Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 23 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abstrak :
Naskah berisi ringkasan Serat Dermagandhul yang dibuat oleh Mandrasastra, atas perintah Pigeaud, di Surakarta, pada tahun 1934. Ringkasan berupa deskripsi isi masing-masing pupuh teks, sebanyak 27 pupuh. Melihat pemakaian tembang dalam karya ini, terutama tembang pralambang yang khas, teks versi ini disusun di wilayah Cirebon. Dinyatakan pada h.i bahwa naskah yang diringkas berasal dari Cirebon, dan diperoleh dengan perantaraan Dr. H. Kraemer dari J. van de Weg, di Juntikebon. Keberadaan naskah tersebut sekarang tidak diketahui.
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CS.83-L 21.06
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Naskah ini merupakan ringkasan dari teks yang termuat pada sebuah naskah yang diperoleh dari J. van de Weg di Juntikulon, Cirebon, dengan perantaraan Dr. H. Kraemer. Mandrasastra membuat ringkasannya pada bulan AgUstus 1934 di Surakarta (h.i). Isi ringkasan ini terdiri dari tiga teks, yaitu: (1) Serat Tarek menceritakan percakapan perihal Allah dari seorang penulis ketika ia mendapatkan pengalamannya pada waktu berkelana dari Banyuwangi ke barat hingga Serang. Penulis juga mengungkapkan keburukan guru-gurunya dan dirinya sendiri. Teks ini terdiri dari 12 pupuh dengan menyebutkan jumlah pada dari masing-masing pupuh berikut nomor halaman pada naskah asli (naskah yang diringkas). Dalam ringkasan tak dicantumkan bait-bait awal dari teks. Urutan pupuhnya sebagai berikut: (1) dhandhanggula; (2) kinanthi; (3) asmarandana; (4) sinom; (5) duduk; (6) asmarandana; (7) mijil; (8) pucung; (9) pangkur; (10) maskumambang; (11) dhandhanggula; (12) gambuh. (2) Serat Sitin, berisi berbagai hal mengenai pelaksanaan shalat, dimulai dari tataran syariat hingga makrifat. Teks ini terdiri dari satu pupuh yaitu tembang asmaradana sebanyak 23 pada, pada naskah asli (naskah yang diringkas) terletak pada halaman 92. (3) Serat Dermagandhul menceritakan percakapan antara Kalamwadi dengan Dermagandhul. Percakapan dimulai dengan masuknya orang Jawa dalam agama Islam atas ijin Brawijaya ke V (terakhir) Raja Majapahit. Penyebaran agama Islam ini dilakukan oleh Sunan Bonang. Dalam pengembaraannya di Jawa, Sunan Bonang bertemu dengan Buta Locaya lalu saling berbantah ilmu. Teks ini berakhir dengan serangan Patih Gajahmada terhadap Sunan Giri, untuk mengusir para ulama dari tanah Jawa. Teks terdiri dari tiga pupuh berikut jumlah pada dari masing-masing pupuh dan nomor halaman naskah asli (naskah yang diringkas). Urutan pupuh sebagai berikut: (1) dhandhanggula; (2) asmarandana; (3) dhandhanggula. Menurut keterangan di dalam ringkasan ini, disebutkan bahwa teks Dermagandhul disalin dengan sengkala 'Resi Suci Pujangganing Narpati' dalam teks ditulis menjadi 1747. Sengkala ini tidak sesuai dengan watak kata sengkalan yang terdapat, seharusnya jatuh pada 1847 Jawa (1916 Masehi). Sengkala ini tampaknya sesuai dengan sengkala yang terdapat di dalam naskah MSB/P.121, demikian pula dengan nama pupuhnya. Tampaknya teks ini merupakan satu versi dengan MSB/P.121. Keterangan lebih lanjut mengenai teks ini lihat MSB/P.121 dan FSUI/CS.80-85.
