Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Handi Suryana
Abstrak :
Persalinan preterm adalah persalinan yang terjadi sebelum usia kehamilan 37 minggu lengkap. Bayi prematur yang dilahirkan merupakan penyebab utama mortalitas dan morbiditas . Di negara maju kelahiran preterm merupakan penyebab 70% kematian perinatal, dan 50% kelainan neurologi jangka panjang. Meskipun telah dilakukan penelitian selama hampir empat dekade namun penyebab dan alur mekanisme sesungguhnya persalinan preterm masih belum jelas seluruhnya. Dari serangkaian penelitian-penelitian yang dilakukan baik secara in vivo maupun secara in vitro disimpulkan bahwa persalinan preterm merupakan suatu sindrom akibat dari berbagai penyebab balk yang telah diketahui maupun yang tidak. Suatu fenomena yang menonjol adalah bergesernya dominasi sitokin Yh2 (IL-10) ke dominasi sitokin Th1 pada interface koriodesidua yang pada akhimya mengaktifkan kaskade proinflamasi yang rnencetuskan proses persalinan. Angka kejadian persalinan preterm sandhi dari tahun ke tahun tidak mengalami penurunan, bahkan menurut beberapa penelitian ada kecenderungan meningkat. Kenyataan bahwa angka bertahan hidup bayi prematur telah jauh meningkat dibandingkan sebelumnya adalah berkat kemajuan perinatologi, manfaat pematangan paru dengan kortikosteroid dan pencegahan infeksi GBS dengan antibiotik. Masalah yang ditimbulkan oleh persalinan preterm ini setiap tahunnya menghabiskan sumber daya pelayanan kesehatan yang luar biasa besamya, dan merupakan beban tersendiri bagi negara berkembang. Permasalahan dalam penanganan persalinan preterm: Yang menjadi fokus permasalahan dalam penanganan persalinan preterm dari dulu sampai sekarang adalah : 1. Masih belum dipahaminya sebagian penyebab dan alur mekanisme persalinan preterm. Dari penelitian-penelitian dekade terakhir timbul pemahaman bahwa kelangsungan suatu kehamilan, atau dengan kata lain kelangsungan keberadaan janin-plasenta sebagai semiallograf dalam badan ibu (uterus), sangat tergantung pada apa yang disebut Immunology privilege dari janin-plasenta, yang dicapai melalui pencapaian dominasi sitokin Th2 pada interface ibu-janin (koriodesidua). Persalinan akan terjadi bila terjadi "pembatalan" immunology privilege tersebut, yang ditandai dengan pergeseran dari dominasi sitokin antiinflamasi Th2 ke dominasi sitokin proinflamasi Th1. Sementara persalinan preterm terjadi bila terjadi "pembatalan dini" immunology privilege tersebut yang dipicu oleh berbagai sebab. 2. Sulitnya penegakan diagnosis persalinan prematur yang tepat. Umumnya dalam penelitian secara klinis dikatakan persalinan prematur terjadi bila (7.8'9) a.Kontraksi uterus > 4 kali dalam 30 menit, dengan durasi > 30-40 detik dan b.Perubahan servik berupa: * Dilatasi 1-3 cm (0-3 cm untuk nullipara) dengan penipisan 75% atau * Dilatasi 3 cm dengan penipisan > 50% atau * Pemeriksaan servik berulang mendapati perubahan dilatasi 1 cm dan perubahan penipisan servik 50%. Dalam kenyataannya dengan kriteria tersebut di atas didapatkan angka positif palsu yang tinggi, di mana 50-80% wanita yang didiagnosa mengalami persalinan preterm yang hanya diberi plasebo pada akhirnya melahirkan setelah 37 minggu lengkap. Angka positif palsu yang tinggi ini telah menyebabkan pengobatan yang tidak perlu dengan obat tokolitik yang potensial berbahaya bagi ibu dan janin. 3. Belum adanya pengobatan/pencegahan persalinan preterm. Hal ini dikarenakan persalinan preterm adalah suatu sindrom kejadian akhir bersama dari berbagai penyebab yang sangat bervariasi.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2005
T58463
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tria Agustiana
Abstrak :
Angka persalinan prematur di Indonesia sebesar 10%. Penyebab langsung utama kematian neonatal adalah lahir prematur (28%), infeksi berat (26%), dan asfiksia (23%). Tujuan penelitian adalah diperolehnya informasi mengenai faktorfaktor yang berhubungan dengan persalinan prematur yaitu faktor maternal, faktor demografi, faktor fetoplasenta, faktor iatrogenik. Desain penelitian ialah cross sectional. Populasi adalah seluruh ibu yang bersalin pada kurun waktu 1 Januari 2005 sampai Juni 2010 di Indonesia. Pada hasil penelitian ini persalinan prematur terdapat 738 (4.1%), ketuban pecah dini memiliki peluang 3.7 kali (95%CI:3.003-4.493), riwayat abortus secara statistik tidak bermakna. Jarak kehamilan<18 bulan memiliki peluang 1.6 kali dibanding ibu dengan jarak kehamilan >24bulan, pada primipara memiliki peluang 1.6 kali dibanding multipara, antenatal care secara statistik tidak bermakna. Ibu yang berum≥u3r 5 tahun memiliki peluang 1.9 kali persalinan prematur dibandingkan umur 20-34 bulan. Pendidikan rendah menurunkan peluang 0.7 kali dibandingkan pendidikan tinggi (95%CI: 0.593-0.988), preeklampsi/eklampsi memiliki peluang 3 kali persalinan prematur (95%CI: 2.208-4.098). Perdarahan antepartum memiliki peluang 3.6 kali persalinan prematur (95%CI:2.809-4.713). Diharapkan agar para ibu waspada terhadap terjadinya ketuban pecah dini, plasenta previa, preeklampsia/eklampsia, serta perdarahan antepartum yang berpeluang untuk persalinan prematur, mengatur jarak kehamilan (minimal 24 bulan), hamil tidak melebihi usia 35 tahun. ......Prevalence of preterm labor in Indonesia is 10%. The direct causes of neonatal deaths were born preterm (28%), severe infections (26%), and asphyxia (23%). The research objective is to obtain information about the associated factors with preterm birth is maternal factors, demographic factors, fetoplasenta factors, iatrogenic factors. The study design was cross sectional. The population is all women who labor in the period January 1 2005 to June 2010 in Indonesia. In the results of this study there were 738 preterm deliveries (4.1%), premature rupture of membranes has a chance of 3.7 times (95% CI :3.003-4 .493), history of abortion were not statistically significant. Distance pregnancy <18 months had a chance 1.6 times compared to mothers with pregnancy spacing> 24months, in primiparas has a chance 1.6 times compared to multiparous, antenatal care were not statistically significant. Mothers aged ≥ 35 years had 1.9 times the odds of preterm labor compared to the age of 20-34 months. Low educational opportunities 0.7 times lower than higher education (95% CI: 0593-0988), preeclampsia/eclampsia has three times the odds of preterm labor (95% CI: 2208-4098). Antepartum haemorrhage have a 3.6 times chance of preterm labor (95% CI :2.809-4 .713). It is expected that the mothers aware of the occurrence of premature rupture of membranes, placenta previa, preeclampsia / eclampsia, antepartum haemorrhage and a chance for preterm labor, adjust the spacing of pregnancy (at least 24 months), not pregnant more than 35 years old.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Alamsyah Aziz
Jakarta: Sagung Seto, 2020
618.397 MUH s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library