Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
N. Sri Widada
Abstrak :
Jumlah perokok di Indonesia terus menunjukkan peningkatan bukan saja pada pria melainkan juga pada wanita dan remaja usia sekolah. Satu batang rokok bila dibakar akan menghasilkan banyak sekali bahan kimia beracun yang diantaranya adalah nikotin dan tar. Bahan kimia dalam asap rokok telah diketahui menyebabkan berbagai penyakit pada paru, saluran pernapasan, jantung, pembuluh darah, dan gangguan pada janin. Beberapa penelitian menemukan efek buruk rokok terhadap metabolisme lemak yang bisa menjadi awal mulainya gangguan fungsi kardiovaskuler. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui risiko terjadinva dislipidemia/perubahan kadar profil lipid darah pada perokok. Populasi pada studi potong lintang ini adalah pria dewasa yang berkunjung ke laboratorium klinik/rumah sakit dalam rangka medical check up. Kriteria inklusi sample adalah pria dewasa, telah puasa 12-16 jam sebelumnya. Sedangkan kriteria eksklusinya adalah hypertensi, diabetes mellitus, pernah mengalami gejala penyakit jantung koroner, sedang dalam pengobatan atau perawatan dokter, mengkonsumsi alkohol. Variabel yang diamati adalah perilaku merokok, umur, indeks masa tubuh, aktifitas fisik, konsumsi makanan, lamanya merokok, jenis rokok, dan jumlah rokok rata-rata yang diisap dalam satu hari. Responden yang diamati berjumlah 435 orang pria dewasa terdiri dari 215 orang perokok dan 220 orang bukan perokok. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata kadar kolesterol total, LDL dan trigliserida pada perokok lebih tinggi daripada pria yang bukan perokok, sedangkan rata-rata kadar HDL pada perokok lebih rendah dibandingkan yang bukan perokok. Setelah dilakukan analisis Regresi Logistik Ganda pada α 0.05 ditemukan adanya hubungan yang signifikan antara kejadian dislipidemia dengan perilaku merokok (p < 0.05). Estimasi risiko terjadinya dislipidemia pada perokok ringan sebesar 2.7 kali dibandingkan pada pria yang bukan perokok (CI 95% OR : 1.631 - 7,080, p = 0.001) setelah faktor-faktor lain yang berhubungan dikendalikan. Perokok berat mempunyai risiko mengalami dislipidemia sebesar 6.1 kali lebih besar dibandingkan yang bukan perokok (CI 95% OR : 3.300 - 18.525, p = 0.000) setelah faktor-faktor lainnya dikontrol. Faktor yang ditemukan sebagai variabel pengganggu yang signifikan dalam mempelajari hubungan perilaku merokok dan dislipidemia adalah konsumsi makanan, aktifitas fisik dan indeks masa tubuh.
Analysis of Smoking Habit in Connection with Dislipidemia on Men which has Medical Check up in Jakarta year of 2002The amount of smokers in Indonesia keeps showing an ascending rate, not only for men, either on women and school age teenagers. If a cigarette gets light, it will produce a lot of poison chemical materials among other things nicotine and tar. Chemical materials in cigarette smoke known has a capability causing disease to lung, breathing canal, heart, blood vessels, and fetus. Some studies found cigarette had a bad effect on fat metabolism that can cause cardiovascular defective function. This study purpose is to discover the risk for dislipidemia/blood lipid profile level changes on smoker. Populations on this cross-sectional study are men who visit clinical laboratory / hospital laboratory to have a medical check up. Sample inclusion characteristics are adult men and fasting (12 - 16 hours before). Whereas exclusion characteristics are hypertension, diabetes mellitus, heart disease symptom history, on a medical care period, or consume alcohols. Observed variables are smoking habit, duration smoke, kind of cigarette, average number of cigarettes smoked per day, age, body mass index, physical activity, food intake and genetic. The total number of observed respondent is 435 adult men consist of 215 smokers and 220 non smokers. Result of the study shows average cholesterol total level, LDL, and triglyceride on smokers higher than non smokers, whereas HDL average level on smokers lower than non smokers. After having Multiple Logistic Regression analysis on α 0.05 there was significant interconnections between dislipidemia and smoking habit (p < 0.05). The light smokers, who smoked less than 12 cigarettes per day had estimation risk (odds ratio) for dislipidemia 2.7 times compared with non smokers (CI 95 % Odds Ratio : 1,631 - 7.080, p = 0.001) after related factors controlled. Heavy smokers, who smoke more than 12 cigarette per day had risk for dislipidemia 6.1 times higher than in the non smokers (CI 95 % Odds ratio: 3.300 - 18.525, p = 0.000) after related factors controlled. The significant confounding variable found in studying interconnection between dislipidemia and smoking habit are food consumption, physical activity and body mass index.
