Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 424 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Soetarto
"Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi yang berhasil kita capai selama Repelita V disebabkan oleh adanya investasi yang terus meningkat, baik yang dilakukan oleh Pemerintah maupun oleh dunia usaha dan masyarakat. Dari tahun ke tahun penananan modal oleh dunia usaha terus berkembang. Namun, perkembangan penanaman modal yang sangat pesat terjadi dalam 5 tahun terakhir.
Berdasar teori-teori tentang aliran modal, banyak faktor yang dapat mempengaruhi minat investasi asing di Indonesia. Salah satunya adalah "pull and push theory". Dalam teori ini dikemukakan adanya faktor pendorong dan penarik modal asing mengalir dari satu negara ke negara lain.
Faktor pendorong adalah faktor kondusif yang dimiliki oleh negara asal-modal (home countries) seperti kebijaksanaan investasi atau aliran modal keluar, pertumbuhan/perkembangan sosial dan ekonomi serta perkembangan lingkungan global.
Faktor penarik adalah keunggulan yang dimiliki oleh negara penerima modal (host countries) seperti stabilitas sosial, politik dan ekonomi, iklim usaha dan investasi yang menarik, ketersediaan sumber.daya alam dan dan sumber daya manusia, potensi pasar, insentif dan fasilitas serta ketersediaan prasarana dan sarana pendukung. Dari berbagai faktor tersebut, berdasarkan penelitian penulis atas persetujuan PMA sejak tahun tahun 1990 s/d Juni 1995 dengan mengambil sampel PMA dari Jepang, Korea Selatan dan Taiwan terungkap bahwa faktor rendahnya upah buruh (low labor cost) di Indonesia tetap merupakan salah satu daya tarik utama aliran PMA ke Indonesia.
Meningkatnya dengan pesat PMA di Indonesia, terutama dari Jepang, Korea Selatan dan Taiwan pada tahun 1994 dan 1995, di samping faktor-faktor pendorong dan penarik yang disebutkan dimuka, juga disebabkan karena adanya faktor pemicu (triggering factor) yakni PP No. 20 Tahun 1994. Sebagai suatu kebijaksanaan yang sangat liberal, PP No. 20 Tahun 1994 telah memberikan dampak positif untuk menarik PMA ke Indonesia."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andre Notohamijoyo
"Foreign Direct Investment (FDI) sebagai sumber pembiayaan pembangunan ekonomi saat ini menjadi sebuah trend. Sebagian besar Negara-negara berkembang berkompetisi menarik FDI karena diyakini bahwa FDI, sebagai investasi di sektor rill melalui pembangunan pabrik, industri, dan lain-Iain, bisa memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi negara. Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap FDI ialah faktor makroekonomi. Penelitian Kokko dan Blomstrom (1997) menunjukkan FDI bisa berpengaruh positif bagi pertumbuhan ekonomi suatu Negara bila tercipta stabilitas makroekonomi di Negara tersebut.
Penelitian bertujuan untuk melsbat apakah variabel-variabel makroekonomi masih bisa dijadikan ukuran Mau patokan bagi perkembangan tingkat investasi di Indonesia. Variabel-variabel makroekonomi yang diajukan di dalam penelitian ini ialah suku bunga SBI, kurs rupiah terhadap dolar AS dan variabel investasi periode sebelumnya (FDIL_i). Penelitian dilakukan terhadap sebelas sektor industri di Indonesia kurun waktu 2001-2003. Sektor industri tersebut dipilih berdasarkan International Standard Industry Classification (ISIC) revisi ketiga yang telah disesuaikan dengan Klasifikasi Lapangan Usaha Indonesia (KLUI).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel-variabel makroekonomi berpengaruh secara simultan terhadap tingkat FDI di 3 sektor industri yaitu: Industri Kutit, Industri Kayu dan Industri Kertas. Variabel suku bunga berpengaruh secara parsial terhadap tingkat FDI industri kayo dan industri kertas. Sementara itu, variabel kurs berpengaruh secara parsial terhadap tingkat FDI industri kertas. Variabel FDI berpengaruh secara parsial terhadap tingkat FDI industri kertas. Variabel-variabeI makroekonomi yang diajukan dalam penelitian ini tidak berpengaruh baik secara parsial maupun simultan terhadap delapan sektor industri lainnya.

