Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Subhan Afifi
"Pers Islam dalam sejarah pers nasional masih masuk dalam kategori "pinggiran". Dalam setting sosiologi, kenyataan ini cukup mengherankan, mengingat sekitar 80 % penduduk Indonesia beragama Islam. Mengapa pers yang dengan simbol-simbol Islam atau yang jelas-jelas menyebut dirinya pers Islam tidak mampu berkembang menjadi kekuatan yang signifikan, baik dari segi pengaruh politik maupun bisnis.
Penelitian ini bertitik tolak dari dua pandangan tentang segmentasi berdasarkan agama (segmentasi religius). Ada yang berpendapat tidak ada segmentasi Islam. Hal ini didukung oleh kenyataan banyaknya pers Islam yang gagal dan tidak mampu berkembang. Pendapat lainnya menyebutkan, segmentasi religius itu ada dalam pasar media. Pendapat ini memandang umat Islam di Indonesia adalah populasi, yang di dalamnya terdapat segmen-segmen.
Pemikiran yang menyebutkan bahwa Islam di Indonesia langsung disebut sebagai "segmen", bukan populasi, menyebabkan berkembangnya pendapat bahwa tidak akan ada media Islam yang memenuhi persyaratan sebagai pers Industri. Artinya media itu tidak akan untung karena pembaca "Islam" itu tidak cukup prospektif.
Penelitian ini menjawab pertanyaan mendasar tentang segmentasi religius : Apakah segmentasi religius itu benar-benar ada dalam pasar media di Indonesia, bagaimana keberadaannya dan sejauh mana posisinya dalam segmentasi media massa secara umum ? Bagaimana karakteristik produk (isi) pers Islam ? Bagaimanakah bentuk pasar sasaran dan segmentasi yang dilakukan pers Islam ? Apakah pers Islam telah membidik pasamya dengan jelas, dengan menetapkan segmen yang tepat ?. Bagaimana strategi segmentasi yang digunakan ? Bagaimanakah model dari segmentasi religius yang dilakukan pers Islam ? semua pertanyaan tersebut diharapkan dapat mendiskripsikan pers Islam secara komprehensif ?
Penelitian ini dilakukan berdasarkan kerangka konseptual tentang Pers sebagai Institusi Bisnis, Pers dan Khalayak, Segmentasi sebagai Strategi Bisnis Pers, Segmentasi Religius sebagai Strategi Menembus Pasar Muslim, Pers Islam di Indonesia, dan Masyarakat Muslim sebagai Khalayak Pers Islam.
Penelitian ini dilakukan dengan metode yang memiliki perspektif/pendekatan kualitatif. Perspektif ini dikenal sebagai pendekatan subjektif (dtasosiasikan juga dengan istilah-istilah hurnanisttk, interpetif, fenomenologis, konstruktivis, naturalistik, interaksionis^ induktif, holistik, eksploratori, mikro, interpretif, kontemporer dan dinamis. Perspektif yang digunakan berlandaskan pada phenomenologi yang menuntut pendekatan holistik, mendudukkan obyek penelitian dalam suatu konstruksi ganda dan melihat obyeknya dalam suatu konteks natural bukan parsiaf. Pendekatan ini tidak bermaksud melakukan generalisasi secara universal, hasilnya sangat tergarttung pada konteks penelitian dilakukan.
Media-media yang menjadi objek kajian ini adalah : Harian Republika, Pelita, majalah Sabili, Ummi, Amanah, Aku Anak Sa/eh, Suara Muhammadiyah, Media Dakwah, dan Tabloid Fikri. Pemilihan media-media tersebut didasarkan atas pertimbangan eksistensi dan pengaruhnya sebagai pers Islam di Indonesia.
Dari penelitian yang dilakukan diperoleh beberapa temuan, diantaranya : walaupun yang dibidik pers Islam secara umum adalah masyarakat muslim, ada perbedaan segmen pembaca yang dibidik berdasarkan "tingkat keberagamaan" masyarakat muslim itu sendiri. Ada yang membidik kelompok masyarakat muslim yang telah memilikt komitmen keagamaan yang tinggi, dalam arti menjalankan ajaran Islam secara ketat (disebut juga sebagai Islam Kaffah/menyeluruh). Ada juga yang membidik kelompok sebaliknya, masyarakat yang penghayatan dan pengamalan keagamaannya masih "pas-pasan" (belum mendalam). Ada juga yang tidak terlalu memperhitungkan persoalan tingkat keberagamaan tersebut.
