Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rajagukguk, Esaputra Mangarul
Abstrak :
ABSTRAK
Proses reduksi bijih besi adalah proses pemisahan besi yang terkandung dalam bijih besi dari oksigen dan pengotornya. Pada penelitian kali ini dilakukan reduksi langsung bijih besi bongkah dengan reduktor arang tempurung kelapa pada rotary kiln sederhana. Sampel yang digunakan adalah bijih besi laterit dari Kalimantan dengan ukuran 1-2 cm dengan rasio bijih dan reduktor sebanyak 1:2. Putaran rotary kiln sebesar 2,5 rpm dengan temperatur proses berkisar antara 650-702oC. Tujuan penelitian adalah mengetahui pengaruh waktu pada reduksi langsung bijih besi. Penelitian dilakukan dengan 4 variasi waktu, yaitu 15 menit, 30 menit, 45 menit dan 60 menit. Hasil penelitian menunjukkan terbentukya produk reduksi Fe3O4 pada semua variabel waktu dengan hasil tertinggi didapat pada waktu 15 menit
ABSTRACT
Iron ore reduction process is the process of separating iron contained in iron ore of oxygen and impurities. In this research, direct reduction in rotary kiln was examined with Kalimantan lateritic iron ore and coconut shell charcoal as the reductor. Iron ore that was used have particle size between 1-2 centimeters with mass ratio of ore and reductor in amount of 1:2. RPM of rotary kiln was 2,5 and temperature of process in range of 650-702oC. The research objective was to determine the effect of time in direct reduction process. Four time variation was examined, which were 15, 30, 45 and 60 minutes. The result indicated that Fe3O4 was formed in all time condition. The optimum amount of reduction product was achieved at 15 minutes.
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S57582
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saragih, John Samuel
Abstrak :
Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alam salah satunya adalah bijih besi. Pada proses pengolahannya bijih besi memerlukan reduktor. Reduktor yang dipakai pada proses kali ini adalah biomass yaitu ampas tebu mengingat Indonesia juga kaya akan tebu. Pada penelitian kali dilakukan proses reduksi langsung bijih besi menggunakan ampas tebu sebagai reduktor pada muffle furnace. Bijih besi yang digunakan adalah bijih besi laterit Kalimantan dengan ukuran 1-2,5 cm.. Hal yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah mengetahui pengaruh waktu reduksi pada suhu 700°C dan 1000°C. Penelitian ini menggunakan perbandingan rasio massa bijih besi dan ampas tebu yaitu 1:2 pada suhu 700°C dan 1000°C dengan waktu 30,45, dan 60 menit. Bijih besi dicampur dengan ampas tebu dalam crucible dan kemudian dimasukkan dalam furnace. Hasil XRD menujukkan bahwa pada variabel waktu reduksi 30 menit dengan suhu 1000°C terbentuk FeO dengan intensitas yang paling tinggi dibanding variabel lainnya. ......Indonesia is a country that have many natural resources, one of them is iron ore . In the iron ore reduction process requires a reducing agent. Reducing agents used in this process is bagasse considering Indonesia is also rich in sugar cane . In this study iron ore is processed by direct reduction method using bagasse as a reducing agent in the muffle furnace. The iron ore is laterite ore from Kalimantan with size about 1-2.5 cm. The research objective is to determine the effect of reduction time at 700°C and 1000°C. This study uses the mass ratio of iron ore and bagasse 1 : 2 at 700°C and 1000°C on 30, 45, and 60 minutes. Iron ore is mixed with bagasse in the crucible and then was put in a muffle furnace. XRD results showed that the variable reduction time of 30 minutes at 1000°C formed FeO with the highest intensity compared to other variables.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S58943
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ezra Brillyantama Putra
Abstrak :
Penelitian dilakukan untuk memetakan persebaran keberadaan zona mineralisasi endapan bijih besi di Kecamatan Penanggalan, Kabupaten Aceh Singkil, Nanggroe Aceh Darussalam menggunakan metode resistivitas dan induced polarization. Terdapat sembilan lintasan pengukuran geolistrik menggunakan konfigurasi Wenner dan Panjang lintasan adalah 235 m. Metode resistivitas digunakan untuk identifikasi zona lemah dan jenis litologi, sementara metode IP yang mengukur parameter chargeability dan metal factor digunakan untuk mengidentifikasi zona mineralisasi bijih besi. Identifikasi zona lemah yang berupa struktur dilakukan karena merupakan faktor terbentuknya endapan bijih besi melalui proses hidrotermal. Pengolahan data pada penelitian ini dilakukan dengan metode inversi dua dimensi dan pemodelan visual tiga dimensi dengan data hasil gridding. Berdasarkan hasil pengolahan, zona mineralisasi endapan bijih besi pada lokasi penelitian