Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 155 dokumen yang sesuai dengan query
cover
V. Hari Namto Heru P.
Abstrak :
PERTAMINA telah ditunjuk oleh Pemerintah sebagai satu-satunya badan usaha yang melaksanakan produksi pelumas guna memenuhi kebutuhan pelumas nasional melalui Keppres No. 18 tahun 1988. Untuk itu PERTAMINA telah membangun tiga Lube Oil Blending Plant di Jakarta, Cilacap dan Surabaya. Berbeda dengan tugas PERTAMINA untuk menyelenggarakan pelayanan bahan bakar minyak (BBM), yang bersifat nir laba, pelayanan pelumas bersifat menguntungkan. Sejalan dengan era persaingan bebas, monopoli tersebut akan segera berakhir dan PERTAMINA harus siap bersaing dengan pasar global. Oleh karenanya Manajemen telah memberikan perhatian kepada bisnis pelumas agar lebih profesional dan efisien. Sumber ketidakefisienan bisnis pelumas PERTAMINA salah satunya bersumber pada pengelolaan persediaan yang belum profesional. Hal ini tampak pada tingginya frekuensi stockout dan overstock persediaan yang berakibat tingginya biaya pengelolaan persediaan. Untuk mencari solusi ketidakefisienan, diperlukan evaluasi pada sistem perencanaan dan pengendalian material produksi. Sebagai obyek penelitian dipilih LOBP Cilacap. Perusahaan manufaktur saat ini menerapkan sistem Manufacturing Resource Planning (MRP II) sebagai alat dalam mengelola persediaan material produksi. Berkaitan dengan permasalahan yang terjadi di LOBP Cilacap, akan dicoba diterapkan secara teoritis MRP II tersebut di LOBP serta dievaluasi pengaruhnya terhadap biaya pengelolaan persediaan pada periode waktu produksi yang sama.
PERTAMINA is the only company, which is assigned by the government to produce lube oil to fulfill national necessity of lube oil. The assignment is expressed by Keppres no. 18 / 1988. For that reason PERTAMINA built three Lube Oil Blending Plant in Jakarta, Cilacap and Surabaya. This assignment is different to the assignment in national fuel oil services, where in the fuel oil services PERTAMINA gets no profit, but lube oil business is profitable. Together with free market era, the protection for PERTAMINA will be ended soonest and PERTAMINA must be ready to compete with the global market. Facing this competition, PERTAMINA management has been giving more attention to this business to improve its professionalism and efficiency. One of this business inefficiency comes from the less of professionalism in managing the inventory. This is shown in the inaccurate of inventory, where the frequency of shortage and overstock is too high. This will be increasing the inventory cost or production cost at the end. To solve this problem, it is needed to evaluate the existing inventory planning and controlling system and comparing to the appropriate theory. Cilacap tube oil blending plant is chose as the object of this research. At this recent time, manufacturing company applies Manufacturing Resource Planning (MRP II) as tool of inventory management Related with the problem facing in Cilacap blending plant, it will be tried to implement MRP Il theoretically. As the goals of this research, the implementation of MRP II will be compared to the existing inventory management and will be evaluated its influence.
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
T2906
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iwan A. Soenandi
Abstrak :
Pada saat ini setiap perusahaan yang dapat tetap beroperasi harus dapat menggunakan seluruh sumber dayanya secara ekonomis termasuk penggunaan modal dan tempat usaha. Tesis ini membahas tentang sistem persediaan dengan biaya penyimpanan yang optimal dengan menyelidiki pengaruh interval dari waktu pemasukan barang ke gudang dengan distribusi dari permintaan, kemudian akan dievaluasi dengan suatu program simulasi dengan menggunakan komputer yang bernama ARENA. Jenis simulasi yang akan dipakai adalah simulasi diskrit. Salah satu penyebab biaya persediaan yang tinggi adalah stok barang di gudang yang terlalu menumpuk sehingga memerlukan modal dan biaya penyimpanan yang tinggi. Percobaan dengan beberapa model simulasi juga dikembangkan untuk menjawab persediaan dengan jumlah permintaan yang naik dan juga permintaan yang turun. Dalam pembuatan model simulasi harus dipelajari sistem yang ada dan dikumpulkan data-data yang berhubungan, untuk itu digunakan beberapa data antara lain data pemasukan barang ke gudang dan penjualan barang tersebut. Barang yang akan diteliti adalah material Glasswool dengan tiga jenis density yaitu 16 kg, 24 kg dan 32 kg. Data input selama 3 tahun yaitu tahun 1999, 2000 dan 2001 digunakan untuk memperoleh data output secara percobaan selama 1 tahun. Untuk mendapatkan hasil output ada beberapa asumsi yang digunakan dalam pembuatan model dan program simulasi.
