Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 81 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mulyazmi
Abstrak :
Penelitian ini mengenai teknik pemisahan pemisahan ion Hg (II) menggunakan sistem Membram Cair Emulsi (MCE) yang komponen penyusunnya adalah fasa akuatik dalam fasa organik dan surfaktan. Fasa akuatik dalam adalah H2SO4 6N. Fasa organik terdiri dari ekstraktan (asam oleat), peiarut organik (kerosin). Surfaktan yang digunakan terdiri dari span-80 sebagai surfaktan tunggal, span-80 dengan tween (20,80,81,85 ) dan triton X-100 sebagai surfaktan campuran.

Untuk memperoleh suatu membran cair emulsi yang stabil dilakukan beberapa pengamatan yaitu penentukan nilai HLB campuran surfaktan yang tepat berdasarkan kelarutan maksimum fasa air dalam fasa minyak, penentuan nilai tegangan permukaan dan tegangan antarmuka cairan yang digunakan serta pengamatan terhadap kestabilan emulsi emulsi yang dihasilkan dengan variasi jenis dan konsentrasi surfaktan, waktu pengadukan dan konsentrasi ekstraktan.

Sistem Membran Cair Emulsi (MCE) dengan komposisi asam oleat 0,5 M, kerosin, 3% (w) surfaktan campuran span-80 dan tween-20 pada nilai HLB campuran 4,8, dapat menghasilkan suatu emulsi yang stabil selama 4 jam. Emulsi ini dapat mengektraksi ion Hg (H) dari larutan umpan sebanyak 97,3%. dengan menggunakan kecepatan pengadukan 300 rpm, rasio volume membran emulsi dengan fasa umpan sebesar 3:8 dan waktu pengadukan 35 menit.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
T14964
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rio Marta Irawan
Abstrak :
Latar belakang: Penglepasan ion kalsium oleh material bioaktif dapat berperan penting dalam peningkatan pH yang diperlukan dalam aktivitas antibakteri dan remineralisasi jaringan keras gigi. Tujuan: untuk menganalisis pelepasan ion kalsium dan peningkatan pH dari MTA modifikasi dan Bioceramic pada periode waktu 1,48,168 jam. Metode: Sampel n=30 dipersiapkan dengan ukuran diameter 3 mm tinggi 3 mm, terdiri dari 15 sampel MTA modifikasi, 15 sampel Bioceramic direndam dalam air deionisasi 1,48,168 jam diukur kadar pelepasan ion kalsium menggunakan AAS dan nilai pH menggunakan pHmeter, Uji Kruskal Wallis dan Mann Whitney. Hasil: Terdapat perbedaan yang bermakna diantara semua kelompok dengan nilai signifikansi p le;0,05. Kesimpulan: Bioceramic terbukti melepaskan ion kalsium dan peningkatan pH lebih besar dibandingkan dengan MTA modifikasi pada waktu pengukuran 1,48,168 ......Background: Calcium ion release can promote alkalinizing activity and regeneration. Objective: To analyze calcium ion release and pH changes from modified MTA and Bioceramics as bioactive material. Methods: 30 samples are prepared with the size of 3 mm in diameter and 3 mm in height. The samples are consist of 15 of modified MTA and 15 of bioceramics. And then immersed in deionized water for an hour which will then be measured in 1, 48, and 168 hours period. And measured atom absorption sphectropometer and pHmeter. Result: Mann Whitney post hoc rsquo s statistic test result showed a significant discrepancy among all groups, with the significant value of p le 0,05. Conclusion: Bioceramics was proven to release more calcium ions and more pH elevation compared to modified MTA during the 1 hour, 48 hour, and 168 hours measurements.