ini memiliki korelasi nilai resistivitas rendah, chargeability tinggi, dan metal factor tinggi. Secara keseluruhan, pola persebaran endapan bijih besi pada lokasi penelitian dapat dibedakan menjadi blok A (TM03, TM05, TM06, TM08, TM10) dan blok B (TM04, TM07, TM09, TM11). Potensi endapan bijih besi pada blok A ditemukan menerus dari TM05 hingga TM10 dan lebih terpusat pada area sekitar TM08 dan TM10. Sementara pada blok B ditemukan spoted pada beberapa zona di sepanjang blok. ......The study was conducted to map the distribution of the mineralized zone of iron ore deposits in Penanggalan District, Aceh Singkil Regency, Nanggroe Aceh Darussalam using resistivity and induced polarization methods. There are nine geoelectrical measurement paths using the Wenner configuration and the length of the track is 235 m. The resistivity method is used to identify weak zones and lithological types, while the IP method which measures chargeability and metal factor parameters is used to identify iron ore mineralization zones. Identification of the weak zone in the form of a structure is carried out because it is a factor in the mineralization of iron ore deposits through the hydrothermal process. The data processing in this study was carried out using a two-dimensional inversion method and three-dimensional visual modeling with gridding data. Based on the processing results, the mineralized zone of iron ore deposits at the research location has a correlation of low resistivity values, high chargeability, and high metal factor. Overall, the distribution pattern of iron ore deposits at the study site can be divided into block A (TM03, TM05, TM06, TM08, TM10) and block B (TM04, TM07, TM09, TM11). The potential for iron ore deposits in block A is found continuously from TM05 to TM10 and is more concentrated in the area around TM08 and TM10. Meanwhile in block B, it was found spoted in several zones along the block.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dita Listyani Saputri
Abstrak :


ABSTRAK
Kegiatan eksploitasi bijih besi secara besar-besaran untuk memenuhi permintaan pasar dunia yang terus meningkat telah menyebabkan penipisan cadangan bijih besi dengan kualitas tinggi secara signifikan. Hal tersebut mengakibatkan pada naiknya cadangan bijih besi dengan kualitas rendah, yang memerlukan teknologi benefisiasi tingkat tinggi untuk meningkatkan kandungan besi dan menurunkan kandungan silika. Bijih besi dengan kualitas rendah tersebut pada umumnya mempunyai komposisi mineral yang kompleks dan kandungan mineral yang tidak berharga atau disebut gangue. Flotasi adalah solusi yang ekonomis, efektif dan umum digunakan untuk menaikkan kadar konsentrat bijih besi yang berkualitas rendah, terkhusus pada partikel besi yang halus dan sangat halus. Performa flotasi tersebut, yang dilambangkan dengan kadar besi dan silika pada konsentrat bijih besi, dipengaruhi oleh ukuran partikel besi, jenis dan dosis bahan pereaksi kimia yang digunakan. Studi ini akan mengidentifikasi pengaruh dari ukuran partikel besi, dosis kolektor dan depresan terhadap performa flotasi, yang akan dilambangkan dengan rasio massa besi terhadap silika. Eksperimen dilakukan pada sel flotasi dengan kapasitas 140 ml dengan menggunakan desain eksperimen central composite rotatable design CCRD . Melalui analisa statistik, ditemukan bahwa hanya dosis kolektor dan depresan yang berpengaruh secara signifikan terhadap rasio massa besi terhadap silika pada konsentrat bijih besi.
ABSTRAK
High grade iron ore reserves are being significantly depleted due to massive exploitation, as the global iron demand is continuously increasing over time. This issue has led to significant gain of lower grade iron reserves that require advanced beneficiation technologies to increase the iron content and decrease silica content. Lower grade iron ores commonly have complex mineral composition and high content of gangue minerals. Flotation is an economical, effective and extensively used beneficiation solution to concentrate lower grade iron ores, especially for fine and ultrafine particles. The performance of flotation, i.e. iron grade and silica content in the concentrate, is influenced by particle size, reagent type and dosage. This project investigated the effects of particle size, collector and depressant dosages on the flotation separation performance represented by an integrated parameter, the mass ratio of iron to silica. The project was conducted in a 140 ml flotation cell via central composite rotatable experimental design CCRD . By using statistical analysis, it was found that only collector and depressant dosage would significantly affect the iron silica ratio.
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library