Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anna Erliyana
Jakarta: FTUI, 2007
639.2 Erl l
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Dea Hapsari Lavandya
"ABSTRAK
Dalam upaya merevitalisasi Kawasan Kota Tua DKI Jakarta agar layak menjadi kawasan wisata, tata ruang wilayah bekas VOC tinggal tersebut dirombak sesuai kebutuhan wisatawan masa kini. Terjadi banyak perubahan fungsi bangunan, fungsi lahan, hingga jalur transportasi yang melintas di dalamnya. Hal ini membuat banyak penduduk yang semula memiliki pekerjaan diharuskan berpidah menyesuaikan zonasi yang ditentukan, padahal tidak semua penduduk mampu untuk beradaptasi dalam perubahan. Di wilayah Kampung Tongkot, Jakarta Utara, terdapat banyak penduduk kelas bawah yang bahkan tidak memiliki tempat tinggal. Mereka mengandalkan puing-puing Bangunan Cagar Budaya Gudang Kasteel Batavia tempat tinggal mereka. Untuk mengatasi isu tersebut, tugas akhir ini dibuat dengan merevitasasi puing Kasteel Batavia yang dibuat demi mengatasi isu penggusuran masyarakat kelas bawah. Selain menindak lanjuti revitalisasi Kawasan Wisata Kota Tua, Gudang Kasteel Batavia dapat dimanfaatkan sebagai lapangan pekerjaan masyarakat tunakarya. Proyek tersebut bernama Tongkol Kasteel yang dibangun sebagai museum yang akan menjelaskan sejarah Kasteel Batavia, juga sebagai rumah workshop yang digunakan untuk menambah keterampilan pekerjanya.

ABSTRACT
In effort to revitalize the DKI Jakarta Old Town Area so that it is suitable for tourism, the zonation of the former VOC residency is overhauled to suit the needs of todays tourists. There will be many changes in the function of the building, the function of the land, and even the transportation lanes that pass through it. This makes many residents who originally had jobs required to move out to adjust the zoning specified, even though not all residents are able to adapt. In Kampung Tongkot area, North Jakarta, there are many lower class residents who dont even have a place to live. They relied on the ruins of the Kasteel Batavia Warehouse Cultural Heritage Building as their livinng space. To overcome this issue, this final project is made to revitalize the ruins of Kasteel Batavia which is made in order to overcome the issue of eviction of the lower class. In addition to following up on the revitalization of the Old Town Tourism Area, the Kasteel Batavia Warehouse can be used as an employment opportunity for the jobless people. The project named Tongkol Kasteel. It will be built as a museum to explain the history of Kasteel Batavia, as well as a workshop to train its workers.
"
2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ridwan Maulana Frihadijaya
"ABSTRAK
Sebagai bagian dari inisiasi rancangan pemugaran dengan nilai romantisisme dari kawasan Kota Tua Jakarta yang sarat akan nilai budaya dan sejarah yang panjang. Rancangan revitalisasi bangunan Dasaad Musin merupakan salah satu hal yang dianggap menjadi katalisator progresif dan disaat bersamaan menampakkan kembali bagian sejarah yang penting dari kawasan Kota Tua Jakarta untuk kepentingan pariwisata dan pendidikan bagi masyarakat umum.Dasaad Musin Patron Glass merupakan suatu inisiasi konservarsi untuk bangunan cagar budaya Dasaad Musin Building yang sempat mengalami kerusakan total dan sebagian. Dasaad Musin Concern Patron Glass, merupakan konsepsi yang diinisiasi untuk mengingat sejarah Kota Tua Jakarta yang memiliki muka utama dan titik kumpul sentral yaitu Plasa Fatahillah, dan bangunan Dasaad Musin sebagai pintu muka dari plasa tersebut memerlukan penegasan arsitektural disaat bersamaan bangunan ini memerlukan perhatian lebih dengan mengkonservasi bangunan tersebut dan melakukan revitalisasi terhadap keseluruhan fungsi eksternal bangunan sebagai elemen perkotaan dan fungsi bangunan itu sendiri sebagai salah satu wadah pariwisata yang dapat dinikmati masyarakat luas.