Foreign Direct Investment (FDI) as one of financing source for economic development being a trend within developing countries. Most of developing countries involve in competition to attract FDI because they believe that FDI can provide significance contribution to economic growth in their respective countries. One of the factor which can influence the rate of FDI is macroeconomic factor. Research by Blomstrom and Kokko (1997) indicated that FDI can provide positive influence for country's economic growth if macroeconomic stability created in the country.
This research has main objective to observe the determinants of macroeconomics variable for measure the rate of foreign direct investment in Indonesia Variables which are using in this research comprises of interest rate, foreign exchange (Indonesia Currency To US Dollar) and previous investment. Research based on the eleven industrial sector in Indonesia for period 2001 up to 2003. That industrial sector taken from the International Standard Industry Classification 3'i revise.
Result of this research shows that interest rate has influence significantly (partial) within Wood and Paper Industry. Besides Interest Rate, the Exchange Rate as well as Previous Investment has also influence in Paper Industry. Macroeconomic Variables in this research has influence simultaneously within Leather Industry, Wood Industry and Paper Industry but Macroeconomic variables did not influence other eight industrial sector (both partial and simultaneous)."
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T20246
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Njit, Tjhai Fung
"Pajak sebagai sumber utama penerimaan negara mempunyai peranan yang sangat penting dan strategis bagi pemenuhan kebutuhan pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Dalam RAPBN 2006, penerimaan pajak ditargetkan sebesar Rp. 402,1 trilliun atau 75,2% dari penerimaan dalam negeri.
Mengacu pada pentingnya pajak sebagai sumber utama penerimaan negara dan melihat pada potensi penerimaan pajak yang masih belum digali, seperti dari tax rasio yang masih rendah sebesar 13,4% (RAPBN 2006), maka penerimaan pajak selalu diusahakan untuk ditingkatkan dari tahun ke tahun guna memenuhi kebutuhan penerimaan negara. Langkah-langkah dan kebijakan pemerintah untuk meningkatkan penerimaan pajak dapat melalui penyempurnaan perundang-undangan, penerbitan peraturan-peraturan baru di bidang perpajakan, meningkatkan tingkat kepatuhan wajib pajak maupun menggali sumber-sumber pajak lainnya.
Selain mempunyai fungsi budgeter, pajak juga mempunyai fungsi regulerend, yaitu menggunakan pajak untuk mengatur distribusi pendapatan dan kekayaan masyarakat. Pajak dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kegiatan pembangunan di kawasan tertentu agar terdapat pemerataan pernbangunanlpendapatan, contohnya adalah pemberian insentif pajak penghasilan kepada pengusaha di dalam kawasan pengembangan ekonomi terpadu (KAPET) untuk meningkatkan kegiatan usaha di kawasan timur Indonesia (KTI), agar terjadi pemerataan pembangunan antara kawasan barat Indonesia (KBi) yang teiah lebih maju dengan kawasan timur Indonesia (KTI).
Insentif pajak penghasilan kepada pihak investor untuk berinvestasi di bidangbidang usaha tertentu dan atau di daerah-daerah tertentu ini diatur dalam pasal 31A ayat 1 Undang-undang Nomor 7 tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang nomor 17 tahun 2000. Perlakuan insentif pajak penghasilan ini diatur lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 2000 sebagaimana dirubah melalui Peraturan Pemerintah No. 147 Tahun 2000 tentang Perlakuan Perpajakan di Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu. Kepada wajib pajak yang melakukan penanaman modal di bidang-bidang usaha tertentu dan atau di daerah-daerah tertentu dapat diberikan fasilitas perpajakan dalam bentuk: Pengurangan penghasilan neto paling tinggi 30% (tiga puluh persen) dari jumlah penanaman yang dilakukan, Penyusutan dan amortisasi yang dipercepat, Kompensasi kerugian yang lebih lama tetapi tidak lebih dari 10 (sepuluh) tahun, dan Pengenaan pajak penghasilan alas dividen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 sebesar 10% (sepuluh persen), kecuali apabila tarif menurut perjanjian perpajakan yang berlaku menetapkan lebih rendah.