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CS.86-L 21.16
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Naskah ini merupakan ringkasan dari sebuah naskah yang semula berciri HS Th.P. NR 337. Sayangnya, naskah tesebut, seperti semua naskah Dermagandhul lain dari koleksi FSUI, kini telah hilang. Naskah berisi ringkasan lima teks, yaitu Dermagandhul, Piwulang Budi Sae, Gatholoco, Cabolek, dan Cakruk Truna. Ringkasan dibuat pada tahun 1939 oleh Mandrasastra, atas perintah Pigeaud, mungkin di Yogyakarta. Dalam membuat keterangannya, Mandrasastra menyebutkan nama tembang, jumlah pada dan nomor halamannya, berikut uraian singkat alur cerita pupuh per pupuh. Cuplikan teks awal setiap pupuh tidak disertakan. Teks Dermagandhul berisi percakapan antara Seh Kalamwadi dengan Dermagandhul, kemudian dilanjutkan cerita perjalanan Sunan Bonang. Diceritakan juga mengenai penyerangan Patih Gajah Mada terhadap Demak dan lolosnya Prabu Brawijaya menuju ke barat. Abdidalem Prabu Brawijaya, Sabda Palon dan Naya Genggong menyesalkan sikap rajanya yang mengubah agamanya menjadi lslam. Urutan pupuh dalam teks ini sebagai berikut: (1) mijil; (2) duduk; (3) sinom; (4) dhandhanggula; (5) asmarandana; (6) dhandhanggula; (7) pangkur; (8) sinom; (9) dhandhanggula; (10) sinom; (11) pangkur; (12) asmarandana; (13) dhandhanggula; (14) mijil; (15) kinanthi; (16) duduk; (17) asmarandana. Teks Piwulang Budi Sae konon merupakan warisan dari Panembahan Daka. Di dalamnya disampaikannya berbagai ajaran mengenai etika, di antaranya uraian mengenai arti kata satria. Teks ini juga mencela tindakan yang banyak dilakukan oleh orang-orang zaman sekarang, yang tidak sesuai dengan etika. Urutan pupuhnya sebagai berikut: (1) kinanthi; (2) sinom; (3) asmarandana. Serat Gatholoco menceritakan petualangan seseorang bernama Gatholoco yang menolak ajaran agama Islam. Gatholoco berkelana dan bertemu dengan pesantren Arjasari lalu terjadi perbantahan mengenai ajaran-ajaran agama Islam dengan tiga orang santrinya. Perjalanan dilanjutkan hingga Gatholoco bertemu dengan Dewi Perjiwati di Goa Siluman Werit. Urutan pupuhnya sebagai berikut: (1) dhandhanggula; (2) sinom; (3) pangkur; (4) asmarandana; (5) gambuh; (6) sinom; (7) kinanthi. Serat Cabolek menceritakan para alim ulama yang dipimpin oleh Ketib Anom menggugat seseorang bernama Ki Cabolek karena dianggap telah melanggar ajaran agama Islam. Urutan pupuhnya sebagai berikut: (1) dhandhanggula; (2) asmarandana; (3) sinom; (4) kinanthi; (5) dhandhanggula; (6) sinom; (7) gambuh; (8) dhandhanggula; (9) pangkur; (10) mijil; (11) sinom; (12) asmarandana; (13) durma; (14) asmarandana; (15) dhandhanggula; (16) sinom; (17) pangkur; (18) mijil; (19) dhandhanggula; (20) asmarandana. Teks terakhir, yaitu Serat Cakruk Truna, menceritakan petualangan seorang anak yang hidup sebatang kara bernama Cakruk Truna. Untuk mempertahankan hidupnya ia berusaha dalam berbagai pekerjaan, sampai akhirnya ia tirakat di bawah pohon Tri Wulan. Raja Jinn dari pohon Tri Wulan mohon agar Cakruk Truna menghentikan tapanya dengan imbalan Slompret dan Kantong. Dengan berbekal benda wasiat itu Cakruk Truna menculik putri dari negara Rum, namun akhirnya Cakruk Truna dapat ditipu oleh sang Putri. Cerita berakhir dengan kembalinya Cakruk Truna seperti semula ketika ia belum mendapat benda-benda wasiat itu, karena diperdayai oleh sang Putri dari Rum. Urutan pupuhnya sebagai berikut: (1) asmarandana; (2) dhandhanggula; (3) sinom; (4) pucung; (5) duduk; (6) sinom; (7) maskumambang; (8) mijil; (9) asmarandana; (10) kinanthi; (11) dhandhanggula.
