Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Agustini
Abstrak :
Bahasa Mandarin merupakan nama yang dikenal luas di dunia internasional yang ditujukan kepada bahasa nasional Republik Rakyat Cina (RRC). Mandarin adalah istilah yang lazim di dunia Barat, berasal dari kata mandarim dalam Bahasa Portugis. Istilah ini berasal dari kata mantri dalam Bahasa Melayu yang berarti 'menteri'. Kata mantri berasal dari Bahasa Sanskerta mantrin yang berarti 'penasihat'. Kata Mandarin merupakan terjemahan dari Guanhua yang berarti 'bahasa pejabat'. Pada mulanya istilah itu digunakan untuk menunjuk bahasa para pejabat pemerintah di ibu kota Beijing. Dalam perkembangan selanjutnya, Bahasa Mandarin memakai dialek dari Baifang Fangyan 'Bahasa Daerah Utara' atau 'Bahasa Utara' sebagai lafal bakunya, sehingga Bahasa Utara inilah yang disebut Bahasa Mandarin (Kamus Mandarin Indonesia 1997: xlv). Di RRC Bahasa Mandarin dikenal dengan istilah Putonghua'Bahasa Umum'. Peresmian nama ini dilakukan pada Konferensi Teknis Tentang Pembakuan Bahasa Nasional bulan November 1955. Bahasa yang sudah dibakukan ini menggunakan lafal dialek Beijing Beijing hua ) sebagai lafal baku, tata bahasa dari bahasa daerah Cina Utara (Beijing fangyan) sebagai tata bahasa baku, dan kosa kata modern dari kesusaateraan Cina sebagai kosa kata baku. Pada awal tahun 1950-an Taiwan juga mengadopsi kebijakan untuk menyeragamkan bahasa berdasarkan dialek Beijing. Bahasa yang telah diseragamkan ini dikenal dengan istilah Guoyu 'Bahasa Nasional'. Baik RRC maupun Taiwan menggunakan istilah yang berbeda untuk menyebut bahasa nasionalnya, tetapi pada dasarnya kedua istilah merujuk pada bahasa yang sama, yaitu Bahasa Mandarin (Li & Thompson 1981:1)
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2005
S12498
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aviola Ghassani
Abstrak :
ABSTRAK
Bahasa Mandarin meskipun adalah bahasa yang sulit dipelajari, namun seiring dengan kemajuan perekonomian Cina, maka banyak orang tertarik untuk mempelajarinya. Proses pembelajaran yang panjang di dalam kelas, menuntut seseorang untuk berjuang agar dapat menggapai pemerolehan bahasa, pengetahuan budaya dan cara berpikir yang baru yang belum pernah dipelajari sebelumnya. Perjuangan pemelajar sudah tentu perlu mendapat bantuan dari pengajar. Pengajar dalam proses pengajarannya memerlukan perangkat metode ajar yang sesuai dengan kebutuhan kelas, dengan demikian baru dapat membuahkan hasil yang baik. Perangkat metode pengajaran yang terintegrasi merupakan hal terpenting dalam proses perolehan bahasa Mandarin sebagai bahasa kedua. Makalah ini membahas kekurangan dan faktor apa saja yang mempengaruhi pemerolehan bahasa Mandarin pada pemelajar sekolah SDT Pelita Hati.
ABSTRACT
Although Mandarin is a language which is difficult to learn, but along with the progress of China 39;s economy, many people are interested to learn it. A long process of learning in the classroom requires learner to struggle to gain new language acquisition, cultural knowledge and the way of thinking that they never been studied before. The answer to the struggle of the learner certainly needs is to get help from the teacher. Teachers in the teaching process need a tool way of teaching method that suits the needs of the class, thus only can produce good results. The integrated set of teaching methods is paramount in the process of acquiring Chinese as a second language. This paper discusses the shortcomings and factors affecting the acquisition of Mandarin on the Pelita Hati SDT school students.
