Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 484 dokumen yang sesuai dengan query
cover
United Kingdom: Psychology Press, 1999
400 LAN
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Kennedy, Dora
Lincohnwood, Illinois: National Texbook, 1994
400 KEN e
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Linda Dachlan Irwan
Abstrak :
ABSTRAK
Bahasa merupakan alat komunikasi yang mempunyai peranan penting di dalam kehidupan masyarakat pemakainya. Hal ini karena bahasa adalah alat yang memungkinkan setiap "bahasawan" saling berhubungan untuk menyampaikan gagasan, perasaan dan keinginan kepada anggota lain (Martinet, 1987:22). Di dalam bahasa terkandung pesan-pesan yang akan disampaikan oleh pembicara kepada lawan bicara (Genouvrier, 1970:13) yang penyampaiannya dapat dilakukan melalui media lisan atau media tulis (Halliday, 1970:153). Dalam mewujudkan isi pikiran itu, bahasa lisan lebih sering digunakan daripada bahasa tulis. Bahasa tulis dapat dikatakan sebagai turunan atau berasal dari bahasa lisan karena sistem bahasa yang pertama dikenal adalah sistem bahasa lisan yang hanya terdiri atas bunyi-bunyi yang ditempatkan dalam suatu arus ujaran. Setelah manusia merasakan kebutuhan untuk menuliskan bahasanya, bunyi-bunyi ujar itu dilambangkan secara grafis.
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Theresye Wantania
Abstrak :
ABSTRACT
This study started from the two main problems. Those are (1) the factors caused the shift of Tonsea Language and (2) the factors supported the maintenance of the language. Based on the problems above, this study aimed to find out the factors causing the shift of Tonsea language and the factors supporting the maintenance of the language. As a consequence, the population of this study was all the member of Tonsea speech community, especially the 4.778 persons who lived in the village of Laikit, Dimembe. Then, the respondents of this study were 140 persons, taken through proportional stratified random sampling based on their sex, age, education, and occupation.

in order to obtain such aims the researcher involved the following ways. Data were collected through structured interview, questionnaires, participatory observation, and recording. The questionnaires was given to the respondents who were eleven to eighteen of age and above twenty-one. in addition, the process of recording was aided with some stimulation to the informants. Then, the data were analyzed with ANOVA in order to get the level of significance of their language choice. To make sure the accuracy of the computation the researcher used statistic computer "Microstat".

This study found the following result. Tonsea language was used by the tonsean aged fifty or more as the language was mastered enough by such people. The language was also used as a culture support, such as in family meeting, arisan, wedding ceremony, funeral ceremony, tumuwar activity, and traditional ceremony in order to release a village from the troubles made by devils. in addition, the language was also used by the youth when they were talking to their siblings, brothers or sisters in law, parents, and grand-parents. Malay-Manado language was used among tonseans who were under fifty of age in their community, by tonsean under fifty of age to their children, to their parents, and to the other persons in the same village. Mixed language was used by the participants in the situations other than what is mentioned above. Bahasa Indonesia tend to be used by the youth in educational and religious domain.

The maintenance variables of Tonsea Language were age, education and occupation. The tonseans who were fifty or more tend to maintain the language while those who were under fifty were not. The tonseans whose education was elementary school tend to use Tonsea language while those whose education were high school or university tend to use Malay-lVlenado or mixed the languages. Farmers, housewives, and merchandiser tend to use Tonsea language while civil servants, military member, students, and private servants tend to use Malay-Manado or mix the languages.
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Njaju Jenny Malik
Abstrak :
ABSTRAK
Sejak beberapa tahun yang lalu studi sistematik tentang hubungan antara bentuk bahasa dan makna sosial telah berkembang dengan pesat (Ervin Tripp, 1969: 10). Di sini terlihat bahwa bahasa bukan hanya memiliki aspek-aspek linguistik saja tetapi juga memiliki aspek-aspek sosial. Jadi pemakaian bahasa selain tergantung pada strukturnya, juga tergantung pada faktor-faktor sosial.
Kesadaran tentang hubungan yang erat antara bahasa dan masyarakat menjadi lebih nyata pada pertengahan abad ini. Para ahli bahasa mulai sadar bahwa pengkajian bahasa tanpa mengaitkannya dengan masyarakat akan mengenyampingkan beberapa aspek penting dan menarik, dan mungkin menyempitkan pandangan terhadap disiplin bahasa itu sendiri. Satu aspek yang mulai disadari adalah hakekat bahwa bahasa adalah suatu gejala yang senantiasa berubah, dan jika diteliti sebagian dari puncak perubahan itu timbal dari masyarakat yang menuturkannya. Sesuatu bahasa itu bukanlah suatu cara pertuturan yang digunakan oleh semua orang bagi semua situasi dalam bentuk yang sama, sebaliknya bahasa itu berbeda-beda tergantung terhadap siapa ia digunakan, oleh siapa, di mana, dan juga mengenai apa.
