Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ignatius Haedjadi Widjaja
"Magnesium dan paduannya termasuk sebagai logam struktural teringan dengan ketahanan korosi yang paling rentan diantara logam struktural lainya. Lapisan MgO dibentuk pada permukaan paduan magnesium dengan proses anodisasi dalam larutan NaOH 3M untuk meningkatkan ketahanan korosi. Variasi tegangan (10 V, 15 V, 20 V) dan waktu (5 menit, 10 menit, 15 menit) dilakukan pada proses anodisasi untuk mengetahui hubungannya dengan laju korosi. Perubahan morfologi dan struktur lapisan oksida diamati dengan menggunakan mikroskop optik dan scanning electron microscope (SEM). Fasa lapisan oksida pada paduan magnesium diamati dengan menggunakan X-ray diffraction (XRD).

Magnesium and its alloys is the lightest of all structural metal with the most vulnerable corrosion resistance among other structural metal. MgO layer is formed on the surface of magnesium alloy with anodizing process in NaOH 3M solution to increase the corrosion resistance. Voltage variation (10 V, 15 V, 20V) and time variation (5 minutes, 10 minutes, and 15 minutes) is being done in anodization process to determine its relation with corrosion rate. Changes in morphology and structure of oxide layer is being observed with optik microscope and scanning electron microscope (SEM). The phase of oxide layer in magnesium alloy is being observed with X-ray Diffraction (XRD).
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S64065
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raisa Hajraeni
"Magnesium dan paduannya telah menjadi salah satu fokus menarik dalam penelitian di bidang material, khususnya untuk aplikasi implan biomedis karena bersifat biodegradable. Namun, tantangan utama dari magnesium ialah ketahanan korosinya yang rendah. Modifikasi permukaan yang dapat digunakan karena efektif untuk meningkatkan ketahanan korosi pada magnesium adalah Plasma Electrolytic Oxidation (PEO). Namun, lapisan PEO menunjukkan bioaktivitas yang rendah, sehingga pertumbuhan apatit berlangsung lambat. Dalam penelitian ini, proses PEO dilakukan menggunakan elektrolit berbasis fosfat, yaitu Na3PO4-KOH dan penambahan ion Ca berupa Ca(OH)2. Untuk meningkatkan mobilitas ion khususnya ion Ca agar dapat masuk ke dalam lapisan oksida, proses PEO dimodifikasi menggunakan ultrasonikasi. Proses PEO dilakukan dalam dua kondisi, yaitu tanpa (PEO) dan dengan ultrasonikasi (UPEO), serta waktu oksidasi divariasikan 10, 15, dan 20 menit. Berdasarkan hasil analisis fasa XRD, terdapat fasa kristalin Mg dan Mg3(PO4)2 pada masing-masing lapisan, serta tambahan fasa C5(PO4)3OH atau HA pada lapisan UPEO. Penggunaan ultrasonikasi cenderung meningkatkan persentase pori pada permukaan lapisan oksida hingga 26% dibandingkan lapisan PEO. Kekerasan lapisan PEO meningkat hingga 6 kali dari substrat, sedangkan lapisan UPEO meningkat hingga 2-4 kali dari substrat. Hasil uji polarisasi menunjukkan bahwa sampel lapisan PEO memiliki ketahanan korosi yang lebih baik dibandingkan sampel lapisan UPEO, dengan nilai Icorr terendah yang didapat dari pengujian PDP dan nilai hambatan total (Rp) yang lebih besar yang didapat dari hasil uji EIS. Hasil uji bioaktivitas menunjukkan adanya penumbuhan lapisan baru akibat dari endapan putih yang menutupi pori-pori pada permukaan sampel yang didukung dengan bertambahnya kandungan Ca pada masing-masing sampel dari hasil analisis EDS. Penambahan Ca(OH)2 dalam elektrolit PEO terbukti dapat meningkatkan bioaktivitas lapisan.