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T 10815
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
[Dislipidemia didefinisikan sebagai kelainan metabolisme lipid yang menyebabkan kelainan konsentrasi fraksi lipid dalam darah. Profil lipid yang abnormal dapat menyebabkan aterosklerosis sehingga meningkatkan resiko terjadinya penyakit kardiovaskular. Prevalensi dislipidemia beberapa tahun terakhir terus meningkat dan dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti faktor demografis dan faktor gaya hidup. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi dislipidemia di Kelurahan Kayu Putih, Jakarta Timur dan hubungannya dengan faktor demografis seperti usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan pekerjaan serta faktor gaya hidup seperti kebiasaan merokok dan aktivitas fisik. Studi ini menggunakan desain cross-sectional. Pengambilan data dilakukan pada bulan Maret 2011 di Klinik Dokter Keluarga Kayu Putih. Data diperoleh dengan melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan tes profil lipid untuk warga Kelurahan Kayu Putih berusia minimal 17 tahun. Kriteria untuk diagnosis dislipidemia didasarkan pada klasifikasi NCEP ATP III. Analisis asosiasi dislipidemia dengan faktor terkait dilakukan dengan menggunakan Chi-square test dan Fischer’s exact test. Dari 78 responden, didapat prevalensi dislipidemia di Kelurahan Kayu Putih sebesar 26,9%. Dari seluruh responden, 24,4% dikategorikan sebagai hiperkolesterolemia dan 4,1% dikategorikan sebagai hipertrigliseridemia. Uji chi-square menunjukkan bahwa dyslipidemia memiliki hubungan yang signifikan dengan gender (p = 0,011) sedangkan hubungan dyslipidemia dengan faktor-faktor lain yang diteliti tidak menunjukkan hubungan yang bermakna. Prevalensi dislipidemia di Kelurahan Kayu Putih lebih tinggi bila dibandingkan dengan prevalensi dyslipidemia di Jakarta pada tahun 1993. Edukasi kesehatan dan program olahraga rutin sebaiknya dicanangkan untuk meningkatkan pengetahuan dan kondisi kesehatan warga Kelurahan Kayu Putih., Dyslipidemia is defined as an abnormality of lipid metabolism that resulted in an abnormal lipid fraction concentration in the blood. An abnormal lipid profile poses a high risk to the development of atherosclerosis therefore increases the individual for having cardiovascular diseases. The prevalence of dyslipidemia itself elevates over the years and suggested to be contributed by multiple factors including demographic factors and lifestyle factors. This study aims to investigate the prevalence of dyslipidemia in Kelurahan Kayu Putih, East Jakarta and relating it to demographic factors such as age, gender, level of education, and occupation also lifestyle factor such as cigarette smoking habit and physical activity. This cross-sectional study design was conducted in March 2011 in Klinik Dokter Keluarga Kayu Putih. Data were obtained by history taking, physical examination, and lipid profile tests to citizens of Kelurahan Kayu Putih aged 17 and above. The criteria for the diagnosis of dyslipidemia itself are based on NCEP ATP III classification. Analysis of the association of dyslipidemia to its related factors is calculated using Chi-square test and Fischer’s exact test. Among 78 respondents, the prevalence of dyslipidemia in Kelurahan Kayu Putih was 26.9%. Out of all respondents, 24.4% were categorized as hypercholesterolemia and 4.1% were categorized as hypertriglyceridemia. Chi-square test revealed that dyslipidemia is associated with gender (p=0.011) while the associations to other factors studied were insignificant. In conclusion, the prevalence of dyslipidemia in Kelurahan Kayu Putih was higher compared to the prevalence of dyslipidemia in Jakarta in 1993. Health educations and a routine physical activity program should be encouraged to improve knowledge and health status of the population of Kelurahan Kayu Putih.]
