyarakat sekitar kawasan industri. Oleh sebab itu, strategi perencanaan sosial melalui program pemberdayaan masyarakat diharapkan dapat dilakukan sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan komunitas sekitarnya. Dengan demikian, melalui program-program pemberdayaan masyarakat tersebut diharapkan kehadiran industri di suatu daerah justru tidak memarjinalkan masyarakat, tetapi dapat berkembang bersama-sama dengan masyarakat di sekitarnya. Selain itu, perlu juga ditunjang dengan berbagai kebijakan dan program-program baik dari pemerintah daerah maupun pihak pengelola kawasan industri.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T7154
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maturidi Satar
Abstrak :
Perkembangan kota dengan industrinya telah menyebabkan terjadinya urbanisasi. Masalah kependudukan merupakan masalah bagi perkotaan, terutama bagi pembangunan kota. Makin padat penduduk kota, semakin menurun pola hubungan kemasyarakatan karena lingkungan kehidupan yang lebih mengutamakan efisiensi ekonomi, telah menimbulkan degradasi sosial. Sedangkan faktor ekonomi lebih ditentukan oleh dua hal pokok, yaitu kegiatan usaha dan politik ekonomi. Kabupaten Karawang terletak di Pantai Utara Pulau Jawa dengan letak geografis yang strategis. Sejak dulu, Kabupaten Karawang telah dikenal sebagai lumbung beras, baik untuk Jawa Barat maupun nasional. Berdasarkan letak geografis, Kabupaten Karawang dan posisinya yang tidak terlalu jauh dengan Ibukota Jakarta, menjadikan Kabupaten Karawang sangat potensial untuk dikembangkan sebagai daerah pendukung Jakarta. Salah satu kawasan dan zona industri yang paling akhir dikembangkan di Kabupaten Karawang adalah kawasan dan zona industri Kota Teluk Jambe yang merupakan Ibukota Kecamatan Teluk Jambe. Dalam rencana pembangunan jangka panjang di Kabupaten Karawang, kawasan industri Kecamatan Teluk Jambe akan dikembangkan menjadi kota industri. Dengan berkembangnya industri di Kabupaten Karawang, maka kebutuhan akan tenaga kerja yang terampil akan sangat dibutuhkan. Guna memenuhi kebutuhan akan tenaga kerja di atas, fenomena urbanisasi tidak dapat dihindari. Pengaruh positif yang mungkin timbul akibat urbanisasi adalah kegiatan industri dapat berjalan dan diharapkan dapat meningkatkan perekonomian daerah, sedangkan dampak negatif yang mungkin timbul adalah terjadinya perubahan sistem sosial dalam masyarakat dan kemungkinan munculnya konflik antara masyarakat asli dan pendatang. Rumusan permasalahan yang dapat disusun adalah sebagai berikut:
  1. Bagaimanakah pengaruh industrialisasi di Kecamatan Teluk Jambe terhadap kondisi sosial masyarakat di sekitarnya yang berupa perubahan sikap masyarakat akibat keberadaan pendatang?
  2. Bagaimanakah pengaruh industrialisasi di Kecamatan Teluk Jambe terhadap kondisi ekonomi masyarakat di sekitarnya yang meliputi kesempatan kerja, kesempatan berusaha, dan peningkatan pendapatan?
Tujuan penelitian ini adalah:
  1. Untuk mengetahui pengaruh industrialisasi di Kecamatan Teluk Jambe terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat di sekitarnya.
  2. Untuk mengetahui hubungan antara struktur sosial masyarakat dengan pendapatan setelah terjadinya industrialisasi.
Hipotesis kerja dalam penelitian ini adalah:
  1. Industrialisasi di Kecamatan Teluk Jambe berdampak positif terhadap kondisi sosial masyarakat di sekitarnya yang berupa perubahan sikap masyarakat akibat keberadaan pendatang?
  2. Industrialisasi di Kecamatan Teluk Jambe berdampak positif terhadap kondisi ekonomi masyarakat di sekitarnya yang meliputi kesempatan kerja, kesempatan berusaha, dan peningkatan pendapatan?
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode survei. Lokasi penelitian ini di Kecamatan Teluk Jambe, Kabupaten Karawang dan berlangsung sejak Maret 2000 - September 2000. Populasi sampel penelitian ini adalah masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah penelitian, yaitu di Kecamatan Teluk Jambe dan beberapa nara sumber yang berasal dari aparat pemerintah daerah Kabupaten Karawang. Data yang dikumpulkan berupa data primer dan sekunder. Data primer meliputi hasil yang diperoleh dari kuesioner, wawancara mendalam dengan nara sumber baik berstruktur maupun tidak berstruktur, dan pengamatan lapangan. Data sekunder meliputi data statistik Kabupaten Karawang dan Kecamatan Teluk Jambe serta bahan-bahan dari studi literatur. Teknik pengambiian sampel menggunakan metode purpossive sampling atau sampel terpilih dan jumlah responden yang dipilih adalah 100 orang. Data dianalisis secara kualitatif, dimana pengolahan data dimulai sejak masuknya data atau informasi pendahuluan pada saat orientasi kegiatan awal penelitian kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa :
  1. Industrialisasi di Kecamatan Teluk Jambe memberi pengaruh positif terhadap kondisi ekonomi masyarakat di sekitarnya, namun muncul pula pengaruh negatif terhadap kehidupan sosial masyarakatnya.
