Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 36 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nur Rochman
"Anglz Bayi Bent Lahir Rendah (BBLR) di Indonesia maslh cukup tinggi. Keadaan
BBLR meningkatkan risiko kematian dan kesakitan perinatal & bayi. 'Iujuan penelitian
lmtuk mengetahui lmbnngan antara perawatan antenatal (pemerisaan kohamilan
pertama Kali, frekuensi pemeriksaan, komumsi tablet besi) dan bayi berat _lahtr rendah
dengan mengontrol faktor jenis kelamin bayi, usia ibu melahirkan, pendidikan ibn,
paritas, jarak kelahix-an dan riwayat abortus.
Dinin penelitian adalah kann kontrol tidal; berpadanan menggunakan data has Survei
Demograli dan Kesehatan Indonesia 1997 (SDKI 1997) dengan jnmlah kann 748 dan
kontrol 1496 bayi kelahiran tunggal.
Hasil penelitian menemukan bahwa pemeriksaan kehamilan pertama kali pada trimester
II atau III mempunyai risiko BBLR 1.29 kali sesudah mengontrol usia ibn melahirkan,
pendidikan ibu dan jarak kelahiran. Frelmemi pemeriluaan kehamilan < 4 kali
mempunyai ritiko BBLR 1.81 kali sesudah mengontrol mia ibn melahlrlun dan jarak
kelahiran. Konsumsi < 90 tablet besi mempnnyai rixlko BBLR 189 semdah
mengontrol frekuensi pemeriksaan kehamilan, usia ibn melahirkan, pendidikan ibn dan
jarak kelahiran. Risiko atrlbut pemeriksaan kehamllan pertama kali 225 %, frelmensl
pemeriksaankehami1an44.8 % dan konxnmsitablet besi 47.1 %.
Bordasarkan hasil penelitian disarankan: 1). memantau pengadaan dan diztribusi tablet
best secara teratur 2). menzmbahkan pertanyaan tentang tekanan darah, TB, BB dan
status anemia ibu pada knesioner SDH 3). melaknkan penyuluhan tentang reproduksi
sehat bagi remaja putri dan ibn muda dengan pesan utama usia menikah/melahirkan &
pengatmnan jan-ak kelahiran 4). menganalisis data basil SDIC[terbarn.

Abstract
Low birth weight rate is still high. Low birth weight increased the risk of perinatal and
infant mortality and morbidity. This study aims to know the relation between antenatal
care (first visit, frequency, iron pill consumption) and low birth weight controlling for
infant?s gender, maternal age, maternal education, parity, birth space and history of
abortion. 5
The study design is unmatched case-control nsed Indonesia Demographic and Health
Survey 1997 (IDHS 1997) data wherein 748 cases and 1496 controls were selected among
singleton infants were carried out in IDHS 1997-
This study found: the mother of cases have 1.29 times having first visit at the second or
third trimester of pregnancy compared to the controls controlling for maternal age,
maternal education and birth space. The mother of cases have 1.81 tlmes having visit
frequency less than 4 times compared to controls controlling for maternal age and birth
space. The mother of cases have 1.89 times having iron pill consumption less than 90 pill
compared to the controls controlling for visit frequency, maternal age, maternal education
and birth space. The attributable risk of first visit was 22.5 %, visit freqneudy was 44.8 %
and iron pill consumption was 47.1 %.
This study recommend: 1). to control for the availability and distribution of iron pill 2).
to add other questions into IDRS questionnaire, eg. maternal blood tension, height, weight
and anemia?s status 3). to give informations for girls and young mothers about the
reproduction health with the main messages are marriage age/birth age and birth space
4). to analyze the last IDHS data."
Universitas Indonesia, 2001
T6438
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Pasmawati
"Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah berat badan saat lahir kurang dari 2500 gram, merupakan sindrom kompleks yang mencakup kelahiran premature, bayi kecil untuk usia kehamilan, ( Small for gestational age = SGA) atau kombinasi antara keduanya. BBLR dikaitkan dengan kematian janin dan neonatal serta morbiditas, menghambat pertumbuhan dan perkembangan serta meningkatkan risiko penyakit tidak menular di kemudian hari.
Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh anemia pada ibu hamil terhadap BBLR, dengan desain penelitian case control. Penelitian ini menggunakan data rekam medis RSUD Argamkmur, populasi penelitian ini adalah ibu yang melahirkan bayi di RSUD Arga Makmur, Bengkulu Utara tahun 2017 – 2018. Sampel penelitian terdiri dari 126 ibu yang melahirkan dengan BBLR sebagai kasus dan 126 ibu yang melahirkan dengan BBL normal (> 2500grm) sebagai kontrol.
Hasil penelitian proporsi BBLR dengan ibu hamil anemia trimester III sebesar 46,83%, lebih tinggi di bandingkan dengan proporsi BBL normal dengan ibu hamil anemia trimester III sebesar 34,13%. Nilai OR 1,70 (95% CI: 1,009 – 2.86) Ibu hamil dengan anemia pada trimester III berisiko untuk BBLR 1,70 kali lebih besar dibandingkan dengan ibu hamil trimester III dengan kadar Hb normal.

Low Birth Weight (LBW) is weight at birth less than 2500 grams, is a complex syndrome that includes premature birth, small babies for gestational age (small for gestational age = SGA) or a combination of the two. LBW is associated with fetal and neonatal death and morbidity, inhibits growth and development and increases the risk of future infectious diseases.
The aim of this study is to see the effect of anemia on pregnant women on LBW, with a case control study design. This study used medical records from the Arga Makmur Regional General Hospital (RSUD), the population of this study is mothers who gave birth to babies in Arga Makmur Regional General Hospital (RSUD), North Bengkulu in 2017 - 2018. The sample of this study consist of 126 mothers gave birth with LBW as a case and 126 mothers gave birth with normal birth weight (> 2500grm) as a control.
The results of the study on the proportion of LBW with pregnant women with anemia in the third trimester is 46.83%, higher than the proportion of normal birth weight with pregnant women with anemia in the third trimester of 34.13%. OR 1.70 (95% CI: 1.009 - 2.86) Pregnant women with anemia in the third trimester are at risk for LBW 1.70 times greater than for third trimester pregnant women with normal Hb levels.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T52766
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Berat Bayi Lahir Rendah ( BBLR ) maupun bayi lahir kurang bulan mempakan masalah
utama di negara berkembang tennasuk negara Indonesia. Hal ini tidak terlepas dari
makin tingginya kejadian BBLR dan tingginya angka mortalitas dan morbiditas
perinatal/neonatal. BBLR adalah bayi yang mempunyai berat badan lahir kurang dari
2500 gram. Dampaknya adalah adanya masalah kesulitan beradaptasi dengan
lingkungan diluar rahim. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor - faktor yang
berhubungan dengan kejadian BBLR dengan menggunakan metode deskriptif
korelasional. Penelitian ini mulaj dilakukan pada tanggal 2 Desember 2005 sampai
dengan tanggal 6 Januari 2006, sedangkan analisa data penelitian ini menggunakan
analisa univariat dalam bentuk distribusi frekuensi dan analisa bivariat dengan
menggunakan uji Chi - Square. Responden yang mengikuti penelitian ini sejumlah 70
orang dengan usia antara 14 - 40 tahun, mempunyai bayi BBLR yang masih dirawat di
Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakana. Hasil penelitian didapatkan bahwa faktor -
faktor yang berhubungan kejadian BBLR adalah usia ibu (p value 3 0,017 < 0,05),
dimana semaldn muda usia ibu memiliki risiko 3,67 kali untuk melahirkan bayi BBLR.