In order to survive, companies have to use their resources economically including budget and storage area. This thesis discusses the inventory system with optimal cost by studying the effect of time interval of the stock at the warehouse with the demand distributions. And then it will be evaluated using ARENA simulation computer program. The type of simulation that will be used is discrete. One of the problem that caused the high inventory cost is there are many stocks in the warehouse, so high budget is needed for the storage. Experiments by using some simulations models will be developed to answer the inventory system with increasing in demand or decreasing in demand. In building a simulation model we need to study the existence system and collecting data related with it. For that reason I used data of delivering time at the warehouse and selling time data of an item. I observed 3 items of glasswool material i.e.: density 16 kg, 24 kg and 32 kg. The input data during 3 years 1999,2000 and 2001 is used to get output data by experiment for 1 year. There are some assumptions needed for building the model, simulation program to generate an output data.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
T8029
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sudirman
Abstrak :
ABSTRAK Sistem inventori merupakan salah satu sistem yang cukup penting dan berpengaruh dalam suatu organisasi/perusahaan. Sistem inventori yang baik akan memberikan dampak yang positif bagi organisasi/perusahaan, karena dengan adanya sistem ini akan tercipta: - Tertib administrasi barang-barang inventaris. - Pengendalian dan pengawasan barang secara baik dan benar. - Mendukung pengambilan kebutuhan pimpinan. - Sebagai bahan untuk menghitung kekayaan organisasilperusahaan. - Penghematan pengeluaran uang organisasi. Dalam pembuatan sistem inventori, penulis mengacu kepada konsep analisa perancangan SDLC (System Development Life Cycle) , namun tidak semua tahapan SDLC diterapkan disini, tapi hanya tahap-tahap tertentu saja yang sesuai dengan kebutuhan pengembangan sistem inventori. Dalam pengembangan sistem akan dilakukan Process Modelling meliputi pembuatan Data Flow Diagram level-O kemudian didekomposisi ke level-level berikutnya sesuai kebutuhan, Data Modelling dengan pembuatan Entity Relationship Diagram kemudian dipetakan ke dalam tabel-tabel dan akhirnya implementasi ditunjukkan dengan Prototyping. Dalam mengimplementasikan rancangan Sistem Inventori ini, menggunakan perangkat lunak Visual Basic Versi 3.0 sebagai front-end-nya, sedangkan untuk backend-nya menggunakan Relational Data Base Management System (RDBMS) Sybase. Dengan diimplematasikannya sistem ini diharapkan masalah-masalah yang selama ini dihadapi khususnya tentang pengelolaan inventori, akan dapat teratasi serta dapat memberikan nilai tambah bagi perusahaan sehingga cita-cita yang selama ini diharapkan akan terwujud.
ABSTRACT Inventory system is one of the system which is quite essential and full of influence in an organization/company. A good inventory system will give positive impact for organization/company, because the existence of this system will enable the creation of the following: - Inventory goods/commodity administration order. - Goods/commodity control and supervision can be carried out properly and correctly. - Supporting decision making of management. - A subject matter of calculating organization/company wealth. - Economizing the expenditure of company money. In making an inventory system the writer has based upon SDLC (System Development Life Cycle) designing analysis concept, yet not all SDLC phases are carried out here, but only certain phases which are in accordance with the inventory system development necessity. In this system development will be built Process Modeling including Data Flow Diagram level-0 will be carried out and afterwards decomposed into the next levels in accordance with necessity, Data Modeling with the making of Entity Relationship Diagram are afterwards mapping into tables and finally implemented is shown with prototyping. The implementation this inventory system design, software of Visual Basic 3.0 Version is used as its front-end, whereas for its back-end, Relational Database Management System (RDBMS) Sybase is used. It is expected that the implementation of this system will enable us to solve problems, especially that which concerns inventory management which are faced during this time and will give added value to companies so that ambitions which have been expected during this time will be realized.