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CS.87-NR 377
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Naskah ini merupakan ringkasan dari teks yang termuat pada sebuah naskah yang diperoleh dari J. van de Weg di Juntikulon, Cirebon, dengan perantaraan Dr. H. Kraemer, lalu oleh Mandrasastra dibuat ringkasannya pada bulan Agustus 1934 di Surakarta (h.i). Teks yang diringkas adalah Serat Madujaya, yaitu sebuah cerita santri lelana asal Jawa Barat, menceritakan tokoh Ki Madujaya dari Atasangin yang mencari adiknya Ki Arundaya. Setiap hari Madujaya mampir di desa atau patapan lain, dan senantiasa sempat membahas masalah keagamaan dengan pakar agama setempat. Bandingkan dengan ulasan Behrend tentang teks ini, terutama tentang hubungannya dengan Serat Jatiswara (1987: 329-331). Naskah lain yang berisi teks ini termasuk LOr 7547 dan LOr 7563b di Leiden serta naskah PNRI/Br 33 (dengan salinannya Br 50), KBG 223 (dengan salinannya Br 49), dan Br 265. Teks yang diringkas terdiri atas 10 pupuh. Penjelasan Mandrasastra tentang isinya sebagai berikut: (1) asmarandana; (2) dhandhanggula; (3) sinom; (4) durma; (5) dhandhanggula; (6) asmarandana; (7) dhandhanggula; (8) kinanthi; (9) pangkur; (10) pucung.
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CS.98-L 21.14
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Naskah berisi bahan-bahan yang disusun oleh R.M. Sumahatmaka sekitar tahun 1930 dalam rangka meneliti teks Serat Centhini versi Kadipaten. Naskah asli yang diper-iksa oleh Sumahatmaka adalah milik Reksapustaka (perpustakaan Mangkunagaran) yang disalin oleh Sumahatmaka sendiri; lihat SMP/MN.333-342 untuk naskah aslinya. Naskah yang dipakai terdiri atas dua belas jilid. Yang dikumpulkan dalam teks ini ialah sinopsis tiap-tiap pupuh, mulai dari jilid I sampai dengan jilid XII. Untuk setiap pupuhnya juga disebutkan jenis tembangnya serta jumlah bait. Ada pula bagian pendahuluan yang menjelaskan tentang penulisan Serat Centhini semasa Pakubuwana V masih menjabat Pangeran Adipati Anom (Putra Mahkota). Pada tahun 1981 bahan ini diterbitkan oleh Balai Pustaka dengan judul Ringkesan Serat Centhini (Suluk Tambanglaras), dilengkapi dengan terjemahan ke dalam bahasa Indonesia. Babon asli naskah ini, yang disalin oleh Pigeaud sekitar tahun 1930, juga tersimpan di Reksapustaka, berciri SMP/MN.343. Waktu dialihaksarakan, dibuat beberapa eksemplar (ketikan asli dengan tembusan karbon). Salah satu salinan itu adalah MSB/L.l 19, telah dimikrofilm pada tahun 1988 (mikrofilm MSB, rol 82.04); oleh karenanya naskah ini tidak dimikrofilm oleh FSUI. Untuk naskah asli, lihat mikrofilm SMP/MN, rol 65.