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rifa Satria
Abstrak :
ABSTRAK
Senyawa Li4Ti5O12 atau yang biasa disingkat dengan LTO, adalah salah satu jenis senyawa yang sering digunakan untuk komponen anoda dalam baterai. Kelebihan yang dimiliki adalah usia pakai yang panjang akibat sifat zero strain yang dimiliki saat material mengalami insersi dan ekstraksi ion lithium. Namun kapasitas yang dimiliki masih tergolong rendah, yaitu bernilai 175 mAh/g. Oleh karena itu, untuk dapat meningkatkan kapasitas anoda LTO dilakukan pembuatan komposit LTO. Doping element yang digunakan adalah nano Si, dimana dengan penggunaan partikel berskala nano diharapkan dapat meningkatkan performa baterai lebih jauh sebagai efek dari luas permukaan partikel yang lebih besar. Dalam penelitian ini LTO disintesis dengan metode hidrothermal-mekanokimia sebelum dilakukan pencampuran dengan nano Si. Variasi persentase massa Si yang digunakan adalah 1 , 5 , dan 10 . Karakterisasi yang digunakan adalah XRD, SEM, serta TEM. Sementara untuk pengujian performa baterai dilakukan pengujian EIS, CV, serta CD. Penelitian ini akan membahas efek dari mixing Si pada performa komposit LTO/Si. Hasil pengujian CV menunjukkan bahwa kapasitas terbesar diperoleh pada sampel LTO/Si-10 dengan kapasitas sebesar 216.15 mAh/g.
ABSTRACT
Li4Ti5O12 or LTO is one of many compounds that could be used as anode in lithium battery. One of the main advantages of using LTO as an anode is its long cycle life which is affected by its zero strain property during insertion and extraction of lithium ions. Despite its advantages, LTO still has problems such as limited capacity on 175 mAh g. Researchers have tried many methods to increasing the capcaity of LTO, such as making a composite from LTO host. In this composite, nano Si is used as doping element because its high theoritical capacity could increase the overall capacity of the LTO composite. In this research, LTO was synthesized by hydrothermal mechanochemical methods before we combine it with nano Si. The mass variation of nano Si was 1 , 5 , and 10 in wt. XRD, SEM, and TEM were used for material characterization. For the battery performance testing we used EIS, CV, and CD. This research will explain the effect of Si on the LTO Si composite performance. From the CV testing, it is known that the highest capacity was obtained from LTO Si 10 sample with 216.15 mAh g.
2017
S66667
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laksamana Zakiy Ramadhan
Abstrak :
Lititum Titanat Oksida Li4Ti5O12 dipertimbangkan menjadi elektroda anoda pada baterai Litium Ion. LTO adalah kandidat yang menjanjikan untuk menggantikan Grafit. Grafit memiliki kapasitas yang tinggi, namun disamping itu, keamanan dari material ini dipertanyakan, pembentukan struktur dendritik yang dapat menyebabkan hubungan arus pendek atau konslet akhir-akhir ini banyak di diskusikan. Oleh karena itu LTO dengan properti lsquo;zero strain rsquo;, dimana tidak ada perubahan volume selama interkalasi adalah kandidat yang menjajikan. Dibandingkan dengan grafit, LTO memiliki kapasitas yang kecil, oleh karena itu penambahan elemen lain untuk meningkatkan kapasitas dari LTO dibutuhkan. Dalam penelitian ini, penambahan Sn dalam LTO telah dilakukan, penambahan Sn bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan konduktifitas. Menggunakan metode sol-gel untuk mensintesis LTO, dan diikuti oleh metode solid-state, LTO di campur dengan Sn menggunakan HEBM High energy Ball Mill , beberapa penambahan konsentrasi Sn dilakukan, yaitu 10 , 20 , 30. Karakterisasi material telah dilakukan menggunakan SEM-EDS, BET, XRD. Dari hasil BET, penambahan Sn mengakibatkan berkurangnya surface area. Pada hasil SEM-EDS dari lembaran anoda, memperlihatkan aglomerasi dan distribusi yang buruk dari partikel, dari hasil XRD menunujukan adanya pengotor berupa TiO2 Rutile. Pembuatan baterai sel setengah telah dilakukan, dengan Litium logam sebagai Anoda, LTO dan Sn sebagai Katoda. Diikuti dengan pengujian performa electrokimia, yaitu EIS, CV, CD. EIS dilakukan sebelum dan sesudah tes CV, EIS sebelum tes CV menunjukan LTO dengan 30 kandungan Sn memiliki konduktifitas yang paling tinggi, sementara untuk EIS setelah CV, menunjukkan LTO dengan 20 kandungan Sn memiliki konduktifitas paling tinggi, Sn yang berlebih akan mengakibatkan penurunan performa karena fenomena Pulverisasi. Hasil CV menunjukan adanya dua peak pada masing-masing elemen, menunjukan reversibilitas dari reaksi. Pada hasil CD, LTO dengan 20 kandungan Sn memiliki kapasitas paling baik, oleh karena itu penambahan Sn yang optimum ialah 20.