ABSTRACT
As part of the initiation of design restoration with romanticism value from the Jakarta Old City which is much of cultural values ​​and long away history. The Revitalization of Dasaad Musin is one that is considered to be a progressive catalyst and at the same time rediscovering an important historical part of the Jakarta Old City area for general public tourism and education sector benefit.Dasaad Musin Patron Glass is conservation initiation for the Dasaad Musin Building cultural preservation which had suffered total and partial damage. Dasaad Musin Concern Patron Glass, is a conception that was initiated to remember the history of the Old City of Jakarta which has a main face ahead and a centralized gathering point, the Fatahillah Square. And the Dasaad Musin building as the front gateway of the Fatahillah Square requires architectural confirmation while at the same time this building requires more attention by conserving the building and revitalize the overall external function of the building as an urban element and the function of the building itself as a tourism forum that can be enjoyed by the wider society.
"
2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Khrisna Prasadya Farras Ahmad
"ABSTRAK
Situs Fort Carcassonne adalah situs Warisan Dunia yang terletak di Perancis yang memiliki sejarah panjang dari zaman Romawi. Situs ini menjadi terkenal dan kontroversial ketika dipulihkan oleh Viollet-le-Duc. Viollet-le-Duc, menggunakan wawasan ilmiah untuk memulihkan Situs Carcassonne, ingin menciptakan kembali keadaan penuh saat digunakan. Restorasi ini juga terjadi pada saat romantisme ketika nasionalisme Perancis sedang bangkit. Proses pendaftaran untuk menjadi Situs Warisan Dunia ditolak pada 1980-an. Namun karena berbagai hal, akhirnya situs tersebut bisa dikenali. Kota Tua Batavia saat ini juga memiliki permasalahan yang sama, yaitu belum mampu menjadi Situs Warisan Dunia. Ada masalah dengan restorasi dan revitalisasi di Kota Tua menurut UNESCO dan beberapa ahli. Dalam tulisan ini, penulis akan menjelaskan pelajaran yang dipetik dari Situs Carcassonne untuk Kota Tua dan memberikan saran agar Kota Tua diakui sebagai Situs Warisan Dunia.
ABSTRACT
The site of Fort Carcassonne is a World Heritage site located in France which has a long history dating back to Roman times. The site became famous and controversial when it was restored by Viollet-le-Duc. Viollet-le-Duc, using scientific insights to restore the Carcassonne Site, wants to recreate its full state when used. This restoration also took place at a time of romanticism when French nationalism was on the rise. The registration process to become a World Heritage Site was rejected in the 1980s. However, due to various reasons, the site was finally recognized. The Old City of Batavia currently also has the same problem, which is not being able to become a World Heritage Site. There are problems with restoration and revitalization in the Old Town according to UNESCO and some experts. In this paper, the authors will describe the lessons learned from the Carcassonne Site for the Old Town and make suggestions for the Old Town to be recognized as a World Heritage Site."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Izazi Mulya Putra
"Kawasan Kampung Tongkol sebagai bagian dari bentang Kawasan Wisata Sejarah Kota Tua merupakan bagian tengah dari kawasan Sunda Kelapa di bagian utara & Glodok di bagian selatan. Bentang yang berkisar 3 km itu memiliki banyak sekali titik destinasi wisata. Sayangnya, dengan begitu banyaknya destinasi wisata, fasilitas sosial & fasilitas umum pendukung aktivitas berwisata dinilai masih kurang. Pasalnya, Kawasan Wisata Kota Tua dinilai melemah karena pengunjung merasa lelah bergerak dari utara ke selatan atau sebaliknya tanpa adanya ruang jeda untuk beristirahat. R-Cade sebagai salah satu solusi, diharapkan mampu menjadi ruang peristirahatan sejenak sekaligus penyedia fasilitas umum & fasilitas sosial. Disamping tujuan tersebut, R-Cade juga ditujukan untuk menghubungkan komplek museum dekat Stasiun Kota Tua dengan Kawasan Kampung Tongkol, sebagai objek arsitektur yang berlikasi tepat di antara kedua kawasan ini.

Kampung Tongkol area as a part of the Kota Tua Historical Tourism Area landscape is the central part of the Sunda Kelapa region in the north & Glodok in the south. The span which is about 3 km has a lot of tourist destination points. Unfortunately, with so many tourist destinations, social facilities & public facilities supporting tourism activities are still considered lacking. Because the Kota Tua Tourism Area is considered weak because visitors feel tired of moving from north to south or vice versa without any space to rest. R-Cade as one of the solutions, is expected to become a resting place for a moment as well as a provider of public facilities & social facilities. Besides these objectives, R-Cade is also intended to connect the museum complex near Kota Tua Station with the Kampung Tongkol area, as an architectural object that is located right between these two regions.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Satria Karunia Ramadhan
"Jl. Pancoran merupakan daerah yang terapit oleh kawasan bersejarah yaitu Kota Tua dan Glodok. Dalam perancangan ini, Jl. Pancoran merupakan jembatan penghubung masyarakat urban Jakarta dengan kawasan turisme Kota Tua dengan menghadirkan berbagai macam fasilitas penunjang dan juga atraksi tersendiri. Untuk merealisasikan itu, pengolahan site berupa transportasi air dilakukan pada Kali Krukut yang tehubung sampai Pelabuhan Sunda Kelapa untuk menghadirkan atraksi dan transportasi umum alternatif berupa terminal air.