Dengan demikian dapat dikatakan, bahwa untuk dapat berhubungan dengan manusia lain maka manusia menggunakan bahasa. Tanpa bahasa baik lisan maupun isyarat (melalui gerak-gerik tangan, kaki, dan seluruh badan) tak mungkin sesuatu yang terkandung di dalam pikiran dapat dinyatakan.
Adapun yang dimaksud dengan alat perhubungan di sini meliputi aspek yang lebih luas. Di dalam konteks warga masyarakat fungsi bahasa adalah sebagai alat untuk menjamin dan mengekalkan hubungan diantara warga dalam masyarakat tersebut.
Selain itu juga bahasa mempunyai fungsi utama dan fungsi khusus. Fungsi utama dari bahasa adalah fungsi komunikasi, di mana fungsi ini memungkinkan para anggota masyarakat bahasa saling mengerti sesamanya. Sedangkan fungsi khusus bahasa adalah fungsi estetis.Oleh karena itu dalam masyarakat pemakai bahasa ada komunitas manusia yang menganggap diri mereka menggunakan bahasa yang sama (language community). Dengan demikian di dalam suatu masyarakat yang majemuk dihasilkan variasi-variasi bahasa yang digunakan oleh masyarakat itu sendiri. Oleh karena bermacam-macam sebab, dapat terjadi pertemuan antara dua masyarakat yang masing-masing menggunakan bahasa yang berlain-lainan. Akibatnya penutur kedua bahasa itu dapat belajar unsur-unsur dari bahasa yang lain yang belum dikenal sebelumnya. Kemampuan mengerti sampai dapat menggunakan secara aktif bahasa yang lain itu melahirkan keadaan yang disebut sebagai kedwibahasaan.
Dalam masyarakat Indonesia yang terdiri dari bermacam-macam suku bangsa dengan sendirinya terdapat pula bermacam-nacam bahasa, yang digunakan untuk berkomunikasi antar anggota masyarakat yang sama penggunaan bahasanya. Dengan kekayaan bahasa daerah yang beratus-ratus jumlahnya di samping bahasa nasional, masyarakat Indonesia merupakan masyarakat gandabahasa yang semakin sarat dengan beban permasalahan bahasa.
1989
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suwito
Abstrak :
This study aims at describing the choice and selection of a language and its varieties, from the point of view of the kinds of constraints and the utterance of the speakers in the Javanese speech community in the three villages in Surakarta municipality. 1hia study is based on the assumption that in a Javanese speech community there are at least two languages playing the role as communicative codes i.e. Javanese and Indonesian. In the communication process one choose between Javanese and Indonesian or the varieties of the two. The two languages and their vanities cannot be used haphazardly in all events and in all situations ; The uses of those languages must conform to social, cultural, and situational fact-ors found in Javanese society. Such lack constraints in using a particular variety of a language signals a trend of the selection of language i.e. for what specific purpose a speaker uses a language and in what situation he/she uses another. The selection of language in a society constitutes one of the features that shows a diglosic situation. In Javanese society the selection of a language is still colored by the deviation utterances of their speakers, due the interference phenomena from Javanese elements into Indonesian. Such phenomena lead to an impression that there is still an overlapping use of Javanese and Indonesian by speakers in general. the overlapping use of the two languages in the Javanese speech community of the-three villages of Surakarta indicates that the disglosic situation is not yet steady. The application of extra linguistic constraints on the choice and selection of a language is based on the concept of the components of speech, proposed by Dell Hynes (1972), and on its elaboration by Poedjosoedarmo (1979). And the analysis of speech deviation is based on the interference phenomena as discussed by Weinreich (1968), Dittmar (1976), and hababan {1977). By those approaches, the choice and selection of language and it constraints and tha application in the utterances would be able to be explained, and the social, cultural, and situational background of the unstable diglosic situation in Javanese speech community of Surakarta can be examined.
