Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 35 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abd. Sakir
Abstrak :
Pada pemikiran awal di dalam Tractatus Logico-philosophicus Wittgenstein I beranggapan bahwa bahasa yang bermakna adalah bahasa yang memiliki kriteria sebagai proposisi. Setidaknya, terdapat tiga ciri khas bahasa yang termasuk ke dalam proposisi. Pertama, bahasa harus tersusun ke dalam term subjek dan term predikat. Kedua, bahasa harus mengandung pengertian benar atau salah. Ketiga, bahasa harus dapat menjelaskan bahasa yang lain yang mengikutinya. Dalam konteks ini, proposisi menjadi satu-satunya bahasa yang benar, baik, ideal. Tetapi, di kemudian hari di dalam Philosophical Investigations Wittgenstein II mempertanyakan kembali hakikat bahasa yang terdapat Tractatus. Menurutnya, makna bahasa tidak semata-mata harus direduksi ke dalam proposisi-proposisi. Fakta menunjukkan bahwa ada beragam permainan-permainan bahasa yang diikuti pula oleh peraturan-peraturan yang mengikat di dalam setiap permainan-permainan bahasa tersebut. Dalam konteks ini, setiap bahasa memiliki keunikan masing-masing sehingga tidak dapat ditentukan maknanya hanya melalui bentuk logis proposisi. Makna bahasa di luar proposisi terkait dengan spasiotemporal peristiwa bahasa. Di sini, bahasa tidak hanya dilihat sebagai ekspresi pikiran, tetapi bahasa lebih dipahami sebagai tindakan seseorang. Misalnya, menyanyi, berdoa, berkhutbah, mementaskan lakon, menggerutu, berpuisi, melawak, dan memarahi. Bahasa mengakar dalam bentuk-bentuk kehidupan. Bahasa seperti ini adalah bahasa natural atau sering disebut sebagai bahasa sehari-hari. Bila dicermati dengan baik, maka akan nampak bahwa gagasan dasar Tractatus mengakar dalam kebudayaan modern. Hal ini terlihat dari keinginannya untuk mengedepankan metodologi baku yang bersifat universal. Sementara, gagasan-gagasan yang terkandung di dalam Investigations cenderung muncul sebagai wacana baru yang dipicu oleh sikap kritis kebudayaan postmodern. Gagasan-gagasan ini mengangkat nilai-nilai dekonstruksionisme, pluralisme, dan relativisme. Gagasan-gagasan ini pada akhirnya akan menciptakan sebuah tatanan masyarakat yang reseptif terhadap perbedaan-perbedaan. Adanya perbedaan-perbedaan tersebut harus dilihat sebagai fakta yang menyatakan bahwa realitas sebenarnya terpecah-pecah (pragmented reality). Kenyataan ini akan membawa kedewasaan bagi masyarakat dalam kondisi `sosial-budaya' yang melingkupinya. inilah realitas yang selalu menjadi harapan; tidak ada diskriminasi dalam bentuk apa pun.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2004
T11821
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Grayling, A.C.
Oxford: Blackwell, 1997
160 GRA i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
New York: Oxford University Press , 1996
400 PHI
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Lappin, Shalom
Berlin : Walter de Gruyter, 1981
415 LAP s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Heidegger, Martin
New York: Harper & Row, 2001
808.1 HEI p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Vincentia Irmayanti Meliono
Bogor: Maharini Press, 1997
149.943 IRM p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Roeffaers, Hugo.
Leuven ; Apeldoorn: Garant, 1997
BLD 401.9 ROE t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Abstract: Philosophers have raised and struggled with questions relating to human language for more than 2000 years. Philosophy of Language: The Key Thinkers offers a comprehensive historical overview of this fascinating field. Thirteen specially commissioned essays introduce and explore the contributions of those philosophers who have shaped the subject and the centralissues and arguments therein. Philosophical questions relating to language have been subjected to particularlyintense scrutiny since the work of Gottlob Frege in the nineteenth and early twentieth centuries. This book concentrates
London: Continuum International Pub. Group, 2011
401 PHI
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
cover
<<   1 2 3 4   >>