Sebuah terminal air akan berfungsi sebagai penyambung daerah Pancoran dengan keseluruhan kawasan bersejarah Jakarta lainnya dan juga berfungsi sebagai penunjang kegiatan pariwisata pada konteks local Glodok dan Pancoran bersama dengan perancangan masterplan Pancoran Glodok.

 


Jl. Pancoran is an area surrounded by heritage sites that are Kota Tua and Glodok. In this design plan, Jl. Pancoran acts as a bridge to connect the urban people of Jakarta with the heritage tourism in Kota Tua by offering a multitude of supporting facilities and its own set of attractions. To realise that, a site development in the form of water transportation is done on the Krukut Canal which is connected all the way to Sunda Kelapa Harbour to create a public transport system as well as attraction in the form of a water terminal.

The water terminal aims to function as a direct connection between Pancoran and the Jakarta heritage areas as well as a supporting amenity in its own local context along with the redesign of the Pancoran Glodok masterplan."

Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Salman Alfarisi
"Grunhirst merupakan proyek sekaligus tugas akhir penulis sebagai mahasiswa program studi Pendidikan Profesi Arsitektur. Proyek berada di lahan seluas 162500 meter persegi atau 1,6 hektar. Proyek berlokasi di utara Kota Tua, tepatnya di Parkiran dan Pujasera Kota Tua. Proyek ini merupakan usaha untuk merehabilitasi bangunan cagar budaya yang saat ini rusak berat dan revitalisasi pujasera yang saat ini sepi dan ditinggalkan dan menyesuaikannya terhadap masterplan dan peran kawasan Kampung Tongkol demi mendukung kawasan wisata Batavia. Selain revitalisasi program ruang yang sudah ada, proyek ini menambah program ruang seperti perpustakaan dan taman, yang merupakan bentuk penyesuaian terhadap potensi TOD yang dimiliki tapak.

Grunhist is a final project that author did as student of Architecture Professional Education. This project is built on 1.6 hectare lot, which is located on north side of Kota Tua, approximately on Kota Tua Food court and Parking Lot. This project is also an attempt to rehabilitate heritage building that is heavily damaged now and to revitalize the food court which is quiet deserted right now and adjust the programs to support Kampung Tongkols role to enhance Tourism Area of Batavia. Besides revitalize existing program, this project also adds programs such as library and garden, which are adjustment of projects programs toward TOD potential that the site possess."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mutiara Fitrisari
"Kawasan Kota Tua merupakan area yang sebagian besar kawasannya terdiri dari kawasan cagar budaya peninggalan masa kolonial Belanda yang di dalamnya terdapat bangunan bersejarah. Untuk itu pemerintah Jakarta melakukan upaya pelestarian dan revitalisasi bangunan-bangunan cagar budaya beserta kawasan Kota Tua secara keseluruhan. Karya tugas akhir ini merupakan sebuah respon terhadap kebijakan pelestarian kawasan Kota Tua tersebut.
Museum Sejarah Pinisi merupakan bagian dari penataan ulang revitalisasi kawasan Luar Batang sebagai tujuan pariwisata yang mendukung kawasan pariwisata cagar budaya Kota Tua. Kawasan ini mengangkat Journey of Pinisi sebgai program utama kawasan sebagai kawasan pariwisata edukasi yang mengedukasi pengunjung tentang Kapal Pinisi dimulai dari proses pembuatannya, sejarahnya, masyarakat penciptanya, hingga perjalanannya sebagai faktor penyokong aktivitas dagang di Kota Batavia pada masa penjajahan Belanda.
Pembuatan kapal pinisi merupakan serangkaian proses yang tidak hanya mencakupp teknik pembuatan saja namun juga beberapa upacara tradisi yang mengiringi berjalannya pembuatan Kapal Pinisi. Serangkaian proses ini merupakan cagar budaya tak benda yang telah ada dan terus dilakukan dalam pembuatan Kapal Pinisi sejak abad ke 16. Namun, semenjak penemuannya hingga saat ini telah banyak terjadi perubahan bentuk dan ukuran pada Kapal Pinisi. Untuk itu Museum Sejarah Pinisi menunjukan bagaimana perubahan bentuk dan ukuran pada Kapal Pinisi tersebut terjadi.

