Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 18 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lenin, Vladimir I.
Moscow: Foreign Languages Publishing House, 1952
335.4 LEN s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Elster, Jon
Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2000
354.4 ELS it (2)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Woodfin, Rupert
Singapore: Rupert Woodfin, 2004
335.4 WOO i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Engels, Friedrich, 1820-1895
Jakarta: Hasta Mitra, 2002
335.4 Eng f
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Lenin, Vladimir I.
Moscow: Foreign Languages Publishing House , 1950
335.4 LEN s I
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Irwolhoe, or the January Association, asserted the unification of the split socialist movement upon its formation in January 1925....
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Khairunnisa
Abstrak :
Penelitian ini membahas pengaruh budaya patriarki terhadap kekerasan dalam rumah tangga terhadap perempuan masa Federasi Rusia.Analisis dengan menggunakan teori feminisme marxis dan metode deskriptif analitis dilakukan untuk membuktikan argumen utama yaitu kuatnya budaya patriarki di dalam paradigma masyarakat Federasi Rusia adalah salah satu faktor utama terjadinya kekerasan dalam rumah tangga terhadap perempuan di Federasi Rusia.Berdasarkan analisis, hasil penelitian membuktikan bahwa kuatnya budaya patriarki di dalam paradigma masyarakat Federasi Rusia adalah salah satu faktor utama terjadinya kekerasan dalam rumah tangga terhadap perempuan di Federasi Rusia.
This theses analyses the influence of patriarchy to domestic violence against woman on Russian Federation period. With marx ist feminism theory and descriptive analytical method for the analysis of the main arguments to prove that the strong patriarchy culture in society paradigm of Russian Federationis one of main factor domestic violenceagainst women in the Russian Federation occurred. Based on the analyzes, this theses proves that the strong patriarchy culturein society paradigm of Russian Federationis one of main factor domestic violence against women in the Russian Federation occurred.
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S57189
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Franz Magnis-Suseno
Abstrak :
Mao Zedong is discussed in terms of his four thoughts on Marxism-Mao Leninism : the Chinese-zation of Marxism, priority of praxis, contradiction, and mass-line. The conclusion of the articles says that Mao's basic thought is revolutionary will
Depok: Departemen kewilayaan FIB Universitas Indonesia, 2009
360 JETK 1:1 (2009)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Satriono Priyo Utomo
Abstrak :
ABSTRAK Penulisan tesis ini mengkaji biografi pemikiran Aidit 1946-1965 yang mencakup pertama, perjalanan hidup Aidit yang melahirkan dan membentuk pemikiran-pemikirannya, kedua, menjelaskan tentang pemikiran-pemikiran politik revolusioner dan eksperimentasi-eksperimentasi pemikiran Aidit atas Marxisme-Leninisme, dan menjelaskan dampak atas relasi pemikiran-pemikiran Aidit dengan strategi dan sikap politik Partai Komunis Indonesia (PKI) dalam konstelasi politik nasional pada masa Demokrasi Parlementer hingga Demokrasi Terpimpin. Aidit adalah manusia politik yang tumbuh dan berkembang dalam dua pengalaman yang dinamis yaitu empirisme Belitung dan pergaulan politik Jakarta. Pemikiran-pemikiran Aidit muda dipandang oleh Soe Hok Gie yang menyebutnya sebagai tipe pemikir Indonesia yang masih muda, dan tulisan-tulisannya pada masa awal revolusi merupakan sumber kekecewaan generasi muda. Saat Aidit mencapai kedudukan sebagai pimpinan Partai Komunis Indonesia (PKI) pada awal tahun 1950-an sampai akhir hidupnya. Aidit tampil seperti yang disampaikan oleh Justus M. van Der Kroef sebagai ahli taktik, organisator dan teoritikus. Melalui metode historiografi, pendekatan sejarah pemikiran dan teori hermeneutik Wiliam Dilthey, pemikiran-pemikiran politik Aidit berdinamika dalam tiga fase yaitu eksplorasi (1946-1947), konsolidasi (1951-1956) dan eksperimentasi (1957-1965). Di fase eksplorasi, Aidit muda menggunakan Marxisme-Leninisme sebagai pisau analisa memahami Indonesia yang baru saja diproklamirkan. Saat berusia 23 tahun, Aidit menulis dengan cara pandang progresif yang meyakini bahwa revolusi Indonesia adalah bagian daripada revolusi dunia. Pemikiran-pemikiran politiknya terus berkembang bersama PKI. Dalam fase konsolidasi Aidit melahirkan buah pemikiran tentang konsepsi partai komunis di Indonesia yaitu partai massa sekaligus partai kader, dengan melibatkan kaum tani bersama kaum buruh menjadi motor penggerak perubahan dengan menempuh jalan damai. Kemudian sistem politik nasional pada masa awal Demokrasi Terpimpin mendorong Aidit berpikir progresif. Pada fase eksperimentasi Aidit menganalisis sejarah perkembangan masyarakat dan merumuskan kelas-kelas sosial di Indonesia. Aidit menggagas dua tahapan revolusi yaitu nasional dan demokratis, dengan semangat melenyapkan sisa-sisa feodalisme dan imperialisme. Titik pertemuan revolusi dua tahap itu adalah perjuangan agraria. Perjuangan tersebut menempuh jalan yang disebut Aidit sebagai Metode Kombinasi Tiga Bentuk Perjuangan (MKTBP) yang berisi perjuangan gerilya di desa-desa, aksi-aksi revolusioner, bekerja baik dan intensif di kalangan kekuatan bersenjata.
