Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
F. Retno Endrowati Djatikumoro
Abstrak :
Konsep desentralisasi pendidikan sebenarnya merupakan konsep dasar yang sudah lama dikembangkan dengan menggunakan prinsip pengaturan pendidikan secara terpusat (sentralisasi) dan penyelenggaraan pendidikan tidak terpusat (desentralisasi). Desentralisasi di bidang pendidikan antara lain diwujudkan dalam bentuk restrukturisasi birokrasi pendidikan di daerah. Di daerah, perlu mempunyai persepsi yang sama tentang desentralisasi pendidikan, termasuk kesiapan yang sama dalam proses otonomi daerah. Pada Perkembangan selanjutnya, desentralisasi di bidang pendidikan bertumpu di tingkat sekolah dengan bertumpu pada pemberdayaan sekolah di semua jenjang pendidikan. Wujud nyatanya adalah diterapkannya manajemen berbasis sekolah (school based management). Hal ini juga dilaksanakan di Kotamadya Jakarta Selatan dimana Suku Dinas Pendidikan Dasar Kotamadya Jakarta Selatan melaksanakan desentralisasi penyelenggaraan pendidikan dasar dan menengah, dan sekolah melaksanakan manajemen berbasis sekolah dalam kontek Kotamadya Jakarta Selatan. Tujuan penelitian adalah mendiskripsikan pelaksanaan kebijakan dan menganalisis hasil penerapan standar pelayanan minimal pendidikan Sekolah Menengah Pertama Negeri Jakarta Selatan. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif, pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, Focus Group Discussion (FGD),dan studi kepustakaan, dengan metode analisis data adalah deskriptif. Hasil penelitian adalah ketersediaan kurikulum nasional untuk tiap sekolah menengah pertama negeri di Jakarta Selatan diikuti oleh semua sekolah yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), yang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi, potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan sekolah dan potensi di daerah; kondisi peserta didik berdasarkan Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP di Jakarta Selatan pada tahun 2004 sebesar 107,59 % mengalami peningkatan yang signifikan pada tahun 2006 sebesar 120,74 %, Angka Partisipasi Murni (APM) pada tahun 2004 sebesar 73,26 % juga mengalami peningkatan yang bagus sehingga pada tahun 2006 meningkat menjadi 88,3 %. Jumlah pendaftaran ke sekolah menengah pertama negeri juga meningkat, prosentase kelulusan sekolah menengah pertama negeri jakarta selatan dalam 2 tahun terakhir mengalami peningkatan yaitu pada tahun 2005 sebesar 99,35 % dan pada tahun 2006 sebesar 99,93 % hampir mendekati 100 %, prosentase siswa mengulang dan putus sekolah relatif kecil; untuk ketenagaan jumlah guru yang berkualifikasi untuk sekolah standar nasional dan reguler berkisar 72-95 %; kondisi sarana dan prasarana ketersediaan ruang-ruang kelas untuk belajar hampir semuanya mencukupi walaupun masih ada sekolah yang dipakai untuk dua shift (pagi dan siang), ruang laboratorium hampir semua sekolah memiliki walaupun tidak sama jumlahnya, ada yang tiga laboratorium dan dua laboratorium, serta setiap sekolah mempunyai lapangan untuk berolah raga walaupun ukuran lapangan tiap sekolah berbeda-beda; untuk pembiayaan sekolah berasal dari APBN dan APBD yang berupa dana BOS sebesar Rp. 27.000 per bulan dan BOP sebesar Rp. 100.000 per bulan, serta dana dari masyarakat atau orang tua murid khusus untuk sekolah standar nasional, sedangkan sekolah reguler tidak, serta sumbangan lain yang tidak mengikat; setiap sekolah menengah pertama negeri di Jakarta Selatan sudah menerapkan Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS) dengan melaksanakan program sekolah yang telah direncanakan; dan untuk komponen peran serta masyarakat tiap sekolah berbeda, dan hampir tiap sekolah mengangkat ketua komite sekolah dari tokoh masyarakat setempat atau wakil dari orang tua murid. Dari semua komponen yang ada dalam standar pelayanan minimal beserta indikator-indikatornya bahwa capaian yang didapat dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah menengah pertama negeri Jakarta Selatan adalah sebagai berikut : Output nya pada sekolah standar nasional prosentase daya serap kurikulum nasional maupun kurikulum lokal melebihi yang ditetapkan dalam SPM yaitu sebesar 90 persen, sedangkan sekolah reguler masih dibawah SPM yaitu sebesar 75 persen, Angka Partisipasi Kasar dan Angka Partisipasi Murni untuk sekolah standar nasional maupun sekolah reguler rata-rata mengalami peningkatan. Jumlah pendaftaran siswa pada sekolah menengah pertama meningkat serta siswa yang putus sekolah berkurang; Outcome nya Prestasi siswa bagus dan nilai ujian nasional pada sekolah pertama negeri standar nasional pada tahun ajaran 2005/2006 berkisar antara 7,8 hingga 8,83 sedangkan pada sekolah menengah pertama negeri yang reguler prestasi siswanya rendah dan nilai ujian nasional rata-rata dibawah 7,5; Dampaknya banyak orang tua murid lebih tertarik menyekolahkan anaknya ke sekolah menengah pertama negeri standar nasional supaya mendapatkan prestasi pendidikan yang lebih baik, dengan prestasi pendidikan yang baik diharapkan akan dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan, sedangkan untuk sekolah reguler adalah sebaliknya.