Mengingat peranan pajak yang sangat penting dan strategis bagi penerimaan negara, maka kebijakan pemberikan insentif pajak penghasilan harus dilakukan secara hali-hati, karena pemberian insentif pajak yang tidak tepat hanya mengurangi penerimaan pajak tanpa adalah kenaikan investasi yang berarti. Untuk itu penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah insentif pajak penghasilan berpengaruh terhadap investasi modal asing.
Penelitian ini dilakukan dengan mengambil data sekunder dari Badan Kordinasi Penahaman Modal (BKPM), APBN dan sumber data sekunder lainnya. Analisis data dilakukan dengan statistik deskriptif dan metode evaluasi koniparatif.
Hasil penelitian .nenunjukkan bahwa pemberikan insentif pajak penghasilan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap investasi modal asing. Dengan kata lain, insentif pajak penghasilan bukan merupakan faktor utama dalam keputusan investasi. Ada faktor-faktor lain yang menjadi pertimbangan investor dalam pengambilan keputusan investasi, seperti kemudahan perijinan, besarnya pasar domestik, akses pasar internasional, Infrastruktur, kondisi sosial dan keamanan, dan ketersediaan sumber daya manusia.

Tax is government's main revenue. Tax has a very important and strategic role in fulfilling government needs for funding public spending. For 2006 Proposed Government's spending (RAPBN 2006), tax revenue is targeted at Rp. 402.1 trillions, which is 75.2% of total government's domestic revenues.
Tax ratio 13.4% (RAPBN 2006) indicates that there are still a lot of potential tax revenues; hence the government always tries to increase tax revenue every year to fulfill public funding. Various attempts and public policies have been taken to increase tax revenue, such as the amendment of tax law, introduce new law and regulation in taxation, increases tax compliance and to took for other sources of tax revenues.
Beside budgeter tax's function to raise revenues, tax also has a regulatory function. That is tax's policies can be used to increase development activities in certain areas, such that there is distribution of growth / income. For example, income tax incentive for economic development Zones (KAPET) to increase investment activities ire eastern Indonesia, so that there is distribution of growth between Western Indonesia which is more developed compared to eastern Indonesia.
Income tax incentive for investors in specific industries/business fields and/or regions are regulated in Article 31A paragraph 1 of The Republic of Indonesia Law Number 7 year 1983 on income tax as amended by law number 17 year 2000. Income tax incentive is further regulated by Government regulation number 20 year 2000 as amended by government regulation number 147 year 2000 on tax facilities for capital investments in certain business fields and/or certain areas. Investment in certain business fields and/or certain areas can be given lax facilities in the form of: reduction of net income at most 30% from the total of investment, depreciation and amortization that are accelerated, compensation of old loss but not more than 10 years and imposition of income tax on dividend as in section 26 is 10%, except if rate according to taxation agreement that is effective determine lower.
Tax incentives should be given with cautions, because tax has a very important and strategic role in government revenue. The revenue forgone as a result of the use of tax incentives may be wasted if there is no real increase in foreign direct investment as a result of improper implementation of tax incentives. The purpose of this research is to examine if income tax incentives influence foreign direct investment. This research is carried out by examining secondary data from Investment Coordinating Board (BKPM) and Government budget. Descriptive statistic and comparative evaluation method are used to analyze the data.
The research indicated that income tax incentive has no significant affect to foreign direct investment. In other words, income tax incentive is not the main factor in investment decision. There are others factors that considered by investors in investment decision, such as easy licensing, the size of domestic market, access to international market, infrastructure, social and security condition, and the availability of human resources.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T22189
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ramli
"Due to the lack of internal finance, a country might need a foreign investment. It also happens to Indonesia that is not recovery from its economic problems up to now. One of the solutions to this condition is by giving Foreign Direct Investment (FDI). By FDI it is hoped that it can employ a lot of people, and it can reduce the unemployment rate in this country, as a result it can increase the welfare of society.
