Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Parmadi Komalajaya
"Latar Belakang: Kejadian Nyeri Punggung Bawah yang muncul tiba-tiba, tidak dapat diprediksi, dan kekambuhan yang dapat sering terjadi berisiko terjadinya ketidaknyamanan serta disabilitas pada pilot yang bahkan dapat meningkatkan resiko inkapasitasi yang dapat mengancam keselamatan penerbangan. Tujuan Penelitian ialah untuk mengetahui hubungan NPB dengan faktor risiko yang dialami oleh pilot fixed-wing penerbangan komersial di Indonesia.
Metode: Studi potong lintang dilakukan pada pilot fixed-wing penerbangan komersial yang melaksanakan pengujian kesehatan di Balai Kesehatan Penerbang pada bulan September-Oktober 2021. Pengumpulan data dilakukan melalui pengisian kuesioner yang telah disiapkan dan melalui rekam medis. Untuk parameter penelitian penentuan nyeri punggung bawah, digunakan kuesioner ODI (Oswestry Disability Index) bahasa Indonesia yang sudah divalidasi pada penelitian lainnya.
Hasil: didapatkan jumlah reseponden sebesar 410 orang, yang terdiri dari 394 responden laki-laki dan 16 responden perempuan. Dari keseluruhan didapatkan 24 responden (5,85%) mengalami NPB. Analisis lebih lanjut menunjukkan faktor jenis kelamin memiliki hubungan yang bermakna terhadap NPB (p = 0,01) dibandingkan dengan faktor lainnya (usia, index masa tubuh, dan total jam terbang).
Kesimpulan dan saran: Penerbang perempuan memiliki resiko lebih besar daripada penerbang laki-laki untuk mengalami NPB, sebaiknya menjaga kondisi tubuh baik dari aktivitas maupun berat badan agar dapat mengurangi resiko terjadinya NPB

Background: The incidence of low back pain that appears suddenly, unpredictable, and often relapses has the risk of discomfort and disability for pilots which can even increase the risk of incapacitation which can threaten flight safety. Aim of this study was to determine the correlation between NPB and its risk factors among fixed-wing commercial flight pilots in Indonesia.
Methods: Cross-sectional study was conducted on fixed-wing commercial flight pilots who conducting medical examination at Civil Aviation Medical Center in September-October 2021. Data collection was carried out through filling out prepared questionnaires and through medical records. For research parameters determining low back pain, the Indonesian language Oswestry Disability Index questionnaire was used which has been validated in other studies.
Results: among 410 respondents, consisting of 394 male respondents and 16 female respondents, 24 respondents (5.85%) experienced LBP. Further analysis showed that gender had a significant relationship with LBP (p = 0.01) compared to other factors (age, body mass index, and total flight hours).
Conclusions and suggestions: Female pilots have a greater risk than male pilots to experience LBP, it is better to maintain their condition both from activity and body weight in order to reduce the risk of LBP.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Isti Surjandari
"Latar Belakang : Pekerja garmen dapat berisiko mengalami nyeri punggung bawah. Nyeri punggung bawah (NPB) dapat menurunkan produktivitas dan dapat menyebabkan disabilitas jangka panjang. Oleh karena itu deteksi dini sangai penting dalam pengendaiiannya. Model prediksi risiko kejadian NPB akibat kerja yang dikembangkan oleh Effendi merupakan instrumen untuk skrining risiko nyeri punggung bawah. Penelitian ini bertujuan mengetahui risiko nyeri punggung bawah dengan menggunakan model prediksi risiko kejadian NPB dan faktor yang berperan meningkatkan risiko ini. Metode : Penelitian ini menggunakan desain potong linlang dengan jumlah subjek penelitian 384 orang yang didapatkan dengan cara consecutive sampling. Pengumpulan data dilakukan di PT.X yang berada di Jakarta Utara pada bulan Jimi 2011 dengan cara wawancara, pemeriksaan fisik dan pengamatan kerja dengan model prediksi risiko NPB akibat kerja. Data dianalisis secara deskriptif. Hasil: Risiko NPB akibat kezja di garmen PT.X didapatkan sebesar 69,7 % . berdasarkan analisis, terdapal perbedaan risiko yang bermakna antara adanya risiko NPB dengan tidak adanya risiko NPB pada kelompok umur lebih dari 28 tahun dan kurang atau sama dengan 28 tahun (p = 0,000). Komponen model prediksi yang paling berperan adalah faktor olahraga tidak teratur dan postur kerja tidak alamiah. Kesimpulan dan Saran : Risiko NPB akibat kemja di gamien PT.X didapatlean sebesar 69,7 %. Faktor risiko umur merupakan faktor yang berperan meningkatkan risiko nyeri punggung bawah. Perlu dilakukan pelatihan ergonomi tentang posmr keaja yang alamiah khususnya pada pekerja yang berisiko dan menerapkan instrumen model prediksi ini untuk skrining risiko nyeri punggung bawah di industri garmen.
