Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 61 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Galingging, Yusniaty
"Penelitian ini bertujuan memperoleh data empiris tentang penerjemahan pronomina persona bahasa Inggris ke bahasa Indonesia, khususnya persona insan yang ditemukan dalam novel Debar Hati. Pronomina persona merupakan kategori kelas kata yang dimiliki tiap bahasa. Bahasa Inggeris dan bahasa Indonesia membagi kategori persona dengan cara yang sama, tetapi perbedaan pronomina dalam kedua bahasa ini juga sangat besar. Oleh karena itu, penelitian ini akan melihat kesepadanan apa yang ada dalam kedua bahasa itu dan bentuk apa raja yang digunakan dalam terjemahannya.
Pronomina persona insan yang digunakan dalam penelitian ini dibatasi pada pronomina persona kasus subjektif dan objekti£ Semua pronomina persona yang termasuk dalam ketentuan tersebut berjumlah 14.099. Terjemahan pronomina persona yang paling sering digunakan masih dalam kelompok pronomina sebanyak 8618. Pronomina persona yang diterjemahkan menjadi pronomina ada yang berkategori sama, seperti pronomina persona menjadi pronomina persona dan ada yang berkategori berbeda, misalnya menjadi pronomina penunjuk. Pronomina persona insan yang diterjemahkan menjadi pronomina persona ada yang menggunakan kategori persona yang sama dan ada yang menggunakan kategori persona yang berbeda, seperti persona pertama menjadi persona pertama atau persona pertama menjadi persona kedua. Persona yang paling banyak digunakan dalam novel ini adalah persona ketiga dan persona ini paling sering diterjemahkan menjadi pronomina (4283) dan nama diri (3069).
Metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Semua pronomina yang memenuhi ketentuan dikumpulkan dan demikian juga terjemahannya. Hasil terjemahan ini kemudian dikelompokkan berdasarkan kesamaan-kesamaan yang dimiliki pronomina tersebut. Selanjumya, basil terjemahan itu dianalisis berdasarkan gejala-gejala yang ditemukan pada terjemahannya.
Dalam penelitian ini tidak ditemukan kesepadanan leksikal atau kesepadanan formal. Pronomina persona yang ada diterjemahkan berdasarkan makna yang dimilikinya dari konteks tempat pronomina itu digunakan. Dan semua pronominal persona yang ada pada TSu mempunyai padanan dalam TSa. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa ada kesepadanan makna antara pronomina bahasa Inggris dan pronomina bahasa Indonesia.
Dalam hal bentuk, terjemahannya bermacam-macam, seperti nama diri sebanyak 3648, istilah pekerjaan/profesi sebanyak 43, istilah kekerabatan sebanyak 81, epitet 108 dan padanan nol (0) sebanyak 1682."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Ketut Darma Laksana
"ABSTRAK
Kajian terhadap tajuk bermajas dalam surat kabar berbahasa Indonesia dimaksudkan untuk menemukan hubungan antara struktur gramatikal dan semantik--pragmatik sebagai refleksi dari karakteristik tajuk. Sumber data berupa enam buah surat kabar: lima dari surat kabar yang berskala nasional yakni Kompas, Suara Pembaruan, Suara Karya, Berita Buana, dan Merdeka; dan satu dari surat kabar kota yakni Pas Kota. Tujuan penelitian ini adalah mengungkapkan segi stilistik dan gramatikal majas, cara pemahaman, dan fungsinya pada tajuk.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini merupakan perpaduan dari ancangan stilistik dan ancangan gramatika. Ancangan stilistik sendiri diperoleh dari perpaduan tiga macam teori: semantik, pragmatik, dan kognitif. Teori semantik dimanfaatkan untuk mengungkapkan bentuk majas yang dicirikan oleh kesamaan fitur semantik; teori pragmatik dimanfaatkan untuk mengungkapkan bentuk majas yang tidak dicirikan oleh kesamaan fitur semantik karena penciptaannya sudah keluar dari pola yang ada (sistem); dan teori kognitif dimanfaatkan untuk menjelaskan tema-tema ungkapan majasi. Selanjutnya, ancangan gramatika didasarkan pada teori gramatika fungsional. Teori gramatika fungsional --.tersebut dipandang dapat menjelaskan pola gramatikal tajuk karena tajuk hakikatnya adalah sebuah kalimat teks.
Perpaduan antara ancangan stilistik dan ancangan gramatika itu menghasilkan salah satu temuan yaitu bentuk majas, dalam hal ini metafora, yang salah satu unsurnya berfungsi sebagai pengekspresif makna. Temuan lainnya dapat dikemukakan berikut ini.