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maharani Sukma Pratiwi
Abstrak :
ABSTRAK
Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lemak dalam plasma, yang menjadi faktor risiko dari berbagai jenis penyakit. Prevalensi dislipidemia di Jakarta, cenderung meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran dan hubungan antara dislipidemia, faktor demografi usia, dan jenis kelamin , faktor predisposisi IMT, RLPP, lingkar perut, hipertensi, DM, tingkat stres , serta faktor perilaku kebiasaan merokok para pekerja perusahaan migas x di Jakarta Pusat. Desain penelitian adalah cross sectional, menggunakan data pemeriksaan kesehatan 2016 dan wawancara terstruktur dengan kuesioner kepada 88 responden. Pengambilan data dilakukan bulan Oktober hingga Desember 2016. Analisis yang dilakukan adalah univariat, dan bivariat uji chi square, dan regresi logistik . Hasil analisis menunjukkan, persentase dislipidemia di perusahaan migas x sebesar 83 , kelompok usia 24-33 tahun sebesar 46,6 , kategori gemuk berdasarkan IMT sebesar 68,2 , kategori berisiko berdasarkan RLPP sebesar 77 pada laki-laki dan sebesar 63 pada perempuan, kategori berisiko berdasarkan lingkar perut pada laki-laki sebesar 70,5 dan pada perempuan sebesar 37 , menderita hipertensi sebesar 10,2 , pra-hipertensi sebesar 54,5 , menderita DM sebesar 20,5 , mengalami stres sebesar 53,4 , dan responden tidak merokok sebesar 50 . Hasil analisis bivariat menunjukkan terdapat hubungan bermakna secara statistik antara RLPP OR=4,071 95 CI: 1,281-12,936 , lingkar perut OR=8,696 95 CI: 2,236-33,816 , dan tingkat stres OR=3,942 95 CI: 0,520-34,710 dengan dislipidemia.
ABSTRACT
Dyslipidemia is an abnormalities of fat metabolism in plasma, which became risk factors for various diseases. The prevalence of dyslipidemia in Jakarta, tends to increase. The aim of this study is to understand the relation of dyslipidemia and its various factor, demographic factors age, and sex , predisposing factors BMI, WHR, abdominal circumference, hypertension, DM, stress level , and behavioral factors smoking habit of oil and gas company workers in Central Jakarta.The study design used cross sectional, using 2016 medical check up data and structured interview with questionnaire to 88 respondents. Data were collected from October to December 2016. The analyzes were univariate and bivariate chi square test and logistic regression .The results showed that percentage of dyslipidemia in company x was 83 , age group 24 33 years 46,6 , fat category based on BMI 68,2 , risk category based on WHR of 77 in males and 63 in females, the risk category based on abdominal circumference in males was 70.5 and in females 37 , hypertension was 10,2 , pre hypertension was 54,5 , DM was 20, 5 , experiencing stress was 53,4 , and non smoker was 50 . The results showed that there was a statistically significant relationship between WHR OR 4,071 95 CI 1,281 12,936 , abdominal circumference OR 8,696 95 CI 2,236 33,816 and stress level OR 3,942 95 CI 0,520 34,710 with dyslipidemia.
2017
S68268
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Betri Anita
Abstrak :
Sindrom metabolik mempakan sekumpulan gangguan metabolik yang dialami seseorang, meliputi obesitas, dislipidemia (rendahnya kadar I-IDL kolestcrol dan tingginya kadar trigiliserida), gangguan metabolisme glukosa serta hipertensi, yang dapat meningkadcan risiko tcrhadap pényakit kardiovaskuler. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi dan hubungan antam karalcteristik individu, asupan makan dan faktor lainnya terhadap sindrom metabolik pada pegawai negeri sipil (PNS) yang mengikuti pemeriksaau kesehatan di Rumah Sakit Balcd Yudha Kota Depok. Studi potong lintang ini berlangsung pada bulan Mamet-Mei 2009, menggunakan data sekunder terhadap 164 responden dari RS Bakti Yudha, meliputi data kadar kolesterol total, HDL kolesterol, trigliserida diukur dcngan metode enzimatik colorimen-ik, kadar gula darah puasa menggunakan glucose dehydrogenase oxidize phosphate (GO D-PAP). Tekanan darah diukur dengan Nova Presameter air raksa (manual) can IMT mmggumim mocks BB/TB2 Bam badan dan finggi badan cliukur menggunakan alat Weighing Machine Mode? ZT-I20. Untuk data primer meliputi karakteristik responden, kebiasaan merokok, kehiasaan olahraga, dan riwayat penyaldt keluarga, diperoleh melalui wawancara menggunakan kuesioner. Asupan makan dan pola konsumsi makanan indeks glikemik tinggi diperoleh melalui wawancara menggunakan food recall lx 24 jam dan food jiequency questionnaire. Analisis data dengan uji kai kuadrat, uji T- independcn Lmtuk analisis bivariat dan regrcsi logistik ganda model prediksi untuk analisis multivariat. Hasil siudi menunjukkan prevalensi sindrom metabolik sebesar 23,8%. Hasil analisis multivariat model prediksi diperoleh ada hubungan antara umur (p value =0,027 95% CI l,l 1-5,55), kadar total kolestcrol (p value =0,o4s 95% Cl 1,01- 2l,48), kebiasaan olahraga (p value =0,010 95% CI 1,50-20,26) dan pola konsumsi makanan indeks glikemik tinggi (p value =0,009 95% CI 1,31-6,59) dengan kejadian sindrom metabolik. Faktor paling dominan berhubungan dengan sindrom metabolik adalah olahraga, dengan nilai OR = 5,5, dapat diartikan rcsponden yang tidak olahraga berisiko sebesar 5,5 kali uniuk rnengalami sindrom metabolik dibandingkan responden yang berolahraga setelah dikontrol oleh umur, kadar kolesterol total dan iiekuensi konsumsi makanan indeks glikemik.
