Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
Evania Handayani Rahayu
"Lakon wayang yang bermotifkan kematian seringkali menyuguhkan pesan moral yang mendalam. Sebab-sebab kematian perlu diungkapkan untuk mendapatkan jawaban mengapa seorang tokoh mati dengan cara tertentu. Lakon ranjaban adalah salah satu motif kematian yang perlu dikaji bagaimana seorang tokoh mati dengan cara di ranjab. Abimanyu ranjab menyuguhkan permasalahan antara darma dan karma manusia sebagai implementasi dari peristiwa silam dan kini. Darma merupakan kewajiban manusia sebagai bakti kepada Tuhan untuk menjaga kedamaian dunia. Hasil dari usaha yang dilakukan menuju kedamaian dunia sering disertai pengurbanan (karma). Karma memayungi segala perbuatan serta sikap baik dan buruk setiap manusia. Pesan moral yang disuguhkan melalui lakon ini mengisyaratkan bahwa manusia seyogyanya berlaku jujur dan terbuka. Kebohongan dan ketertutupan terhadap sesuatu yang sakral dapat mengakibatkan penderitaan dan kematian. Pembahasan lakon Abimanyu Ranjab menggunakan pendekatan objektif, metode deskriptif kualitatif yang ditopang dengan studi kepustakaan dan kerangka konseptual teoritis etika Jawa dari Franz Magnis Suseno. Hasil pembahasan ini menunjukkan bahwa antara darma dan karma saling kait mengait satu dengan yang lain. Sumpah seseorang yang bersifat sakral dapat mengenai diri sendiri. Kebohongan dan ketertutupan terhadap urusan relasi pria dan wanita dalam menjalin rumah tangga mengakibatkan penderitaan dan kematian.
Wayang Show that use mortality as a theme usually gives a deep moral values. Causes of death should be explained to make audience understand the reason of a character's death. In Ranjaban Story, there is one cause of death that needs to be studied. It is about how a character died because of ranjab. Abimanyu Ranjab Story presents conflict between Darma and Karma of human as an implementation of present and past incident. Darma is human's responsibility from God to keep peace in the world. In order to reach the goal of keeping peace in the world, there must be sacrifices (karma) that followed. Karma is on top of everyone's good and bad deed. The moral value from this story implies that human should be truthful and open. Untruthfulness about sacred thing may cause sorrow and death. The study of Abimanyu Ranjab Story used an objective approach, descriptive qualitative method which supported by literature study and Javanese ethics theoretical conceptual framework from Franz Magnis Suseno. The result of this study showed that there are connection between Darma and Karma. Someone's sacred oath might be a boomerang to his/herself. Untruthfulness in a marriage life between man and woman might cause sorrow and death."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Fadia Laras Sati
"Reinkarnasi adalah salah satu konsep dalam kebudayaan Korea yang sering diangkat menjadi tema dalam drama selama beberapa tahun terakhir. Konsep reinkarnasi telah dipercaya oleh sebagian besar masyarakat Korea sejak masa Kerajaan Goguryeo hingga saat ini. Penelitian mengangkat drama dengan tema reinkarnasi berjudul Death Game sebagai objek penelitian. Tujuan dari penelitian adalah untuk memaparkan konsep reinkarnasi yang dialami oleh tokoh utama Choi Yi Jae dengan memperhatikan perubahan sikap tokoh utama setelah reinkarnasi. Tokoh utama dalam drama mengalami reinkarnasi dengan cara yang berbeda dengan penggambaran reinkarnasi lainnya. Choi Yi Jae mengalami reinkarnasi sebanyak 12 kali yang berujung pada kematian sebagai bentuk hukuman atas penghinaannya terhadap kematian. Hasil penelitian menemukan bahwa reinkarnasi yang dialami tokoh Choi Yi Jae bertujuan untuk menebus karma buruk dari tindakan bunuh diri dan penghinaannya terhadap kematian. Penggambaran reinkarnasi dalam drama mengandung unsur Buddhisme dan perspektif modern. Melalui penggambaran proses reinkarnasi yang dialami oleh Choi Yi Jae, pengarang menyampaikan pesan bahwa bunuh diri adalah tindakan egois yang meninggalkan rasa bersalah, kesedihan, dan penderitaan mendalam bagi keluarga.
Reincarnation is a concept in Korean culture that has frequently been featured as a theme in dramas over the past several years. The concept of reincarnation has been widely believed by the Korean people from the Goguryeo Kingdom era to the present day. This study examines a reincarnation-themed drama titled “Death Game” as its object of analysis. The research aims to explore the concept of reincarnation experienced by the main character, Choi Yi Jae, focusing on the changes in the protagonist's attitude after undergoing reincarnation. The main character in the drama undergoes reincarnation in a way that differs from other portrayals of reincarnation. Choi Yi Jae experiences twelve cycles of reincarnation, each ending in death, as a punishment for his contempt toward death. The study found that the reincarnation experienced by Choi Yi Jae serves as a means of atoning for his bad karma resulting from suicide and his disdain for death. Furthermore, the depiction of reincarnation in the drama contains elements of Buddhism and a modern perspective. Through the portrayal of the reincarnation process experienced by Choi Yi Jae, the author conveys the message that suicide is a selfish act that leaves behind guilt, sorrow, and profound suffering for the family left behind."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2025
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
"Menerangkan: a. Dandang gula jang didjadikan permulaan gending b. Waktu menulisnja: Kemis Wage, tanggal 19 Rabiulakir, tahun Dje, Windu Santjaja, bulan Kasa, Wuku Djulung pudjut, sengkala tahunnja: naga trus swara ningrat = th. 1789..."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1956
S11129
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library