2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Santi Tania Mardianti
Abstrak :
Mengajarkan guratan bahasa Mandarin kepada anak usia dini membutuhkan suatu metode pengajaran yang tepat untuk mereka. Salah satu metode yang memperhatikan pengajaran untuk anak usia dini adalah metode Montessori. Penelitian ini mencoba melihat pengaruh dan efektivitas pengajaran guratan bahasa Mandarin untuk anak usia dini. Pada penelitian ini, penulis menggunakan metode kualitatif dan observasi kelas. Penulis mengobservasi salah satu media pembelajaran metode Montessori, yaitu ldquo;sandpaper rdquo; yang digunakan untuk mengajarkan guratan dasar bahasa Mandarin. Pada penelitian ini, penulis mengambil subyek 5 anak usia dini dengan rentang usia 3 sampai 6 tahun, dan mengobservasi kegiatan selama enam kali tatap muka di dalam kelas Montessori. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh dan efektivitas media pembelajaran metode Montessori terhadap kemampuan anak usia dini. ......Teaching Mandarin language basic strokes for early childhood needs the suitable teaching method for them. One of the method that pays attention to early childhood teaching is the Montessori method. This study tries to see the infulence and the effectiveness of teaching Mandarin language basic strokes for early childhood. In this study, the writer uses qualitative method and class observation. Writer observes one of the Montessori learning material, ldquo;sandpaper rdquo; that is used for teaching Mandarin language basic strokes. The writer took 5 early childhood students as the subject with the age range between 3 to 6 years old. The study result indicates that there are influence and effectiveness between Montessori learning materials in the early childhood student skills.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Mita Widawati
Abstrak :
Bahasa Mandarin menggunakan karakter Han sebagai sistem aksaranya. Ketika mempelajari karakter Han sering dijumpai adanya homografi. Homografi adalah dua karakter yang memiliki bentuk sama tetapi berbeda makna. Salah satu kata yang berhomografi adalah 着. 着 memiliki beberapa pelafalan dan makna. Secara gramatikal, karakter homografi着 dapat dilafalkan dengan dua cara, yaitu zhe dan zháo. Karakter 着 yang dilafalkan zhe berfungsi sebagai pemarkah aspek, sedangkan karakter 着 yang dilafalkan zháo berfungsi sebagai pelengkap hasil. Dalam sebuah kalimat karakter着 ini memiliki kesamaan posisi, yaitu terletak mengikuti verba. Hal inilah yang sering kali membuat pembelajar kesulitan membedakan fungsi sehingga salah saat melafalkan. Penelitian ini membahas karakter 着dengan fungsi sebagai aspek dan pelengkap. Sumber data yang digunakan dalam tugas akhir ini diperoleh dari buku ajar terjemahan汉语阅读速成Hànyǔ Yuèdú Sùchéng dan beberapa artikel daring, berupa kalimat yang mengandung karakter 着. Data kemudian dianalisis berdasarkan karakteristik fungsi dan konteksnya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif. Hasil analisis yang diperoleh adalah memperkenalkan dua fungsi karakter homografi 着sebagai aspek dan pelengkap dan membantu pembelajar dalam membedakan fungsi.