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Munir Abdullah
Abstrak :
Sistem informasi material dan spare part yang berjalan saat ini di lingkungan PT. Pupuk Isakandar Muda (Persero) belum mendukung secara efektif keputusan-keputusan manjemen dalam perencanaan dan pengendalian inventory spare part, sehingga keputusan-keputusannya menjadi tidak akurat. Hal ini terbukti dari kenyataan bahwa sering terjadi pembelian barang yang akhirnya tidak terpakai, namun disisi lain sering juga terjadi stock out. Secara formal, perencanaan spare part didasarkan pada jumlah penggunaannya dalam periode yang berlalu dan kebutuhan sesaat, tanpa memperhatikan faktor teknis, ekonomis, dan tanpa melakukan antisipasi kebutuhan dimasa yang akan datang secara sistematis.
Karya akhir ini mengajukan sebuah alternatif model sistem informasi perencanaan dan penegendalian spare part dengan mempertimbangkan semua faktor-faktor yang signifikan dalam manajemen inventory. Model ini diharapkan dapat mengatasi masalah yang dikemukan diatas.
Sistem ini diawali dari keputusan keputusan manajemen puncak yang bersifat strategis, yaitu: kebijakan pemeliharan pabrik, service revel (probability ketersediaan barang), nilai total stock, dan klasifikasi barang menurut manajemen. Selanjutnya, keputusan keputusan strategis ini, dengan dukungan data lapangan (historis dan prediksi), diterjemahkan menjadi standar dan rencana inventory pada tingkat operasional dengan menggunakan model probabilitas. Data historis dan prediksi yang diperlukan adalah: MTBF (mean time between failure), life time, frekuwensi kerusakan, Lead time dan data ekonomis (harga, biaya pengiriman, asuransi, biaya penyimpanan dan pemeliharaan). Rencana inventory ini bersifat jangka pendek dan akan terus berubah dari satu periode ke periode berikutnya.
Untuk tujuan pengendalian, sistem. informasi ini secara berkala atau insidentil menghasilkan laporan laporan penyimpangan antara rencana/standar dengan kejadian nyata (aktual). Penyimpangan-penyimpangan ini diolah sedemikian rupa sehingga menjadi umpan balik untuk memperbaiki mutu perencanaan periode berikutnya. Perlu ditekan disini, bahawa tindakan apa yang harus dimbil oleh manajemen ketika mendapatkan laporan penyimpangan adalah tidak termasuk dalam lingkup tugas akhir ini.
Karya akhir ini membatasi tingkat analisa model sampai dengan rancangan model esensial (essential model) dengan tools data flow diagram (diagram aliran data). Untuk sampai pada rancangan rinci sebagai acuan pemrograman komputer, sistem ini perlu dianalisa lebih mendalam lagi.
Sebagai penutup, karya akhir ini mengajukan beberapa saran yang dirasakan mendesak bagi PT. Pupuk Iskandar Muda (Persero). Dari semua saran tersebut, yang paling pokok adalah peningkatan kesadaran karyawan dan manajemen terhadap pentingnya perencanaan yang didasarkan pada informasi yang akurat sebagai salah satu alat pengendalian manajemen; dalam hal ini adalah manajemen inventory.