Yang kedua tinggi badan ibu (p value : 0,031), dimana ibu yang memiliki tinggi badan
kurang dari 150 cm memiliki risiko 3,20 untuk melahirkan bayi BBLR. Ketiga adalah
penyakit ibu (p value 1 0,007 < 0,05), dimana ibu dengan preeklampsia berat memiliki
risiko 0,17 kali Lmtuk melahirkan bayi BBLR. Keempat umur kehamilan ibu (p value 2
0,017 < 0,05,,dimana ibu yang melahirkan dengan usia kehamilan kurang dari 37
minggu memiliki risiko 8,60 kali untuk melahirkan bayi BBLR. ada hubungan yang
signifikan dengan kejadian BBLR. Sehingga ada hubungan yang signifikan antara usia
ibu, tinggi badan ibu, penyakit ibu dan umur kehamilan dengan kejadian BBLR Maka
untuk menindaklanjuti penelitian ini, diharapkan akan ada penelitian dengan menambah
jumlah responden sampai memenuhi target responden sehingga didapatkan hasil yang
lebih baik dan melanjutkan penelitian faktor - faktor lain yang juga berhubungan dengan
kejadian BBLR. Dengan diketahuinya faktor - faktor yang berhubungan dengan
kejadian BBLR diharapkan dapat meningkatkan pencegahan dan dapat mengurangi
angka kejadian BBLR."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2005
TA5436
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Berat badan lahir rendah (BBLR) merupakan masalah kesehatan utama di dunia karena sebagai salah satu penyebab tingginya angka kesakitan dan kematian bayi. BBLR adalah bayi yang mempunyai berat badan lahir kurang dari 2500 gram tanpa memandang usia gestasi dimana bayi BBLR disinyalir banyak mempunyai masalah-masalah, terkait kesulitannya beradaptasi dengan lingkungan di luar rahim. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berkontribusi terhadap angka kejadian BBLR dengan menggunakan desain, penelitian deskriptif sederhana. Penelitian ini dilakukan mulai tanggal 15 desember 2003 sampai tanggal 7 Januari 2004 sedangkan analisa data penelitian ini menggunakan analisa univariat yaitu menganalisa setiap distribusi dan presentasi variabel kemudian ditampilkan dalam bentuk distribusi frekuensi. Responden yang mengikuti penelitian ini berjumlah 35 orang dengan usia antara 17-40 tahun, mempunyai bayi BBLR yang dirawat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo dan Rumah Sakit Anak dan Bersalin Harapan Kita Jakarta. Hasil penelitian didapatkan hahwa faktor terbesar yang mempengaruhi terjadinya BBLR adalah faktor kapasitas individu dan keterampilan koping. Faktor tersebut meliputi kecemasan, koping tidak efektif, kelainan atau gangguan kehamilan sebelumnya serta kehamilan yang tidak diharapkan atau tidak direncanakan. Sedangkan faktor-faktor lain yang berkontribusi terhadap terjadinya BBLR adalah faktor lingkungan sosial dan ekonomi, faktor lingkungan fisik, faktor kebiasaan hidup serta faktor pelayanan kesehatan selama hamil. Maka untuk menindaklanjuti penelitian ini, diharapkan akan ada penelitian untuk mengetahui korelasi atau hubungan antara masing-masing faktor yg berkontribusi terjadinya BBLR serta menambah jumlah responden sampai pada jumlah yang ditentukan sehingga hasil penelitian dapat digeneralisasi."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2003
TA5135
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Maisan Zahra
"Latar belakang: Bayi BBLR berisiko lebih tinggi mengalami kematian dan memiliki masalah kesehatan selama periode tumbuh kembangnya, seperti stunting. Tren prevalensi BBLR menunjukkan adanya penurunan, tetapi penurunan rata-rata tahunan prevalensi BBLR di Indonesia baru mencapai 0,73% dan belum memenuhi target global dari WHO. Nusa Tenggara Timur menjadi provinsi yang konsisten mengalami peningkatan persentase anak lahir hidup dengan BBLR sejak tahun 2021. Angka kematian bayi di Nusa Tenggara Timur (25,67 per 1.000 KH) juga masih lebih tinggi dibandingkan rerata nasional pada tahun 2020. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui determinan kejadian bayi BBLR di Nusa Tenggara Timur dengan menekankan pada faktor sosiodemografi ibu dan lingkungan rumah tangga.
Metode: Penelitian ini menggunakan data Susenas tahun 2023 dengan total sampel penelitian sebanyak 1.599 bayi. Penelitian ini menggunakan desain studi potong lintang. Data akan dianalisis secara univariat, bivariat dengan uji chi-square, dan multivariat dengan uji regresi logistik berganda.
Hasil: Berdasarkan analisis multivariat, faktor yang berhubungan dengan kejadian bayi BBLR di Nusa Tenggara Timur adalah usia ibu, status pekerjaan ibu, status pernikahan, tempat persalinan, kepemilikan asuransi, tempat tinggal, dan ketahanan pangan rumah tangga. Adapun faktor yang paling dominan adalah status pernikahan (p-value = 0,001; AOR = 1,476; 95% CI = 1,369 – 1,592).