  2. Industrialisasi di Kecamatan Teluk Jambe memberi pengaruh pada tingkat kemakmuran masyarakat di sekitarnya pada semua lapisan masyarakat.

The Influences of Industrialization against the Community Socioeconomic Sector City industrialization has a result namely urbanization. Population problem is also a problem for the city, especially for the city development. The more densely populated in the city more decreasing the pattern of the society relationship, cause of the living give priority to economical efficiency, and cause a social degradation. However, the economical factor more determined by two factors, namely commerce activity and economical politic. Karawang located in North Coast of Java, with a strategic geographical location. Since along time ago, Karawang has known as a rice producer, not only in West Java but also in national scope. Based on its geographical location, Karawang and its position is not too far from Jakarta, and makes Karawang more potential to be developed as the hinterland of Jakarta. One of an industrial area and industrial zone that the latest developed in Karawang is Teluk Jambe industrial area and zone. By the long term development planning of Karawang, Kecamatan Teluk Jambe industrial area will be developed to be an industrial city. By the developing of industry in Karawang, the demand of skilled labor is needed. To realize that, the urbanization phenomenon is can't avoid. The positive influences that could be appear by urbanization is industrial activity can running and it hoped to increase the local economic activity, and the other hand a negative influence that could be appear is the changing of the social system in society and the probability of the appearance conflict between local people and the urban. The problems of this research are formulated as follow:
  1. How the industrialization influence in Kecamatan Teluk Jambe against the social condition of the community vicinity in the changing of people behavior because of migrant?
  2. How the industrialization influence in Kecamatan Teluk Jambe against the economic condition of the community vicinity that consist of opportunity to work, doing business and making a better income?
The aims of this research are as follow:
  1. To know the industrialization influence in Kecamatan Teluk Jambe against the society social condition.
  2. To know the relation between society social structure and income after industrialization.
The working hypotheses of this research are as follow:
  1. Industrialization in Kecamatan Teluk Jambe gives a positive influence to the society social economic condition.
  2. Industrialization gives influences to the society income at all strata.
This research is a qualitative research with a survey method. The location of this research is Kecamatan Teluk Jambe, Karawang and was conducted since March 2000 - September 2000. The sample population of this research is society where lives in research field, namely Kecamatan Teluk Jambe and several key informant from the Karawang government officer. The collected data are primary and secondary data. The primary data consist of the questioner, depth interview, and field survey. The secondary data consist of Karawang and Teluk Jambe statistic data and any literature study. The sampling technique uses a purposive sampling method and the number of respondent is 100. Data was analyzed in a qualitative method, since the entry data or introduction information at the orientation of the qualitative beginning research. The conclusions of this research are as follow:
  1. Industrialization in Kecamatan Teluk Jambe gives a positive influences against the society economic condition, but a negative influences is also appear against the society social living.
  2. Industrialization in Kecamatan Teluk Jambe gives an influence against society welfare at all strata.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2002
T7557
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tambunan, Mangapul Parlindungan
Abstrak :
ABSTRAK
Kawasan di sepanjang Jalan Raya Bogor meliputi, Kecamatan Pasar Rebo, Kecamatan Cimanggis, dan Kecamatan Sukmajaya merupakan wilayah lokasi industri yang tumbuh dan berkembang secara alamiah (artinya pada awalnya tidak ada campur tangan pemerintah) dan merupakan limpahan dari ketidaksiapan infrastruktur pada kawasan industri Pulogadung. Pesatnya pembangunan industri di daerah sepanjang Jalan Raya Bogor akhirnya mendapat perhatian khusus dari pemerintah dalam hal ini kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup dan Pemerintah Daerah (Pemda) DKI Jakarta dan Jawa Barat. Penataan ruang di koridor Jalan Raya Bogor tersebut hingga tahun 2005 (pada wilayah penelitian) diperuntukkan sebagai kawasan industri yang tidak mencemari lingkungan hidup.

