Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
Muhammad Feraldy Naufal
"Manunggaling kawula Gusti adalah sebuah konsep di masyarakat Jawa yang seringkali dikaitkan dengan Syekh Siti Jenar, bahwa sejatinya manusia adalah jelmaan dari zat Tuhan (Derani, 2014: 5). Hal ini digambarkan melalui ungkapan menyatunya kawula (manusia) dengan Gusti (Tuhan). Sugih Tanpa bandha adalah pemikiran dari Raden Mas Panji Sosrokartono, yang kemudian dipopulerkan dan dilagukan oleh Sudjiwo Tejo. Penulisan ini akan terfokus pada penjelasan konsep manunggaling kawula Gusti yang terdapat dalam lirik lagu tersebut. Sehubungan dengan itu, permasalahan yang dapat dirumuskan adalah bagaimana manunggaling kawula Gusti digambarkan dalam lirik lagu Sugih Tanpa Bandha yang dipopulerkan oleh Sudjiwo Tejo. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, dengan mendeskripsikan makna setiap unsur dalam lirik lagu dan menyajikan data apa adanya. Adapun kerangka teoritis yang dipergunakan dalam penelitian ini yaitu filsafat moral (etika) Jawa dari Franz Magnis Suseno. Berdasarkan pembahasan penelitian ini, ditemukan bahwa syair lagu Sugih Tanpa Bandha memiliki keterkaitan dengan tahapan-tahapan untuk mencapai keadaan manunggaling kawula Gusti. Temuan yang dihasilkan penelitian ini setiap bait berkaitan dengan tahapan-tahapan mistik Jawa, yaitu sembah raga, sembah kalbu, sembah jiwa, sembah rasa yang pada hakikatnya menuju pada manunggaling kawula Gusti.
Manunggaling kawula Gusti is a concept of Javanese society commonly associated with Syekh Siti Jenar, which explains that human is actually a manifestation of God’s essence (Derani, 2014: 5). This is being metaphored as a unification of kawula (human) and Gusti (God). Sugih Tanpa Bandha was an idea formulated by Raden Mas Panji Sosrokartono, which then popularized and musicalized by Sudjiwo Tejo. This research will explain the concept of manunggaling kawula Gusti which reflected through the lyrics of Sugih Tanpa Bandha. With this in mind, the question that can be formulated is how manunggaling kawula Gusti is being represented in the lyrics of Sugih Tanpa Bandha? This research uses the method of qualitative description, by describing the meaning of Sugih Tanpa Bandha’s lyrics and presents the data as it is. The theoretical frameworks used in this research is moral philosophy; Javanese ethics by Franz Magnis Suseno. Based on the discussion from this research, it’s concluded that the lyrics of Sugih Tanpa Bandha is related to the steps required to achieve the state of manunggaling kawula Gusti. Each stanzas represent the steps that exist in Javanese mysticism, which includes sembah raga, sembah kalbu, sembah jiwa, sembah rasa. All of which will direct ourselves to the state of manunggaling kawula Gusti."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Fruin-Mees, W.
"sejarah di Jawa pada masa kerajaan Hindu"
Weltevreden: Commisie vor de volkslectuur, 1922
R BLD 900 FRU g
Buku Referensi Universitas Indonesia Library
Bogaerts, Els
"Representation of Javanese history in performance plays an important role in the self-characterization of the Special Region of Yogyakarta. It legitimizes the power of the rulers and strengthens the identity of the city and its inhabitants. The audiences know the stories and this is part of the fun. In the study of oral traditions it is essential to take these performances into accounts. In the stories featuring famous political figures from the history "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2016
909 UI-WACANA 17:3 (2016)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Yudhi Irawan
"
ABSTRAKBabad Sepehi disingkat BS merupakan historiografi tradisional Jawa mdash;biasa disebut babad ndash; yang didalamnya banyak mengandung peristiwa di masa pemerintah kolonial Inggris berkuasa di Jawa, 1811-1816. BS menceritakan keterlibatan pasukan Sepoy mdash;orang Jawa atau teks-teks Jawa sering kali menuliskan kata Sepoy dengan Sepehi, Sepei, Spehi, Sepahi, atau Sipahi mdash;dalam penyerbuan Keraton Yogya, 18 Juni-20 Juni 1812. Orang Jawa mengenang peristiwa penyerbuan ini sebagai peristiwa ldquo;Geger Sepehi rdquo;. Naskah-naskah BS kemungkinan disalin dalam kurun waktu antara tahun 1813 sampai dengan awal tahun 1900. Tulisan ini menyajikan suntingan teks BS dan menjelaskan bagaimana teks BS merekam peristiwa ldquo;Geger Sepehi rdquo;. Penelitian menggunakan kerja filologi untuk menyajikan suntingan teks BS. Bagaimana teks BS merekam peristiwa ldquo;Geger Sepehi rdquo; dijelaskan secara tekstual dan kontekstual catatan sejarahnya. Teks yang disunting terdapat dalam Naskah PW 141/NR 36, koleksi Perpustakaan Universitas Indonesia. Pengarang teks ini bernama Pangeran Mangkudiningrat 1778-1824 , anak dari Sultan Hamengkubuwana II dengan Ratu Mas. Catatan-catatan sejarah dalam peristiwa ldquo;Geger Sepehi rdquo; memperlihatkan bahwa teks ini banyak mengadung data sejarah. BS dalam naskah PW 141/NR 36 merupakan model catatan harian ketika itu.
ABSTRACT Babad Sepehi abbreviated BS is a Javanese traditional historiography mdash commonly called babad mdash which described many events took place in the period of British colonial government in Java 1811 1816 . BS portrayed the involvement of Sepoy troops ndash often referred as Sepehi, Sepei, Spehi, sepoys, or Sipahi by Javanese people or Javanese texts ndash in the raid of Keraton Yogyakarta on June 18 to June 20 1812. The Javanese commemorate this raid as Geger Sepehi .It is likely that BS manuscripts were duplicated in a period between 1813 until early 1900s. This thesis presents the editing ofBS text and illustrates how BS recorded the ldquo Geger Sepehi. The philology work was conducted in order to present the editing of BS text. To illustrate the recording of ldquo Geger Sepehi rdquo in BS text, the history notes were defined textually and contextually. This thesis conducted the editing of manuscript PW 141 NR 36 from the collection of the University of Indonesia Library.The manuscript was written by Pangeran Mangkudiningrat 1778 1824 , the son of Sultan Hamengkubuwana II with Ratu Mas.The history notes in ldquo Geger Sepehi rdquo showed that the text covered many history data. BS in manuscript PW 141 NR 36 was the typical personal journal written in the era."
2016
T51171
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Sartono Kartodirdjo, 1921-2007
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1993
305.559 8 SAR p
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library