Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 16 dokumen yang sesuai dengan query
cover
R. M. H. Tandakusuma
Djakarta: Sari Pers, 1954
899.21 TAN p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ratripuspita Noor Jasmina
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas mengenai teks drama Genaon Kentrung. Teks drama Genaon Kentrung adalah teks drama yang menceritakan mengenai sekelompok anak-anak yang akan bermain permainan tradisional atau pertunjukan kentrung. Penelitian dilakukan dengan metode penelitian analisis deskripsi. Penelitian yang dilakukan adalah mencari unsur intrinsik yang terkandung dalam teks drama Genaon Kentrung. Unsur intrinsik yang dibahas adalah alur, tokoh dan penokohan, latar, tema, dan amanat.

ABSTRACT
This thesis is explaining about Genaon Kentrung drama text. Genaon Kentrung is a drama text that explains about a group of children who is playing traditional games or kentrung. The research is done based on analytical description method. The research purpose is to discovering the intrinsic elements which found in Genaon Kentrung. Intrinsic elements is about plot, character and characterization, setting, theme and moral value.;"
2016
S64759
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zarah Risqiyah
"

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana citra perempuan Jawa digambarkan dalam roman Supraba lan Suminten karya Kamsa. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Teori yang digunakan dalam menganalisis data adalah teori pencitraan Rene Wellek (1990) dan pembagian aspek citra perempuan ke dalam aspek fisik, psikis dan sosial oleh Sugihastuti (2000). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sosok Suminten merupakan gambaran praktik perjodohan yang masih berlaku dalam kehidupan masyarakat. Perannya sebagai istri yang mengurusi pekerjaan rumah tangga dan sebagai pendukung karir suaminya sangat ditunjukkan oleh pengarang dalam cerita. Suminten merupakan sosok istri yang mempunyai andil besar dalam keberhasilan suaminya sebagai mantri polisi.

 


This study aims to analyze the depiction of the image of Javanese women in Supraba lan Suminten, a novel by Kamsa. The qualitative descriptive method with the feminist literary criticism approach was used to analyze and describe the image of women. The theory which is used in analyzing data is Rene Wellek’s theory of image (1990) and the aspects of images of women by Sugihastuti (2000) that divided into physical, psychological, and social aspects. The results showed that Suminten’s character is a depiction of matchmaking practices that still occur in people’s lives. Her role as a wife in charge of domestic work and as a proponent of her husband’s career is strongly indicated in the story by the author. Suminten is a wife figure who has a substantial contribution to the success of her husband as a police officer. 

 

"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Erikco Dimas Pamungkas
"Selain berperan sebagai hiburan, karya sastra juga dapat berperan menjadi cerminan kondisi sosial kelompok tertentu, serta menjadi sebuah kritik terhadap suatu situasi. Dalam Lelakone Si lan Man (disingkat LSLM), antologi cerpen karya Suparto Brata, terdapat nilai-nilai yang menggambarkan kondisi sosial masyarakat Jawa, contohnya maskulinitas. Penelitian ini membahas maskulinitas yang direpresentasikan dalam LSLM. Hal yang dibahas adalah konsep maskulinitas serta pengaruhnya terhadap tokoh laki-laki dalam LSLM. Pembahasan tentang representasi maskulinitas ini juga dikaitkan dengan pandangan dalam budaya Jawa terkait hal itu. Menggunakan metode deskriptif analisis, dengan pendekatan sastra, serta teori gender (khususnya maskulinitas), tulisan ini mengelompokkan maskulinitas yang ada di dalam LSLM menjadi dua kategori besar, yaitu berdasarkan kategori fisik dan kategori non-fisik. Dua kategori besar ini kemudian dikembangkan menjadi bahasan-bahasan yang lebih sempit dan rinci. Kekayaan material, kemampuan memberi keturunan dan tubuh kuat masuk ke dalam kategori fisik, sedangkan stabilitas emosi, tekad kuat, dan sifat kepemimpinan masuk ke dalam kategori non-fisik. Pada akhirnya, konsep maskulinitas yang ada menciptakan sebuah standar sosial bagi laki-laki. Standar sosial yang tercipta dapat memberikan dampak negatif yang cukup besar terhadap kehidupan seseorang

Other than its recreative purposes, literature works can also take part in reflecting certain social conditions and/or social groups, as well as being a critic towards certain situations. In Lelakone Si lan Man (shortened LSLM), an anthology of short stories by Suparto Brata, lies some values which reflects social conditions in Javanese society, for example masculinity. This study examines the representations of masculinity in LSLM, the discussions are then elaborated into two questions, which are; how the concept of masculinity is represented in LSLM and how it affects the male characters. This study also connects the representations of masculinity in LSLM to existed Javanese cultural values. Using descriptive analytic methods, with literature approach, and gender theories (specifically regarding masculinity), this study classifies the representations of masculinity in LSLM into two grand categories, physical and non-physical. These two categories are then narrowed into more specific points. Material wealth, the ability to reproduce, and strong bodies are sorted into the physical category, while emotional stability, strong will, and leadership abilities are sorted into the non-physical category. In the end, the concept of masculinity produced some social standards which creates negative effects towards the life of men in LSLM.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Widowati
"ABSTRAK
Skripsi berjudul Latar Cerita Dalam Cerita Ketoprak Kamandaka Lutung Kasarung adalah menganalisis salah satu unsur karya sastra, yaitu latar. Dalam analisis latar ini berdasarkan pada deskripsi dialognya. Bahan atau data yang saya analisis adalah berupa kaset rekaman ketoprak dengan judul Kamandaka Lutung Kasarung, dimainkan oleh Ketoprak Mataram Sapta Mandala. Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk menggambarkan latar yang terdapat dalam cerita ketoprak berjudul Kamandaka Lutung Kasarung, berbentuk rekaman kaset.
Analisis latar ini dibuktikan dengan dialog yang tampil dalam cerita ketoprak tersebut. Setelah dianalisis temyata dialog dapat menggambarkan latar dengan baik, baik latar sosial rnaupun latar fisiknya. Secara keseluruhan, skripsi ini dibagi dalam 4 bab. Bab 1 Pendahuluan, bab 2 Sekilas Tentang Ketoprak dan Ketoprak Sapta Mandala, bab 3 Analisis, dan bab 4 Kesimpulan.
Demikianlah abstraksi singkat tentang skripsi saya yang berjudul Latar Cerita Dalam Cerita Ketoprak Kamandaka Lutung Kasarung.