Lithium Titanate Oxide Li4Ti5O12 has been considered as anode electrode in Lithium Ion Batteries. LTO is a promising candidate to replace Graphite. Graphite has high capacity, but despite their superiority, safety concern of this material is questioned, formation of dendritic structure which leads to short circuit is commonly discussed. Thus, LTO with zero strain property, where there is no volume change during intercalation is a promising candidate. Compared with graphite, LTO has small capacity, thus addition of other elements to increase its capacity is required. In this experiment, addition of Sn in LTO was done, addition of Sn purposed to increase its capacity and conductivity. Using sol gel method to synthesis LTO, and followed by solid state method, LTO is mixed with Sn using HEBM High energy Ball Mill . Various Sn concentration was added, which are 10 , 20 , 30. Material characterization in this experiment was using SEM EDS, BET, XRD. From BET result, addition of Sn decrease its surface area, SEM EDS result of layered anode shows agglomeration for Sn element and poor particle distribution in layered anode, XRD result shows impurities which is TiO2 Rutile. Half cell battery fabrication was done using Lithium metal as anode and LTO Sn as cathode. Followed by electrochemical performance test, which are EIS, CV, CD. EIS performed before and after CV test, from EIS before CV results, LTO with 30 of Sn has highest conductivity, for EIS after CV, LTO with 20 of Sn has highest conductivity, excessive Sn concentration leads to performance decrease because of pulverization. From CV result, two anodic and two cathodic peaks are shown, which indicates reversible reaction of LTO and Sn, also from CV test, highest capacity is attribute to LTO with 20 of Sn with 168,9 mAh g. From CD result, LTO with 20 of Sn has the most stable performance, 30 of Sn considered as excessive addition of Sn, thus LTO with 30 of Sn has poor electrochemical performance.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jordie Masseno Alfredy
Abstrak :
ABSTRACT
Sodium-ion batteries (SIBs) is a strong contender for as a new battery system over lithium-ion batteries (LIBs) for rechargeable large-scale energy storage applications. Cathode materials for SIBs have been well developed. Anode materials, on the other hand, are still under development. Transition metal oxides cumulating Na ions by chemically conversion reactions and intercalation mechanism have made extensive research interest due to its high theoretical capacity. In particular, tin dioxide has been primarily studied as an auspicious anode material for both LIBs and SIBs. However, significant volume changes take place during battery charging and discharging, especially in SIBs. It has been well documented that the electrochemical properties of the material can be enhanced by using several strategies, such as nanostructuring and doping of a second element, such as cobalt (Co). In this study, porous CoSnO3 nanocubes were synthesised, characterised, and tested against SIBs. The material yielded a performance of 306.7 mAhg-1 sodium-ion storage capacity at a current density of 50 mAg-1, which is quite a high number when compared with other anode material such as nickel oxide (300 mAhg-1), tin dioxide (170 mAhg-1), and cobalt oxide (153.8 mAhg-1).
ABSTRAK
Baterai sodium-ion atau Sodium-Ion Batteries (SIBs) adalah pesaing kuat untuk sebagai sistem baterai baru dibandingkan baterai lithium-ion atau Lithium-Ion Batteries (LIBs) untuk aplikasi penyimpanan energi skala besar yang dapat diisi ulang. Bahan katoda untuk SIB telah dikembangkan dengan baik. Bahan anoda, di sisi lain, masih dalam pengembangan. Oksida logam transisi yang mengakumulasi ion-ion Na dengan reaksi konversi kimia dan mekanisme interkalasi telah menghasilkan minat penelitian yang luas karena kapasitas teoretisnya yang tinggi. Secara khusus, timah dioksida telah dipelajari terutama sebagai bahan anoda yang menguntungkan baik untuk LIB maupun SIB. Namun, perubahan volume yang signifikan terjadi selama pengisian dan pemakaian baterai, terutama pada SIB. Telah didokumentasikan dengan baik bahwa sifat elektrokimia material dapat ditingkatkan dengan menggunakan beberapa strategi, seperti nanostrukturisasi dan doping elemen kedua, seperti kobalt (Co). Dalam penelitian ini, nanocube CoSnO3 berpori disintesis, dikarakterisasi, dan diuji terhadap SIB. Bahan ini menghasilkan kinerja 306,7 mAhg-1 kapasitas penyimpanan sodium-ion pada kepadatan arus 50 mAg-1, yang jumlahnya cukup tinggi jika dibandingkan dengan bahan anoda lainnya seperti oksida nikel (300 mAhg-1), timah dioksida (170 mAhg-1), dan kobal oksida (153,8 mAhg-1).