Depok: Universitas Indonesia, 1987
D354
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anton M. Moeliono
Abstrak :
Bahasa Indonesia sering dijadikan contoh keberhasilan di dalam perencanaan bahasa, khususnya di dalam fungsinya selaku bahasa kebangsaan. Tidak dapat diingkari bahwa kedudukannya di dalam sejarah bahasa, sosial, dan politik Indonesia sangat penting. Beberapa monografi mutakhir memerikan aspek luar-bahasa itu dari berbagai sudut pandangan. Bodenstedt (1967), misalnya, dengan menggunakan ancangan (approach) sosiologi, berusaha menjelaskan tata hubungan antara bahasa kebangsaan dan gerakan politik untuk mencapai kemerdekaan Indonesia. Khaidir Anwar (1976) menangani masalah yang berhubungan dengan pengangkatan bahasa Malaya menjadi bahasa kesatuan nasional di Indonesia dan peranannya kemudian sebagai bahasa negara yang resmi di dalam perspektif sosiolinguistik. Aspek sejarah dan sosiolinguistik juga menjadi perhatian Husen Abas (1978) yang membahas peranan bahasa Indonesia sebagai bahasa, pemersatu di dalam jaringan kornunikasi antarsuku dan antarbudaya. Kemiripan telaah penulis ini dengan ketiga tesis yang disebut di atas terletak pada minat terhadap masalah kebahasaan dan cara pemecahannya. Perbedaannya akan tampak di dalam ancangannya yang menempatkan berbagai masalah itu di dalam kerangka teori perencanaan bahasa yang sedang berkembang. Studi ini berusaha mensistemkan konsep-konsep pokok di dalam teori itu dengan bertolak dari praktek pengembangan dan pembinaan bahasa di Indonesia selama ini. Penelaahan itu menghasilkan kerangka acuan baru, yang pada hemat penulis ini, dapat memadukan bermacam-macam pandangan perencanaan bahasa ke dalam kesatuan yang lebih bersistem. Walaupun penulis ini tidak ingin dituduh hanya bermain dengan istilah yang lazim dipakai di dalam kepustakaan perencanaan bahasa, salah satu usaha awalnya, yang dirasakannya perlu dilakukan di dalam kalangan ini, justru berupa pencermatan pembatasan makna istilah yang kadang-kadang masih bersimpang-siur. Di samping itu, sebagai pengarang yang menulis di dalam bahasa Indonesia, penulis ini juga berhadapan dengan masalah pengungkapan pikirannya di dalam ragam bahasa ilmiah. Atas kepercayaan bahwa perkembangan ilmu dan ragam bahasa ilmiah gantung-bergantung, maka di dalam tulisan ini akan ditemukan sejumlah istilah Indonesia yang mungkin digunakan untuk pertama kali untuk merujuk ke konsep yang pelambangannya di dalam bahasa Inggris sudah disepakati oleh kalangan ahli sosiolinguistik. Penulis ini pun ingin menunjukkan bahwa pergumulannya dengan materi pembahasannya, yang harus direkamkannya di dalam bahasa yang masih sering dianggap orang kurang terkembang, merupakan proses yang kreatif baginya. Di dalam proses penulisan itu, penulis ini banyak dipengaruhi oleh gagasan Haugen, pelopor teori perencanaan bahasa, yang lewat karangannya turut mewarnai penafsiran pelbagai pokok bahasan studi ini. Penulis ini juga merasa diperkaya oleh wawasan Ferguson, Fishman, Rubin, Neustupny, dan Jernudd, yang baik lewat percakapan pribadi maupun lewat tulisannya, merupakan sumber bagi apa pun yang berharga di dalam studi ini. Dengan sendirinya penyimpangan anggapan terhadap apa yang disebut perencanaan bahasa yang sekarang dianut oleh penulis ini tidak dapat dipulangkan kepada mereka.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1981
D214
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tampubolon, Agnes Mariska
Abstrak :
Penelitian ini membahas mengenai penggunaan konjungsi -neunde/(eu)nde - 는데/(으)ㄴ데 dalam novel Ommareul Buthakhae <엄마를 부탁해>. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan desain analisis deskriptif. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan hubungan makna serta pola penggunaan konjungsi-neunde/(eu)nde -는데/(으)ㄴ데 dalam novel Ommareul Buthakhae <엄마를 부탁해>. Dari hasil analisis, ditemukan bahwa penggunaan konjungsi-neunde/(eu)nde -는데/(으)ㄴ데 dalam novel Ommareul Buthakhae <엄마를 부탁해> bersifat tidak terbatas dan menunjukkan makna kontras dan latar belakang dalam kalimat.
This thesis discusses about the usage of conjunction -neunde/(eu)nde - 는데/(으)ㄴ데 in novel Ommareul Buthakhae <엄마를 부탁해>. This research uses qualitative method with descriptive analysis design. This research has purpose to explain the meaning and usage pattern of conjunction -neunde/(eu)nde -는데/(으)ㄴ데 in novel Ommareul Buthakhae <엄마를 부탁해>. Based on the result of research, found that usage of conjunction -neunde/(eu)nde - 는데/(으)ㄴ데 in novel Ommareul Buthakhae <엄마를 부탁해> is unlimited and shows contrast and background meaning in the sentence.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S45740
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kaban, Abdul Manan Akbar
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S46946
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wida Purnama Sari
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan jenis kalimat dan menjelaskan pola kalimat, kategori, dan peran yang digunakan dalam kalimat SMS acara Uyonuyon RKM. Data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu siaran Uyon-uyon RKM selama bulan Maret 2013. Penelitian ini menggunakan metode deskriptifanalitis. Terdapat beberapa konsep dasar sintaksis yang digunakan dalam penelitian ini. Meskipun pada beberapa kalimat SMS tersebut terdapat penyingkatan dengan melesapkan salah satu atau beberapa konstituen. Akan tetapi, terdapat pula kalimat beberapa kalimat yang menggunakan kalimat majemuk untuk menyampaikan pesan. ......This reaserch aims to describe and explain the types of sentences and sentence patterns, categories, and roles that are used in the sentences of SMS Uyon-Uyon RKM. The data used in this reaserch, which is recording Uyon-uyon RKM during March 2013. This research uses a descriptive-analytical method. There are some basic concepts of syntax used in this research. Although in a few sentences the SMS are shortening by eliminating one or more constitue nts. However, there are some sentences that use complex sentences to convey the message.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S46938
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>