Magnesium and its alloys have become an attractive focus of research in materials science, especially for biomedical implant applications, because they are biodegradable. However, the main challenge of magnesium is its low corrosion resistance. The surface modification method that can effectively increase the corrosion resistance of magnesium is Plasma Electrolytic Oxidation (PEO). However, the PEO layer showed low bioactivity, so the apatite grew slowly. In this study, the PEO process used of phosphate-based electrolyte, namely, Na3PO4-KOH and the addition of Ca ions in the form of Ca(OH)2. To increase the mobility of ions, especially to enter the Ca ion into the oxide layer, a PEO process was modified using ultrasonication. The PEO process was carried out in two conditions, namely without (PEO) and with the ultrasonication (UPEO), and time variations were carried out for 10, 15, and 20 minutes. Based on the results of XRD phase analysis, there are crystalline phases of Mg and Mg3(PO4)2 detected in each layer and additional Ca5(PO4)3OH or HA phase detected in the UPEO layer. The use of ultrasonication tends to produce the oxide layer with a higher percentage of pores until 26%. The hardness value of the PEO layer was increased up to 6 times higher than the substrate, while the UPEO layer only reached 2 – 4 times. The results of the polarization test show that the PEO coatings have better corrosion resistance than the UPEO coatings, with the lowest Icorr values obtained from the PDP test and a higher total resistance (Rp) value obtained from the EIS test results. The results of the bioactivity test showed the growth of a new layer because white particles covered the pores on the sample surface, which is supported by the increasing content of the Ca from the EDS analysis in each sample. The addition of Ca(OH)2 in the electrolyte was proven to increase the bioactivity of the PEO coatings."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sianipar, H. Fernando
"Dalam lingkungan bisnis modern, perusahaan yang sukses tidak dapat mentolerir kegagalan korosi, terutama yang melibatkan cedera pribadi, kematian, tidak terjadwal penutupan dan pencemaran lingkungan. Baja karbon merupakan material yang sangat banyak digunakan pada industri pertambangan, perminyakan dan petrokimia. Penggunaan baja karbon tersebut membutuhkan proteksi dari proses korosi. Penelitian ini dimaksudkan untuk pemanfaatan magnesium serbuk dengan proses penyerutan anoda korban yang sudah tidak terpakai untuk digunakan sebagai material campuran pada cat epoksi resin. Material dasar (substrat) yang digunakan adalah baja karbon rendah AISI SS400. Metode pengujian antara lain uji tarik, komposisi kimia, sembur garam (salt spray) ketebalan (DFT), EIS dan Polarisasi, SEM dan EDX. Ukuran serbuk kurang dari 177 µm. hasil pengamatan visual bahwa cat tampak lebih gelap tergantung dari jumlah serbuk yang ditambahkan, dikarenakan adanya penambahan viskositas dari cat epoksi. Nilai tarik cat dengan nilai paling besar yaitu sistem pengecatan 0g dengan nilai sebesar 7.8Mpa dan untuk ikatan adhesive-nya untuk semua bagus untuk semua jenis pengecatan, karena kegagalan cat masuk kategori kegagalan kohesif bukan pada substrat baja. Uji gores dan sembur garam dapat disimpulkan bahwa semua sistem pengecatan tidak terjadi pelebaran goresan. Pada pengamatan SEM dan EDX bahwa material serbuk magnesium hanya sedikit pada produk karat.Uji EIS menunjukkan bahwa sistem pengecatan 30g memiliki tahanan (Rct) yang paling tinggi dan hasil uji polarisasi sistem pengecatan 30g memiliki laju korosi paling kecil.

In the modern business environment, successful companies cannot tolerate corrosion failures, especially those involving personal injury, death, unscheduled shutdowns and environmental pollution. Carbon steel is a material that is widely used in the mining, petroleum and petrochemical industries. The use of carbon steel requires protection from the corrosion process. This research is intended to utilize magnesium powder by shaving the sacrificial anoda which is not used to be used as a mixed material in epoxy resin paint. The base material (substrate) used is AISI SS400 low carbon steel. Test methods include tensile test, chemical composition, thickness salt spray (DFT), EIS and Polarization, SEM and EDX. Powder size is less than 177 m. visual observation that the paint looks darker depending on the amount of powder added, due to the addition of the viscosity of the epoxy paint. The paint tensile value with the highest value is the 0g painting system with a value of 7.8Mpa and the adhesive bond for all is good for all types of painting, because paint failure is categorized as a cohesive failure not on a steel substrate. The scratch test and salt spray can be concluded that all painting systems do not occur scratch widening. On SEM and EDX observations, there was only a small amount of magnesium powder in the rust product. The EIS test showed that the 30g painting system had the highest resistance (Rct) and the 30g paint system polarization test results showed the lowest corrosion rate."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library