Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 14 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siregar, Jenny Sista
"Permasalahan dalam tulisan ini, adalah: "Mengapa Upacara adat Perkawinan dan tata rias pengantin Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat sebagai Upacara Ritual Kenegaraan menjadi Upacara Populer?". Tujuan tulisan ini adalah menjelaskan latar belakang upacara adat perkawinan dan tata rias pengantin Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat sebagai upacara ritual kenegaraan dan menjelaskan konteks meluasnya upacara adat perkawinan dan tata rias pengantin Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat dari upacara ritual kenegaraan menjadi upacara popular.
Perubahan upacara adat perkawinan Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat antara masa Hamengkubuwana VII, VIII dan IX, terlihat dari urutan acara, busana dan tata rias pengantin, peralatan dan perlengkapan pengantin, sesaji dan gamelan di Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Kemudian konsep yang melandasi nilai budaya pelaku upacara adat pekawinan Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat sebagai upacara ritual kenegaraan masa Hamengkubuwana VII dan VIII. Saat upacara adat perkawinan Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat menjadi milik masyarakat masa Hamengkubuwana IX terlihat pergeseran nilai-nilai, yang terlihat pada urutan acara, busana dan tata rias pengantin, peralatan dan perlengkapan pengantin, gamelan dan sesaji telah berbeda dan tidak dipergunakan seperti dahulu lagi.
Upacara ritual kenegaraan yaitu upacara adat yang dilaksanakan berdasarkan norma-norma budaya khas Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, hanya boleh dilaksanakan oleh Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat dengan aturan-aturan tertentu dan menjadi salah satu upacara kenegaraan.
Upacara populer yaitu upacara yang disesuaikan dengan rasa, keperluan dan tingkat pendidikan masyarakat umum sehingga menjadi upacara untuk siapa saja, tidak terbatas untuk kalangan atas tertentu.
Dalam menganalisa permasalahan dan tujuan penelitian digunakan teori barokisasi dari Darsiti Soeratman dan teori pilihan rasional dari Michael Hester. Dalam penelitian ini digunakan pendekatan strukturis dari Christopher Lloyd, dan metode pengumpulan data ialah metode sejarah dari Marc Bloch.

Traditional Ceremony of Wedding of Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat: The Development from State Ritual Ceremony to Popular Ceremony (1877 - 1988)The problem in this writing is: Why traditional ceremony of wedding and bridal art of cosmetics of Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat as the state ritual ceremony becomes popular ceremony?. The purpose of this writing is to explain the background of traditional ceremony of wedding and bridal art of cosmetics of Kraton Ngatogyakarta Hadiningrat as the state ritual ceremony and to explain the context of expanding the traditional ceremony of wedding and the bridal art of cosmetics of Kraton Ngayogyakarha Hadiningrat from the state ritual ceremony to popular ceremony.
The changes of the traditional ceremony of wedding of Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat between the period of Hamengkubuwana VII, VIII, and IX can be seen from the sequence of the agenda, clothes and bridal art of cosmetics, equipment and bridal outfit, ritual offerings and gamelan orchestra at Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Then the concept that is based on the cultural value of the doers of the traditional ceremony of wedding of Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat as the state ritual ceremony at the period of Hamengkubuwana VII and VIII. When the traditional ceremony of wedding of Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat becomes the property of the society at the period of Hamengkubuwana IX, occur the changes of the value that can be seen at the sequence of the agenda, clothes and bridal art of cosmetics, equipment and bridal outfit, gamelan orchestra and ritual offerings which are different and not used anymore as they were.
State ritual ceremony is a traditional ceremony that is carried out the basis of typical cultural norms of Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat may only do it with the certain rules and it becomes one of the state ceremonies.
Popular ceremony is a ceremony that is synchronized with the taste, need and education level of the society so that it becomes the ceremony for public and is not limited for upper class only.
