Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Baitil Atiq
"Latar belakang: Endokarditis infektif (EI) merupakan salah satu penyebab kesakitan dan kematian pada anak baik yang dengan penyakit jantung bawaan (PJB) maupun tanpa PJB. Insidens EI pada anak jarang dibandingkan orang dewasa, tetapi diprediksikan akan meningkat seiring meningkatnya kesintasan anak dengan PJB dan meningkatnya penggunaan kateter vena sentral. Saat ini belum ada data epidemiologi, karakteristik klinis dan mikrobiologis, serta luaran EI pada anak di Indonesia.
Tujuan: Mengetahui karakteristik, profil mikrobiologis serta luaran penyakit EI pada anak serta faktor-faktor yang memengaruhinya sehingga dapat menilai efektivitas terapi empiris yang digunakan saat ini.
Metode: Menggunakan desain potong lintang pada anak dengan EI usia 0-18 tahun yang dirawat di RSCM tahun 2014-2018. Data mengenai karakteristik klinis, pola kuman dan uji sensitivitasnya, serta luaran EI diperoleh melalui rekam medis pasien.
Hasil: Insidens EI di RSCM pada tahun 2014-2018 adalah 3,08 kasus per 10000 rawat inap anak. Insidens per tahun meningkat seiring dengan peningkatan jumlah rawat inap anak. Karakteristik klinis anak dengan EI di RSCM umumnya laki-laki berusia 5-18 tahun, dengan penyakit dasar PJB terutama ventricular septal defect  (VSD) dan tetralogy of fallot (TOF). Faktor risiko utama yang ditemukan adalah prosedur invasif dan pemasangan kateter vena sentral.  Sebagian besar biakan steril dengan bakteri terbanyak yang tumbuh adalah S. aureus yang resisten terhadap penisilin G dan ampisilin. Angka komplikasi pada EI di RSCM cukup tinggi yaitu 40,2% dengan angka mortalitas 5,9%. Tidak ditemukan perbedaan usia, jenis kelamin, penyakit dasar, dan ukuran vegetasi pada kelompok dengan dan tanpa komplikasi di RSCM. 
Kesimpulan: Terdapat peningkatan insidens EI pada anak dalam kurun waktu 5 tahun dengan etiologi utama S.aureus. Uji kepekaan antibiotik menunjukkan resistensi kuman terhadap antibiotik empirik yang digunakan. Angka komplikasi dan kematian pada anak masih cukup tinggi sehingga perlu dilakukan tindakan pencegahan yang tepat pada anak berisiko tinggi EI.

Background: Infective endocarditis (IE) is one of the cause of morbidity and mortality in children both with or without congenital heart disease (CHD). The incidence is much lower than adults but tends to increase along with improved survival rates of children with CHD and increased usage of central venous catheter in critically ill children. Nowadays, there is still no epidemiological data, clinical characteristics, microbiological profile, and outcomes of IE in children in Indonesia.
Objectives: To assess the recent trends in incidence, characterictics, microbiological profile and outcomeof infective endocarditis in children during the period  of 2014–2018.
Methods: Using cross sectional study design involving patients with IE aged 0-18 years old admitted in Cipto Mangunkusumo Hospital (CMH) in 2014-2018. Clinical data, microbiological profile, and outcomes of subjects with IE was obtained from electronic and printed medical record.
Results: Total incidence of IE in CMH in 5 years was 3.08 cases per 10000 pediatric admission with increasing trends along with increased total pediatric admission. Clinical characteristics was predominantly male, aged 5-18 years old, with CHD as underlying disease, especially ventricular septal defect  (VSD) and tetralogy of fallot (TOF). The most common predisposing factors were history of invasive procedure and indwelling central catheter. Most of cases were the blood culture negative IE with the majority of positive blood cultures isolated S.aureus resistant to penisilin G and ampisilin. There were high rates of complications (40.2%) leading to mortality (5.9%) in CMH. There was no significant difference in age, genders, underlying disease, and size of vegetation in both cases with or withot complication in CMH.