Kesimpulan: Kelompok ibu yang berstatus tidak menikah perlu menjadi salah satu perhatian utama dalam upaya penurunan prevalensi BBLR di Nusa Tenggara Timur.

Background: LBW infants are at higher risk of death and health problems during their developmental period, such as stunting. The trend of LBW prevalence shows a decrease, but the annual average decrease in LBW prevalence in Indonesia has only reached 0.73% and has not met the global target set by WHO. East Nusa Tenggara is a province that has consistently experienced an increase in the percentage of children born alive with LBW since 2021. The infant mortality rate in East Nusa Tenggara (25.67 per 1,000 KH) is also still higher than the national average in 2020. This study aims to identify the determinants of the incidence of LBW infants in East Nusa Tenggara by highlighting maternal sociodemographic and the household environment factors.
Methods: This study used secondary data (Susenas 2023) with a total study sample of 1,599 infants. Data will be analyzed univariate, bivariate with chi-square test, and multivariate with multiple logistic regression test.
Results: Based on multivariate analysis, factors associated with the incidence of LBW babies in East Nusa Tenggara are maternal age, maternal employment status, marital status, place of childbirth, insurance ownership, place of residence, and household food security. The most dominant factor was marital status (p-value = 0.001; AOR = 1.476; 95% CI = 1.369 - 1.592).
Conclusion: The group of unmarried mothers needs to be one of the main concerns in efforts to reduce the prevalence of LBW in East Nusa Tenggara.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Cahyaningsih
"ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kelahiran BBLR di
RSUD Kabupaten Bekasi. Hal ini berkaitan erat dengan kematian, kesakitan, dan
dampaknya di kemudian hari. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif
sederhana. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampling.
Jumlah sampel dalam penelitian ini 21 responden. Instrumen yang digunakan
untuk mengumpulkan data adalah kuesioner. Analisis univariat menunjukkan hasil
karakteristik bayi meliputi lahir kurang bulan, berat badan rendah, anak pertama,
dan kembar serta karakteristik ibu dengan pendidikan rendah, sosal ekonomi
rendah, terpapar asap rokok, dan inadekuat nutrisi dengan jumlah kelahiran BBLR
21 bayi dalam satu bulan. Untuk meningkatkan kemampuan merawat BBLR
diharapkan sarana dan prasarana dilengkapi, perbaikan sistim rujukan, perawat
meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan.

ABSTRACT
The aim of this study was to identify the characteristics of LBW infant and mother
having LBW infant in RSUD Kabupaten Bekasi. It was chosen as it gave effect on
mortality as well as morbidity after giving birth. This study used a simple
descriptive design with total sampling technique. In got the sample, the researcher
took 21 respondents. Moreover, the researcher used questionnaire for getting data.
The univariant analysis of the 21 LBW infant giving births showed that the result
of characteristics were preterm infant, having low weight when she/he was born,
primipara, and twins. Meanwhile, the characteristics of mother having LBW
infant were low educated, low social-economic class, contaminated cigarette on
her pregnancy, and inadequate nutritions. Based on this study, there are some
recommends as follow: 1. Improve the knowledge and the skills of neonate?s
nurse, 2. Simplicity recommendation to management having complete facilities,
and 3. Referral system must be repaired."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S43112
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Izza Suraya
"ABSTRAK
Untuk menurunkan kematian balita 30 % dalam Millenium Development Goal tahun 2015,
ketahanan bayi neonatal perlu ditingkatkan . Terutama ketahanan hidup BBLR. Di Indonesia,
terdapat 72,4 % bayi dengan berat < 2500 gram meninggal pada masa neonatal. Salah satu usaha
meningkatkan ketahanan bayi tersebut adalah dengan melakukan intervensi pasca melahirkan,
menyegarakan waktu disusui.
Mengingat pentingnya peningkatan ketahanan hidup BBLR melalui waktu disusui pertama,
penelitian ini dilakukan. Penelitian melihat peranan waktu disusui pertama kali terhadap
ketahanan hidup BBLR pada masa 28 hari setelah kelahiran. Jika meninggal dalam kurun waktu
tersebut, maka bayi dianggap gagal bertahan. Penelitian menggunakan data SDKI 2002-2003 dan
2007. Desain studi yang digunakan adalah kohort retrospektif. Analisis hubungan tersebut
menggunakan teknik analisis survival .