The metabolic syndrome is a constellation of metabolic disturbances in persons, it typically includes obesity, dyslipidemia (characterized by reduced HDL cholesterol and elevated triglyceride concentration), elevated fasting glucose and raised blood pressure which increase the risk of developing cardiovascular disease. The objective of this study was to assess prevalence of metabolic syndrome and the associations between individual characteristic, dietary intake and the other related factors to metabolic syndrome among civil servant who attended health examination at Balcti Yudha Hospital Depok City. Cross sectional study conducted in March - May 2009. This study used secondary data fiom 164 subject at Bakti Yudha Hospital which included information of cholesterol total, HDL cholesterol, triglyceride concentration using the enzymatic colorimetric method, fasting glucose using glucose dehydrogenase oxidize phosphate (GO D-PAP). Blood pressure were measured with a standard mercmy sphygmomanometer and BMI expressed in weight/height (kg/mz). Weight and height was measured use Weighing Machine Model ZT-120. Primary data such as characteristic of study participants, smoking habits, physical exercise dan family history of disease, was obtained from interview by using questiormaire guidelines. Dietary intake and high glicemic index dietary habits data 'dom 24-h recall and food frequency questionnaire. Statistical analysis used were chi-square, independent T-test for bivariate analysis and multiple logistic regression prediction model for multivariat analysis. The results of study shows prevalence of metabolic syndrome was 23,8%. From multivariat analysis results, age (p value =0,027; 95%CI 1,11-5,55), total cholesterol (p value =0,048; 95%CI 1,01-2I,48), physical exercise (p value =0,0l0; 95%CI l,50~20,26) and high glicemic index dietary habits (p value =0,009; 95%CI 1,31-6,59) was assocciated with syndrome metabolic. Dominant factor was assocciated with syndrome metabolic is physical exercise and largest OR = S,5, means that the respondents who do not physical exercise have risk of 5,5 times for the metabolic syndrome than respondents do physical exercise, after controlling age, total cholesterol and high glicemic index dietary habits.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
T32086
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suryono Winarto
Abstrak :
Hubungan antara kadar lemak kolesterol dan trigliserida darah dan penyakit jantung koroner yang telah banyak dilaporkan akan tetapi pengukuran kadar kolesterol dan trigliserida saja tidak memberikan gambaran yang jelas mengenai prognosis dan hasil terapi pada penderita jantung koroner. Penelitian ini bertujuan membandingkan profil lipid pria dan wanita sehat, membandingkan profil lipid pasien infark miokard akuta dengan profil lipid orang sehat ; mencari hubungan antara trigliserida, kolesterol total, HDL- kolesterol dan LDL-kolesterol darah dengan insiden penyakit jantung koroner.
1985
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Dewiyanti
Abstrak :
Dislipidemia merupakan kelainan metabolisme lipid yang menjadi salah satu faktor risiko utama penyakit kardiovaskuler. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan dislipidemia pada kelompok usia dewasa di wilayah Kota Depok (urban) dan Kabupaten Lampung Tengah (rural). Prevalensi dislipidemia yang ditemukan cukup tinggi, yaitu sebesar 48,2% di Kota Depok dan 51,8% di Kabupaten Lampung Tengah. Desain penelitian adalah cross sectional, menggunakan data penelitian Strategi Nasional tahun 2011 dengan 372 sampel. Indeks Massa Tubuh (p = 0,014) , obesitas sentral pada laki-laki (p = 0,008), dan obesitas sentral pada perempuan (p = 0,002) memiliki hubungan signifikan dengan dislipidemia. ...... Dyslipidemia is a disorder of lipid metabolism which became one of the major risk factors for cardiovascular disease. This study aims to identify factors associated with dyslipidemia at adult age groups in the city of Depok and Central Lampung regency. The prevalence of dyslipidemia were found to be quite high at 48.2% in Depok and 51.8% in Central Lampung regency. The study design was cross-sectional, using research data of the National Strategy in 2011 with 372 samples. Body mass index (p = 0,014), central obesity in men (p = 0,008), and central obesity in women (p = 0,002) had a significant association with dyslipidemia.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S65279
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library