1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Ashlihati Kusuma Dewi
Abstrak :
Pengendalian Persediaan (Inventory Control) merupakan salah satu kegiatan kelogistikan yang sangat penting. Persediaan yang berlebihan di satu sisi akan meningkatkan Service Level atau memperkecil stock out, tetapi di sisi lain investasi yang tertanam akan sangat besar termasuk diantaranya biaya pemesanan dari biaya penyediaan material. Begitu pula sebalikrrya, jika jumlah persediaan terlalu kecil atau ketiadaan persediaan yang sangat diperlukan untuk kegiatan operasi, akan mengakibatkan kerugian terlebih lagi bilamana menyangkut peralatan yang sifatnya vital maka kerugian yang ditimbulkan akan semakin besar pula. Tapi ini tidak berarti bahwa semua jenis material yang diperlukan harus tersedia di gudang, karena tidak ekonomis menyimpan persediaan berlebihan. Untuk itu harus dapat diperhitungkan jumlah dan jenis material apa saja yang perlu disimpan dalam persediaan diesuaikan dengan kebutuhan operasi pada tingkat yang optimal. Faktor yang mempengaruhi nilai persediaan adalah pemakaian, lead time dan kebijakan. Pemakaian yang fluktuatif, lead time yang panjang dan penerapan kebaakan yang kurang memberikan hasil positif akan berakibal kurang mendukung dalam upaya pencapalan tingkat persediaan yang optimal. Dalam pemilihan dan penerapan kebijakan ini dipengaruhi oleh kondisi operasional perusahaan yang dimaksudkan untuk memperbaiki/meningkatkan tingkat pelayanan dan TOR, memperpendek lead time serta meminimasi biaya-biaya lain yang kesernuanya mengarah kepada optimasi persediaan. Langkah yang diambil untuk mencapai tingkat persediaan suku cadang yang optimal adalah dengan menghitung tingkat persediaan yang layak untuk UP IV Cilacap disesuaikan dengan target yang ditentukan oleh Divisi Logistik, disamping menerapkan alternatif penggunaan formula pemesanan untuk mengetahui keekonomisannya. Sedangkan upaya untuk mempersingkat lead time adalah dengan memperbaiki pengelolaan KIMAP dan melakukan kebijakan dalam hal pengadaan barang. Ini semua harus didukung dengan sistem dan prosedur seperti komputerisasi dan sumber daya manusia yang memadai serta penerapan kebijakan yang berhubungan dengan pengendalian persediaan.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
T1486
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Susanto Kosasih
Abstrak :
The Clinical Pathology laboratory of the Dharmais Cancer hospital, a government owned institution, has a service of excellence in cancer diagnostic field which needs a wide variety of reagents, of about 347 items. It has been noted that there is not a good planning system of logistic that can provide the laboratory an optimal supply of reagents. The main problem in reagents supply is that they often do not come according to the ordered time with the consequence of too much delay of laboratory tests. The existence of 100 items of unused goods or non-moving items in one year has resulted as a very high stock at the beginning as well as at the end of the one month period compared to the supply within that period. All these facts lead the laboratory to problems which effects the service of the laboratory and will further also influence the overall quality of the hospital. A model of planning and stock system is introduced to overcome the above condition. This operational research model is supposed to group the reagents according to their use, value of investment and value of importance of the reagents. The planning is done through an ABC-index critical analysis which includes utility index, EOQ (economic order quantity), ROP (reorder point) and prediction of total investment needed. The survey done from January to December 1998, using the ABC analysis system, shows as many as 247 items of reagents, consisting of A-group (numbers of items : 62 = 25.1%, numbers of use : 860 = 70.2%), B-group (numbers of items : 86 = 34.8%, numbers of use : 245 = 20%), and C-group (numbers of items : 99 = 40.1%, numbers of use : 121 = 9.8%). The frequency of ordering the reagents varies from 20 days, 30 days and 90 days in accordance to the need, packing of the reagents and policy of the hospital. It is suggested to delete the 100 non-moving items from the list of reagent stock as since they add up the cost of the laboratory. This study concludes that ABC-index analysis, setting the EOQ, ROP and prediction of value of investment can be a way towards a good model of planning and optimizing the reagents supply at the Clinical Pathology laboratory of the Dharmais Cancer hospital. An intensive training of this model for the involved laboratory staff will be necessary for the practice and use of it.