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Sulistiyono
Abstrak :
Pemisahan ion magnesium dan lithium merupakan kunci sukses pengembangan ekstrasi lithium dari sumberdaya air asin di Indonesia. Hal ini karena air asin sebagai sumber lithium di Indonesia mempunyai kadar magnesium dan rasio Mg/Li tinggi. Melalui serangkaian kegiatan penelitian yang dituangkan dalam disertasi ini ditawarkan proses pemisahan dengan menggunakan bahan reagen sodium silikat dan paparan gelombang ultrasonic. Tujuan pertama penelitian adalah investigasi anion yang berpengaruh pada proses pemisahan ion magnesium dan lithium pada air asin geothermal dengan pembanding air asin geothermal artificial. Tujuan kedua adalah mempelajari pengaruh konsentrasi dan kontrol rasio Mg/Li sebelum proses pemisahan terhadap proses pemisahan ion magnesium dan lithium pada air asin pekat non-geothermal. Tujuan ketiga adalah mengamati pengaruh konsentrasi terhadap proses pemisahan ion magnesium dan lithium pada air asin dan air asin pekat geothermal. Tujuan keempat adalah menelaah pengaruh paparan gelombang ultrasonik pada proses presipitasi sodium silikat pada air asin geothermal. Pada percobaan pemisahan ion magnesium dan lithium dengan reagen sodium silikat menunjukkan bahwa bahan air asin alam lebih baik dari pada bahan air asin artificial. Hal ini karena pengaruh anion karbonat yang ada pada air asin alam dan tidak ada pada air asin artificial. Pengenceran air pada air asin pekat non geothermal (limbah tambak garam) mampu menurunkan rasio Mg/Li dari 1033 menjadi 374. Kontrol rasio Mg/Li dengan menambahkan lithium karbonat sebelum proses presipitasi mampu menaikkan perolehan lithium dari 21,21 % menjadi 44 % (air asin pekat A) dan 39 % (air asin pekat B). Konsentrasi dari air asin geothermal (mata air panas Gunung Panjang) berpengaruh pada ptroses pemisahan ion magnesium dan lithium yaitu pada konsentrasi air asin pekat geothermal perolehan lithium hanya 21,92 % dan perolehan lithium pada air asin geothermal diperoleh lithium menjadi 78,06 %. Dengan dibantu paparan gelombang ultrasonik pada proses presipitasi, terjadi peningkatan perolehan lithium dari 79,75 % menjadi 98,45 %. Penambahan tahapan pengambilan kembali lithium dari hasil samping padatan, dengan proses pelindian air maka diperoleh peningkatan hasil lithium menjadi 99,84 %. ......The separation of magnesium and lithium ions is the key to the successful development of lithium extraction from brine water resources in Indonesia. This is because brine water as a source of lithium in Indonesia has high levels of magnesium and a high Mg/Li ratio. Through a series of research activities outlined in this dissertation, a separation process is offered using sodium silicate reagents and ultrasonic wave irradiation. The first aim of this research is to investigate anions that affect the process of separating magnesium and lithium ions in geothermal brine water in comparison to artificial geothermal brine water. The second objective is to study the effect of concentration and control of the Mg/Li ratio before the separation process on the separation of magnesium and lithium ions in non-geothermal bittern. The third objective was to observe the effect of concentration on the separation process of magnesium and lithium ions in geothermal brine water and bittern. The fourth objective is to examine the effect of ultrasonic wave irradiation on the sodium silicate precipitation process in geothermal brine water. The experiment of separating magnesium and lithium ions with sodium silicate reagent showed that natural brine water is better than artificial brine water. This is due to the influence of carbonate anions in natural brine water and not in artificial brine water. Diluting water in non-geothermal bittern (salt pond waste) was able to reduce the Mg/Li ratio from 1033 to 374. Controlling the Mg/Li ratio by adding lithium carbonate before the precipitation process was able to increase lithium recovery from 21.21% to 44% (bittern A) and 39% (bittern B). The concentration of geothermal brine water (Gunung Panjang hot springs) affects the process of separating magnesium and lithium ions. In concentrated geothermal brine water, lithium recovery is only 21.92% and lithium recovery in geothermal brine water obtains lithium at 78.06%. With the assistance of ultrasonic wave irradiation in the precipitation process, there was an increase in lithium recovery from 79.75% to 98.45%. The addition of the lithium recovery stage from the solid by-products, with the water leaching process resulted in an increase in the lithium yield to 99.84%.