Mandarin uses the Han character as its script system. When studying the Han character, homography is often found. The homography itself is two characters that have the same form but different meanings. One of the words that have a homograph is 着.着 has some pronunciations and meanings. Grammatically, the homographic character 着 can be pronounced in two ways, namely zhe and zháo. The character 着 pronounced zhe as an aspect marker, while the character 着 pronounced zháo as a complement of the results. In the sentence, the character 着 has the same position, which is located following the verb. This often makes the students difficult to distinguish the appropriate functions in reciting. This study discusses the character 着 with functions as aspect and complement. The data source used in this final assignment is the sentence was obtained from the textbook translation汉语 阅读 速成 Hànyǔ Yuèdú Sùchéng and several online text. Data analysis is then performed based on the characteristics of the function and its context. The method used in this research is a descriptive qualitative method. The results of the analysis obtained are introducing two homographic character functions as aspect and complement and helping learners differentiate functions.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Gyva Dwi Cahyani
Abstrak :
Sebagian besar kata dalam bahasa Mandarin merupakan kata majemuk, bahkan beberapa ahli menyebut bahasa Mandarin sebagai language of compound words atau bahasanya kata majemuk. Salah satu jenis kata majemuk yang sangat unik adalah kata majemuk berantonimi, yaitu sekelompok kata majemuk yang terdiri dari dua morfem yang memiliki arti saling bertentangan atau berantonimi. Jenis kata majemuk ini memilik posisi khusus dalam sistem kosakata bahasa Mandarin dan sangat menarik untuk diteliti. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan definisi yang lebih luas mengenai kata majemuk berantonimi, kemudian mengklasifikasikan kata majemuk berantonimi berdasarkan tipe konstruksinya, hubungan antarmorfemnya, dan tipe maknanya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif deskriptif. Pelaksanaan metode ini ditempuh melalui tahap pengumpulan data, penganalisisan data, dan penyajian hasil analisis data. Hasil yang diperoleh adalah kata majemuk berantonimi memiliki ciri-ciri : merupakan kata disilabis yang konstituennya merupakan kata dasar; jenis kelas katanya adalah nomina, verba, adjektiva, adverbia dan pronomina; morfem yang menjadi konstituennya memiliki hubungan antonim; tipe makna kata majemuk berantonimi adalah makna idiomatis dan non-idiomatis.
The majority of Mandarin words are compounds, moreover many linguists regard modern Mandarin as `a language of compound words`. Among compounds, there is a special kind of compounds called antonymous compound. It made up of two antonymous morphemes. This kind of compound occupy a special position in the Mandarin vocabulary system.  This study aims to provide a broad definition of antonymous compounds and describe the characteristics of this kind of compound based on its constituent elements, construction of compound words, the antonym relation between morphemes of its constituens, as well as the meaning type of compound. The research method used is descriptive qualitative research method. The implementation of this method is achieved through the stage of providing data, analyzing data, and presenting the results of data analysis. The results of this study can be summarized as follows:   antonymous compound words in Mandarin  has a number of characteristics that is: the word is disyllabic and made up by two content words; the compound word class are verb, noun, adjective, adverb and pronoun; the morphemes have an antonymous relation; and the meaning type of antonymous compound are idiomatic and non-idiomatic.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Yin, Ping
Tai bei shi : ianxia Wenhua Commonwelth, 1995
SIN 895.13 YIN c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Yang, Huanzi
Abstrak :
ABSTRAK
Pemelajaran bahasa pada hakikatnya adalah sebuah proses yang berlangsung sepanjang hayat dan dipengaruhi oleh faktor-faktor yang terdapat di sekitar pemelajar, seperti lingkungan sosial dan kebudayan yang melekat pada bahasa itu, serta aspek-aspek lain dari dalam diri pemelajar, seperti motivasi dan strategi pemelajaran. Penelitian ini merupakan studi kasus terhadap tiga mahasiswa Indonesia yang mempelajari kemampuan berbicara bahasa Mandarin di sebuah universitas di Tiongkok dan masing-masing merepresentasikan tiga kelompok mahasiswa yang berkemampuan bagus, sedang dan lemah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan strategi kompensasi dan strategi sosial sebagai bagian dalam strategi pemelajaran bahasa oleh mahasiswa dengan capaian belajar yang tinggi dan sedang sangat berperan untuk menumbuhkan motivasi belajar bahasa Mandarin. Kedua strategi ini melibatkan hal-hal pragmatis yang dibutuhkan dan terjadi di kehidupan sehari-hari mahasiswa sehingga mahasiswa dapat melakukan evaluasi mandiri dan menumbuhkan motivasi diri. Di sisi lain, minimnya motivasi belajar juga memberikan dampak negatif pada proses pemelajaran mahasiswa dengan capaian belajar yang rendah.