This study will focus on the relation between the given PPh incentives and Japanese Investor behavior in investing its fund, elaborate and analyze Japanese Investor to tax incentives given, and research, formulate and make the analysis on which tax incentive is the best way in inviting Japanese direct investor.
This thesis is analytical descriptive which uses qualitative method by scrutinizing data in the form of information, theory from library research, then by analyzing the data to solve the formed case, so that conclusion can be drawn and suggestions and understanding to the influence in giving incentive to foreign direct investment can be given.
The references theory in this research is one instrument to invite Japanese direct investment by giving tax incentive. However, tax administration is the key on the success of tax policy.
It can be concluded that PPh facility given to tax payers in Indonesia who invest in certain business and area is quite good, in the result of the decrease of netto 30% (thirty percent) as the highest, quicken reduction and amortization, longer loss compensation and given PPh to the dividend as in Article 26 to 10% (ten percent), except if the valid tariff to the tax agreement is lower. Japanese Investors accept this facility positively, but they say it is more interesting if those tax facilities are followed by administration tax which gives law assurance.
Tax incentive given by tax law is quite interesting for the Japanese investors to invest in Indonesia, but the regulations do not give the law assurance, they who have the license hope that they will be given the tax incentive as stated in the law, furthermore, it is suggested that the government not only faces on tax incentive to invite foreign direct investment but also is concern on the law assurance, security, eliminating high economy cost and improving infrastructure. Arranged and good tax administration will give law assurance and security to the investors. Furthermore, the license to foreign investors and the given PPh facilities are managed by one institution under one roof."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T19926
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Parinduri, Rosana Dewi
"Penelitian ini meneliti mengenai analisis faktor penentu investasi asing langsung di Indonesia. Menggunakan total sampel dari Produk Domestik Bruto, Pertumbuhan Ekonomi, Upah, Eksport dan Stabilitas Politik di Indonesia selama periode tahun 2005-2010. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode uji akar unit, uji Philips-Perron (PP), uji kausalitas Engle-Granger dan perhitungan kuadrat terkecil. Hipotesis yang diuji adalah apakah faktor penentu investasi asing langsung di Indonesia. Hasil yang diperoleh adalah semua variabel (Produk Domestik Bruto, Pertumbuhan Ekonomi, Upah, Eksport dan Stabilitas Politik) yang diuji menunjukkan hasil yang negatif sebagai faktor penentu FDI di Indonesia.

This study examines the analysis of the determinants of Foreign Direct Investment in Indonesia. Using a Total sample of the Gross Domestic Product, Growth, Wages, Export and Political Stability in Indonesia during the period 2005-2010. The method used in this study is the unit roots test, the Philips-Perron test, Engle-Granger causality test and Ordinary Least Square. Hypotheses to be tested is whether the determinants of foreign direct investment in Indonesia. The results obtained are all the variables (Gross Domestic Product, Growth, Wages,Export and Political Stability) tested showed negative results as the determinants of foreign direct investment in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Virra Krisnafitriana
"Penelitian ini dilakukan untuk memprediksi apakah faktor-faktor firm size, export ratio, R&D intensity, firm age, dan labor productivity memiliki pengaruh terhadap keputusan perusaan untuk melakukan FDI di Indonesia. Sampel pada penelitian ini adalah delapan belas perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan periode penelitian dari tahun 2006-2010 dan sampel penelitian ini adalah perusahaan yang masuk ke dalam sektor non keuangan. Penelitian ini menggunakan regresi data panel.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semua faktor-faktor yang digunakan untuk melihat keputusan perusahaan melakukan FDI di Indonesia tidak berpengaruh secara signifikan. Oleh karena itu, peneliti berpendapat bahwa ada faktor-faktor lain, yaitu faktor penarik dari Indonesia yang lebih berpengaruh dibandingkan faktor internal perusahaan.

This study predicts whether firm size, export ratio, R&D intensity, firm age, and labor productivity affect firm?s decision to make FDI in Indonesia. Samples in this study are 18 non-finance firms that listed in Indonesia Stock Exchange for the period 2006-2010. This study uses panel regression.