Educational decentralization concept can truly be developed for a long time using centralized education regulation principle and decentralized education performance. Decentralization in field education is realized by restructuring educational bureaucracy in the regions. The regions need to have the same perception about educational decentralization and at the same time the regions were making preparations to process regions autonomy. In the next process, educational decentralized rested on school which is improving in all level. The real manifestation is applying school based management. This has been properly implemented at municipality of South Jakarta where Sub Service of Basic Educational there implement grade and middle educational performance and school implement such school based management in context of South Jakarta municipality. The purpose of the research is both to describe education minimum standard service policy implementation and analysis to apply education minimum standard service at state junior high school at South Jakarta. The method of this research is qualitative approach, data collecting with observation, interview, focus group discussion and literature study, by data analysis method is descriptive. The result of this research is availability of national curriculum for state junior high school at South Jakarta followed by all schools, i.e Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), which is appropriate with the purpose of national education and also appropriate with condition, region potency, education unit and student. Hence, curriculum is designed by educational unit for enabling the adjustment of educational program and it is appropriate with the school need and region potency; condition of educative participant based on harsh participation index (APK) of junior high school at South Jakarta in the year 2004 is 107,59 % significantly in the year 2006 it had increased to 120,74 %. The pure participation index (APM) in the year 2004 is 73,26 % also good improvement in the year 2006 it had increased to 88,3 %. Total enrolment at junior high school at South Jakarta is also rise, for last two years the graduation percentage of state junior high school at South Jakarta increase 99,35 % and 99,93 % in the year 2005 and 2006 respectively. Percentage of the students who should recur and drop out is less. The qualified teacher for both national standard school and regular school is around 72-95 %; structure and infrastructure conditions is enough although a bit of them still use school rooms for two shift (morning and afternoon), almost every school have laboratory although the number of laboratory is not the same, some school has two laboratory and some of them has more than two laboratory and also most of school has different size of playing field. School costs derived from APBN and APBD such as BOS fund Rp. 27.000 per month and BOP fund Rp. 100.000 per month and also fund of student's parent or society for national standard school specially, whereas for regular school does not and also independent other contribution. Every state junior high school at South Jakarta has applied Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS) by executing the school program which have been planned. Component of society participation for each school is not same and almost every school lift the school committee chief from local elite figure or student parent representative. The achievement of all existing components at minimum standard service along with those indicators it be concluded that the achievement of educational performance at state junior high school of South Jakarta as follows : output : national standard junior high school of is percentage of national curriculum absorption and local curriculum exceed the set in SPM that is equal to 90 percent, whereas for regular