Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 74 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jamaluddin Ali
Abstrak :
Dalam ekonomi yang didominasi oleh aktiva berwujud (tangible assets), pengukuran keuangan cukup untuk mencatat investasi dalam aktiva-aktiva dan rnencakup biaya-biaya yang berkaitan dalam penggunaan aktiva-aktiva berwujud tersebut untuk menghasilkan pendapatan dan laba. Namun tren ekonomi mutakitir menunjukkan bahwa bisnis yang didorong oleh produk dengan memanfaatkan aktiva tetap, telah bergeser ke bisnis yang didorong oleh pengetahuan dan jasa dengan memanfaatkan aktiva tidak berwujud (intangible assets) Untuk itulah diperlukan alat yang dapat mendeskripsikan dan mengukur aktiva-aktiva tidak berwujud tersebut dan strategi yang dibutuhkan untuk menciptakan nilai. Ketiadaan alat seperti ini akan menghadapkan perusahaan pada kesulitan memanaj apa yang tidak dapat dideskripsikan dan apa yang tidak dapat diukur. Dalam konteks inilah Kaplan & Norton telah memberi "resep" untuk menjawab persoalan-persoalan di atas, yaitu bahwa untuk mengeksekusi strategi dalam lingkungan bisnis yang didorong oleh informasi tersebut membutuhkan tiga komponen yang secara matematis merupakan persamaan dari: Breakthrough results = Describe the strategy + Measure the strategy + Manage the strategy. Secara filosofis tiga komponen tersebut berarti bahwa kita tidak dapat memanaj (komponen ketiga) apa yang tidak dapat diukur (komponen kedua) dan kita tidak dapat mengukur apa yang tidak dapat dideskripsikan (komponen pertama). Persamaan di atas dapat juga ditulis: Breakthrough result = Strategy Map + Balanced Scorecard + Strategy-Focused Organization. Dengan Tatar belakang di atas, karya akhir ini membahas tentang usulan perancangan Strategy Map dan Balanced Scorcard pada sebuah maskapai penerbangan fenomenal (X Air) untuk menuju terciptanya Strategy-Focused Organization. Sistem pengukuran kinerja pada perusahaan tersebut masih menggunakan pendekatan "tradisional", rneminjam istilah Kaplan & Norton, yaitu mengandalkan ukuran-ukuran finansial dengan bertumpu pada anggaran sebagai alat pengendalian, sehingga masih terdapat beberapa keterbatasan sistemik, antara lain: a) Tidak terdapat alat manajemen yang menggambarkan strategi perusahaan secara komprehensif dan koheren; b) Tidak terdapat objektif-objektif stratejik; dan c) Pengendalian cenderung bersifat operasional jangka pendek. Beberapa kelemahan tersebut diusulkan untuk diatasi dengan melakukan perancangan Strategy Map dan Balanced Scorecard dan mengimplementasikan prinsip-prinsip Strategy-Focused Organization.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2006
T 17444
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adhi Gunawan
Abstrak :
ABSTRAK
Perusahaan dan lingkungan usaha sekarang ini bersifat Iebih kompleks daripada sebelumnya dan mempunyai kecenderungan kompleksitas yang terus meningkat. Perubahan-perubahan dalam berbagai faktor seperti teknologi, informasi/komputer, besar ukuran organisasi, persaingan, inflasi, stabilitas politik mempunyal suatu dampak terhadap pengambilan keputusan manajemen.

Sebagal akibat dari kecenderungan kompleksitas usaha dan perubahan faktor-faktor ini, manajemen akan menghadapi kesulitan bila hanya bertumpu pada pendekatan trial and error saja. Dalam lingkungan turbulen seperti ini, para manajer harus dapat mengambil keputusan dengan menggunakan pendekatan sistimatis dan rasional berdasarkan pada informasi dan analisa scientific. Salah satu model yang digunakan adalah Management Science. Aplikasi Management Science dalam proses pengambilan keputusan dapat dilakukan jika masalah yang harus dipecahkan bersifat sedemikian kompleks dan mempunyai arti yang penting. Demikian juga jika masalah yang terjadi bersifat berulang-ulang, pemakaian metode kuantitatif untuk menyelesaikan masalah ini akan sangat banyak membantu.

Linear Programming yang merupakan salah satu model Management Science merupakan disiplin ilmu yang mempunyai tujuan mengalokasikan sumber daya yang ada secara optimal dengan memperhatikan kendala-kendala yang timbul akibat terbatasnya sumber daya yang dimiliki. Penelitian yang dilakukan Thomas dan Da Costa pada tahun 1979, menunjukkan bahwa lebih dari 50 % perusahaan yang dltelitinya telah menggunakan Management Science untuk aplikasi pada masalah peramalan. produksi, scheduling pengawasan persediaan, anggaran modal, dan transportasi.