Penelitian terhadap lima ratus tajuk bermajas menghasilkan simpulan bahwa kategori majas perbandingan lebih tinggi frekuensi pemakaiannya dibandingkan dengan majas pertautan, yakni dalam perbandingan 420:80 (84%:15%). Di antara kategori majas perbandingan itu dapat diketahui pula bahwa subkategori metafora menempati posisi teratas, yakni 370 buah (74%); kemudian personifikasi dan perumpamaan masing-masing: 18 buah (3,60%) dan 32 buah (6,40%). Sementara itu, pada metafora, pola pemakaian Tb-Mt (metafora predikatif) menduduki posisi paling tinggi, yakni 220 buah (59,46%). Dua pola lain yaitu Tb-Pb (metafora nominal) dan gala Pb-Mt (metafora kalimat) masing-masing: 115 buah (31,08%) dan 35 buah (9,46%). POla Pb-Mt (metafora kalimat) tersebut'digolongkan dalam metafora inovatif. Pada metonirmia, pola Pu-OTu lebih tinggi frekuensinya daripada pola Tu-Pu; dalam perbandingan 42:18 (70%:30%).
Makna suatu ungkapan majasi--terutama yang tergolong dalam bentuk inovatif--hanya dapat dipahami berdasarkan prosedur rekonstruksi makna, baik dengan bantuan kebahasaan maupun bantuan luar kebahasaan. Berdasarkan rekonstruksi makna ungkapan majasi itu, secara garis besar, dapat dikelompokkan dua tipe makna, yaitu makna bahasa dan makna budaya dengan perbandingan frekuensi 370:130 (74%:26%).
Analisis fungsi majas pada tajuk menghasilkan simpulan yang berikut: pertama, majas sebagai penghemat ruang dalam Surat kabar; kedua, majas sebagai penarik minat pembaca; dan ketiga, majas dapat mengkongkretkan hal yang diungkapkan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widhyasmaramurti
"Setiap orang, saat menjalani hidupnya tidak pernah terlepas dari emosi. Emosi, atau rasa hati, juga dapat diartikan sebagai bentuk rasa takut, marah, cinta, dan lain-lain (Eysen, 1975: 321). Adapun rasa marah, dapat berupa rasa ketidaksukaan, ketidakpuasan, antipati, sakit hati, ataupun benci yang timbal dalam diri seseorang."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2002
S11706
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hamzah
"This research analyses utterances produced by English speakers who interact via computers in chat rooms, chat.yahoo.com. This study is aimed at investigating how the participants interact and develop topics under computer-mediated constraints.
The data consist of corpus containing sequenced-postings produced by multi-participants in Lobby, part of the chat room regarded as a public domain. Conversation Analysis Model introduced by Birmingham School was used for data analysis.
The findings of the study show that the chat has some unique features, which are different from the features of interaction in face-to-face conversation. Those unique features decrease the coherence of the interaction. The linearity of the sequence is disrupted by the presence of initiation without responses and the presence of multi-responses for one initiation. Then, the unity of the interaction is loosened by the absence of organizational exchanges or the presence of less discourse markers tying up explicitly the interaction units in each rank of the interaction. After that, the immediacy relationship between elements of adjacency pairs is loosened by the presence of other utterances between them. Finally, the structure of the utterance is loosened by the fragmentation of the utterance into smaller units and the positioning of those units in the different postings.
The chat has several unique features of interaction strategies that may decrease the coherence of the interaction and differ them from those in face-to-face interaction. First, the one person speak in one time rule is not applicable in the chat since who is currently speaking cannot be identified. Second, the competitive nature of the interaction requires an adjustment of the strategy for managing the turn. It is not necessary for the chatters to hold the turn; instead they have to send repetitive postings to maintain their presence. Finally, turn-taking strategies are very limited in the chat interaction. The strategy for taking the turn is limited to clean strategy and the strategy for yielding the turn is limited to the use of selection (turn design) and give-up strategies.
The topic introduction and closing in the chat is not so different from those in the face-to-face interaction. The topic development displays unique structure, in that the chat may produce parallel topics. The parallel topic is resulted by the introduction of a new sub-topic while the discussion of the existing topic still in progress. Another specification of topic development is the rapid progress of the topic change in the chat.
The uniqueness of the interaction and topic development in the chat is attributable to the lack of physical presence and voice as well as to the machine related constraints.
(For further information about this dissertation, contact: hamzahhs@yahoo.com)"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2005
D535
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afdol Tharik Wastono, promotor
"The aim of this study is to reveal and explain the paradigmatic sense relations of identity, inclusion, and oppositeness in the Arabic language. In this study I will attempt to see this paradigmatic sense relations of the Arabic language from the tradition of Arabic semantics and Western tradition point of view as well in order to see to what extent the tradition of the Arabic semantics could be related to the non-Arabic semantics (Western semantics).
In this study I will follow the theories and views presented by the Arabic experts in semantics who have already studied about the paradigmatic sense relations namely Anis (1965), Ya?cob (1982), Umar (1982), Al-dayah (1986), and Abu Syarif (1982). Besides, I will also follow theories that are related to the discussion from the non-Arabic experts in semantics namely Lehrer (1974), Leech (1977), Palmer (1983), Lyons (1996), and Cruse (2004).
We use the fusha Arabic language used in the Holy Qur'an as resources of data. The research method used to analyze resources of data is analysis of meaning relation used by either Arabic or non-Arabic experts in semantics.