school it is under SPM, i.e, 75 %. Both harsh participation index and pure participation index either for national standard and regular school had increased on average. Total students enrolment at state junior high school had increased and drop out students had declined. Out come , student achievement is good and national test values for national standard junior high school in year 2005/2006 is around 7.8 to 8.83, whereas at regular junior high school is unfavorable and their national test result is under 7.5 on average. Hence, the impact of that condition many parents more interested to enroll to national standard junior high school in order to get better educational achievement and they wish it may increase human resources quality, it may increase prosperity. Whereas for the regular school is on the contrary.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2007
T19259
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Tujuan penelitian adalah menghasilkan media pembelajaran matematika berbasis macromedia flash pada pokok bahasan segitiga di kelas VII SMP yang valid dan praktis untuk kemudian mengujicobakannya guna melihat efek potensial media pembelajaran berbasis macromedia flash pokok bahasan segitiga terhadap pemahaman konsep siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah development research yang terdiri dari tiga tahapan yaitu analisis, desain, dan evaluasi. Dari ujicoba diperoleh potensial efek media pembelajaran menggunakan macromedia flash terhadap pemahaman konsep siswa yaitu 78 dalam kategori baik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran berbasis macromedia flash pokok bahasan segitiga yang peneliti kembangkan efektif digunakan pada pembelajaran matematika.
JPUT 14:2 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Didik Biantoro
Abstrak :
Kementerian Keuangan mulai mengalokasikan Tambahan Penghasilan bagi Guru tahun 2009 dan Tunjangan Profesi Guru tahun 2010. Tujuannya untuk meningkatkan kesejahteraan, kompetensi dan profesionalitas sehingga dapat meningkatkan kinerja siswanya. Namun, dalam tiga tahun terakhir, rata-rata hasil ujian nasional berbasis komputer (UNBK) siswa sekolah menengah pertama negeri sebagain besar masih mendapat nilai dalam kategori buruk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tunjangan guru terhadap kinerja siswa sekolah menengah pertama. Variabel dependen penelitian menggunakan data UNBK siswa SMP kabupaten/kota di Indonesia dari tahun 2018 hingga 2019. Sedangkan variabel independen utama adalah tunjangan profesi guru dan tambahan penhasilan guru diambil dua tahun sebelumnya untuk mengetahui pengaruh pembelajaran. Variabel kontrol independen menggunakan karakteristik sekolah dan sosial ekonomi, dimana karakteristik sekolah direpresentasikan oleh rasio siswa terhadap guru, rasio siswa terhadap rombongan belajar dan presentase guru yang berpendidikan minimal S1. Sedangkan karakteristik sosial ekonomi oleh persentase penduduk miskin, produk domestik regional bruto perkapita, dan angka harapan hidup. Penelitian ini juga menggunakan variabel dummy regional yaitu Jawa dan Bali. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis data panel dengan estimasi Fixed Effect Model (FEM) untuk regresi pada variabel independen utama saja dan Random Effect Model (REM) jika ditambah variabel independen kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa realisasi tunjangan profesi guru PNS SMP berpengaruh positif dan signifikan terhadap hasil UNBK siswa SMP negeri. Di mana peningkatan 1% realisasi tunjangan profesi guru akan meningkatkan hasil UNBK siswa SMP negeri sebesar 0,03%. Sedangkan realisasi tambahan penghasilan guru tidak signifikan berpengaruh terhadap hasil UNBK siswa SMP negeri. Variabel independen kontrol yang berpengaruh signifikan yaitu rasio siswa terhadap guru, persentase guru berpendidikan minimal S1, PDRB perkapita dan angka harapan hidup. Sedangkan variabel independen kontrol yang tidak signifikan yaitu rasio siswa terhadap rombongan belajar dan presentase penduduk miskin. Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat pengaruh tidak langsung antara tunjangan profesi guru terhadap kinerja siswa melalui kompetensi dan kinerja guru. ......The Ministry of Finance has allocated additional income for teacher and professional teacher allowance since 2009 and 2010, respectively. The additional income and allowances are expected to improve welfare, competence, and professionalism to improve student performance. However, in the last three years, the average result of the computer-based national examination (CBNE) of state junior high school students, the majority of them still scored lower than adequate. Therefore, this study aims to determine the effect of teacher allowances on the performance of junior high school students. The research dependent variable uses CBNE data for district junior high school students in Indonesia from 2018 to 2019. At the same time, the main independent variable is professional teacher allowances and additional teacher income taken two years earlier to determine the effect of learning. The independent control variable uses school and socio-economic characteristics, where school characteristics are represented by the ratio of students to teachers, the ratio of students to classes, and the percentage of teachers with a minimum education of bachelor. Meanwhile, the socio-economic characteristics consist of the percentage of poor people, gross regional domestic product per capita, and life expectancy. This study also uses regional dummy variables, namely Java and Bali. The analysis technique used is panel data analysis with Fixed Effect Model (FEM) estimation for regression on the main independent variable only and Random Effect Model (REM) if the independent control variable is added. The results showed that the realization of the professional junior high school civil servant teacher allowances had a positive and significant effect on the CBNE results of state junior high school students. An increase of 1% of the realization of the professional teacher allowance will increase the CBNE results of state junior high school students by 0.03%. Meanwhile, the realization of additional teacher income did not significantly affect the CBNE results of state junior high school students. The independent control variables that significantly affect the ratio of students to teachers, the percentage of teachers with a minimum education of bachelor, GRDP per capita, and life expectancy. Meanwhile, the independent control variables that were not significant were the ratio of students to classes and the percentage of poor people. These results indicate an indirect effect between professional teacher allowances on student performance through teacher competence and performance.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jones, Jasmin
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2004
813 JON vt
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rendy Ariyanto Maleke
Abstrak :
Pada tahun 2013 DKI Jakarta mulai mengimplementasikan program bantuan dana pendidikan yang diberi nama Kartu Jakarta Pintar (KJP) dengan tujuan untuk dapat memberikan akses kepada penduduk Jakarta yang berasal dari keluarga tidak mampu untuk dapat menamatkan pendidikan paling tidak sampai sekolah menengah atas. Dengan menggunakan data sampel dari beberapa sekolah di Jakarta Timur, penelitian ini mencoba untuk melihat dampak dari penerapan program ini terhadap prestasi siswa. Untuk mengevaluasi dampak KJP, digunakan teknik evaluasi dampak yang bernama Propensity Score Matching (PSM). Teknik ini dapat digunakan untuk menghitung perbedaan kualitas siswa, yaitu dalam bentuk nilai UN, antara penerima KJP dan non-penerima KJP. Hasil penelitian menunjukkan bahwa program KJP memiliki dampak negatif pada prestasi siswa; temuan tersebut juga telah diuji menggunakan beberapa algoritma. Biarpun begitu, setelah dilakukan estimasi yang sama untuk penerima tahun 2014 dan 2015, dampak negatif tersebut berkurang secara bertahap menjadi nilai yang positif.
In 2013, Capital City of Indonesia, DKI Jakarta started implementing a cash transfer program known as Kartu Jakarta Pintar (KJP) with the aim to give access to Jakarta residents who are from poor family to afford education until at least high school grade. Using sample data from several schools in Jakarta Timur, this research tries to examine the impact of this program to student?s outcome. To evaluate the impact of KJP, this research uses an impact evaluation technique namely Propensity Score Matching (PSM). This technique can be used to estimate the difference in student?s performance, in this case national exam score, attributed to the KJP program. The finding suggests that KJP program has negative impact on student?s achievement; this finding is stable across several robustness checks. However, if we estimate the receiver of KJP program of 2014 and 2015, the negative impact gradually changes into positive value.
