Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 23 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rahmat Saptono
"ABSTRAK
Logam lembaran hasil proses canai konvensional umumnya memiliki sifat anisotropi pada arah bidang (anisotropi planar). Pada proses penarikan lembaran (deep drawing), khususnya pembuatan kup, tabung silinder, atau bentuk simetris lainnya, sifat tersebut sering menyebabkan terjadinya pengupingan dan variasi ketebalan dinding Teknik canai silang adalah teknik canai Baru yang diharapkan dapat memperbaiki sifat isotropi planar.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat sejauh mana teknik canai silang dapat memperbaiki sifat isoiropi planar lembaran dengan cara membandingkan sifat isotropi planar logam lembaran hasil teknik canal silang dengan logam lembaran hasil canal konvensional.
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah lembaran kuningan 18Zn (low brass) dan baja karbon rendah (AI-kilted) hash proses canai konvensional Proses canai dilakukan menggunakan mesin canai skala penelitian dengan reduksi tetap sebesar 55% untuk kuningan dan 70% untuk Baja. Proses anil dilakukan menggunakan dapur perlakuan panas skala penelitian pada temperatur dan waktu tahan tetap, yaitu 450°C; 40 menit untuk kuningan dan 650°C; 60 menit untuk baja.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa lembaran kuningan dan baja hasil proses canai slicing memiliki sifat isoiropi planar yang lebih baik daripada lembaran kuningan dan baja hasil proses canal konvensional, seperti ditunjukkan olehnilail anisotropi planar pada rift tarik dan nilai Ewe pada uji simulatif penarikan lembaran.

ABSTRACT
Sheet metal usually has planar anisotropy properties. In deep drawing process, it causes undesirable earing and thickness variation of the product. Cross rolling technique, as a new rolling technique, is expected can improve planar isotropy properties of sheet metal.
The aim of this research is to study to what extent cross rolling techniques could improve planar isotropy of sheet metal, by comparing planar isotropic properties of sheet metal processed by cross rolling techniques with sheet metal processed by conventional rolling.
Materials used in this research is low brass sheet RS H3100 C2400 and low carbon steel sheet SPHC CQ1 produced by conventional rolling mill. Rolling process achieved in a pilot rolling machine and annealing process achieved in research furnace.
The results show that low brass sheet and low carbon steel sheet produced from cross rolling techniques have planar isotropic properties better than conventional rolling process product. It can be seen from the planar anisotropy value obtained from tensile test and % earing obtained from deep drawing simulative test."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
"The analyses of isotop Cs and Cs elment in an unknown active solution of CsNO3 has been carried out with the main goal of identification of Cs element and that contained isotopes. The uknown active solution of CSNO3 was available in the Physical chemistry laboratory - Radiometalurgy Development Division (BPR) - at the centre for Nnuclear Fuel Technology (PTBN)...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yayun Andriani
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T40205
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andry Zulkarnaen
Depok: Universitas Indonesia, 2002
S29725
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
N.A.B Vera
"Kaliks[n]aren mempakan ligan makrosiklik yang dibentuk oleh unit-unit
fenolyang termetilasidan dapat membentuk kompleks dengan ion-ion logam.
Penelitian ini bertujuan untuk tetapan ionisasi asam pertama (Kai) dari
25,26,27,28-tetra-karboksi-metoksi-5,11,17,23-tetra-tert-butil-kaliks[4]aren
(kaliks[4]aren, LH4), 37,38,39,40,41,42-heksakis-karboksi-metoksi-
5,ll,17,23,29,35-heksakis-tert-butil-kaliks[6]aren (kaliks[6]aren,LH6) dan
49,50,51,52,53,54,55,56-okta-karboksi-metoksi-5,l 1,17,23,29,35,41,47- okta-tertbutii-
kaliks[8]aren (kaliks[8]aren, LHg). Selanjutnya ligan dengan 4, 6 dan 8
gugus karboksilat tersebut dipelajari konstanta kestabilan kompleksnya dengan
ion Yb^^ pada daerah pH sekitar pKai. Percobaan dilakukan dengan menggunakan spektrofotometer UVA^is
berkas ganda. Kurva Absorbans (Absorbansi vs Panjang gelombang) dari ketiga
ligan dipelajari pada berbagai pH dengan kenaikan 0,50 - 1,00 satuan pada
kisaran pH 1,00 - 10,00 dibuat untuk menentukan titik-titik isobestiknya.