Dalam bidang transportasi, masalah scheduling dan routing kendaraan merupakan lahan aplikasi Management Science yang ternyatan sangat banyak peranannya dalam mengelola biaya operasi perusahaan. Bagi perusahaan transportasi, sumber daya yang memiliki berwujud sejumlah armada truk yang memiliki kapasitas tertentu yang harus dioptimalkan penggunaannya untuk dapat memberikan nilai tambah yang sebesar-besarnya bagi perusahaan.

Penulisan karya akhir ini didorong oleh keinginan untuk mengetahui sampai sejauh mana aplikasi Linear Programming ini adalah PT Anggada Perkasa (AP) yang merupakan perusahaari transportasi yang melayani pengriman semen PT Indocement Tunggal Prakarsa (ITP) ke daerah-daerah tujuan pengiriman di Jawa Barat dan DKI.

Pemilihan AP sebagai objek penelitian didasarkan atas pertimbangan bahwa perusahaan sedang menghadapí masalah routing kendaraan yang selama ini diatasi melalui suatu pendekatan yang disebut dengan First Corne First Serve. Penentuan rute pengíriman melalui pendekatan ini berupa penentuan rute berdasarkan intuisi pelaksana. Penentuan rute yang bersifat intuisi terlihat dari pemilihan besarnya order yang diberikan atas truk yang pertama tiba hanyalah didasarkan atas besar ukuran order yang diterima perusahaan, tanpa memperhatikan bahwa beberapa order yang diterima untuk daerah pengiriman yang sama dapat diberikan untuk truk tertentu yang kapasitasnya Iebih besar. Akibat pendekatan yang digunakan perusahaan ini, maka sering terjadi order yang diterima pada satu hari, baru diselesaikan pengirimannya dalam beberapa hari. AP memandang timbulnya masalah ini akibat terbatasnya jumlah truk yang dimiliki perusahaan, sehíngga pemecahan yang dilakukan juga berupa penambahan truk-truk baru.

Aplikasi Integer Linear Programming dalam memecahkan masalah penentuan rute pengiriman bagi AP menghasilkan suatu solusi yang cukup besar bedanya dengan pendekatan yang ditempuh perusahaan selama ini. Karena Linear Programming merupakan pengalokasian sumber daya yang dimiliki peru sahaan secara optimal, maka kapasitas truk yang ada betul-betul dimanfaatkan secara optimal dengan memperhatikan rata-rata biaya pengiriman per zak semen yang dikirim. Dari solusi aplikasi Integer Linear Programming (ILP) ini terlihat, dengan tetap memperhatikan kendala-kendala yang ada, truk yang digunakan adalah truk yang rata-rata biaya operasi pengirimannya relatif lebih rendah terlebih dahulu sampai kapasitas truk yang tersedia habis dipakai, baru selanjutnya dipilih jenis truk yang biaya rata-rata per zak Iebih tinggi.

Dan pengujian statistik yang dilakukan, terlihat perbedaan antara rata- rata biaya operasi Iangsung pengiriman semen melalui solusi ILP dengan biaya operasi yang direalisasikan perusahan adalah significant. Rendahnya biaya operasi yang dihasilkan oleh solusi ILP disebabkan ILP berusaha mengalokasikan sumber daya yang ada (kapasitas truk) secara optimal dengan memprioritaskan penggunaan truk yang rata-rata biaya operasi per unitnya lebih rendah serta dengan mengoptimalkan penggunaan kapasitas truk untuk daerah tujuan pengiriman yang sama. Aplikasi ILP ini Juga menunjukkan ekspansi yang tengah dilakukan perusahaan dengan menambah truk baru sebenarnya belum perlu dilakukan, apabila divisi Operasi AP dapat mengoptimalkan pemakalan kapasitas truk yang ada. Beberapa order yang kecil ukurannya untuk daerah tujuan pengiriman yang sama sebenarnya dapat dikirim dengan jenis truk yang Iebih besar kapasi tasnya.

ìmplementasinya. Sejumlah faktor tertentu Seperti perilaku pelaksana di divisi Operasi mungkin akan merupakan pembatas kemungkinan implementasi ILP di AP. Namun dapat dicatat bahwa aplikasi ILP dalam memecahkan masalah routing armada truk pada AP akan merupakan salah satu alternatif yang perlu dipertim-. bangkan dan terbukti memberikan keuntungan,
1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Sulistyono
Abstrak :
ABSTRAK
Persaingan dalam usaha jasa angkutan udara menampakkan kecenderungan yang semakin ketat, karena adanya deregulasi dalam usaha angkutan udara, kenaikan harga bahan bakar minyak, tuntutan gaji yang lebih tinggi dari karyawan, dan tentu saja tuntutan yang semakin tinggi dari para pengguna jasa atas pelayanan yang ditawarkan pada mereka. Posisi bersaing dari suatu perusahaan penerbangan dapat ditingkatkan melalui beberapa alternatif strategi. Salah satu diantaranya adalah mengoptimumkan penggunaan sumber daya langka yang diperlukan untuk operasinya. Awak pesawat termasuk sumber daya yang langka, karena untuk mendapatkan awak pesawat yang diperlukan untuk operasi penerbangan memerlukan beaya yang relatif mahal dan waktu pendidikan yang lama.

