Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kuhnlenz, Fritz
Leipzig Greiferlag 1967
914.3 K 428 e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Putri Dwina Juniandri
"Representasi Turki di dalam filmGegen die Wand (melawan tembok): Proses encoding-decoding tiga narasumber herkebangsaan Turki terhadap film. (I)i bawah bimbingan Dr. Lilawati Kurnia). Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya IJniversitas Indonesia, 2008. Penelitian mengenai idenitas kultural Turki dilakukan melalui sebuah film Jerman karya Fatih Akin herjudul Gegen die Wand (melawan tembok). Tujuannya untuk mengetahui lebih lanjut lenomena identitas kultural di kalangan generasi muda Turki sebagai komunitas pendatang terbesar di Jerman. Pendekatan cultural studies menjadi landasan utama penelitian beserta'beherapa teori dan metodc lain. Sementara basil wawancara betsama tiga prang narasumber menjadi uji kebenaran perihal identitas kultural Turki yang direpresentasikan kedelapan tokoh film dengan dua karakter utama, Cahit Tomruk dan Sibel Guner. Seperti apa identitas dan representasi awal yang terbentuk Berta identitas dan representasi barn dari ketiga narasumber menjadi basil akhir penelitian. Didapat representasi Baru dari ketiganya, bahwa representasi Turki di dalam film berbeda dengan representasi Turki di negara asal. Ketiga narasumber memaknai para tokoh sebagai generasi Turki hibrid, yakni mereka yang telah megadopsi nilai-nilai kebudayaan setempat. Dengan demikian melalui film Gegen die Wand (melawan tembok) Fatih Akin selaku sutradara berupaya menghadirkan gambaran Turki yang mcmiliki beragam bentuk, baik esensialis, diaspora-hibrid, atau berada diantaranya. ilal tersehut adalah realisasi multikulturalisme, bahwa masing-masing dapat menjadi apa pun yang diinginkan di mana pun berada sekaligus pilihan dalam memaknai identitas kultural diri sebagai seorang'furki.

Representation of Turkish culture in Gegen die Wand (Against The Wall) film: Encoding-decoding process of three Turkish people toward the film. (Under supervision of Dr. Lilawati Kurnia). Faculty of Humanities University of Indonesia. 2008. The research about cultural identity of Turkish is made based on a Germany film from Fatih Akin with the title of Gegen die Wand (Against The Wall). The aim is to get more understanding about the phenomena of cultural identity within the Turkish young generation as the largest immigrant comnTunity in Germany. Cultural studies method becomes the main foundation for this research along with some other theories and methods. While the interview result with the three Turkish young men use as analysis for cultural identity of Turkish. In the film the cultural identity are represented in eight film characters with two leading role, Cahit Tomruk and Sihel Giiner. The final result is to determine on how the new identity and representation was formed against the initial one from the three sources. Based on their point of view it is clear that Turkish image in the film is different from the Turkish as its origin. All of them observed some the figures as a Turkish hybrid generation which already adopted local culture values. Therefore through Gegen die Wand (Against The Wall) film Fatih Akin as director tried out to represented portraits of Turkish identity which has many figures, such as origin, diaspora-hybrid, and between the two of them. This is an attempt to show the act of multiculturalism: that every person can choose his or her place and also represent the cultural identity as Turkish."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S14705
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lubeck : Schmidt-Romhild, 1990
Ref Jer 033 Wer
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Ari Prabowo
"Multikulturalisme telah menjadi suatu realitas yang terjadi sejak dulu, sebagai suatu wacana telah berkembang sejak sepuluh tahun terakhir. Di dalam masyarakat wacana ini mengalami hambatan, karena dengan adanya realitas ini maka tentunya dibutuhkan suatu sudut pandang yang baru bagi masing-masing individu untuk menyikapinya. Masalah utama yang dihadapi oleh multikulturalisme adalah pen-stereotip-an dari identitas seseorang. Pen-stereotip-an semacam ini dapat menciptakan terjadinya konflik, bahkan terciptanya perang. Masalah-masalah semacam inilah yang kemudian dijadikan tema utama dalam film-film pada saat ini sebagai suatu representasi dari realitas yang ada. Salah satu contohnya adalah film Kebab Connection. Film ini bercerita mengenai kehidupan seorang pemuda Turki yang tinggal di Jerman dan bercita-cita untuk membuat film kungfu pertama di Jerman. Ia kemudian membantu pamannya membuat iklan pendek untuk mempromosikan restoran kebab milik pamannya. Sementara itu pacarnya hamil, dan berita ini menjadi masalah besar bagi hubungannya dengan keluarganya dan ia pun diusir oleh ayahnya"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S14716
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kartika Afredite
"Film saat ini tidak lagi hanya berfungsi sebagai sarana hiburan semata, tetapi juga berpengaruh cukup penting dalam kehidupan masyarakat. Film saat ini sarat akan ideologi-ideologi yang dapat mempengaruhi suatu masyarakat, salah satunya adalah ideologi patriarki. Film-film yang mengandung ideologi patriarki seringkali lebih mengutamakan laki-laki dan mensubordinasikan perempuan. Banyak film yang merepresentasikan stereotip citra laki-laki dan perempuan menurut standar budaya patriarki, yang merepresentasikan citra laki-laki sebagai makhluk superior dan perempuan sebagai makhluk inferior. Namun sejak awal tahun 70an, dengan dipengaruhi adanya gerakan feminisme, banyak bermunculan film-film yang disutradarai oleh perempuan dan mengkritik budaya patriarki. Salah satunya adalah film M_nner karya Doris D_rrie yang dibuat pada tahun 1985. Dengan menggunakan analisis semiotika untuk memaknai tanda-tanda yang ada di dalam film, konsep maskulinitas, dan feminisme eksistensialis, skripsi ini berusaha memahami bagaimana citra laki-laki direpresentasikan dalam suatu film feminis, dan bagaimana kajian budaya feminis memandang citra laki-laki dalam film ini. M_nner adalah suatu film yang sarat akan kritik feminis terhadap budaya patriarki. Citra laki-laki dalam film ini ditampilkan secara ironi dan tidak sesuai dengan citra tradisional laki-laki yang berlaku di masyarakat. Dalam film ini, konstruksi citra laki-laki ideal dipandang sebagai usaha laki-laki untuk mempertahankan kekuasaannya atas perempuan.