Depok: 2023
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mario Chandra
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan karena banyaknya industri yang menghasilkan logam berat sebagai limbah akhirnya dan dibuang ke saluran air, yang berpotensl menimbulkan keracunan bagi manusia yang mengkonsumsi air dari dalam tanah. Berbagai metode penanggulangan limbah yang diketahui untuk mengolah limbah cair diantaranya teknik presipitasi, adsorpsi, pertukaran ion, dan osmosis terbalik. Namun semua metode tersebut menghasilkan limbah sampingan dan biaya mahal, karena itu digunakan karbon aktif yang selain karena murah juga memiliki daya adsorpsi yang tinggi terhadap ion logam. Penelitian ini menggunakan karbon aktif Activa Carbon dengan luas permukaan spesifik 1050-1200 m2/g. Variabel yang digunakan adalah Laju alir (Flow Rate) 3, 6, 15 ml/min untuk Iarutan ion Fe, 3, 6, I2 ml/min untuk larutan ion Cr dan 3 ml/min untuk larutan multi ion Fe-Cr. Daya adsorpsi untuk larutan ion Fe paiing optimum didapat untuk laju alir 6 ml/min dengan eiisiensi adsorpsi sebesar 38,9% sedangkan untuk larutan ion Cr adalah 3 mlfmin dengan efisiensi adsorpsi sebesar 92,3%. Untuk iarutan multi ion didapat ion Cr lebih mudah teradsorp ke dalam pori karbon dibanding ion Fe. Tabung yang digunakan sebagai tempat karbon memiliki diameter 4 cm dan volume 240 ml setinggi 23 cm.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S41331
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Guntur Tri Setiadanu
Abstrak :
Telah dilakukan sintesis LiFePO4/C sebagai material katoda baterai lithium ion dengan menggunakan metode hidrotermal dari bahan LiOH, NH4H2PO4, FeSO4.7H2O, carbon black dan sukrosa. Proses hidrotermal dilakukan pada suhu reaktor 180⁰C dengan lama waktu penahanan 20 jam. Penambahan karbon dilakukan dengan 2 cara. Pertama menggunakan sukrosa sebagai sumber karbon yang dilarutkan bersama prekusor dan kedua menggunakan carbon black yang ditambahkan setelah proses hidrotermal sebelum proses kalsinasi. Temperatur kalsinasi divariasikan pada 500, 600 dan 750⁰C selama 5 jam. Proses dekomposisi termal dianalisis menggunakan DTA-TGA analyzer, karakterisasi fasa dilakukan dengan XRD, morfologi dengan SEM/EDX, nilai konduktifitas dan kapasitansi material dengan LCR-EIS, dan performa baterai dengan pengujian charge-discharge menggunakan baterai analyzer. Hasil LiFePO4/C yang murni berbentuk flake berhasil disintesis dengan penambahan carbon black 5 wt%, sedangkan untuk penambahan karbon melalui pelarutan sukrosa masih terdapat pengotor Fe3(PO4)2 pada hasil kalsinasi. Temperatur kalsinasi optimal adalah 750⁰C dengan ukuran kristalit 39,7 nm, tebal butiran flake 80 nm dan besar butiran rata-rata 427 nm. Konduktifitas LiFePO4 murni terukur 5 x 10-7 S/cm dan konduktifitas LiFePO4/C adalah 2,23 x 10-4 S/cm yang dihasilkan dari sampel dengan tambahan carbon black 5wt% kalsinasi 750⁰C. Dari pengujian charge/discharge didapatkan siklus terbaik dihasilkan oleh sampel LiFePO4/C yang dikalsinasi 750⁰C yang stabil dengan tegangan 3,3-3,4 V, kapasitas spesifik dihasilkan pada 0,1 C = 11,6 mAh/g ; 0,3C = 10,78 mAh./g dan 0,5 C = 9,45 mAh/g. ......LiFePO4/C has been succesfully synthesized through hydrothermal method from LiOH, NH4H2PO4, and FeSO4.7H2O as starting materials and either carbon black or sucrose as carbon source used as cathode material for lithium ion batteries. In this work, hydrothermal reaction temperature was at 180C for 20 hours.Carbon sources were added in two routes. Firstly, sucrose solution was mixed with precursor solution before hydrothermal reaction. Secondly carbon black was added after hydrothermal reaction before calcination process. Calcination temperatures were performed at 500, 600, and 750C each for 5 hours. Thermal decomposition process was analyzed using DTA-TGA analyzer, phases and morphological were characterized by using XRD and SEM/EDX measurement, conductivity and electrical capacity were characterized by EIS measurement, and batteries performance were tested with charge discharge testing