Setelah dikontrol, hasil penelitian menunjukkan bahwa BBLR yang disusui pertama kali < 1
hari tidak memiliki hubungan signifikan dengan ketahanan hidup BBLR, melalui pvalue = 0.114
(HR : 2,69 95 % CI : 0,78 ? 9,18). Dengan demikian, waktu disusui pertama kali perlu
disesuaikan dengan kesiapan BBLR sehingga mendapatkan hasil yang optimal.

Abstract
To reduce child under five mortality until 30 % in Millenium Development Goal 2015,
newborn survival must be increased, especially low birth weight newborn survival. There is 72,4
% low birth weight died around 28 days after their birth. And early breastfeeding is one of many
intervention after birth.
Based on that reason, we conduct this study to know effect early breastfeeding on
newborn survival. Study will use Indonesia Demographic Health Survey 2002-2003 and 2007
with retrospective kohort as design study. This study will use survival analysis technique and
control other variabels come from baby (gender and preterm birth) , mother (parity, birth
interval, age, abortion, and complication) , health facility (ante natal care, assitance delivery,
palce of birth, delivery mode, exclusive breastfeeding, and post natal care visit), and their social
economic (wealth, mother?s education, and residence).
This study show early breastfeeding doesnt have association with low birth weight
newborn survival with pvalue = 0.114 (HR : 2,69 95 % CI : 0,78 ? 9,18). Therefore, early
breastfeeding must be well prepared to get an optimal outcome."
2012
T31744
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2010
S26418
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Wa Ode Dwi Daningrat
"Stunting merupakan suatu bentuk kegagalan pertumbuhan linear yang disebabkan oleh buruknya nutrisi dan kesehatan. Stunting diukur dalam tinggi badan berdasarkan umur dengan -2 Z-score dibawah referens internasional. Stunting masih cukup serius di Indonesia dengan prevalens 37,2% pada tahun 2013. BBLR merupakan determinan penting terjadinya stunting pada anak yang mana BBLR merupakan gambaran buruknya status gizi ibu sebelum dan selama kehamilan. Tujuan umum penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara BBLR dengan kejadian stunting pada anak usia 6-23 bulan di Indonesia setelah dikontrol dengan variabel potensial confounder lainnya. Penelitian ini merupakan penelitian cross-sectional study dengan menggunakan data Riskesdas 2013. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah stunting, dan variabel independen utama adalah BBLR dengan ASI eksklusif, urutan kelahiran, imunisasi, jenis kelamin, konsumsi kapsul vitamin A, usia ibu saat melahirkan, status sosial ekonomi, jumlah anggota keluarga, status stunting saat lahir, panjang badan lahir dan kepemilikan KMS sebagai variabel potensial confounder. Hasil analisis menunjukan BBLR berhubungan secara signifikan dan independen dengan kejadian stunting pada anak usia 6-23 Bulan di Indonesia. Anak yang lahir BBLR memiliki peluang 1,5 (95% CI: 1,14 - 2,07) kali untuk stunting dibandingkan anak yang lahir dengan berat badan normal.

Stunting is a linier growth failure caused by inadequate nutrition and health. Stunting is defined as height for age with Z-score below -2 SD according to international reference. Stunting is still a serious health problem in Indonesia with a prevalence of 37,2% in 2013. LBW is an important determinant of stunting in children as LBW represents poor maternal nutritional status before and during pregnancy. The main objective of the study is to determine the relationship between LBW and stunting in children age 6-23 months in Indonesia after controlling by other potential confounding factors. This study is a cross-sectional study of Indonesia Basic Health Research data in 2013. Stunting is a dependent variable in this study, and LBW as the main independent variable with Exclusive Breastfeeding, Birth Order, Immunization, Gender, Vitamin A Supplementation, Mother's Age At Birth, Social Economy Status, Family Size, Stunting at Birth Status, Birth Length, and Growth Chart Ownership as potential confounding factors. The results of the analysis shows that LBW are independently and significantly correlated with stunting in children age 6-23 months in Indonesia. children born with LBW has an odds 1.5 (95% CI: 1.14 - 2.07) to be stunted compared to children with normal birth weight."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T44226
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>