Selanjutnya Kai ditentukan dengan membuat kurva Absorbansi vs Panjang
Gelombang dengan daerah pH yang lebih sempit (0,03 - 0,5 satuan pH ). Dari
spektrum serapan yang diperoleh, dibuat grafik Absorbansi vs pH dari panjang
gelombang sebelum dan sesudah titik isobestik pertama. Kestabilan reaksi
kompleks Yb(III)-Kaliks[n]aren ditentukan dengan menggunakan metode
mol-rasio pada daerah pH 1,6-1,7 untuk mempelajari pengaruh ukuran molekul
ligan terhadap kestabilan kompleks.
Pada daerah pH yang dipelajari titik isobestik yang telah didapat untuk
kaliks[4]aren, kaliks[6]aren dan kaliks[8]aren berturut-turut 4, 5, dan 3 dengan
titik isobestik pertama terdapat pada panjang gelombang 242,3 nm, 237,9 nm, dan
234,4 nm. Dengan bertambahnya gugus karboksilat dan ukuran rongga ionisasi
pertama lebih sukar teijadi.
Nilai pKai rata-rata yang diperoleh dari kaliks[4]aren = 1.93 ;
kaliks[6]aren = 1.97 ; kaliks[8]aren = 2.16 dan nilai konstanta kestabilan
kompleks Yb(in)-kaliks[4]aren 5.4905.10^^; Yb(m) kaliks[6]aren 3.6697.lO^V
Yb(III)-kaliks[8]aren 2.0508 . 10."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2002
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Oky Dian Sanjaya
"Air murni (H2O) terdiri darl senyawa isotop-isotop oksigen C^O, dan ^"O) dan hidrogen (^H, dan ^H) yang merupakan isctop yang stabil. Terjadinya traksinasi isotop melalui proses evaporasi sebagai akibat penyinaran langsung sinar matahari akan membawa konsekuensi terhadap komposisi isotop aiam pada suatu perairan yang terbuka. Proses fraksinasi tersebut berakibat isotop ringan seperti dan akan menguap terlebih dahulu dan pada air waduk akan tertinggal isotop berat seperti dan dengan kata lain air waduk mengalami pengkayaan isotop berat. Penelitian dilakukan pada 7 lokasi keramba yang berbeda di waduk Jatiiuhur. Berdasarkan hasil data diperoleh bahwa pada keramba 1, 2, dan 3 mempunyai nilai isotop aiam yang lebih kaya (enrich) dibandingkan yang iainnya, hal ini membuktikan bahwa pada keramba tersebut mempunyai karakteristik sebagai air yang diam sehingga kurang baik untuk dijadikan tempat budidaya ikan jaring apung"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2004
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Leyona Tias Ayuputri
"Material stronsium heksaferit memiliki karakteristik yang unik, diantaranya nilai temperature curie Tc sebesar 737K/463°C, nilai konstanta magnetokristain anisotropi K = 3,6 × 102 erg.cm-3, nilai koersivitas JHc = 444,5 kA/m, nilai magnetisasi remanen Mr sebesar 0,245 T dan nilai saturasi magnetisasinya Ms = 0,475 T. Investigasi terbaru pada SrFe11.9In0.1O19 telah menunjukkan nilai ratio antara magnetisasi remanen dan magnetisasi saturasi yang lebih besar dari 0,5, dimana penggunaannnya tepat untuk magnet permanen isotropik. Dalam penelitian ini, material SrFe12-xInxO19 (x = 0,05; 0,10; 0,20; dan 0,50) dengan nilai magnetisasi remanen tertinggi dimodifikasi dengan substitusi Fe+3 terhadap material SrFe11.9In0.1O19 dengan ion Mn dan Ti untuk mengurangi nilai koersivitasnya sehingga tepat untuk digunakan sebagai material absorber. Material magnetik dengan komposisi SrFe11,9-yMny/2Tiy/2In0,1O19 (y = 0; 0,30; 0,60; 1,00 dan 1,20) telah dibuat dengan proses mechanical alloying. Loop histeresis untuk sampel SrFe11,9-yMny/2Tiy/2In0,1O19 menunjukkan bahwa koersivitas berkurang secara progresif dari 292,6 kA/m untuk y = 0 menjadi 90,23 kA/m untuk y = 1,2 dengan nilai magnetisasi remanen yag cenderung konstan. Nilai reflection loss (RL) material penyerap ini terus bertambah besar seiring dengan meningkatnya fraksi ion subsitusi Mn+2 dan Ti+4 hingga mencapai nilai RL tertinggi didapatkan pada y = 1,20 yaitu sebesar 40,23 dB pada frekuensi 11,162 GHz. Dengan nilai RL tersebut gelombang elektromagnetik yang masuk kedalam material dapat diserap hingga mencapai lebih dari 99 % dan hanya kurang dari 1 % intensitas gelombang yang datang direfleksikan kembali.