Nowadays, film is no longer functioned solely as an entertainment. It gives a quite significant influence to the society. Film nowadays is full of ideologies which can influence a particular society. Patriarchal ideology is one of them. The films which are based on patriarchal ideology often put men in the first place and subordinate women. A lot of films which represent a stereotype of men and women's image from patriarchal cultural standard_s point of view represent men's image as a superior human being and women's image as the inferior one. However, a lot of films, affected by the feminist movement, have been directed by women and have criticised patriarchal culture since the early 70s. One of them is a film by Doris D_rrie, Manner, which was produced in 1985. Using semiotic analysis to decode the symbols found in the films, the concept of masculinity and existentialist feminism, this paper is trying to comprehend how men's image is being represented in a feminist film and how feminist culture review look at men's image in the film. Manner is a film full of feminist criticism towards patriarchal culture. Men's image in this film is presented ironically and unsuited for men's traditional image which applies in the society. In this film men's ideal image construction is viewed as men's effort to maintain his power over women."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S14704
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
P. Ayu Indah Wardhani
"Di dunia pascamodern, simulasi Trabant (mural dan instalasi Trabant) tidak hanya menjadi representasi realitas, tapi juga mampu mensimulasikan realitas dan bahkan menghadirkan realitas baru yang tidak berhubungan dengan realitas apa pun di dunia nyata (hiperrealitas Trabant). Untuk mengetahui pencitraan simulakra dan hiperrealitas mural dan instalasi Trabant tersebut digunakan teori simulakrum pascamodernisme yang digagas oleh Jean Baudrillard dan dengan pendekatan semiologi struktural dari Ferdinand de Saussure. Hasil penelitian menunjukkan mural dan instalasi Trabant merupakan simulasi visual yang memang menampilkan representasi struktural dari objek realitas mobil Trabant P601 de Luxe. Akan tetapi, pada proses simulakrum pascamodern berikutnya, simulasi Trabant ini bertransformasi menjadi tanda hiperriil Trabant yang tidak berhubungan dengan realitas yang sebelumnya menjadi acuan utama. Mural dan instalasi Trabant memberikan suatu pengalaman figuratif secara langsung kepada konsumennya, di mana pengalaman tersebut menjadi bentuk realitas yang sama riil dengan realitas di dunia nyata.