ABSTRACT
Language learning is essentially a process that lasts a lifetime and is influenced by factors surround the learner, such as social and cultural environment inherent to the language, as well as other aspects of the learner's self, such as motivation and learning strategies. This research is a case study of three Indonesian students studying Mandarin at a university in China and each represents three groups of students who have high, medium and low learning outcomes. The results showed that the use of compensation strategy and social strategy as part of language learning strategies by students with high and medium learning achievements held an important role to foster motivation in learning Mandarin for they involved pragmatic things needed and occured in daily life so students could do self-evaluation and foster self-motivation. On the other hand, the lack of motivation to learn also brought negative impact on the learning process of student with low learning outcomes.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shabrina Tasya
Abstrak :
ABSTRAK
Keberadaan berbagai macam bahasa dapat menimbulkan interferensi bahasa. Interferensi bahasa adalah kekeliruan berbahasa yang disebabkan oleh pengaruh bahasa lain yang sering digunakan sehingga mempengaruhi penggunaan bahasa lainnya. Interferensi yang sering terjadi yakni interferensi fonologi. Hal ini dapat terjadi karena terdapat perbedaan khazanah bunyi dari berbagai bahasa, contohnya bunyi bahasa Indonesia dengan bunyi bahasa Mandarin Perbedaan khazanah bunyi ini membuat proses pelafalan suatu kata dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa Mandarin menjadi berubah. Salah satu bentuk interferensi bahasa yang sering terjadi adalah pelafalan nama orang Indonesia menggunakan bahasa Mandarin, misalnya Jokowi menjadi ? . Interferensi fonologi seperti ini banyak ditemui pada pencantuman nama tokoh-tokoh Indonesia dalam koran berbahasa Mandarin yang beredar di Indonesia, antara lain ? Inhua, ?? Sin Chew, ? ? Shangbao, and ? ?? ? ? Guoji Ribao.
ABSTRACT
The existence of various languages may cause language interference. Language interference is a language error caused by the influence of other frequently used languages affecting the use of other languages. The most common interference is phonological interference. This can happen because there are differences in sounds from different languages, for example Indonesian sounds with Chinese sounds. This difference in sound makes the process of pronunciation of a word from Indonesian into Chinese to be changed. One of the most common forms of language interference is the pronunciation of Indonesians rsquo;name figure in Mandarin, for example Jokowi being ? . Phonological interference like this is found in the names of Indonesian figure in Chinese newspapers published in Indonesia, among others ? Inhua, ?? Sin Chew, ? ? Shangbao, and ? ?? ? ? Guoji Ribao.
2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Pangestuti
Abstrak :
Dilihat dari segi semantis, pola 就要... 了 jiuyao... le dan 快要... 了 kuaiyao... le memiliki makna yang mirip dan sama-sama digunakan untuk menerangkan suatu peristiwa yang akan terjadi. Penelitian ini bertujuan membahas tipe peristiwa yang terdapat dalam pola 就要... 了 jiuyao... le dan 快要... 了 kuaiyao... le serta perbedaan tipe peristiwa di antara kedua pola tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Teori yang digunakan dalam menganalisis dan mengklasifikasikan tipe peristiwa adalah teori medan makna ranah peristiwa (events) yang dikemukakan oleh Nida (1975). Sumber data berupa 21 artikel pada portal berita daring RRT (Republik Rakyat Tiongkok). 4 tipe peristiwa terdapat dalam kedua pola ini, yaitu kegiatan kompleks, fisiologis, intelektual dan gerakan, sedangkan 4 tipe peristiwa lainnya hanya terdapat dalam satu pola yaitu meliputi peristiwa emosi, fisika/alamiah, tumbukan, dan kendali. Peristiwa emosi dan kendali hanya terdapat dalam pola 就要... 了jiuyao... le, sedangkan peristiwa fisika/alamiah dan tumbukan hanya terdapat dalam pola 快要... 