Depok: Universitas Indonesia, 2016
S64579
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deta Annisa Nalayani
Abstrak :
Peranan usaha kesehatan sekolah merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan status kesehatan siswa. Siswa dengan tahap perkembangan remaja awal dan menengah yang sedang berada dalam tahap pencarian identitas diri, remaja cenderung untuk melakukan perilaku kesehatan berisiko yang dapat mengancam status kesehatannya pada saat ini dan di masa mendatang. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif mengenai hubungan peranan usaha kesehatan sekolah dengan status kesehatan dilihat dari beberapa faktor. Metode yang digunakan dalam penelitian yaitu stratified random sampling dengan jumlah responden 77. Mayoritas responden berjenis kelamin perempuan sebesar 54,5 . Rata-rata responden memiliki tanda-tanda vital dan status nutrisi yang normal. Status kesehatan siswa sebanyak 57,1 memiliki risiko dan didominasi siswa laki-laki. Tidak ditemukan adanya hubungan yang signifikan hubungan antara peranan UKS dengan status kesehatan siswa, dengan nilai p sebesar 0,761 p>0,05 . Oleh karena itu, peneliti merekomendasikan promosi kesehatan yang penting untuk meningkatkan peranan UKS ...... The role of school health efforts is one of the efforts in improving the health status of students. Students with early and moderate stage of adolescent who are in the stage of identity searching, tend to engage in risky health behaviors that can survive their current and future health status. This research is a descriptive research about the relation of role of health school with health status seen from several factors. The sampling method used in research is stratified random sampling with the number of respondents 77. The majority of respondents is female of 54.5 . The average respondent has a normal vital signs and nutritional status. The health status of students 57.1 has risks and dominated by male students. No significant relationship was found between the role of UKS and students 39 health status, with a p value of 0.761 p 0.05 . Therefore, the researcher can improve student 39 s health status.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
S67781
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diny Rachmayanti
Abstrak :
Penelitian ini ditujukan untuk melihat hubungan antara academic buoyancy dan adaptabilitas karier pada siswa kelas 9. Adaptabilitas karier adalah kesiapan individu dalam menghadapi tugas-tugas yang terprediksi untuk mempersiapkan dan turut berperan dalam pekerjaan, serta mampu mengatasi situasi tidak terduga yang mungkin muncul karena adanya perubahan dalam pekerjaan dan kondisi kerja. Pada siswa kelas 9, tantangan karier sebagian besar datang dari kehidupan akademiknya di sekolah, terlebih ketika akan menghadapi masa transisi karier dari siswa SMP menjadi siswa SMA. Kemampuan beradaptasi terhadap karier dapat membantu siswa mencapai kesuksesan karier di masa depan. Di samping itu, upaya siswa untuk menjadi adaptif terhadap perubahan dalam kariernya tersebut perlu diiringi dengan adanya kemampuan diri untuk terus berhasil mengatasi segala tantangan yang dihadapi. Terlebih dalam konteks akademik, istilah yang menggambarkan kesiapan siswa untuk berhasil mengatasi tantangan yang muncul di kehidupan akademiknya adalah academic buoyancy. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan alat ukur Academic Buoyancy Martin Marsh, 2008 yang dikembangkan oleh Nurafifah 2011 berdasarkan lima faktor academic buoyancy dan alat ukur Career Adapt-Abilities Scale Savickas Porfeli, 2012 yang diadaptasi oleh peneliti untuk mengukur academic buoyancy dan adaptabilitas karier. Partisipan penelitian berjumlah 597 siswa kelas 9 dari dua SMP Negeri di Depok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara academic buoyancy dan adaptabilitas karir pada siswa kelas 9 r = 0,535 dan p = 0,000 pada LoS 0,01. Hasil mengindikasikan bahwa semakin tinggi academic buoyancy siswa maka semakin tinggi pula adaptabilitas kariernya. Berdasarkan hasil penelitian ini, penting bagi siswa kelas 9 untuk memiliki adaptabilitas karier dalam berespon secara adaptif menghadapi masa transisi karier dan melewati segala tantangan karier di sepanjang kehidupannya. ......The aim of this research is to find the relationship between academic buoyancy and career adaptability