Abstract
Nowadays simulation could be used not only to represent the world, but also to simulate its reality: a hyperreal. Using five pictures of Trabant car _taken from www.flickr.com; two pictures, which prototype are, were used as examples of the real Trabant car and the three pictures, which Trabant_s murals and installation are, were used as the research objects; this mini thesis tried to seek its representation and the simulacrum effect on simulations Trabant in Germany_s postmodernism. Therefore, it used Jean Baudrillard_s theory of Postmodernism and Simulation and also Semiology concept from Ferdinand de Saussure. The result indicates that Trabant_s murals and installation are simulacra in the postmodern era. They not only represent the reality of Trabant car, but also show us the hyperreality. Through the visual simulations, these simulacra of Trabant represent the reality by its figurative experience and also the nostalgia of East Germany."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S14710
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nadya Rahmaesya
""Krautrock", sebuah subgenre musik "Rock" eksperimental asal Jerman yang muncul di akhir tahun 1960an adalah salah satu bentuk nyata subkultur generasi muda di masa itu sebagai bentuk resistensi atau penolakan akan budaya mainstream. Dalam perkembangannya, Kraftwerk adalah satu-satunya grup musik yang berhasil mengangkat "Krautrock" ke dalam industri budaya massa dan menjadikannya akar dari genre musik "Electronica" dan "Techno" yang berkembang hingga sekarang. Pada albumnya yang bertajuk Computer Welt, Kraftwerk yang kerap disebut sebagai Godfathers of Techno, memilih kritik terhadap komputerisasi dan teknologi sebagai ideologi di balik lirik-lirik lagunya. Penggunaan instrumen-instrumen elektronik dan komputer dipadukan dengan tema dan lirik yang menentang komputerisasi, menciptakan suatu ambivalensi sebagai penegasan akan kritik terhadap penggunaan teknologi itu sendiri. Eklektisisme genre, ambivalensi ideologi, serta pengaruhnya terhadap perkembangan musik internasional, menjadikan Kraftwerk sebuah bukti nyata produk budaya pascamodernisme dan industri budaya massa.

"Krautrock", a subgenre of experimental "Rock" music from Germany, emerged in the late 1960s as a subculture that embeds the young generation"s resistance or rejection on mainstream culture. In its development, Kraftwerk is the only group that succeeded in bringing "Krautrock" into the mass culture industry and made it the root of today"s "Electronica" and "Techno." In their album entitled Computer Welt, Kraftwerk, often called as the Godfathers of Techno, chose critic on computerization and technology as the ideology behind their lyrics. The use of electronic instruments and computers strengthened the ambivalency of their critic on the use of technology itself. Eclecticism in genre, an ambivalent ideology, and its influence to the development of international music makes Kraftwerk a living product of postmodernism culture and mass culture industry."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S15000
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Inge Agustin
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas mengenai representasi Rote Armee Fraktion dan juga Generasi 68 di dalam film Jerman berjudul die fetten Jahre sind vorbei karya Hans Weingartner. Penelitian ini menggunakan metode kepustakaan dengan menggunakan teori representasi dan identitas dari Stuart Hall. Hasil penelitian menunjukan bahwa film ini merepresentasikan tokoh Jan, Jule, dan Peter sebagai Rote Armee Fraktion generasi millennium melalui penggambaran ideologi yang sama dan juga latar belakang sejarah tokoh Justus Hardenberg. Film ini juga memposisikan dirinya bersebrangan dengan media-media yang sebelumnya telah merepresentasikan Rote Armee Fraktion.

Abstract
This thesis discusses the representation of Rote Armee Fraktion and Generation 68 in the movie die fetten Jahre sind vorbei directed by Hans Weingartner. Drawing from Stuart Hall's theory of representation and identity, the research utilizes the theory alongside with other approaches in its analysis. Results show that the movie represents the characters Jan, Jule, and Peter as the milenium generation of Rote Armee Fraktion through a depiction of identical ideologies and the background history of the character Justus Hardenberg. This movie also places itself in a position opposite to prior media portrayals of Rote Armee Fraktion"
2010
S14263
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nevo Kurniawati
"Skripsi ini membahas tentang representasi dan identitas budaya imigran Turki yang tinggal di Jerman. Data utama yang dianalisis dalam skripsi ini adalah novel satir yang berjudul Lieber Onkel _mer: Briefe aus Alamanya. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kepustakaan. Teori utama yang digunakan adalah teori Identitas Budaya oleh Stuart Hall. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa identitas budaya imigran Turki bersifat cair dan tidak tetap. Identitas budaya mereka akan selalu berubah untuk memudahkan mereka beradaptasi dengan keadaan.

This study is about the representation of cultural identity of the Turkish immigrants who lived in Germany. The main data used in this study is a satirical novel entitled Lieber Onkel _mer: Briefe aus Alamanya. Literature research is used to analyze the problem on this study is. The main theories used is Cultural Identity by Stuart Hall. The result shows the fluidity and inconstancy of cultural identity of Turkish immigrants. Their cultural identity will always change, therefore they can adapt with certain situation easier."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S14974
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library