The study about meaning relation of identity or synonymy (Al-tara: duf) shows that the relation in the Arabic language has not been classified in detail since in the tradition of the Arabic semantics, synonymy is only seen from the motivation point of view. Meanwhile, classification from the level of similarity is not done (for example absolute synonymy, prepositional synonymy, and near synonymy) such as classified by Cruse (2004). However, in the tradition of Arabic semantics, there is a term called Al-?itnab, the meaning strengthening by giving a long statement, as a part of the study of Al-bala:gah This is actually a part of Arabic synonymy.
During this time, in the tradition of the Arabic semantics, the study about paradigmatic relations of inclusion and the study of synonymy in the Arabic language overlaps one another. Meanwhile, hyponymy and meronymy as a subclassification of inclusion relation are not found in the Arabic semantics. Paradigmatic relations of inclusion in the Arabic semantics appears in the form Al-?it-nab, either as a form of hyponymy or meronymy.
The study about paradigmatic relations of opposition (Al tada:d) in the Arabic language such as synonymy is only seen from the motivation point of view. By following the Western theories, relations of opposition in the Arabic language can appears in the form of complementary opposites, antonymy opposites, and directional opposites. To analyze relations of opposite, the tradition of Arabic semantics refers to what is called al-di:d or contranymy. Beside Al-di:d, contranymy in the Arabic language appears in the form of Al-tagli:b, contranymy that has dualis grammar. Besides, the tradition of Arabic semantics has the use of opposite relation in a verse of the Holy Qur'an, namely Al-tiba:q and Al-muqa:balah Al- tiba:q is a contrast pair that appears at the same time in a verse of the Holy Qur'an. Meanwhile, Al-muga:balah is a contrast that appears in the beginning of a sentence and another contrast appears as a balance of the contrast of the first sentence."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2005
D546
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zuraida Safrina
"Salah satu bentuk telaah linguistik atas sebuah karya sastra adalah stilistika. Studi ini membicarakan gaya bahasa seorang pengarang dalam mengekspresikan dirinya dan bagaimana ia memakai gaya tersebut untuk mendapatkan efek estetik dari karyanya. Telaah stilistika dapat dilakukan dalam berbagai tataran misalnya tataran fonologis, gramatikal dan leksikal. Dapat pula berupa telaah yang mencakup aspek-aspek verbal, sintaksis rnaupun semantik. Di sini akan di batasi dalam tataran leksikal yang dipersempit dalam kolokasi leksikon. Obyek yang menjadi korpus penelitian adalah The Purloined Letter karya Edgar Allan Poe dan The Third Floor Flat karya Agatha Christie yang keduanya adalah cerita detektif. Adapun unsur kebahasaan yang akan aiteliti adalah kolokasi kata-kata dan frase-frase yang mendukung alur cerita. Dalam hal ini yang dilihat adalah kata dan frase yang mengungkapkan kedetektifan cerita tersebut dan bagaimana kata-kata tersebut berkolokasi satu sama lain. Untuk analisisnya dipakai teori yang dikemukakan oleh M.A.K. Halliday mengenai kaidah kolokasi. Dari analisis yang telah dilakukan, ternyata dalam kedua korpus penelitian kaidah kolokasi yang terbanyak ditemui adalah kaidah asosiasi ide dan synonyms and near synonyms. Kaidah asosiasi ide dipakai dalam menginterpretasi sebuah karya terutama cerita-cerita detektif, Dengan proses interpretasi ini pembaca akan dapat melihat kejelasan cerita detektif tersebut. Selain itu pembaca juga dapat melihat banwa hal ini dipakai pengarang untuk menahan misteri. Sedangkan synonyms and near synonyms dipakai oleh pengarang untuk menghindari pengulangan-pengulangan sehingga cerita tersebut tidak kering dan membosankan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S13948
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Damanik, Imelda Pasha
"Dalam skripsi ini, saya melakukan penelitian terhadap artikel berita utama pada surat kabar Jerman Bildzeitung. Fokus penelitian saya adalah menganalisis koherensi tematis dalam artikel berita utama dari aspek tekslinguistik dan aspek semantis. Skripsi ini terdiri atas empat bab. Dasar teori yang digunakan pada skripsi ini adalah teori teks dan koherensi Brinker, teori makna Blanke, serta teori teks jurnalistik Luger. Data yang digunakan adalah artikel-artikel berita utama mengenai perang antara Irak dan Amerika yang terdapat dalam surat kabar Jerman Bildzeitung. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa koherensi tematis dalam artikel berita utama mengenai perang antara Irak dan Amerika yang terdapat dalam surat kabar Jerman Bildzeitung dibangun dengan baik, meskipun Bildizeitung merupakan surat kabar yang menekankan tampilan beritanya (seperti tampilan gambar dalam ukuran besar). Tampilan gambar dalam surat kabar Bildzeitung memiliki pesan penting dalam membangun makna asosiatif. Makna referensial dan makna asosiatif dari setiap kata atau kalimat membantu terbentuknya koherensi tematis. Selain itu, pilihan kata yang sesuai dengan tema juga turut membantu terbentuknya koherensi tematis."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2003
S14628
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
London : MIT Press, 1992
302.2 INT
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
New York : Routledge, 1997
420.141 WOR
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Suranta Abd. Rahman
Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 1996
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7   >>