The Kota Tua region is an area that mostly consist of heritage from the Dutch colonial era that have many historical buildings. Therefore, the Jakarta govement is doing an effort to preserve and revitalize the historical buildings and the Kota Tua region as a whole. This final project is a response to that Kota Tua preservation policy.
Pinisi Historical Museum is a part of the redesign of Luar Batang area as a tourist destination that supports Kota Tua. Luar Batang will promote the Journey of Pinisi as the main program of this educational tourism area that educates the visitors about Pinisi ship starting from its manufacturing process, history, community, and journey as one of the supporting factor of Batavias trading activity in the Dutch colonization.
Pinisi ship making is a series of processes that not consist of the manufacturing process and of a series of ceremonies that accompanies the process of manufacturing itself. These processes are one of Indonesian intangible heritage that has been carried out since the 16th century. However the design and size of the
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Ibrahim Bagus Prawira
"Kota tua Jakarta merupakan salah satu area bersejarah, terutama karena signifikansi penggunaan area tersebut selama masa penjajahan. Kota Jakarta yang ada saat ini pun merupakan hasil panjang dari perkembangan yang awalnya terpusat ke area kota tua sekarang. Pada saat tulisan ini dibuat, area kota tua jakarta muncul sebagai sebuah tujuan wisata yang lebih terkesan sebagai wahana. Proyek rancangan ini merupakan bagian dari gagasan proyek revitalisasi kota tua sebagai sebuah pusat kebudayaan, yang secara tidak langsung merupakan bagian dari gagasan pengembangan kawasan Glodok sampai Sunda Kelapa Jakarta sebagai kawasan wisata turis. Proyek rancangan ini mempertimbangkan penggunaan gedung eksisting Tjipta Niaga dan Dharma Niaga sebagai sebuah satuan gedung yang menampung budaya sastra (literatur). Gedung ini berkontribusi terhadap fungsi kota tua jakarta sebagai salah satu penyedia ruang pertunjukan, dan sebagai jalan alternatif antara kali Besar dan lapangan Fatahilah. Gedung ini juga menyediakan ruang eksibisi, toko buku, ruang pameran permanen, dan ruang baca arsip khusus. Gedung ini dinamai Gedung Kata @Kota Tua.

Jakarta's Old Town (Kota Tua Jakarta) is a historical site in Jakarta due to its significance to the people during the colonial era. Jakarta as we see today is a city that have grown from its initial center at Kota Tua. Currently, Kota Tua is well regarded as a tourist destination and a weekend destination for it's own people, in both cases, for better or worse. This project is part of a general proposal to revitalize Kota Tua as a cultural center in a development program of upper Jakarta's (Glodok-Sunda Kelapa) to be a tourist destination. This project concerns the use of Tjipta Niaga and Dharma Niaga, two adjacent existing buildings in Kota Tua, as a set that provides the culture of literature. This set also contributes as a provider of performance space for the cultural center and as an alternative public path between Kali Besar - Lapangan Fatahilah. The set would be known as Gedung Kata @Kota Tua.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Khoerunnisa Firly
"Kota Tua Jakarta, sebagai kawasan permata yang merekam sejarah Ibukota, telah menjadi magnet pariwisata yang dapat menghadirkan nuansa historis bagi para pengunjung. Untuk menyingkap kawasan Kota Tua dari sudut perspektif baru, dihadirkan bangunan Minaret Fatahillah Kota Tua yang juga menjadi bagian dari usaha pengembangan kawasan wisata Kota Tua menjadi Kawasan Pusat Keunggulan Budaya. Dengan demikian, Minaret Fatahillah Kota Tua didesain sebagai sebuah monumen baru yang muncul secara harmonis terhadap lingkungan di sekitar,landmark, ruang publik dan juga atraksi baru bagi para turis untuk bisa menikmati kawasan Fatahillah dari ketinggian. Sebagai imbas dari bangunan minaret yang termasuk dalam bangunan highrise, struktur dan keamanan evakuasi dalam keadaan darurat menjadi penting selain menyediakan ruang-ruang khusus dalam menikmati panorama dari kawasan wisata Kota Tua.

Kota Tua Jakarta, as a gem region that records the history of the Capital, has become a tourism magnet that presents a historical feel for tourists. To uncover the Kota Tua area from a new perspective, Minaret Fatahillah Kota Tua was presented as part of the efforts to develop the tourism area of Kota Tua as a Center of Cultural Excellence. Thus, the Minaret Fatahillah Kota Tua is designed as a new monument that appears in harmony with the surrounding environment, landmark, public spaces and also new attractions for tourists to enjoy the Fatahillah area from a height. As the impact of buildings like minarets thats included in highrise buildings, structures and evacuation safety in emergency times are important as well as providing special spaces to enjoy the panoramic views of the area.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library