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CS.52-G 57
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Naskah ini merupakan satu dari sejumlah naskah koleksi FSUI yang memuat ringkasan teks Serat Centhini Kadipaten. Ringkasan ini dibuat sekitar tahun 1930 oleh staf Pigeaud dan kemudian dipakai Pigeaud dalam penyusunan bukunya De Serat Tjabolang en de Serat Tjentini (VBG 72, tweede stuk; 1933). Ringkasan FSUI/CS.53 ini disusun pada tahun 1930 oleh asisten Pigeaud bernama Mandrasastra, diringkas dari naskah asli FSUI/CS.21-22. Bagian teks yang diringkas mencakup pupuh 1-88 Serat Cabolang (penomoran yang dipakai dalam Pigeaud 1933), atau jilid I pupuh 1 sampai dengan jilid II pupuh 1 (penomoran yang dipakai dalam Sumahatmaka 1981). Pada tahun 1930 Mandrasastra membuat daftar pupuh dengan mengutip bait pertama dan bait terakhir dari masing-masing pupuh dalam naskah asli. Daftar ini dapat dilihat pada FSUI/CS.66-67. Informasi bibliografis selanjutnya tentang Serat Centhini lihat FSUI/CS.14.
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CS.53-B 31.12
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Ringkasan Mandrasastra tentang naskah MSB/L.84. Bagian teks yang diringkas mencakup pupuh 88-156 Serat Cabolang (penomoran yang dipakai dalam Pigeaud, 1933), atau jilid II pupuh 1 sampai dengan 69 (penomoran yang dipakai dalam Sumahatmaka, 1981). Informasi selanjutnya tentang Serat Centhini dapat dibaca pada keterangan bibliografis FSUI/CS.14. Tentang Mandrasastra dan ringkasan-ringkasannya, lihat deskripsi naskah FSUI/CS.54.
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CS.54-B 31.01
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Ringkasan Mandrasastra. tentang naskah MSB/L.85. Bagian teks yang diringkas mencakup pupuh 157-230 Serat Cabolang (penomoran yang dipakai dalam Pigeaud 1933), atau jilid II pupuh 70 sampai dengan jilid III pupuh 56 (penomoran yang dipakai dalam Sumahatmaka 1981). Informasi selanjutnya tentang Serat Centhini dapat dibaca pada keterangan bibliografis FSUI/CS.14. Tentang Mandrasastra dan ringkasan-ringkasannya, lihat deskripsi naskah FSUI/CS.54.
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CS.55-B 31.13
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Ringkasan Mandrasastra tentang sebuah naskah yang memuat teks Serat Centhini. Naskah asli yang diringkas tidak diketahui persis, kecuali informasi bahwa naskah tersebut diperoleh (dipinjam?) dari Sumahatmaka (h.l). Bagian teks yang diringkas mencakup pupuh 230-256 Serat Cabolang (penomoran yang dipakai dalam Pigeaud 1933), atau jilid III pupuh 56-82 (penomoran yang dipakai dalam Sumahatmaka 1981). Informasi selanjutnya tentang Serat Centhini dapat dibaca pada keterangan bibliografis FSUI/CS.14. Tentang Mandrasastra dan ringkasan-ringkasannya, lihat deskripsi naskah FSUI/CS.54.
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CS.56-B 31.02
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Ringkasan Mandrasastra tentang sebuah naskah yang memuat teks Serat Centhini. Naskah asli yang diringkas tidak diketahui persis, namun dapat diduga bahwa naskah tersebut diperoleh (dipinjam?) dari Sumahatmaka (lihat FSUI/CS.36 untuk alih aksara naskah tersebut). Bagian teks yang diringkas mencakup pupuh 257-301 Serat Cabolang (penomoran yang dipakai dalam Pigeaud, 1933), atau jilid IV pupuh 1-44 (penomoran yang dipakai dalam Sumahatmaka, 1981). Informasi selanjutnya tentang Serat Centhini dapat dibaca pada keterangan bibliografis FSUI/CS.14. Tentang Mandrasastra dan ringkasan-ringkasannya, lihat deskripsi naskah FSUI/CS.54.
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CS.57-B 31.04
Naskah  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>