This study shows that firm size, export ratio, R&D intensity, firm age, and labor productivity have no effect in firm?s decision to make FDI in Indonesia. Therefore, we argue that there are other factors, the pull factors from Indonesia, which are more influential than internal firm?s factors.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Nurul Safrina
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis determinan dari Net Foreign Investment Flows pada Pasar Keuangan Indonesia. Terdapat dua model, dengan variabel indepeden dari Set Faktor Global dan Set Faktor Domestik. Penelitian ini menggunakan metode Ordinary Least Square Regresi Linear Majemuk. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Faktor Domestik memiliki pengaruh signifikan terhadap Net Foreign Investment Flows pada Pasar Keuangan Indonesia, dan Faktor Global memiiki pengaruh yang tidak signifikan terhadap Net Foreign Investment Flows pada Pasar Keuangan Indonesia.

This study aims to analyze the determinants on Net Foreign Investment Flows in Indonesia Financial Market. There are two proposed models, with variable independents from Global Drivers Set and Domestic Drivers Set. This study uses Ordinary Least Square Multiple Regression methodology. This study proved that Domestic Drivers has significant impact on Net Foreign Investment Flows on Indonesia?s Financial Market, while Global Drivers has no significant impact on on Net Foreign Investment Flows on Indonesia?s Financial Market.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S46779
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Yeriesca
"Penelitian ini menganalisis pengaruh keberadaan FDI terhadap performa ekspor perusahaan di industri garmen Indonesia selama periode 2002 2006 Adanya FDI di suatu negara melalui pendirian perusahaan multinasional MNCs dipercaya dapat meningkatkan produktifitas perusahaan domestik melalui superior knowledge yang dimilikinya Dengan demikian adanya perusahaan MNCs dipercaya dapat memberikan spillover effect yang dapat mempengaruhi performa ekspor perusahaan domestik yang berada disekitarnya Performa ekspor dalam penelitian ini dilihat dari peluang ekspor dan propensitas ekspor
Penelitian ini menyimpulkan bahwa FDI yang masuk ke industri garmen Indonesia melalui perusahaan MNCs terbukti meningkatkan peluang ekspor dan propensitas ekspor perusahaan garmen Hal ini dikarenakan adanya spillover effect yang terjadi melalui persaingan dengan perusahaan ekspor yang membuat peningkatan pada nilai tambah produksi perusahaan yang berada di sekitarnya Selain itu penelitian ini juga menyimpulkan bahwa industri garmen Indonesia masih mengandalkan upah buruh yang rendah dibandingkan produktifitas pekerjanya untuk dapat bersaing di pasar ekspor.

This study examines the effect of FDI on export performance in Indonesian garment industry in a span of year 2002 2006 FDI inflows through multinational corporations are believed to have superior knowledge that can improve domestic firm's productivity Thus the presence of MNCs is believed could bring spillover effect that can affect domestic firm's export performance Export performances here are defined as a firm's export decision and export propensity
This study concludes that FDI which come through the presence of MNCs in garment industry raises the likelihood of domestic firms to enter the export market and also improves their export propensities This improvement results from the spillover through competition with export firms that can increase nearby firms's value added in production Other than this this study also finds that Indonesian garment industry still rely on low labor wages to compete in export market rather than its labor productivity
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S52715
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasiholan Titusano P