Laboratorium Patologi klinik RS Kanker Dharmais (RSKD) merupakan RS Pemerintah dengan unggulan pelayanan diagnostik spesialistik kanker yang membutuhkan reagensia dengan jumlah cukup besar, yaitu sekitar 347 item. Permasalahan yang timbul di Laboratorium Patologi Klinik adalah permintaan barang sering tidak sesuai dengan realisasinya. Di lain pihak stock awal dan akhir reagensia yang tinggi dibandingkan yang berjalan setiap bulannya, hal ini sangat mengganggu operasional Laboratorium Patologi Klinik yang dapat menimbulkan permasalahan tertundanya pelayanan Laboratorium Patologi klinik yang dapat mempengaruhi mutu dan citra rumah sakit. Oleh karena itu dirasakan perlu membuat suatu model perencanaan dan sistem persediaan dengan cara riset operasional yang dapat memilah-milah reagensia menurut pemakaian, investasi dan nilai kepentingannya suatu reagensia. yaitu Analisis ABC indeks kritis dengan indeks pemakaian, mencari EOQ (economic order quantity), ROP (reorder point) serta prakiraan jumlah investasi yang dibutuhkan. Hasil penelitian dengan cara analisis ABC dari pemakaian pada bulan Januari 1998 - Desember 1998 terdapat 247 item reagensia, terbagi dalam kelompok A terdiri dari 62 item barang (25,1 %) dengan jumlah pemakaian 860 (70,2 %), kelompok B terdiri dari 86 item barang (34,8%) dengan jumlah pemakaian 245 (20 %) dan kelompok C terdiri dari 99 item barang (40,1%) dengan jumlah pemakaian 121 (9,8%). Terdapat 100 item barang yang tidak bergerak selama 1 tahun. Untuk dapat melaksanakan pemesanan reagensia pada sistem ini dilakukan penyesuaian waktu pesan sesuai 20 hari, 30 hari dan 90 hari, sesuai dengan kondisi kebutuhan, kemasan reagensia dan kebijakan RSKD. Penelitian ini menyimpulkan bahwa analisis indeks ABC dan mencari EOQ, ROP serta prakiraan jumlah investasikan adalah cara untuk mendapatkan model perencanaan dan mengoptimalisasikan di Laboratorium patologi Klinik RSKD. Saran yang dianjurkan adalah mengeluarkan 100 item yang tidak bergerak dari stock reagensia dan pelatihan yang intensif untuk pelaksana yang akan menjalankan model ini.
2001
T3635
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marbun, Ruslan Winno
Abstrak :
Dalam era perdagangan bebas setiap perusahaan diluntut untuk meningkatkan keunggulan kompetitifnya dalam hal keunggulan kualitas, biaya dan pelayanan kepada pelanggannya Dalam mengantisipasi perubahan ini, PERTAMINA telah merubah atau merestrukturisasi pola usahanya dari pola yang berorientasi biaya (cost oriented) menjadi pola yang berorientasi laba profit oriented). Untuk itu segala potensi yang mengarah kepada peningkatan keunggulan harus dikembangkan termasuk merubah metode atau cara yang selama ini digunakan yang ternyata boros. Berkaitan dengan upaya meningkatkan keunggulan biaya dan pelayanan, khususnya di lingkup kerja PERTAMINA UPPDN VII yang merupakan salah satu profit center PERTAMINA, perlu dibuat pemodelan peramalan permintaan yang lebih akurat dan melkukan pengendalian persediaan pelumas sehingga pelayanan kepada pelanggan dapat ditingkatkan sekaligus dapat menekan biaya persediaan (efisiensi). Dalam melakukan analisis pemilihan mode! peramalan, dilakukan dengan mengevaluasi standard deviasi beberapa model peramalan berbasis deret waktu (time series models) dengan pertimbangan kepraktisan dan kemudahan penggunaan di lapangan; sedangkan metode pengendalian persediaan dengan menghitung economic order quantity dengan kondisi adanya pemesanan beberapa jenis pelumas secara bersama (joint order), dan penentuan titik pemesanan kembali (reorder point) dan penyediaan safety stock untuk penyanggah (buffering) terhadap adanya kesalahan (deviasi) dalam meramalkan permintaan dan ketidakpastian (uncertainty) tingkat permintaan (demand rate) dan waktu tunggu (lead tinne). Walaupun dalam analisa dan evaluasi hanya mengambil kasus di lingkungan PERTAMINA UPPDN Vll, namun diharapkan hasil kajian dalam tesis ini dapat diterapkan di unit-unit (profit center) lainnya.