by battery analyzer. Pure LiFePO4/C flake shaped was successfully synthesized with the addition of 5 wt% carbon black, while the addition of carbon through the dissolution of sucrose still contained impurity from Fe3(PO4)2 in calcination product. Optimal calcination temperature was obtained at 750⁰C with crytallite size of 39.7 nm, flake particles diameter of 80 nm with particles average length of 427 nm. Pure LiFePO4 conductivity was measured to be 5 x 10-7 S/cm and conductivity LiFePO4/C was 2.23 x 10-4 S/cm produced from samples with carbon black addition of 5 wt% and calcined at 750⁰C. Charge/discharge cycles test showed that best battery performance was obtained from the sample with carbon black of 5wt% calcined at 750⁰C, with a stable voltage 3.3 to 3.4 V, specific capacity of 0.1 C = 11.6 mAh/g ; 0.3C = 10.78 mAh./g dan 0.5 C = 9.45 mAh/g.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
T43933
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ma'Arif Hasan
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja Hybrid Energy Storage System (HESS) yang merupakan kombinasi hibridisasi antara baterai jenis Lithium-Ion dan super kapasitor dalam aplikasi kendaraan listrik. Penelitian ini menggunakan tiga varian baterai dan tiga varian superkapasitor sesuai dengan spesifikasi yang telah ada di pasaran. Adapun kriteria yang digunakan untuk menentukan kinerja HESS adalah pengujian kombinasi baterai dan superkapasitor terhadap 3 (tiga) kondisi mobilitas kendaraan listrik yang sangat bergantung pada kondisi riil dijalan dan behavior pengemudi. Tiga kondisi mobilitas itu adalah mode akselerasi yaitu saat kendaraan listrik sedang membutuhkan daya puncak, mode stabil dan deselerasi atau pengereman mendadak. Selain kinerja HESS, penelitian ini juga menganalisis pengaruh pemasangan superkapasitor terhadap kriteria yang digunakan serta memberikan rekomendasi kombinasi terbaik dari varian baterai dan superkapasitor yang diuji. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis simulasi parameter berdasarkan pembebanan riil di jalan dengan menggunakan Simulink Matlab R2022a dengan menghitung daya referensi kendaraan listrik berdasarkan kecepatan dalam Km/Jam, Torsi dan diameter roda merujuk pada spesifikasi manufaktur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 9 (Sembilan) kombinasi HESS yang diujikan, seluruhnya telah mampu memenuhi tiga kondisi mobilitas kendaraan listrik berdasarkan kondisi riil dijalan. Namun, dari 9 kombinasi HESS yang diujikan, rangkaian terbaik yang menjadi rekomendasi adalah rangkaian baterai dengan kapasitas 2.700 Wh dan superkapasitor dengan kapasitas 500 F. ...... This study aims to analyze the performance of the Hybrid Energy Storage System (HESS), which is a combination of hybridization between Lithium-Ion batteries and supercapacitors in electric vehicle applications. This study uses three battery variants and three supercapacitor variants according to the specifications that are already on the market. The criteria used to determine HESS performance are testing a combination of batteries and supercapacitors against 3 (three) conditions for electric vehicle mobility which are very dependent on real conditions on the road and driver behavior. The three mobility conditions are acceleration mode, which is when an electric vehicle is in need of peak power, stable mode and deceleration or sudden braking. In addition to HESS performance, this study also analyzes the effect of supercapacitor installation on the criteria used and provides recommendations for the best combination of battery and supercapacitor variants tested. The method used in this research is parameter simulation analysis based on real conditions on the road using Simulink Matlab R2022a by calculating the reference power of electric vehicles based on speed in km/hour, torque and wheel diameter referring to manufacturer specifications. The results of the study show that the 9 (nine) HESS combinations that have been tested, all of them have been able to fulfill the three conditions of electric vehicle mobility based on real conditions on the road. However, based on the 9 HESS combinations tested, there is one best combination circuit that is recommended, namely a battery with a capacity of 2.700 Wh and a supercapacitor with a capacity of 500 F.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahadhim Dary Ismaya