......Strontium hexaferrite has attracted much attentions due to its unique properties with a large value of curie temperature Tc = 737K, a large magnetocrystalline anisotropy constant K = 3.6 x 106 erg.cm-3, a high coercivity value JHc = 444,5 kA/m, high remanent (Mr) and saturation magnetization (Ms) of 0,245 T and 0.475 T respectively. A recent investigation on In substituted SrFe11.9In0.1O19 has shown excellent remanence to the saturation magnetization ratio value of much greater than 0.5 which most suitable for isotropic permanent magnets. In this work, SrFe12-xInxO19 (x = 0.05; 0.10; 0.20; and 0.50) with the highest value of remanent magnetization was modified by the co-substitution of Fe+3 in SrFe11.9In0.1O19 with Mn+2 and Ti+4 ions to reduce the coercivity which is suitable for radar absorbing applications. A series of magnetic material with SrFe11.9-yMny/2Tiy/2In0,1O19 (y = 0; 0.30; 0.60; 1.00 and 1.20) compositions were prepared by mechanical alloying process. The hysteresis loop for SrFe11.9-yMny/2Tiy/2In0.1O19 samples showed that the coercivity was progressively reduced from 292.6 kA/m for y = 0 to 90.23 kA/m for y = 1.2 with the remanence remained significantly un-changed. The reflection loss (RL) value of such materials continues to increase along with the increase of Mn+2 and Ti+4 fraction until the highest RL value of 40.23 dB at a frequency of 11.162 GHz was obtained at y = 1.20. With this RL value, the electromagnetic waves that enter the material can be absorbed up to more than 99% and only less than 1% of the intensity of the incoming waves is reflected."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lely Tri Putriana
"Material komposit dengan matriks Alumunium ADC12 dengan penambahan partikel penguat Nano-SiC sebesar 0.03 Vf serta penambahan unsur stronsium sebagai variabel dalam penelitian ini sebanyak 0.01; 0.015; 0.02; 0.025; 0.03 wt. dibuat dengan metode pengecoran aduk. Karakterisasi yang digunakan untuk mengetahui pengaruh unsur stronsium terhadap sifat mekanik dan mikrostruktur pada hasil pengecoran terdiri dari pengujian komposisi kimia, pengujian mikrostruktur, pengujian SEM-EDS, pengujian XRD, pengujian densitas dan porositas, pengujian tarik, pengujian kekerasan, pengujian aus dan pengujian impak. Penambahan Al-5Ti-B sebesar 0.04 wt. bertujuan sebagai penghalus butir dan magnesium sebesar 5 wt. digunakan untuk meningkatkan kemampubasahan dari partikel penguat SiC pada matriks aluminium. Terjadi peningkatan sifat mekanis pada material komposit dibandingkan material dasar aluminium ADC12 seperti kekuatan tarik, ketahanan aus, ketahanan impak dan kekerasan dikarenakan modifikasi mikrostruktur oleh unsur stronsium yang berperan sebagai agen pemodifikasi. Porositas yang terbentuk pada pembuatan komposit juga sangat mempengaruhi sifat mekanis yang dihasilkan. Komposisi paling optimal yaitu komposit dengan penambahan stronsium sebesar 0.025 wt. , yang menghasilkan nilai kekuatan tarik 292 Mpa, kekerasan 70.96 HRB, laju aus 1.0119 x 10-5 mm3/m dan harga impak 0.063 J/mm.
......Composite material with Aluminum ADC12 as matrix with addition of Nano SiC reinforcing particle of 0.03 Vf and addition of strontium element as variable in this research as much as 0.01 0.015 0.02 0.025 0.03 wt. fabricated by the stirring casting method. The characterization used to determine the effect of strontium element on mechanical and microstructural properties on casting result comprises testing of chemical composition, microstructural test, SEM EDS test, XRD test, density and porosity test, tensile test, hardness test, wear test and impact test. The addition of Al 5Ti B of 0.04 wt. aims as a grain refiner and magnesium 5 wt. is used to increase the wettability of the SiC reinforcing particles in the aluminum matrix. There is an increase of mechanical properties in composite material compared to ADC12 aluminum base material such as tensile strength, wear resistance, impact resistance and hardness due to microstructure modification by strontium element acting as modifying agent. The porosity formed on composite manufacture also greatly affects the resulting mechanical properties. The most optimum composite is composition with strontium addition of 0.025 wt. , yielding a tensile strength value of 292 MPa, 70.96 HRB hardness, 1,0119 x 10 5 mm3 m wear rate and a impact rate of 0.063 J mm."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>