Conclusions: There were increasing trends of IE incidence in children during last five years with S.aureus as the most common causative agent. Antibiotic sensitivity test showed antibiotic resistant to the most common empirical antibiotics in the health care setting. Complication and mortality rates were still high, thus proper prophylactic procedure was needed to be considered in high risked population.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Melati Agustina
"Endokarditis Infektif (EI) merupakan masalah kesehatan serius dengan angka insidensi, morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Perburukan fungsi ginjal terkait antibiotik intraperawatan terjadi cukup sering dan dikaitkan dengan luaran klinis yang lebih buruk. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara perburukan fungsi ginjal terkait antibiotik dengan mortalitas intraperawatan pada pasien EI sisi jantung kiri. Dilakukan studi kohort retrospektif terhadap 315 pasien dengan EI aktif sisi jantung kiri pada periode 1 Januari 2013–31 Mei 2023. Dilakukan analisis bivariat dan multivariat untuk mengetahui prediktor mortalitas intraperawatan, mortalitas jangka panjang, lama rawat dan kebutuhan terapi pengganti ginjal. Terdapat 315 pasien dengan EI aktif sisi jantung kiri dimana 169 pasien dengan perburukan fungsi ginjal terkait antibiotik dan 146 pasien tanpa perburukan fungsi ginjal. Angka mortalitas intraperawatan sebesar 20,3% sedangkan pada pasien dengan perburukan fungsi ginjal terkait antibiotik mortalitas intraperawatan sebesar 34,9%. Dari analisis multivariat didapatkan faktor yang berhubungan dengan mortalitas intraperawatan adalah perburukan fungsi ginjal terkait antibiotik (OR 8,6), kejadian sepsis (OR 11,16), penggunaan antibiotik inkomplit (OR 10,49), lama perawatan <21 hari (OR 5,16), ukuran vegetasi >10 mm (OR 5,04) dan penggunaan terapi pengganti ginjal (OR4,74). Dilakukan perhitungan untuk skoring prediktor mortalitas intraperawatan. Hasil analisis kurva ROC untuk perhitungan skor prediktor mortalitas intraperawatan didapatkan AUC 0,927; IK 95% 0,886 – 0,968; p < 0,001; H-L 0,610) dengan sensitivitas 89,1%, spesifisitas 84,5%. Kejadian perburukan fungsi ginjal terkait antibiotik berhubungan dengan mortalitas intraperawatan dengan OR 8,6.

Infective endocarditis (IE) is a serious health problem with high incidence, morbidity, and mortality rates. Intrahospital antibiotic-related worsening of renal function occurs quite frequently and is associated with worse clinical outcomes. The objective of this study was to determine the relationship between antibiotic-related worsening of kidney function and intrahospital mortality in left-sided IE patients. A retrospective cohort study was conducted on 315 patients with active IE on the left side of the heart from January 1, 2013 to May 31, 2023. Bivariate and multivariate analyses were conducted to determine predictors of intrahospital mortality, long-term mortality, length of stay, and the need for renal replacement therapy. There were 315 patients with active IE on the left side of the heart, of whom 169 had antibiotic-related worsening of kidney function, and 146 did not. The intrahospital mortality rate was 20.3%, whereas the intrahospital mortality rate was 34.9% in patients with worsening kidney function due to antibiotics. According to multivariate analysis, factors associated with intra-treatment mortality were antibiotic-related worsening of kidney function (OR 8.6, p=0.001), incidence of sepsis (OR 11.16, p=<0.001), incomplete use of antibiotics (OR 10.49, p=<0.001), length of stay <21 days (OR 5.16, p=0.003), vegetation size >10 mm (OR 5.04, p=0.006), and use of renal replacement therapy (OR 4.74, p=0.008). We obtained the predictor score for intrahospital mortality. The results of the ROC curve analysis for calculating intrahospital mortality predictor scores showed an AUC of 0.927 (95% CI 0.886–0.968; p < 0.001; H-L 0.610) with a sensitivity of 89.1% and a specificity of 84.5%. Worsening kidney function related to antibiotics was associated with intrahospital mortality."
