Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Indah Kusumawati Susanti
Abstrak :
Aplikasi kesehatan berbasis selular yang memungkinkan penggunanya untuk mengetahu rencana dan manajemen terapi, diharapkan dapat menjadi sarana monitoring dan evaluasi terapi pasien PPOK (Penyakit Paru Obstruksi Kornis). Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh aplikasi kesehatan seluler terkait penggunaan obat inhalasi dan kualitas hidup pada pasien PPOK. Penelitian dilakukan dengan desain kuasi-eksperimental dengan pretest dan post test pada 88 reponden yang terdiri dari kelompok intervensi (n=46 orang), yang mendapatkan konseling oleh apoteker dan akses aplikasi Pharcare dan kelompok kontrol yang hanya mendapatkan konseling oleh apoteker (n=42 orang). Hasil uji beda rerata menunjukan perbedaan yang signifikan pada nilai ketepatan dan kualitas hidup antar kedua kelompok. Hasil uji T menunjukan adanya perbedaan yang bermakna pada kelompok interveni pada nilai kualitas hidup sebelum dan sesudah intevensi diberikan (P<0.001). Hasil analisi multivariat memperlihatkan bahwa intervensi mengggunakan aplikasi menyebabkan perbaikan kualitas hidup 5 kali dibanding pemberian konseling saja (95% CI 1,803-15,254). Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan aplikasi kesehatan berbasis seluler mengenai penggunaan obat inhalasi dapat meningkatkan ketepatan penggunaan obat inhalasi dan kualitas hidup pasien. ......A cellular-based health application that allows its users to know about therapy plans and management, is expected to be a means of monitoring and evaluating therapy for COPD (Cornis Obstructive Pulmonary Disease) patients. This study aims to evaluate the effect of mobile health applications on the use of inhaled drugs and quality of life in COPD patients. The study was conducted using a quasi-experimental design with pretest and posttest on 88 respondents consisting of the intervention group (n=46 people), who received counseling by pharmacists and access to Pharcare applications and the control group who only received counseling by pharmacists (n=42 people).). The mean difference test results showed a significant difference in the value of accuracy and quality of life between the two groups. The results of the T test showed that there was a significant difference in the intervention group in the value of quality of life before and after the intervention was given (P<0.001). The results of the multivariate analysis showed that the intervention using the application resulted in an improvement in quality of life 5 times compared to counseling alone (95% CI 1.803-15.254). From this study it can be concluded that the use of mobile-based health applications regarding the use of inhaled drugs can improve the accuracy of using inhaled drugs and the patient's quality of life.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dede Badriaturrahmah
Abstrak :
PPOK merupakan penyakit kronis yang memerlukan manajemen jangka panjang terhadap farmakoterapi. Salah satu faktor kunci yang mendukung keberhasilan obat inhalasi adalah kemampuan pasien untuk menggunakan perangkat dengan benar. Namun, banyak pasien PPOK tidak mencapai hasil yang optimal dari perawatannya karena teknik penggunaan inhaler yang salah dan pelatihan perangkat yang tidak memadai. Ulasan ini bertujuan untuk memberikan gambaran teknik edukasi terkini mengenai penggunaan inhaler pada pasien PPOK, menganalisis hambatan, efektivitas, dan mengidentifikasi faktor utama keberhasilan teknik edukasi yang digunakan. Pencarian literatur dilakukan secara sistematis dengan melakukan pencarian artikel pada database seperti Sciencedirect, Scopus dan PubMed yang diterjemahkan dari Januari 2016 hingga Juni 2020. Berdasarkan hasil pencarian literatur terdapat 10 jurnal yang sesuai dengan kriteria. Kriteria artikel yang direview adalah artikel dengan subjek subjek penelitian pasien PPOK, mencantumkan luaran berupa skor inhaler dan juga peningkatan jumah pasien yang mengunakan inhaler secara benar. Berdasarkan beberapa jurnal yang ditemukan dapat disimpulkan bahwa teknik peninggunaan inhaler meningkat secara signifikan pada edukasi yang dilakukan secara berulang, dan dievaluasi secara berkala. Selain itu, edukasi yang dilakukan oleh tenaga kesehatan lebih berpengaruh terhadap perbaikan cara penggunaan inhaler jika dibandingkan edukasi yang dilakukan selain tenaga kesehatan. Kemampuan kognitif pasien yang menurun sesuai usia dan beragamnya jenis inhaler menjadi hambatan dalam pemberian edukasi.
COPD is a chronic disease that requires long-term management of pharmacotherapy. One key factor that supports the success of inhalation drugs is the patient's ability to use the device properly. However, many COPD patients do not achieve optimal results from their therapy due to incorrect use of inhalers and inadequate device training. This review aims to provide an overview of the latest educational techniques using inhalers in COPD patients to analyze their obstacles, effectiveness, and to observe the main factors of their success. The literature search was conducted systematically by conducting research articles searches on databases such as ScienceDirect, Scopus, and PubMed, which were published from January 2016 to June 2020. Ten journals meet the criteria. The criteria are the article with the subject is COPD patients, and the outcome is the score of the inhaler and the increase in the patient using the inhaler correctly. Based on several journals found, it can be concluded that the inhaler technique increased significantly in education carried out repeatedly, and evaluated periodically. Also, education carried out by health workers is superior to the improvement of inhaler techniques when compared to education carried out other than health workers. Decreased patient's cognitive ability and diverse types of inhaler devices are barriers in education delivery.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library