Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
Mohammad Adhi Rachmaidi
"
ABSTRAKPenelitian ini menganalisis hubungan empiris antara kompetisi dan inovasi di Indonesia dengan menggunakan data perusahaan BPS Indonesia. Keterbatasan data inovasi mengharuskan penggunaan
R&D expenditure sebagai inovasi pada tahun tersedianya data. Kompetisi diestimasi dengan menggunakan
profit elasticity berdasarkan gagasan efisiensi. Bentuk
inverted-U diuji dengan teknologi
spread pada industri dimana efek dari kompetisi dan inovasi dapat berubah dari positif menjadi negatif. Bukti empiris menunjukkan hubungan antara kompetisi dan inovasi merupakan
inverted-U dengan titik optimal yang sangat rendah. Ini berarti sangat sedikit industri yang dapat meningkatkan inovasi dan hampir semua industri akan mengurangi inovasi ketika kompetisi meningkat.
This paper studies empirical relationship between competition and innovation in Indonesia using micro data BPS Indonesia. Lack of innovation data has necessitated use R&D expenditure as innovation in year of data avaibility. Competition is estimated by computing profit elasticity, based on idea of efficiency. Inverted-U shape tested with technology spread within industries at which effect of competition and innovation can be turns from positive to negative. Empirical evidence shows relationship between competition and innovation is inverted-U with very low optimal point. This means that very few industries can increase innovation and almost all industries will reduce innovation as competition increases.
"
2017
T52502
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Rahma Deni Widia Putri
"
Penelitian ini menganalisis dampak dari perdagangan internasional dan persaingan industri terhadap kesenjangan upah pekerja terampil dan tidak terampil di industri manufaktur Indonesia. Menggunakan data panel tingkat perusahaan yaitu data Statistik Industri Besar dan Sedang (IBS) dari BPS dan data upah minimum provinsi dari Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Modifikasi model dilakukan pada pengelompokan industri yang berbeda, yaitu industri manufaktur secara umum, manufaktur padat karya dan manufaktur padat modal. Analisis empiris disajikan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa peningkatan perdagangan internasional bekontribusi pada penurunan kesenjangan upah terampil dan tidak terampil di industri manufaktur Indonesia. Namun peningkatan persaingan industri memberikan dampak yang sebaliknya. Selain itu penelitian ini melakukan analisis perbandingan dampak dari perdagangan internasional dan persaingan industri pada industri padat karya dan padat modal.
This paper analyzes the impact of international trade and industrial competition on skilled–unskilled wage inequality in Indonesia’s manufacturing industry. By making use of ï¬rm level panel data which are industri statistic from BPS, minimum wage from Ministry of Labor. Modifying the model for different group, which are manufacturing industry in general, labor-intensive and capital-intensive manufacturing. The empirical analysis presented in this paper shows that international trade has contributed to an decrease in skilled–unskilled wage inequality in Indonesia's manufacturing industry. However, increase in industrial competition has the opposite effect. In addition, this study also analyzes the impact of international trade and industrial competition on labor-intensive and capital-intensive industries.
"
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Januar Setiawan
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh konsumsi listrik terhadap output industri manufaktur Indonesia, khususnya pada lima sektor unggulan ekspor yaitu industri pengolahan logam dasar, industri makanan, industri minuman, industri peralatan listrik, dan industri komputer. Data yang digunakan berasal dari Survei Industri Manufaktur tahun 2015, 2017, 2018, dan 2019. Industri manufaktur Indonesia merupakan sektor yang penting karena menempati posisi tertinggi pada tahun 2023 dalam menyumbang Produk Domestik Bruto yaitu sekitar 18,67 % (Badan Pusat Statistik, 2024) .Metode analisis yang digunakan adalah regresi data panel dengan pendekatan fixed effect model. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah output industri manufaktur, sementara variabel independennya adalah konsumsi listrik. Penelitian juga menyertakan variabel kontrol seperti harga energi listrik, harga energi solar, harga energi gas dan harga energi batubara, serta modal dan tenaga kerja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumsi listrik berpengaruh positif dan signifikan pada tingkat 1 % terhadap output industri manufaktur Indonesia pada kelima sektor yang diteliti. Peningkatan konsumsi listrik sebesar 1% akan meningkatkan output industri manufaktur sebesar 0,080% - 0,172%, ceteris paribus. Industri makanan, mencatatkan pengaruh terbesar dibandingkan industri lainnya. Temuan ini mengimplikasikan pentingnya ketersediaan pasokan listrik yang memadai untuk mendorong pertumbuhan industri manufaktur.
The study aims to analyze the influence of electricity consumption on Indonesian manufacturing industry output, in particular in the five leading export sectors: basic metal processing industry, food industry, beverage industry, electrical equipment industry, and computer industry. The data used came from the Manufacturing Industry Survey for 2015, 2017, 2018, and 2019. Indonesian manufacturing industry is an important sector as it occupies the highest position by 2023 in contributing gross domestic product of about 18.67% (Central Statistics Bureau, 2024).The analytical method used is panel data regression with a fixed-effect model approach. The dependent variable in this study is manufacturing industry output, while the independent variable is electricity consumption. The research also included control variables such as electricity prices, solar energy prices, gas energy prices and coal prices, as well as capital and labour. The results of the research show that electricity consumption has a positive and significant impact at a rate of 1% on Indonesian manufacturing industry output in the five sectors studied. A 1% increase in electricity consumption will increase manufacturing output by 0.080% - 0.172%, ceteris paribus. The food industry, recorded the greatest influence compared to other industries. These findings imply the importance of availability of adequate power supply to drive manufacturing industry growth."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Surabaya: Bank Indonesia Representative Office of East Java Province, 2015
338.4 BAN m
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library