"Pada tanggal 3 Oktober 2012, telah terjadi Mogok Nasional yang dilakukan oleh kurang lebih 3 juta buruh, di sekitar 21 Kabupaten. Hal tersebut menuai banyak sekali komentar. Salah satu komentar datang dari Apindo yang menyatakan bahwa mogok tersebut akan berpengaruh terhadap Investasi. Tulisan ini berjudul “Tinjauan Yuridis Pengaruh Aksi Buruh Terhadap Investasi Di Indonesia, baik Investasi Langsung Maupun Investasi Tidak Langsung.” Dalam tulisan ini yang dimaksud dengan Aksi Buruh adalah Mogok Nasional pada tanggal 3 Oktober 2012. Mogok Nasional hanya pernah terjadi pada tahun 1920. Tulisan ini membahas mengenai Investasi, Investasi Langsung dan Investasi Tidak Langsung. Membahas mengenai mogok dan Perkembangan Teori Hukum Tentang Mogok yang merupakan karya tulis dari Prof. Aloysius Uwiyono, SH, MH. Mogok adalah salah satu jenis aksi yang dilakukan oleh buruh. Mogok dilakukan karena tidak berhasilnya perundingan yang dilakukan. Mogok adalah hak bagi buruh. Sebelum menjadi hak, mogok adalah tindakan pidana dan merupakan kebebasan. Perkembangan pemikiran menjadikan mogok adalah hak bagi buruh. Dalam pembahasan mengenai Investasi di Indonesia, penulis menjelaskan mengenai perkembangan pengaturan Investasi. Kemudian memberikan penjelasan mengenai Investasi langsung dan Investasi tidak langsung. Setelah menjelaskan Investasi langsung dan Investasi tidak langsung, penulis menjelaskan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi Investasi langsung dan Investasi tidak langsung. Kemudian, Penulis menjelaskan mengenai perkembangan teori hukum tentang mogok. Lalu menjelaskan perkembangan mogok di Indonesia serta pengaturan mengenai mogok. Setelah menjelaskan mengenai Investasi dan faktor yang mempengaruhinya, dijelaskan juga mengenai pengaturan-pengaturan tentang mogok saat ini, hal-hal yang menjadi tuntutan buruh dalam melakukan mogok pada setiap jamannya dan syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk mengadakan mogok. Penulis menyajikan hasil penelitian mengenai pengaruh mogok terhadap Investasi langsung dan Investasi tidak langsung. Hasil penelitian tersebut berupa data dari BKPM tentang tingkat Investasi Langsung pada tahun 2011 dan 2012, serta data dari Bapepam tentang tingkat Investasi Tidak Langsung pada tahun 2012. Disamping data-data tersebut, dalam tulisan ini juga mencantumkan pernyataan dari pimpinan-pimpinan Organisasi Buruh, dan Apindo, serta dijelaskan apa yang menjadi tuntutan-tuntutan dalam Mogok Nasional pada 3 Oktober 2012, yang sudah direncanakan sejak awal 2012. Berdasarkan data-data tersebut, dan menguraikan data-data tersebut dalam kalimat yang argumentatif dan analisis, maka Penulis mengambil kesimpulan mengenai pengaruh mogok terhadap Investasi serta tinjauan yuridisnya.

On October 3, 2012, there has been a national strike by more than 3 million workers, around 21 districts. It is reaping a lot of comments. One of the comments came from Apindo stating that the strike would affect the investment. This article titled “Judicial Review Influence of Labor Action Against Investment in Indonesia, Both Direct Investment And Indirect Investment.” In this paper the Labour action is a national strike on October 3, 2012. National strike occurred only once in 1920.This paper discusses the investment, direct investment and indirect investment. Discuss about the strike and the development of legal theories on strike which is papers by Prof. Aloysius Uwiyono, S.H, M.H. What is meant by labor action was on strike on October 3, 2012. Strike is one kind of labor action taken. Strike was not successful because the negotiations were conducte. Strike is a right for workers. Prior to being right, and the strike is a criminal act is freedom. Development of thingking makes the strike is a right for workers. In the discussion on investment in Indonesia, the author describes the development of investment arrangement. Then give a description of direct investment and indirect investment. After explaining direct investment and indirect investment, the author explain the factors affecting direct investment and indirect investment. After explaining about the investment and the factors that influence it, also described the arrangements on strike today, the things which are demanded by the labor strike in each era and the requirements that must be met in order to call a strike. The author presents the results of research on the effect of strike on direct investment and indirect investment. The results in the form of data from BKPM about the level of Foreign Direct Investment in 2011 and 2012, as well as data from Bapepam on Indirect Investment levels in 2012. Besides these data, in this paper also include a statement of the Labour Organisation Leader, and Apindo, and also explained what the demands of the National Strike on October 3, 2012, which has been planned since the beginning of 2012. Based on these data, and decipher these data with the argumentative and analysis sentence, the authors draw conclusions about the effect of strike on Investment and judicial review.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2013
T35710
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>