Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Naskah berisi teks Panji Jayalengkara, sastra roman siklus Panji yang menceriterakan Panji Jayakusuma. Cerita berawal ketika Raja dari Nusa Tembini menyerang Kadiri. Raja Kadiri melarikan diri. Raja Ngurawan memberi bantuan, namun kalah dan melarikan diri juga. Keduanya mengungsi ke gunung Wilis, ke tempat Resi Curiga. Atas saran Resi Curiga, Raja Kediri dan Ngurawan menyuruh memanggil Kalana Jayakusuma yang sedang menaklukkan Bali. Cerita berakhir ketika R. Laleyan diasingkan ke hutan dan hanya ditemani dua abdinya yang bernama Ki Sangulara dan Ki Sangu Brangti. Raja Jenggala menemuinya dan menyarankan agar R Laleyan khusuk bertapa. Bandingkan teks Panji Jayakusuma ini dengan teks Serat Panji Jayakusuma Bedhah Negari Bali Behrend 1990: 363, MSB/L.252, lihat juga Pigeaud 1968: 107, LOr 3172. Menurut keterangan di h.i, naskah ini dibeli Pigeaud di Yogyakarta pada tanggal 21 Agustus 1933, dan sudah dibuat ringkasannya oleh Mandrasastra, pada bulan Oktober 1934. Daftar pupuh: (1) asmarandana; (2) pangkur; (3) durma; (4) sinom; (5) dhandhanggula; (6) durma; (7) kinanthi; (8) sinom; (9) mijil; (10) pangkur; (11) asmarandana; (12) durma; (13) pangkur; (14) gambuh; (15) megatruh; (16) dhandhanggula; (17) durma; (18) pangkur; (19) mijil; (20) sinom; (21) pangkur; (22) kinanthi; (23) durma; (24) asmarandana; (25) durma; (26) pangkur; (27) kinanthi; (28) megatruh; (29) dhandhanggula; (30) kinanthi; (32) sinom; (33) gambuh; (34) durma; (35) dhandhanggula; (36) sinom; (37) asmarandana; (38) megatruh; (39) man; (40) mijil; (41) durma; (42) sinom; (43) kinanthi; (44) dhandhanggula; (45) durma; (46) asmarandana; (47) sinom; (48) dhandhanggula; (49) durma; (50) sinom; (51) gambuh; (52) pucung; (53) sinom; (54) pucung."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CP.42-NR 257
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Mas Mangunwinata
"Serat Jayalengkara ini merupakan salinan dari teks Jayalengkara milik Mas Mangunwinata di Maespati, Magetan. Adapun isi Serat Jayalengkara ini diawali dengan cerita mengenai Prabu Jayalengkara naik tahta di Medhangkamulan dan diakhiri dengan cerita mengenai Kalana Jayengsari ke Kedhiri."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
BKL.1051-CH 22
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ketikan ini merupakan alih aksara LOr 1871 yang dilakukan Panti Boedaja pada tahun 1935. FSUI/CP.44 ini adalah ketikan asli, sedangkan tembusan karbonnya adalah: PNRI/G 101, LOr 6752, dan MSB/L.253. Naskah babon, LOr 1871 (tiga jilid), disalin pada tahun 1830 di Surakarta, untuk C.F. Winter, atas dasar naskah milik Sri Sunan. Naskah berisi empat teks cerita dari siklus Panji. Teks pertama (h. 1-284) adalah Panji Jayalengkara, mengisahkan kehidupan dinasti Prabu Jayalengkara yang berkuasa di kerajaan Medhangkamulan. Teks kedua adalah Panji Angreni (h.285-352), menceritakan pernikahan Retna Pamedarsih (putri Kudanarawangsa) dengan Raden Prasanta. Dalam teks ini pula dipaparkan kisah asmara antara Raden Panji dengan Dewi Angreni hingga keduanya menikah, sampai dengan kematian Angreni oleh utusan Raja Jenggala. Teks ketiga adalah Panji Tiron (h.353-408), mengisahkan Bambang Sutirta, putra Bramanasekti pertapa dari Arga Jembangan, yang tengah rindu asmara pada putri Raja Mamemang bernama Dewi Sekartaji. Sedemikian menggebu hasratnya untuk menguasai putri Mamenang, sehingga membuatnya kehilangan akal. Walaupun kurang disetujui oleh ayahnya, Bambang Sutirta tetap pada pendiriannya. Ia minta bantuan adik perempuannya yang jelita bernama Dewi Bikangmardeya, serta 13 orang cantrik pertapaan. Semuanya