Perencanaan penugasan awak pesawat merupakan salah satu proses penunjang operasi penerbangan. Dengan perencanaan ini ingin dicapai tujuan pengalokasian sumber daya manusia, dalam hal ini adalah awak pesawat, yang optimum. Berdasarkan atas Timetable dibuat Aircraft Rotation yang menjadi masukan utama dalam proses perencanaan penugasan awak pesawat. Keselamatan penerbangan merupakan salah satu sasaran dalam suatu operasi- penerbangan, sehingga dalam perencanaan penugasan awak pesawat berlaku Flight Duty Regulations yang termuat didalam Basic Operation Manual yang dibuat berdasarkan Civil Aviation Safety Regulation (dikeluarkan oleh Direktorat Keselamatan Penerbangan). Kesulitan dalam perencanaan awak pesawat meningkat dengan semakin besarnya jumlah route yang harus dikelola dan jumlah awak pesawat yang harus dialokasikan pada route-route tersebut.

Bertolak dari permasalahan yang telah diuraikan diatas, maka dalam karya akhir ini dicoba untuk diteliti sejauh mana aplikasi model ILP dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan dalam operasi perusahaan penerbangan. Obyek penelitian yang dipilih untuk penerapan model ILP ini adalah PT Garuda Indonesia, yaitu pada bidang perencanaan penugasan awak pesawat di Divisi Operasi Penerbangan.

Penerapan model ILP dalam penugasan awak pesawat ini dimasudkan untuk mengoptimumkan penggunaan sumber daya manusia. Kriteria optimum yang dipilih adalah minimisasi yang dinyatakan dalam fungsi tujuan. Optimasi dilaksanakan dengan memperhatikan kebutuhan awak pesawat sesuai dengan tipe pesawat, ketergantungan route penerbangan, dan ketentuan pembatasan waktu kerja bagi awak pesawat.

Mengingat adanya keterbatasan kemampuan program paket LINDO versi personal user yang dipergunakan dalam penelitian, maka diputuskan untuk mempergunakan pendekatan pengembangan model melalui dua tahapan. Tahap pertama adalah pembuatan model ILP skala-kecil dan tahap kedua adalah perluasan model skala-kecil. Dari analisa model ILP skala-kecil yang telah diformulasikan dan dicari solusinya dengan LINDO, dapat ditarik kesimpulan bahwa model ILP skala-kecil dapat diperluas dan dijadikan sebagai salah satu alternatif dalam pemecahan masalah penugasan awak pesawat.

Penerapan model ILP dalam penugasan awak pesawat memerlukan dukungan sarana perangkat keras dan lunak komputer yang mampu melaksanakan komputasi dengan sejumlah besar variabel keputusan, dimana jumlah variabel keputusan ini terkait langsung dengan jumlah route dan jumlah awak pesawat.
1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Boby Hartanto Hadi
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh reputasi underwriter, reputasi auditor dan auditor spesialisasi industri terhadap IPO underpricing. Penelitian ini menggunakan 77 sampel perusahaan yang melakukan IPO pada periode 2008-2012 di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini membuktikan bahwa: 1) tidak adanya pengaruh yang signfikan antara reputasi underwriter terhadap IPO underpricing, 2) tidak adanya pengaruh yang signfikan antara reputasi auditor terhadap IPO underpricing, 3) tidak adanya pengaruh yang signfikan antara auditor spesialis industri terhadap IPO underpricing. ......The main objective of this research is to analyze the effect of underwriter reputation, auditor reputation and industry differentiation auditor on IPO underpricing. This study uses sample of 77 IPO company in Indonesia Stock Exchange for the period 2008-2012. This research finds that: 1) there is no significant relationship between underwriter reputation and IPO underpricing. 2) there is no significant relationship between auditor reputation and IPO underpricing. 3) there is no significant relationship between industry differentiation auditor and IPO underpricing.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S54787
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Taylor, Bernard W.
Jakarta: Salemba Empat, 2000
658 TAY s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Taylor, Bernard W.
New Jersey: Pearson Prentice Hall, 2007
658 TAY i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Stevenson, William J.
Boston: Irwin , 1992
658.001 STE i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Markland, Robert E.
New York: John Wiley & Sons, 1983, 1989
658.4 MAR t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Said Kelana Asnawi
Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006
658.15072 SAI m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Said Kelana Asnawi
Graha Ilmu: Yogyakarta, 2006
658.15072 SAI m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8   >>