In the tree trade era, every company is forced to increase its competitive advantages especially in terms of quality, cost and services to its customers. To anticipate the change, PERTAMINA has changed and reconstructed (restructuring) its business pattern from cost oriented to the profit oriented. So they have to develop all potentials which lead to surpassing improvement and change the use of uneconomical methods. Concerning with the effort to improve the surpassing cost and service especially in the work scope of PERTAMINA UPPDN Vll, that is one of the PERTAMINA profit center, PERTAMINA needs to design a more accurate model of demand forecasting and controlling the inventory of the lube oil. This is aimed at improving the service to its customers as well as decreasing the cost of supply (efficiency). In analyzing the selection of forecasting model, we need to evaluate the standard deviation of several forecasting models based on the time series, thus we must consider the practicality and simplicnyafi is use int he nerd. On the other hand, the method of inventory control is applied by calculating the economic order quantity with the condition for the joint order of several types of lube oil, determination of reorder point and providing of safety stock to buffer the deviation in forecasting the demand and uncertainty of demand rate and lead time. Although we only take the case around PERTAMINA UPPDN V11 for the analysis and evaluation, we hope that the result of the study in this thesis can be applied in the other units or profit centers.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
T4782
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riska Savitri
Abstrak :
Persediaan suatu material menjadi penting karena di dalamnya terkandung modal yang relatif besar dan jika tidak digunakan akan menjadi beban (idle cost). Persoalan persediaan hampir selalu dihadapi oleh semua perusahaan manufaktur atau jasa, begitu juga di PT. Pelita Air Service. Salah satu divisi yang ada di lingkungan perusahaan adalah Procurement Division yang membawahi Warehouse Department. Warehouse Department inilah yang melakukan pengelolaan persediaan material pesawat, termasuk pengawasan terhadap seluruh transaksi mutasi persediaan. Investasi persediaan material pesawat memerlukan biaya tinggi, namun di lain pihak material pesawat tersebut harus siap tersedia di gudang saat dibutuhkan untuk menjamin kelangsungan kegiatan operasional penerbangan perusahaan. Bila tingkat persediaan rendah, maka akan mengurangi kepercayaan pencharter karena harus menunggu material pesawat yang dipesan tiba di gudang. Untuk mencapai tingkat kepuasan pencharter yang diinginkan, perusahaan harus menyimpan persediaan material pesawat sebanyak mungkin dalam gudang. Akibatnya adalah cash yang mati atau menganggur semakin besar dan perputaran persediaan semakin kecil. Oleh karena itu Warehouse Department harus dapat menyeimbangkan tingkat kepuasan pencharter dengan perputaran material pesawat yang tersimpan di gudang. Kerugian menyimpan persediaan bukan hanya dari segi arus kas perusahaan saja, tetapi juga biaya penyimpanan persediaan material pesawat itu sendiri. Semakin banyak jumlah material pesawat, semakin banyak peralatan yang diperlukan untuk mengelolanya, semakin banyak pekerja yang diperlukan untuk mengelolanya, dan semakin besar biaya operasional perusahaan. Selain itu, ketepatan jumlah material pesawat yang tercatat dengan kedaan sebenarnya di dalam gudang juga menjadi permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan. Perbedaan pencatatan tersebut terjadi karena ketidaktepatan input data ke dalam sistem dan ketidakdisiplinan petugas gudang dalam melakukan pencatatan atas seluruh transaksi mutasi persediaan. Saat ini, PT. Pelita Air Service menggunakan 2 sistem dalam mengelola persediaan material pesawatnya, yaitu MICS dan SAP. Namun kedua sistem tersebut tidak saling terintegrasi satu dengan yang lainnya. MICS yang selama ini digunakan tidak dapat memenuhi kebutuhan perusahaan dalam memperoleh informasi mengenai persediaan material pesawat sehingga beberapa tahap pencatatan masih dilakukan secara manual. Di lain pihak, perusahaan memiliki SAP yang didalamnya terdapat modul Material Management, dimana modul tersebut memiliki fungsi yang sama dengan MICS dan terintegrasi dengan modul lainnya di dalam SAP. Sistem Informasi Persediaan Material Pesawat yang dikembangkan oleh PT. Pelita Air Service sedikit mengubah prosedur pengelolaan persediaan material pesawat sebelumnya. Dengan demikian, pengembangan sistem informasi yang dilakukan PT. Pelita Air Service diharapkan dapat mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut di atas dan meningkatkan posisi perusahaan di pasar dalam memberikan pelayanan kepada pencharter. Namun Information System Effectiveness Review perlu dilakukan perusahaan secara periodik dan berkelanjutan untuk menilai dan menganalisa tingkat efektivitas sistem dan teknologi informasi dalam rangka menjawab kebutuhan terkini perusahaan.