oleh Bramanasekti, disalinrupakan. Masing-masing menjadi tiruan Panji Inu Kertapati, Dewi Unengan, dan 13 orang abdi. Petualangan Bambang Sutirta tidak terlalu lama. Akhirnya Wanengpati (R. Panji) membongkar perilaku busuknya. Adapun teks terakhir (mulai h.409) menceritakan perjalanan Raden Panji beserta para pengikutnya ke Tanite (Ternate) di wjlayah Makassar untuk menghadiri pernikahan sahabatnya yang berasal dari Bali, Raden Kudanatpada, dengan Dewi Murdaningsih, putri Raja Geniyara yang sangat jelita. Pigeaud telah meneliti naskah ini, dengan menggarisbawahi nama-nama tempat (dengan pensil biru) maupun tokoh (pensil merah) untuk dipetik oleh Mandrasastra dan dimasukkan dalam onomastikon sastra Jawa. Catatan mengenai teks ini dapat diperiksa pada Vreede (1892:159-160) dan Pigeaud (1968:47)."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CP.44-G 101
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Teks ini menceritakan pengembaraan Jayalengkara putra Prabu Sunyawirya yang menolak untuk dijadikan raja. Dalam pengembaraannya ia ditemani oleh anak patih bernama Sujanma dan bertemu dengan Jatiswara, patih dari Bojanegari. Jatiswara menceritakan kehidupan putrarputra raja Bojanegari. Jayalengkara dalam pengembaraannya terlibat berbagai pertempuran dan mendapatkan beberapa ajaran. Teks ini diakhiri ketika Jayalengkara berhasil menjadi Raja Sunyawibawa dan menikahkan Suksmangumbara dengan Retnadewati. Redaksi Panji Jayalengkara ini mirip dengan LOr 1801, terutama pada pupuh 1-10, lalu menyimpang. Daftar pupuhnya sebagai berikut: (1) asmarandana; (2) mijil; (3) megatruh; (4) dhandhanggula; (5) sinom; (6) durma; (7) wirangrong; (8) pangkur; (9) sinom; (10) mijil; (11) kinanthi; (12) gambuh; (13) asmarandana; (14) megatruh; (15) mijil; (16) kinanthi; (17) mijil; (18)) sinom; (19) dhandhanggula; (20) pangkur; (21) durma; (22) mijil; (23) megatruh; (24) pangkur; (25) mijil; (26) sinom; (27) asmarandana; (28) dhandhanggula; (29) megatruh; (30) pangkur; (31) mijil; (32) asmarandana; (33) durma; (34) pangkur; (35) sinom; (36) mijil; (37) megatruh; (38) pangkur; (39) sinom; (40) asmarandana; (41) mijil; (42) dhandhanggula; (43) sinom; (44) kinanthi; (45) asmarandana; (46) dhandhanggula; (47) pangkur; (48) durma; (49) sinom; (50) mijil; (51) pangkur; (52) asmarandana; (53) kinanthi; (54) dhandhanggula; (55) mijil; (56) asmarandana; (57) pangkur; (58) durma; (59) sinom; (60) asmarandana; (61) durma; (62) kinanthi; (63) dhandhanggula; (64) mijil; (65) kinanthi; (66) sinom; (67) durma. Naskah disalin oleh seorang bernama Raden Panewu Ngabehi Selawinata (h.267v). Juga terdapat informasi penanggalan pada kolofon, menyebutkan hari Senin, 12 Besar, Ehe 1692 (11 Mei 1767). Tarikh ini identik dengan tarikh pada kolofoji MSB/L.164, dan rupanya menunjukkan saat penulisan teks asli. Melihat jenis kertas serta gaya tulisan yang dipergunakan, diduga penyalinan naskah ini dilakukan pada akhir abad ke-19, mungkin di Yogyakarta. Naskah ini telah dibuat ringkasannya oleh Mandrasastra pada bulan Nopember 1935."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CP.42a-NR 293
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Daftar nama tokoh dan tempat yang dipetik dari edisi cetak Serat Panji Jayalengkara (Surakarta: N.V. Albert Rusche, 1922), dengan menyebutkan pupuh dan bait tempat munculnya setiap nama tersebut. Daftar ini disusun oleh Mandrasastra pada tahun 1935 di Yogyakarta, mungkin untuk membantu Pigeaud dalam menyusun onomastikon sastra Jawa yang tak pernah selesai."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CP.43-L 17.02
Naskah  Universitas Indonesia Library