In analyzing the problems and research objectives the writer used Barokisasi theory from Darsiti Soeratman and theory of rational choice from Michael Hechter. In this research she used structural approach from Christopher Lloyd and data collecting methods from Marc Bloch."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2002
T11420
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andjar Any
Surakarta: Pabelan Surakarta, [date of publication not identified]
392.5 AND u
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Winarno Wiromidjojo
Yogyakarta: PB3K Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1983
899.222 WIN t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Teks berisi uraian tentang adat pernikahan di daerah Batangan. Pernikahan tersebut dilakukan sambil berendam di sungai dan kedua mempelai saling memercikkan air sungai (sirat-siratan) ke tubuh pasangannya. Naskah ditulis oleh R. Tanaya dan Sinu Jayanggeni, dibuat pada tanggal 31 Maret 1935 di Surakarta. Naskah diterima Pigeaud pada Mei 1935. Oleh staf Panti Boedaja, naskah kemudian disalin ketik sebanyak empat eksemplar. Untuk salinan lain, lihat FSUI/UR.29, MSB/F.34, dan LOr 10.845 (4). Salinan yang terdapat di Leiden ituberasal dari koleksi Dr. Kraemer."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
UR.28-G 86
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini merupakan tembusan karbon dari naskah FSUI/UR.28. Lihat deskripsi naskah UR.28 untuk keterangan selanjutnya. Naskah ini tidak dimikrofilm."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
UR.29-A 38.06
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Teks berisi adat dan tatacara perkawinan di daerah Sokawati, suatu wilayah bagian Kasunanan Surakarta, terletak di sebelah timur Bengawan Sala dan sebelah utara Kali Cemara. Teks mengacu pada buku Serat Tatacara yang ditulis oleh Padmasusastra dan diterbitkan di Betawi tahun 1907, sehingga yang tersaji dalam naskah ini hanyalah hal-hal yang berbeda dengan buku tersebut. Teks disajikan dalam bentuk dialog, mulai dari mempersiapkan pinangan sampai ngundhuh mantu di rumah orang tua mempelai pria. Naskah asli ditulis oleh Raden Mas Tumenggung Sumanagara, seorang bupati di Sragen, atas saran Th. Pigeaud ketika menjadi guru bahasa di AMS (setingkat dengan Sekolah Menengah Atas) di Surakarta. Atas prakarsa Th. Pigeaud, teks ini disalin pada bulan Agustus 1926. Bandingkan makalah Sumanagara dalam majalah Pusaka Jawi pada tahun 1926 tentang upacara perkawinan di Sokawati. Makalah tersebut juga termuat dalam Mellema 1933, bab 18."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
UR.32-A 3.01
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Buku ini adalah buku panduan pelaksanaan upacara perkawinan empat putri di kraton (Nyayogyakarta?), yaitu: 1. Bandara Raden Ajeng Kusrahmani dengan Tumengggung Jayanagara; 2. Bandara Raden Ajeng Retnapuwasa dengan Pangeran Adipati Harya Prabu Suryadilaga; 3. Bandara Raden Ajeng Kuspatimah dengan R.M Harya Suryadiningrat; 4. Bandara Raden Ajeng Kuskatijah dengan R.M Harya Purwanagara."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
BKL.0535-LL 59
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
Sultan Hamengku Buwana VIII
"Buku ini adalah buku panduan upacara perkawinan 3 putri dan 2 saudara Hamengku Buwana VIII, yaitu: 1. Putra dalem, a. Mandara Raden Ajeng Gusti Siti Soedaroehijah dengan Bandara Pangeran Hariyo Pakoeningrat; b. Bandara Raden Ajeng Siti Sajadi dengan Rd. Tumenggung Sindoeredjo, abdi dalem bupati enem wedana Prajurit Daeng; c. Bandara Raden Ajeng Siti Sadari dengan Rd. Tumenggung Poerbowinoto, abdi dalem Bupati enem Wedono Prajurit Prawirotomo; 2. Sadherek dalem, a. Bendara Raden Ajeng Moerkoeroentodjojanat dengan Rd. Tumenggung Mangoenkoesoema, abdi dalem bupati enem Jawi Tengen panumping, b. Bendara Rd. Ajeng Moeskisroenatmi dengan Rd. Tumenggung Brongtodiningrat, abdi dalem bupati enem wedana prajurit Prawirotomo pada tanggal 11, Rabu tahun Jumakir 1858 atau 4 Januari 1928."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
BKL.0541-LL 61
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
Sultan Hamengku Buwana VIII
"Buku ini adalah buku panduan upacara perkawinan putri Hamengku Buwana VII yaitu Bendara Raden Ajeng Gusti Mursudariyah dengan Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Prabu Prang Wedana, Letnan Kolonel Komandan Legiyun Mangkunagaran di Surakarta Hadiningrat yang dilaksanakan pada hari Senin Kliwon, tanggal 22 bulan Besar tahun Jimakir 1850 atau tanggal 6 bulan September 1920."
Yogyakarta: Mardi Mulya, [date of publication not identified]
BKL.0544-LL 63
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
"Buku ini adalah buku panduan yang ditujukan bagi para panitia yang bekerja untuk upacara perkawinan Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Anom Amangkunagara pada hari Jumat Kliwon, tanggal 6, bulan Rejeb, tahun Jimawal 1837, atau tanggal 16 Agustus 1907."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
BKL.0555-LL 64
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>