Inventory is being important for a business entity because it is contained a big capital and could be an idle cost, if it is not used. Almost every company faces this inventory problem, and so do PT. Pelita Air Service. One of department in PT. Pelita Air Service that manages and handles aircraft?s material inventory is Warehouse Department - Procurement Division, include monitoring all inventory movement transactions. Investment in aircraft?s material inventory needs high cost, nevertheless that materials should be available in warehouse when needed to guarantee flight operation performances. If inventory level is low, then would abridge customer?s satisfaction because they should wait for aircraft?s material orders are ready-to-use. In order to achieve customer?s satisfaction level, the company should store aircraft?s material inventory as many as available in a warehouse. As a consequence, idle cash is bigger than inventory turn over. Because of it, Warehouse Department must balance between customer?s satisfaction level and aircraft?s material inventory turn over. Loss of inventory storage does not come from corporate cash flow only, but also its storage cost. The more amount of aircraft?s material, many tools needed to manage materials, and the bigger operational cost spent. In the other hand, the accuracy of aircraft?s material inventory amounts recorded and physically stored in warehouse are being the problem faced by PT. Pelita Air Service. The differences are caused by inaccuracy of data entry to the system and in disciplinary storekeeper in recording all inventory movement transactions. At this moment, PT. Pelita Air Service implements two information technologies to manage its aircraft?s material inventories, there are MICS and SAP. However both of technologies didn?t integrate each other. MICS which is used for some years could not fulfill company?s needs in acquiring information about aircraft?s material inventory that some recording levels had to do manually. In contrast, company has SAP contained Material Management Module which has the same functions with MICS and being integrated with other modules inside. Material Inventory Information System developed by PT. Pelita Air Service changes at least previous aircraft?s material inventory management procedures. Thus, the developed information system could solve the problems above and increase company market position in order to serve customers. But, management of PT. Pelita Air Service must review the Information System Effectiveness periodically and continually to evaluate and analyze system effectiveness level and its information technology for updating company?s needs.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
T23843
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irvan Wahyu Hutomo
Abstrak :
PT. XYZ, salah satu perusahaan minyak dan gas swasta yang beroperasi di di Indonesia, berkewajiban untuk menandatangani perjanjian dengan Pemerintah Indonesia (diwakili oleh SKK Migas) dalam bentuk Kontrak Bagi Hasil (PSC) sebagai dasar untuk beroperasi di Indonesia. Semua biaya pengembangan lapangan minyak dan gas (investasi dan operasi) yang telah menerima persetujuan dari SKK Migas, dapat dibebankan sebagai cost recovery sesuai dengan perjanjian dalam PSC. Dalam melaksanakan operasinya, manajemen persediaan memainkan peran penting dalam mendukung keberhasilan operasi perusahaan. Persediaan adalah salah satu investasi tunai terbesar dalam bisnis, karena itu pengambilan keputusan investasi dalam hal persediaan harus dilakukan dengan hati-hati. Mengelola investasi ini adalah kunci untuk mencapai sukses. Persediaan yang tidak bergerak dan menyedot sumber daya kas harus dihilangkan dengan mengubah kas tersebut menjadi sumber daya yang produktif. Penelitian ini dilakukan pada PT. XYZ dengan dasar tingkat persediaan perusahaan yang meningkat setiap tahunnya dan rasio surplus perusahaan yang tinggi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan didukung oleh data aktual dari PT. XYZ dan wawancara dengan para ahli dalam hal persediaan dan manajemen PT. XYZ. Hasil penelitian adalah usulan strategi yang dapat diterapkan oleh PT. XYZ untuk meningkatkan efektifitas proses manajemen persediaan. ......PT. XYZ, a multinational oil company that operated in Indonesia, is obligatory on using Production Sharing Contract (PSC) Agreement with the Government of Indonesia (represented by SKK Migas) as a basis for operating in Indonesia. All oil and gas field development costs (investment and operation) by which have received the approval of SKK Migas, can be charged as cost recovery in accordance with the PSC agreement. In carrying out its operations, inventory management plays an important role in supporting the success of the company's operations. Inventory is one of the largest cash investments in businesses therefore the decision on new investments in inventory should be considered carefully. Managing this investment is the key to achieve successes. Inventory that is inactive and siphoning cash resources should be eliminated by changing the wasted cash back into a productive resource. The research was conducted at PT. XYZ on the basis of the company inventory level that increasing each year and high Surplus Ratio. The methodology used in this research is a descriptive qualitative study which supported by actual data from PT. XYZ and interview with expert in inventory and management of PT. XYZ. The results of the research are proposing strategy to be implemented by PT. XYZ to improve the effectiveness of PT. XYZ inventory management process.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>