Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abstrak :
Teks ini berisi uraian tentang sejarah Tanah Jawa yang konon disusun oleh Prabu Jayabaya dari Kediri. Diceritakan bahwa pada mulanya Pulau Jawa sama sekali belum berpenghuni manusia, yang ada hanya jin, peri, prewangan , brekasaan, iblis dan sebagainya. Keadaan seperti itu terdengar oleh Raja Rum dari para saudagar yang pernah singgah di sana. Raja Rum memerintahkan kepada patihnya dan Tuan Sebakir untuk membawa manusia ke Pulau Jawa agar dapat mengolah tanahnya. Manusia yang dibawanya berasal dari Keling sebamyak 2.000 orang. Sebelumnya mereka tinggal di sana sang Patih dan Tuan Sebakir membuat suatu upacara tumbal, yakni dengan meratakan sebuah gunung. Akan tetapi akibatnya tidak terduga karena para penghuninya yang terdiri dari para lelembut menjadi kacau balau dan terusik kehidupannya. Semar dan Togog sebagai pemuka atau pengayom bangsa lelembut itu kemudian menghadap utusan raja Rum tersebut. Setelah dijelaskan maksud baik sebenarnya dari Raja Rum membawa manusia ke Pulau Jawa ini maka menjadi maklumlah kedua tokoh pemimpin lelembut tersebut. Bahkan oleh Patih dan Tuan Sebakir kedua tokoh tersebut tetap diminta sebagai penganyom Pulau Jawa sepanjang masa. Sebelum kedua utusan Raja Rum itu meninggalakan Pulau Jawa, Semar dan Togog diberitahukan mengenai jangka atau ramalan segala peristiwa yang akan terjadi di Pualu Jawa, yang kira-kira akan berumur 350.000 tahun. Teksnya ditulis dalam tembang macapat, terdiri dari dua pupuh yakni sinom dan pangkur. Pupuh sinom terdiri dari 41 pada (dyan mangapus kang susastra, lukita lampa kang pinrih) dan pupuh pangkur terdiri dari 43 pada (mung suwidak taun sirna, nulya Allah akarya raja malih). Naskah ini merupakan salinan ketikan hasil garapan Panti Boedaja tahun 1932. Babonnya ialah PR.15, yang kini telah hilang dari koleksi FSUI. Pengarang teks asli tidak diketahui. Adapun tentang penyalinan naskah: menurut kolofon belakang (h.13) naskah babon (PR.15) disalin oleh R. Panji Sugriwa pada tahun 1931 dari sebuah eksemplar yang disalin dua nelas tahun sebelumnya, yakni tahun 1919. Selain itu, bait pertama pupuh sinomnya (h.1) berisikan sebuah sandi asma, berbunyi Dyan Lurah Atmasuwita: penyunting menduga Atmasuwita tadi adalah penyalin bertarikh 1919 tersebut. Pada waktu naskah ini disalin petugas Panti Boedaja diketik rangkap empat. Pada koleksi FSUI masih terdapat dua eksemplar, berciri A 30.02a-b, yaitu ketikan asli dengan tembusannya. Hanya ketikan asli (a) yang dimikrofilmkan.
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PR.14-A 30.02a
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Naskah terdiri dari beberapa teks. Teks pertama (h. 1-213) berisi cerita tentang Raja Rum dan Wali Sanga. Teks kedua (h.218-222) berisi kisah Raja Jayabaya. Teks ketiga (h.230-770) berisi teks Babad Mataram dan kemudian Serat Pralambang Jayabaya. Antara teks satu dengan lainnya dibatasi dengan beberapa halaman kosong. Melihat perbedaan gaya tulisan, kemungkinan naskah ini ditulis oleh lebih dari satu orang. Teks pertama, huruf kursif dengan suku panjang ke bawah, sedangkan jenis tulisan pada teks lainnya sama: beraksara kursif tetapi pendek dan berkesan lebih bulat. Pada teks ketiga terdapat kolofon pembuka (h.230) yang menyatakan bahwa naskah telah disalin pada tanggal 7 Sura, Wawu 1842 22 (Januari 1912), di Yogyakarta. Naskah ini diterima Pigeaud dari Ir. Moens di Yogyakarta pada bulan Oktober 1927. Mandrasastra telah membuat ringkasannya pada bulan Oktober 1937, namun ringkasan tersebut kini tidak diketahui lagi keberadaannya. Pada naskah ini juga terdapat beberapa catatan peringatan kelahiran, pernikahan, dan lain sebagainya. Daftar pupuh: (1) dhandhanggula; (2) sinom; (3) girisa; (4) dhandhanggula; (5) durma; (6) asmarandana; (7) mijil; (8) dhandhanggula; (9) sinom; (10) durma; (11) asmarandana; (12) dhandhanggula; (13) ?; (14) dhandhanggula; (15) durma; (16) asmarandana; (17) durma; (18) kinanthi; (19) dhandhanggula; (20) maskumambang; (21) sinom; (22) durma; (23) asmarandana; (24) kinanthi; (25) pangkur; (26) mijil; (27) megatruh. Teks kedua daftar pupuh sebagai berikut: (1) asmarandana; (2) sinom; (3) dhandhanggula. Teks ketiga, daftar pupuh sebagai berikut: (1) dhandhanggula; (2) sinom; (3) dhandhanggula; (4) durma; (5) asmarandana; (6) ? ; (7) sinom; (8) durma; (9) asmarandana; (10) dhandhanggula; (11) asmarandana; (12) megatruh; (13) megatruh; (14) dhandhanggula; (15) asmarandana; (16) mijil; (17) asmarandana; (18) dhandhanggula; (19) asmarandana; (20) dhandhanggula; (21) sinom; (22) kinanthi; (23) sinom; (24) dhandhanggula; (25) mijil; (26) dhandhanggula; (27) pangkur; (28) dhandhanggula; (29) pucung; (30) durma; (31) dhandhanggula; (32) sinom; (33) dhandhanggula; (34) asmarandana; (35) durma; (36) sinom; (37) girisa; 38. (pangkur; (39) kinanthi; (40) durma; (41) megatruh; (42) dhandhanggula; (43) kinanthi; (44) pangkur; (45)asmarandana; (46) sinom; (47) asmarandana; (48) sinom; (49) dhandhanggula; (50) durma; (51) maskumambang; (52) dhandhanggula; (53) mijil; (54) durma; (55) sinom; (56) asmarandana; (57) durma; (58) sinom; (59) dhandhanggula; (60) asmarandana; (61) sinom; (62) sinom; (63) kinanthi; (64) dhandhanggula; (65) asmarandana; (66) sinom; (67) sinom; (68) dhandhanggula; (69) mijil; (70) megatruh.
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
SJ.185-NR 4
Naskah  Universitas Indonesia Library