Background and Objectives : Garment workers can be at risk of low back pain. Low back pain (LBP) can decrease productivity and cause long-term disability. Therefore, early detection is important for reducing the risk. The risk prediction model of occupational LBP is a screening model developed by Effendi. This study aims to determine the risk of LBP in garment of PT .X using this instrument and to comprehend factors that contribute to increase the risk of LBP. Method : This study used cross sectional design with total subject is 383 garment workers obtained by consecutive sampling. The data was collected in PT.X located in North Jakarta in June 2011 by interview, physical examination and working observation using the risk prediction model of occupational LBP. Data collected was analyzed descriptively. Result : The risk of occupational LBP in garment of PT .X is 69,7 %. There is significant difference between the risk of occupational LBP and no risk of occupational LBP in workers aged over 28 years and less than or equal to 28 years (p=0,000). Irregular exercise and unnatural working posture are the major role of the components of the risk prediction models of occupational LBP to determine the risk of occupational LBP in garment of PT X. Conclusion and Suggestion : The risk of occupational LBP in garment of PT.X is 69,7 %. Age is a risk factor which contributes for increasing the risk of occupational LBP. It is important to conduct ergonomic training emphasizing on natural working posture particularly for workers who are at risk. The risk prediction model of occupational LBP can be applied for screening of occupational LBP in garment industry."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
T32305
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Prasetyowati
"Pendahuluan: Data epidemiologi menunjukkan tingginya angka kejadian nyeri punggung bawah non spesifik akibat duduk pada kursi yang tidak sesuai ukuran antropometri tubuh. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh cara penentuan ukuran kursi ergonomis pelajar perempuan SMU. Metode: Penelitian ini menggunakan desain randomized controlled trial mengikutsertakan 80 pelajar perempuan di 3 SMU negeri di Jakarta Pusat. Hasil randomisasi terdapat 40 subjek kelompok kursi ergonomis dan 40 subjek kelompok kontrol. Kelompok kursi ergonomis mendapat kursi baru sesuai dengan antropometri tubuh yaitu kursi kecil, sedang dan besar, sedangkan kelompok kontrol mendapat kursi lama yang selama ini digunakan. Derajat nyeri, perubahan kinematika dan tegangan otot selama 12 minggu. Hasil: Prevalensi nyeri punggung bawah non spesifik sebanyak 68 %. Cara penentuan ukuran kursi ergonomis pelajar perempuan SMU yang menggunakan patokan Minimal 2 Sama. Pasca pemberian kursi ergonomis selama 12 minggu terdapat perbedaan derajat nyeri (VAS), perubahan kinematika (fleksi lutut, plantar fleksi pergelangan kaki) dan tegangan otot para lumbal (algometer, EMG Biofeedback) yang bermakna antara kelompok kursi ergonomis dan kelompok kontrol. (p = 0,000 untuk kelompok kursi ergonomis). Simpulan: Didapatkan cara penentuan ukuran kursi ergonomis pelajar perempuan SMU. Pemberian kursi ergonomis selama 12 minggu dapat menurunkan derajat nyeri, meningkatkan perubahan kinematika fleksi lutut, menurunkan perubahan kinematika pergelangan kaki dan tegangan otot para lumbal.