Lingkungan industri di koridor Jalan Raya Bogor dibatasi salah satunya oleh tenaga kerja industri. Keberadaan tenaga kerja pada industri menentukan pola persebaran keruangan (spasial), yang tercermin pada pengelompokan industrinya. Tipologi lingkungan industri skala sedang adalah pengelompokan lingkungan industri berdasarkan tenaga kerja dalam industri yang jumlahnya antara 20-300 orang. Tipologi industri ini yang jumlahnya 100 atau 56,5 % dari total industri yang ada dan tersebar di sepanjang koridor Jalan Raya Bogor (Kecamatan Ciracas, Pasar Rebo, Cimanggis dan Sukmajaya).

Tujuan dari penelitian ini yaitu, (1) untuk mengetahui pola keruangan (spasial) persebaran industri sedang; (2) untuk mengetahui tenaga kerja industri sedang pada masyarakat menetap; dan (3) untuk mengetahui hubungan industri sedang dengan lingkungan sosial-ekonomi masyarakat pekerja industri yang menetap di wilayah penelitian;

Adapun hipotesis kerja penelitian, adalah: a. pola persebaran industri sedang mengikuti pola tata ruang. b. terdapat hubungan antara industri sedang dengan lingkungan sosialekonomi masyarakat pekerja industri yang menetap di sepanjang Jalan Raya Bogor.

Pada penelitian ini dilakukan penghitungan skala T (indeks tetangga terdekat), prosentasi penyerapan tenaga kerja lokal untuk industri, dan derajat kekuatan hubungan antara variabel bebas (lingkungan sosial masyarakat pekerja pabrik) dan variabel terikat (industri sedang). Pengujian dilakukan dengan metode statistik koefisien korelasi kontigensi menggunakan software SPSS versi +98 for windows, yang dilanjutkan dengan pembobotan skoring dari masing-masing variabel lingkungan sosial (tingkat pendidikan, pendapatan/salary dan kualitas permukiman) terhadap industri sedangnya.
2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tria Sugiarti
Abstrak :
[Direktorat Industri Kimia Hilir memiliki tujuan untuk dapat memajukan sektor industri kimia hilir di Indonesia. salah satu cara yang dilakukan adalah dengan memfasilitasi perusahaan industri hilir dengan pameran berkala dan dilaksanakan setiap tahunnya. Pameran tersebut dilaksanakan sebagai strategi dari Direktorat Jenderal Basis Industri Manufaktur dalam merealisasikan program atau kebijakan Kementrian Perindustrian. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa budaya organisasi dapat dilihat dari kebijakan atau strategi yang telah dibuat oleh organisasi Direktorat Industri Kimia Hilir. Event pameran menjadi suatu kebiasaan (kegiatan rutin) dalam organisasi Direktorat Industri Kimia Hilir dan telah menjadi kebudayaan pada organisasi, sehingga event, merupakan kebudayaan organisasi Direktorat Industri Kimia Hilir. ......Directorate of lower chemical industry has a goal to be able to advance the chemical industry sector lower in Indonesia. One way to do is by facilitating downstream industries companies with periodic exhibition and implemented each year. The exhibition is implementes as a strategy of the Directorate-General of Industrial Manufacturing Base in the effort to the program or policy of the Ministry of industry. This research aims to prove that organizational culture can be seen from policies or strategies that have been made by the organization of the Directorate of Industrial Chemicals downstream. Event exhibition become a habit (routine) in the organization of the Directorate of the State of the Chemical Industry and has become a culture in the organization’s culture Directorate Chemical Industries Downstream., Directorate of lower chemical industry has a goal to be able to advance the chemical industry sector lower in Indonesia. One way to do is by facilitating downstream industries companies with periodic exhibition and implemented each year. The exhibition is implementes as a strategy of the Directorate-General of Industrial Manufacturing Base in the effort to the program or policy of the Ministry of industry. This research aims to prove that organizational culture can be seen from policies or strategies that have been made by the organization of the Directorate of Industrial Chemicals downstream. Event exhibition become a habit (routine) in the organization of the Directorate of the State of the Chemical Industry and has become a culture in the organization’s culture Directorate Chemical Industries Downstream.]