Abstrak :
Lithium-ion batteries (LIBs) are a popular energy storage system, it has high energy density and high specific energy. This characteristic of LIB making it to become a proper energy storage system in electric vehicle, and as the increasing use of electric vehicle, in-depth research about LIB become a trend lately. The aim of this project is to review degradation mechanisms for LIB system that are used in electric vehicles. This is due to the concern of LIB application in electric vehicle as the degradation of LIB can affecting the performance of it, whether its capacity fade or power fade. An extensive literature review has been conducted to gain the performance data of LIB that installed in electric vehicle and to see the past studies that related to degradation mechanisms in LIB.The data collecting of LIB is focusing on its capacity, operating condition, and number of cycles. From there, degradation rate can be calculated and presented in several graphs. These graphs compare the performance of different type LIB that available for electric vehicle. From the result, the two-outstanding performance are shown in Lithium Iron Phosphate (LFP) and Nickel Cobalt Aluminium (NCA) batteries as both of batteries have almost similar in capacity to degradation rate ratio. Each of battery have a slight advantage between another, with LFP battery good at operating under different current rates (c-rates) and NCA battery good at operating under different temperature. The degradation mechanisms that happen to these LIBs that are used in electric vehicle will mostly correlates to temperature. EV batteries have high potential risk to be exposed to environment, and temperature change can accelerate the degradation process in LIB.
Baterai lithium-ion (LIB) adalah system penyimpanan energi yang popular, ia memiliki kepadatan energi dan energi spesifik yang tinggi. Karakteristik LIB ini membuatnya menjadi system penyimpanan energi yang tepat dalam kendaraan listrik, dan seiring dengan meningkatnya penggunaan LIB pada kendaraan listrik, penelitian tentang LIB menjadi tren belakangan ini. Tujuan proyek ini adalah untuk meninjau mekanisme degradasi untuk system LIB yang digunakan pada kendaraan listrik. Hal ini disebabkan oleh kekhawatiran penggunaan LIB pada kendaraan listrik karena degradasi LIB dapat mempengaruhi kinerja kendaraan, baik penurunan kapasitas maupun daya yang diperoleh dari LIB. Tinjauan literature telah dilakukanuntuk mendapat data kinerja LIB yang dipasang pada kendaraan listrik dan untuk melihat kembali studi yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya yang terkait dengan mekanisme degradasi pada LIB. Pengumpulan data LIB berfokus pada kapasitas, kondisi operasi, dan jumlah siklusnya. Selanjutnya, laju degradasi dapat dihitung dan disajikan dalam beberapa grafik. Grafik ini membandingkan kinerja berbagai jenis LIB yang tersedia untuk kendaraan listrik. Hasilnya, terdapat dua tipe LIB yang memiliki kinerja luar biasa yang ditunjukkan dalam baterai Lithium Iron Phosphate (LFP) dan Nickel Cobalt Aluminium (NCA) karena kedua baterai memiliki kapasitas yang hampir sama dengan rasio laju degradasi. Masing-masing baterai memiliki sedikit keunggulan di antara yang lain, dengan baterai LFP bagus untuk beroperasi di bawah laju arus yang berbeda (c-rates) dan baterai NCA bagus untuk beroperasi di bawah suhu yang berbeda. Mekanisme degradasi yang terjadi pada LIB ini yang digunakan dalam kendaraan listrik sebagian besar akan berkorelasi dengan suhu. Baterai kendaraan listrik memiliki potensi risiko tinggi untuk terpapar lingkungan, dan perubahan suhu dapat mempercepat proses degradasi di LIB.
Depok: Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9   >>