"
1995
S11649
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Buku ini berisi tiga lampahan, yaitu: Alap-alapan Banowati ; Alap-alapan Droesilawati ; dan Pandawa Doelit"
Batavia Centrum: Bale Poestaka, 1931
K 899.220 3 PAK
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
Rassers, W.H.
The Hague: Martinus Nijhoff, 1959
792 RAS p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Rassers, W.H.
The Hague: Martinus Nijhoff, 1959
899.222 RAS p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Hanief Syafi Al Umam
"ABSTRAK
Lakon Antasena Takon Rama adalah sanggit cerita yang dibuat dan dibawakan
oleh Ki Sugino Siswocarito. Lakon Antasena Takon Rama berisi tentang
perjalanan Antasena dalam mencari jati dirinya. Penelitian yang dilakukan pada
Lakon Antasena Takon Rama ini didasarkan pada analisis struktural yang
meliputi analisis alur, tokoh, penokohan, dan tema. Pada akhirnya diperoleh
bahwa alurnya adalah ketat dan tokoh utamanya adalah Antasena. Pada penemuan
tema yang diperoleh dari hasil analisis alur, tokoh, dan penokohan adalah
Antasena mencari eksistensi, identitas dan jati dirinya

ABSTRACT
Lakon Antasena Takon Rama is sanggit made and performed by Ki Sugino
Siswocarito. Lakon Antasena Takon Rama tells the journey of Antasena looking
for his identity. The research conducted on Lakon Antasena Takon Rama is based
on the structural analysis involving plot, characters, characterization, and theme.
At the end of analysis, the plot is exact showing the main character is Antasena.
The result of theme comes from plot analysis, characters and characterization of
Antasena looking for his existence and identity.
"
2016
S65087
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Mas Christian Briliyandi Pramaditra
"Dalam budaya Jawa wayang purwa dibagi menjadi beberapa zaman, yaitu mitos mengenai dewa-dewa, Lokapala, Arjunasasrabahu, Ramayana, dan Mahabharata. Lakon Kembang Dewa Retna digubah dari kisah yang bersumber dari masa Ramayana. Pertarungan keutamaan dan keangkaramurkaan dalam kisah dibangun melalui lakon-lakon yang ditampilkan oleh dalang.Lakon Kembang Dewa Retna menggambarkan pertarungan antara kekuasaan, keutamaaan dan keangkaramurkaan.Kekuasaan Rama sebagian didukung oleh kekuatan kera, yang disimbolkan dengan pusaka Kembang Dewa Retna.Unsur magi dalam Kembang Dewa Retna diproduksi melalui tutur kata, sikap, dan perilaku tokoh di dalamnya.Penelitian ini membahas relasi antara simbol, kekuasaan, dan magi dalam lakon tersebut.Penelitian ini difokuskan pada pusaka Kembang Dewa Retna itu sendiri yang merupakan simbol kekuasaan kera. Penelitian ini bertujuan menjelaskan Kembang Dewa Retna sebagai representasi sebagian dari kekuasaan Rama dalam peperangan melawan Rahwana. Penelitian ini menggunakan pendekatan objektif, metode deskriptif kualitatif, dan kerangka konseptual teoritis etika Jawa dari Franz Magnis Suseno. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Kembang Dewa Retna merupakan symbol kekuasaan kera yang memiliki kekuataan magi dan berjuang memerangi keangkaramurkaan. Kekuasaan Kembang Dewa Retna dianugrahkan dewata untuk menegakkan keutamaan, kebenaran, dan keadilan yang digambarkan pada tokoh Rama.

In the Javanese culture puppet Purwa is divided into several eras, namely myths about gods, Lokapala, Arjunasasrabahu, Ramayana, and Mahabharata. This is a story based on the Ramayana era. The Battle of Virtue and elegance in the story is constructed through the plays performed by the puppeteer. It depicts the fight between power, finance and the Awrath of God. Rama's power is partly supported by the power of the ape, symbolised by the heirloom of the gods of Retna. The Magi in the fireworks of Retna is produced through the words, attitudes, and behavior of the character in it. This study discusses the relationship between symbols, Powers, and Magi in the plays. This research is focused on the inheritance of the God's own flower, which is a symbol of ape power. This study aims to explain the flower of the Lord Retna as a representation of Rama's power in the battle against Rahwana. The study used an objective approach, qualitative descriptive methods, and a theoretical conceptual framework of Javanese ethics from Franz Magnis Suseno. The results of this research show that KembangDewa Retna is a symbol of the ape power that has the strength of the Magi and fights the Battle of Awrath. The power of the deity Retna was awarded the deity to uphold the virtue, truth, and Justice depicted on the character of Rama."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>