Background: Epidemiological evidence showed the higher insidens of non specific low back pain that is caused by sitting on the mismatch chair with junior high school antropometric. Objective: This study objective to obtain determining the size of the ergonomic chair on non specific low back pain in female student of junior high school. Methods: A randomized control trial was conducted on 80 female students of the 3 junior high schools in central of Jakarta. The subject were randomized to the ergonomic group receiving the ergonomic chair are small, medium and large, and the control group receiving the mismatch chair that used in everyday. The number of subjects in the ergonomic group were 40 subjects and the control group 40 subjects. The degree of pain, kinematics altered and para lumbal muscle tension were measured in 12th weeks. Results: The prevalence of the non specific low back pain is 68 %. Determining the size of an ergonomic chair high school female students who use the benchmark of at least 2 equal. After 12 weeks the degree of pain (VAS), kinematics altered (knee flexion, ankle plantar flexion) and para lumbal muscle tension (algometer, EMG Biofeedback) were significantly difference between the ergonomic group and the control group (p = 0,000 for the ergonomic group). Conclusion: This study demonstrates that using of the ergonomic chair for 12 weeks has an effects by reduction of the degree of pain, increasing knee flexion, decreasing ankle plantar flexion and reduction of para lumbal muscle tension."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yosephine Roma Intan
"Pandemi COVID-19 menyebabkan diterapkannya kebijakan bekerja dari rumah atau work from home (WFH) hampir di seluruh dunia. Diketahui bahwa WFH berkaitan dengan timbulnya gangguan muskuloskeletal pada pekerja, salah satunya adalah nyeri punggung bawah atau low back pain (LBP). Secara global, LBP menjadi penyebab terjadinya 60,1 juta kasus tahun hidup dengan kecacatan (YLDs) pada tahun 2015, juga diestimasikan sekitar 568,4 juta kasus kejadian LBP secara global pada tahun 2019. Berdasarkan situasi ini, peneliti tertarik untuk meneliti prevalensi kejadian LBP pada pekerja kantoran di masa pandemi COVID-19 sebagai dampak dari penerapan kebijakan WFH di berbagai negara menurut usia, jenis kelamin, dan aktivitas fisik. Penelitian ini dilakukan menggunakan desain studi systematic review dengan panduan PRISMA (Preferred Reporting Items for Systematic review and Meta-Analyse Protocols). Sampel diperoleh dari basis data yang dilanggan oleh Universitas Indonesia, diantaranya Science Direct, Proquest, Scopus, Ebsco, Embase, dan Cambridge Core yang dipublikasikan pada tahun 2020 hingga 2022. Sebanyak 5 artikel literatur ditinjau pada penelitian ini. Prevalensi LBP pada pekerja kantoran pada masing-masing artikel, diantaranya sebesar 42,82% ; 67,68%; 41,2% ; 4,1% ; dan 21%. Faktor risiko yang berhubungan dengan LBP diantaranya; usia, jenis kelamin, aktivitas fisik, faktor ergonomi, faktor lingkungan kerja yang kurang memadai, seperti suhu, kelembaban udara, pencahayaan, serta kebisingan, dan durasi kerja.

The COVID-19 pandemic has led to the implementation of work from home (WFH) policies almost worldwide. It is known that WFH is associated with the onset of musculoskeletal disorders in workers, one of which is low back pain (LBP). Globally, LBP being the cause of the occurrence of 60.1 million cases of living with disability (YLDs) in 2015, it is also estimated that around 568.4 million cases of LBP occur globally in 2019. Based on this situation, researchers are interested in examining the prevalence of LBP in office workers during the COVID-19 pandemic as a result of implementing WFH policies in various countries according to age, gender, and physical activity. This study was conducted using a systematic literature review with the PRISMA (Preferred Reporting Items for Systematic review and Meta-Analyse Protocols) review. Samples were obtained from databases subscribed to by the University of Indonesia, including Science Direct, Proquest, Scopus, Ebsco, Embase, and Cambridge Core, published from 2020 to 2022. A total of 5 literature articles were reviewed in this study. The prevalence of LBP for office workers in each article is 42.82%; 67.68%; 41.2%; 4.1%; and 21%. Risk factors associated with LBP include; age, gender, physical activity, ergonomic factors, inadequate work environment factors, such as temperature, humidity, lighting, noise, and duration of work."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library