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Dokumentasi  Universitas Indonesia Library
cover
Panjaitan, Fajar Hamonangan
"Latar belakang: Endokarditis infeksi (EI) adalah penyakit jantung yang memiliki angka kematian yang tinggi. Penyakit jantung rematik (PJR) telah ditemukan dapat meningkatkan kejadian EI. Selain itu, PJR dapat mempengaruhi perjalanan penyakit, mortalitas, serta morbiditas pasien EI.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan PJR dengan mortalitas dan morbiditas pasien EI. Penelitian ini juga menganalisis faktor-faktor yang dapat memprediksi luaran klinis pasien EI dengan PJR.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan menggunakan desain studi kohort retrospektif. Penelitian ini merekrut subjek pasien yang terdiagnosis EI pada periode 1 Januari 2013—31 Desember 2023. Analisis bivariat dan multivariat akan dilakukan untuk menilai hubungan PJR terhadap mortalitas dan morbiditas pasien EI.
Hasil: Penelitian ini merekrut 358 sampel pasien EI. Populasi pasien tanpa PJR ditemukan memiliki tingkat komorbiditas yang lebih tinggi. Namun, tidak ditemukan perbedaan bermakna tingkat mortalitas dan morbiditas pasien EI intraperawatan (p=0.740) dan pascaperawatan (p=0.092) pasien dengan dan tanpa PJR. Mortalitas intraperawatan pasien EI dengan PJR akibat etiologi jantung mencapai 40%. Penggunaan antibiotik inkomplit (OR=9.25; p=0.022), tidak dilakukan operasi (OR=12.32; p<0.001), dan kejadian sepsis (OR=9.25; p=0.022), ditemukan secara bermakna mempengaruhi mortalitas pasien EI dengan PJR.
Kesimpulan: Tidak ditemukan hubungan yang bermakna antara PJR dengan kejadian mortalitas dan morbiditas intraperawatan serta mortalitas pascaperawatan pada pasien EI. Faktor berupa penggunaan antibiotik inkomplit tidak menjalani operasi, dan sepsis mempengaruhi mortalitas pasien EI dengan PJR.

Background: Infectious endocarditis (IE) is a heart disease with high mortality rate. Rheumatic heart disease (RHD) has been found to increase the incidence of IE. In addition, RHD can affect the course of the disease, mortality, and morbidity of IE patients.
Aim: This study aims to analyze the relationship between RHD and mortality and morbidity of IE patients. This study also analyzes factors that can predict clinical outcomes of IE patients with RHD.
Methods: This study is an observational analytical study using a retrospective cohort study design. This study recruited subjects diagnosed with IE in the period of January 1, 2013—December 31, 2023. Bivariate and multivariate analyses will be conducted to assess the relationship of RHD to mortality and morbidity of IE patients.
Results: This study sample recruited 358 IE patients. The patient population without RHD was found to have a higher level of comorbidity. However, there was no significant difference in the intra-hospital mortality and morbidity of IE patients (p=0.740) and post-hospital mortality (p=0.092) of patients with and without RHD. Intra-hospital mortality of IE patients with RHD due to cardiac etiology reached 40%. Incomplete antibiotic use (OR=9.25; p=0.022), no surgery (OR=12.32; p<0.001), and sepsis incidence (OR=9.25; p=0.022), were found to effectively affect the mortality of IE patients with RHD.
Conclusion: There was no significant association between RHD and the incidence of intra-hospital mortality and morbidity and post-hospital mortality in IE patients. Factors such as incomplete antibiotic use, no surgery, and sepsis affects the mortality of IE patients with RHD.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library