了kuaiyao... le. Perbedaan tipe peristiwa yang muncul dalam kedua pola terletak pada konteks peristiwa, berkaitan dengan harapan atau keinginan atau berkaitan dengan individu atau orang banyak. ...... Viewed from a semantic aspect, 就要...了 jiuyao... le and 快要... 了 kuaiyao... le patterns have similar meanings and both are used to explain an event that is going to occur. This research aims to examine the types of events in 就要...了 jiuyao... le and 快要... 了 kuaiyao... le patterns and the differences types of events between this two patterns. The method used in this research is qualitative method. The theory used to analyze and classify the types of events is the events domains of semantic domains theory proposed by Nida (1975). The data source is 21 articles on the PRC (Peoples Republic of China) online news portal. There are 4 types of events in both patterns, namely complex activities, physiological, intellectual and movement events, while 4 other types of events are only in one pattern, emotive, physical, impact, and control events. Emotive and control events are only found in the 就要... 了 jiuyao...le pattern, whereas the physical and impact events are only in the 快要... 了 kuaiyao... le pattern. The difference on the type of events in both of patterns is due to contextual aspects, either related to expectations or desires or related to individual or people.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Anggia Dwi Cahyani
Abstrak :
Kata wei dalam bahasa Mandarin merupakan kata yang berhomonimi, artinya kata tersebut memiliki lebih dari satu fungsi dan makna yang tidak saling berhubungan. Perbedaan fungsi dan makna kata wei juga mempengaruhi perbedaan ton pada kata tersebut, satu dilafalkan dengan ton wei dan yang lainnya dengan ton wi. Perbedaan ini seringkali menimbulkan kesulitan bagi pembelajar bahasa Mandarin. Pembelajar sulituntuk menentukan wei mana yang muncul dalam sebuah teks, apakah wei atau wi. Oleh karena itu, diperlukan sebuah penelitian yang bertujuan untuk mempermudah pembelajar membedakan antara wei atau wi berdasarkan ciri sintaktisnya. Untuk mengetahui karakteristik dari setiap kata wei dilakukan sebuah analisis sintaksis terhadapsekumpulan kalimat contoh yang mengandung kata 为, yakni dengan melihat unsur-unsurpendamping 为di depan maupun di belakangnya. Dengan cara demikian baru dapatditentukan 为mana yang diacu; apakah 为wéi atau 为wѐi. Sumber data diperoleh darikalimat-kalimat yang mengandung kata 为yang muncul pada buku ajar Hanyu Jiaocheng jilid 1-6 dan buku Hanyu Yuedu Jiaocheng jilid 1-3. Dari hasil penelitian diketahui bahwa 为 wéi merupakan preposisi yang memberikan keterangan bagi kalimat, sedangkan 为wéi merupakan verba yang menyatu dengan predikat. Hasil penelitian disajikan secara deskriptif kualitatif. The word 为(wei) in Mandarin is a monumental word, meaning that the word has more than one unrelated function and meaning. The difference in function and meaning of the word 为 also affects the difference in tone of the word, one is pronounced with 阳平(wei) tone and the other with 去声(w i). This difference often creates difficulties for Chinese learners. Learners find it difficult to determine which 为appears in a text, whether 为wei or 为w i. Therefore, we need a study that aims to facilitate students to distinguish between 为wei or 为w i based on syntactic characteristics. To find out the characteristics of each 为a syntactic analysis of a set of example sentences containing the word 为is carried out, by looking at the accompanying elements 为in front of and behind it. In this way it can only be determined which 为is referred to; whether 为wei or 为w i. The data source is obtained from sentences containing the word 为which appears in textbooks Hanyu Jiaocheng volumes 1-6 and Hanyu Yuedu Jiaocheng volumes 1-3. From the results of the study note that 为wei is a preposition that provides information for sentences, while 为wei is a verb that blends with the predicate. The results of the study are presented in a descriptive qualitative manner.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>