in 9th grader students. Career adaptability defined as readiness to cope with the predictable tasks of preparing for and participating in the work role and with the unpredictable adjustments prompted by the changes in work and work conditions. For 9th grader students, in near future of their career, they will face a transition from junior to senior high school students, and all the changes it brings. On the other side, the efforts student make to become adaptable in every change will best be put together with the ability to keep success in dealing with every challenge. Particularly in 9th grader students, challenges mostly come in academic setting. At this point, a term that reflects students rsquo ability to do such thing is academic buoyancy, refers to readiness to successfully deal with academic setbacks, named difficulties, obstacles, and challenges that occurs in academic context. In this research, Academic Buoyancy Scale from Martin and Marsh 2008 that has been developed by Nurafifah 2011 and Career Adapt Abilities Scale Savickas Porfeli, 2012 were used to measure academic buoyancy and career adaptability among students. Participants are 597 students of grade 9 from two junior high schools in Depok. Result shows that there is a positive and significant relationship between academic buoyancy and career adaptability r 0,535 p 0,000 LoS 0,01 . The results indicates that the higher the academic buoyancy of the students, the higher their career adaptability will be. Based on the results of this study, it is important for students in grade 9 to have career adaptability in responding adaptively to face a career transition period and all career challenges throughout their lives.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S68273
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Sherliany
Abstrak :
Tujuan penelitian ini untuk menggambarkan modal sosial yang dimiliki anggota pokja PHBS SMP Negeri 107 Jakarta dalam upaya penerapan perilaku hidup bersih dan sehat. Pendekatan penelitian kualitatif dilakukan dengan menggunakan jenis penelitian studi deskriptif melalui teknik pengumpulan data wawancara mendalam, observasi, dan studi pustaka. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa modal sosial yang dimiliki anggota pokja PHBS SMP Negeri 107 Jakarta dapat mendukung keberhasilan dalam upaya penerapan perilaku hidup bersih dan sehat.
The purpose of this research to describe the social capital that is owned by the working group members of PHBS of SMP Negeri 107 Jakarta in an effort to implement a clean and healthy living behavior. This research uses a qualitative approach and is a descriptive research through data collection techniques in depth interviews, observation, and literature study. The results of this research shows that social capital is owned by members of the working group of PHBS of SMP Negeri 107 Jakarta can support its success in an effort to implement clean and healthy living behavior.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Gede Ari Yudasmara
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan media pembelajaran interaktif biologi yang praktis, dan efektif. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan, yang dilaksanakan di SMP Negeri 3 Kintamani Bangli, pada kelas VIIIA semester Ganjil tahun pelajaran 2014/2015. Subjek penelitian ini adalah guru Biologi dan siswa kelas VIIIA SMP Negeri 3 Kinta-mani. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptifyang berkaitan dengan aspek kepraktisan dan efektivitas melalui angket dan tes hasil belajar biologi siswa. Hasil analisis data menunjukkan bahwa 1) media pembelajaran yang berhasil dikembangkan telah memenuhi syarat kepraktisan ber-dasarkan rata-rata nilai respon guru 3,73 (terkategori positif) dan respon siswa 3,5 (terkategori sangat positif) dan 2) Media pembelajaran interaktif biologi ini telah memenuhi syarat keefektivan karena telah berhasil mencapai nilai tes hasil belajar siswa yang mencapai rata-rata 79,04 diatas KKM yang ditetapkan yaitu 72, dan persentase tingkat ketuntasan minimal siswa mencapai 95,83%.
Singaraja: Lembaga pendidikan tenaga kependidikan Universitas pendidikan Ganesha, 2015
370 JPP 48 (1-3) 2015
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
New Providence, N.J: R.R. Bowker, 1991
011.625 BES
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>