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
S62743
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Donaldson, Thomas
Englewood Cliffs, NJ: Prentice-Hall, 1981
658.408 Don c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Donaldson, Thomas
Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice-Hall, 1982
658.408 DON c (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Steiner, George Albert, 1912-
New York: Random House, 1980
658.408 Ste b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Fatima Vanessa
Abstrak :
Pemerintah Indonesia menargetkan PLTBg dapat mencapai kapasitas 55.000 MW tahun 2025 untuk mendukung target bauran energi, sedangkan realisasinya baru mencapai 731,5 MW. Pada penelitian ini dilakukan analisis kelayakan investasi pada proyek pembangunan PLTBg berbahan baku limbah cair kelapa sawit sebagai salah satu solusi untuk tercapainya target Pemerintah Indonesia. Pada penelitian ini, enam skema kombinasi dari teknologi pengolahan limbah cair kelapa sawit menjadi biogas dan teknologi PLTBg disimulasikan menggunakan SuperPro Designer. Kelayakan investasi keenam skema kemudian dianalisis dengan menghitung parameter keekonomian proyek yang menghasilkan skema terbaik berupa skema kombinasi antara teknologi CSTR dan pembangkit listrik tenaga gas dan uap berporos ganda, dengan produksi listrik sebesar 45.919 kWh/day, nilai NPV sebesar IDR 78.886.977.772, IRR sebesar 85,5%, LCoE sebesar 1,40 sen/kWh, dan PBP selama 1,7 tahun. Parameter keekonomian pada skema terbaik sensitif terhadap fluktuasi harga jual produk. Analisis risiko yang dilakukan dengan studi hazard identification (HAZID) dan hazard identification and operability (HAZOP) mengidentifikasi 5 bahaya berisiko tinggi, 9 bahaya risiko sedang, dan 6 bahaya berisiko rendah. Studi dengan bow tie diagram menghasilkan kesimpulan dari bahaya berupa biogas yang mengarah pada terjadinya kejadian utama berupa kebocoran biogas dari CSTR, terdapat 6 ancaman dengan 16 kontrol preventif, serta 6 konsekuensi yang dapat terjadi dengan 17 kontrol mitigasi yang dapat dilakukan. ......Indonesian government sets target for biogas power plant to reach 55.000 MW capacity by 2025 to support the nation’s energy mix target, meanwhile in reality it only reached 731,5 MW. Because of that, this research will conduct investment feasibility study for the construction of a biogas power plant from palm oil mill effluent as one of the solution to reach the Indonesian government’s target. There are six technology schemes that combined palm oil mill effluent processing technologies and biogas power plant technologies in this research, that simulated using SuperPro Designer software so the result would be analyzed to see the feasibility by calculate the economical parameter. The best scheme is combination between CSTR and combined cycle gas turbine multishaft that produce 45. 919 kWh/day, with net profitability index value of IDR 78.886.977.772, and the internal rate of return is 85,5%, the levelized cost of energy is 1,40 cent/Kwh, the payback period is 1,7 years. The best scheme economical parameter is more sensitive to selling price fluxtuation. The risk analysis using hazard identification study (HAZID) and hazard identification and operability study (HAZOP) identified 5 high risk hazards, 9 moderate risk hazards, dan 6 low risk hazards. The bow tie analysis concluded that biogas as a high risk hazard can cause the top event occurs, which is biogas leak from CSTR, with 6 possible causes and 16 preventive controls, plus 6 concequences with 17 mitigative controls.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yatri Hapsari
Abstrak :
Perkebunan kelapa sawit tersebar dl berbagal daerah di Indonesia. Sebagian besar dari komponen kelapa sawit sudah banyak dimanfaatkan, antara lain sebagai minyak goreng, nata de coco, sumber pupuk kalium dan sebagainya. Namun tangkai kelapa sawit belum dimanfaatkan secara optimal, karena tangkai kelapa sawit biasanya hanya dimanfaatkan sebagai kayu bakar oleh penduduk sekitar. Penelitian ini bertujuan agar tangkai kelapa sawit dapat digunakan sebagai karbon aktif. Pembuatan karbon aktif dari tangkai kelapa sawit dilakukan melalui tahapan yaitu dehidrasi, aktivasi dan kartxjnisasi. Aktivator yang digunakan adalah H3PO4. Optimasi pembuatan karbon aktif dilakukan dengan variasi waktu perendaman, konsentrasi H3PO4 dan suhu akhir karbonisasi. Kondisi optimum didapatkan pada waktu perendaman 8 jam, konsentrasi H3PO4 6 M dan suhu akhir karbonisasi 500° C. Luas permukaan karbon aktif optimum, karbon aktif Merck dan karbon tanpa aktivasi H3PO4 yang diukur dengan ASAP 2400 didapat luas permukaan karbon aktif optimum 1088,5271 m^/g, karbon aktif Merck 982,2413 m^/g dan tanpa aktivasi H3PO4 903,7374 m^/g. Karbon aktif optimum, Merck dan karbon tanpa aktivasi H3PO4 digunakan untuk penyerapan zat warna Acid Orange 7 dan Metanil Yellow. Hasil penyerapan zat warna Acid Orange 7 pada karbon aktif optimum mencapai 98,80%, karbon aktif Merck 98,48% dan karbon tanpa aktivasi 29,06%.Pada penyerapan zat warna Metanil Yellow, karbon aktif optimum dapat menyerap sebesar 99,03%, karbon aktif Merck menyerap sebesar 98,67% dan karbon aktif tanpa aktivasi H3PO4 menyerap sebesar 20,36%.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2003
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>