Fenomena tersebut dapat memperkuat argumen bahwa Islam di Indonesia bukan segmen melainkan populasi. Di dalam populasi tersebut terdapat segmen-segmen pembaca muslim yang didasarkan "tingkat keberagamaan". Beberapa pers Islam yang membidik segmennya secara tepat dengan karakteristik isi yang sesuai, relatif disebut berhasil, yaitu Harian Republika, majalah Sabili, Aku Anak Saleh dan tabloid Fikri.
Pers Islam yang tergolong gagal dam menjalankan industrinya disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya : segmentasi yang dilakukan terlalu umum, jalur distribusi yang digunakan hanya jalur distribusi umum, padahal jalur tersebut memiliki tingkat kompetisi yang ketat, dan gaya bahasa/ungkapan/sajian isi yang digunakan tidak sesuai dengan karakter segmen yang dipilih.
Berdasarkan hasil penelitian ini, untuk praktisi pers Islam direkomendasikan agar melaksanakan segmentasi secara lebih tajam berdasarkan pemetaan kondisi keberagamaan masyarakat muslim yang ada. Segmentasi yang tajam merupakan salah satu kunci keberhasilan pers Islam. Hal ini telah dibuktikan dengan keberhasilan beberapa pers Islam dalam merumuskan segmentasi secara tepat dan menyajikan isi media sesuai dengan karakter pembacanya.
Untuk para peneliti media, khususnya yang tertarik mengkaji fenomena pers spesifik, dapat melanjutkan penelitian ini dengan mengkaji beberapa hal yang belum terungkap dalam penelitian ini, seperti kecenderungan/orientasi isi pers Islam secara lebih mendalam."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T160
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fachri Shandika Iman
"Proses komunikasi dan interaksi yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari dipengaruhi oleh nilai-nilai yang diyakini masing-masing individu, termasuk nilai agama (Pagiwati, 2021c). Dalam konteks masyarakat Indonesia, aspek agama sangat mempengaruhi pembentukan nilai dan moral di masyarakat. Islam sebagai agama mayoritas di Indonesia memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pemahaman para jurnalis dalam menjalankan praktik jurnalisme. Makalah ini mencari tahu bagaimana praktik jurnalisme Islam dijalankan di antara jurnalis Indonesia sebagai perwujudan dari komunikasi transendental serta upaya dalam mendapat rida Tuhan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan melakukan studi pustaka terhadap data sekunder yang diambil dari hasil penelitian terdahulu selama 20 tahun terakhir. Hasil penelitian menemukan bahwa praktik jurnalisme Islam merupakan tindakan komunikasi transendental yang tercermin dalam bentuk ketaatan kepada perintah-perintah Tuhan. Selain itu, praktik jurnalisme Islam dan tindakan komunikasi transendental juga memiliki kesamaan tujuan untuk mendapatkan umpan balik yang positif dari Tuhan dalam bentuk keridaanNya. Melalui pemahaman tentang posisi komunikasi transendental dalam praktik jurnalisme, para jurnalis dapat membekali diri dengan ketakwaan atas perintah Tuhan agar terhindar dari pelanggaran kode etik dan prinsip-prinsip dasar jurnalisme.

The process of communication and interaction that occurs in everyday life is influenced by the values believed by each individual, including religious values (Pagiwati, 2021c). In the context of Indonesian society, the religious aspect greatly influences the formation of values and morals in society. Islam as the majority religion in Indonesia has a significant influence on the understanding of journalists in carrying out journalism practices. This paper seeks to find out how the practice of Islamic journalism is carried out among Indonesian journalists as a manifestation of transcendental communication and efforts to gain God's pleasure. This study uses a qualitative method by conducting a literature study on secondary data taken from the results of previous studies over the last 20 years. The results of the study found that the practice of Islamic journalism is an act of transcendental communication which is reflected in the form of obedience to God's commands. In addition, the practice of Islamic journalism and the act of transcendental communication also have the same goal of getting positive feedback from God in the form of His pleasure. Through an understanding of the position of transcendental communication in the practice of journalism, journalists can equip themselves with piety to God's orders to avoid violating the code of ethics and basic principles of journalism."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library