ABSTRACT The writing of this thesis examines the biography of Aidit's thoughts from 1946-1965 which included the first, Aidit's life journey which gave birth to and formed his thoughts, secondly, explained revolutionary political thoughts and Aidit's thought experiments on Marxism-Leninism, and explained the impact on relations Aidit's ideas with the strategy and political attitude of the Indonesian Communist Party (PKI) in the national political constellation during the period of Parliamentary Democracy to Guided Democracy. Aidit is a political man who grew and developed in two dynamic experiences, namely Belitung's empiricism and Jakarta's political association. Young Aidit's ideas were seen by Soe Hok Gie who called him the young type of Indonesian thinker, and his writings in the early days of the revolution were a source of disappointment for the younger generation. When Aidit reached the position of head of the Indonesian Communist Party (PKI) in the early 1950s until the end of his life. Aidit appeared as presented by Justus M. van Der Kroef as a tactician, organizer and theorist. Through historiography methods, the approach of history of William Dilthey's thought and hermeneutic theory, Aidit's political thoughts were dynamic in three phases, namely exploration (1946-1947), consolidation (1951-1956) and experimentation (1957-1965). In the exploration phase, young Aidit used Marxism-Leninism as an analytical knife to understand Indonesia that had just been proclaimed. When he was 23 years old, Aidit wrote in a progressive perspective that believed that the Indonesian revolution was part of the world revolution. His political thoughts continued to develop with the PKI. In the consolidation phase Aidit gave birth to ideas about the conception of the communist party in Indonesia, namely the mass party as well as the cadre party, by involving the peasants with the workers to become the driving force of change by taking a peaceful path. Then the national political system in the early days of Guided Democracy encouraged Aidit to think progressively. In the experimental phase Aidit analyzed the history of community development and formulated social classes in Indonesia. Aidit initiated two stages of the revolution, national and democratic, in the spirit of eliminating the remnants of feudalism and imperialism. The meeting point of the two-stage revolution is the agrarian struggle. The struggle took a path called Aidit as the Metode Kombinasi Tiga Bentuk Perjuangan (MKTBP) which contained guerrilla struggles in the villages, revolutionary actions, worked well and intensely in the armed forces.

 

Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
T52125
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anton Fitrianto
Abstrak :
Skripsi ini menceritakan tentang sebuah organisasi / perkumpulan yang berfaham Marxist. Pada awalnya Indische Sociaal Democratische Vereeniging (ISDV) bukan merupakan sebuah organisasi politik, melainkan hanya sebagai sebuah klub diskusi (debating club) bagi anggota anggota Sociaal Democratische Arbeiders Partij (SDAP) atau Partai Buruh Sosialis Demokrat di Negeri Belanda yang tinggal dan bekerja di Hindia Belanda. Walaupun ISDV ini bukanlah sebuah organisasi politik, tetapi lama kelamaan aktivitas yang dilakukannya justru sering bersinggungan dengan masalah-masalah politik. Kondisi sosial, politik dan ekonomi yang ada di Hindia Belanda memudahkan pergerakan organisasi ini dalam menyebarkan ajaran Marxisme kepada penduduk bumiputra. Dalam penyebaran ide-ide Marxisme tersebut, ISDV selain mendekati secara personal, juga melakukan pendekatan kepada organisasi lokal seperti Sarekat Islam khususnya cabang Semarang yang pada waktu itu Semaun menjadi ketuanya selain dia juga menjadi anggota ISDV. Revolusi Bolshevik yang terjadi di Rusia pada 1917 dapat dikatakan sebagai titik tolak dari kemenangan pergerakan Marxisme di seluruh dunia. Sebagian anggota ISDV yang berpikiran radikal semakin gencar dalam kegiatan agitasi dan provokasi kepada penduduk bumiputra. Terlebih mereka berkeinginan juga untuk melakukan revolusi di Hindia Belanda, namun justru hal itu yang menjadi alasan bagi Pemerintah Kolonial untuk menangkap dan mengusir para anggota ISDV yang radikal dan mengawasi kegiatan organisasi ini secara ketat. Di dalam organisasi ISDV sendiri terjadi pertentangan pemikiran yang mengakibatkan pecahnya organisasi ini. Sebagian anggota yang tidak radikal memisahkan diri dari ISDV dan membentuk organisasi lain. Pendirian Internasionale Communist III (Commintern III) juga mempengaruhi kegiatan ISDV selanjutnya, yaitu dengan adanya rencana dari ISDV untuk menjadi anggota organisasi komunis seluruh dunia tersebut. Untuk kepentingan itu akhirnya ISDV mengganti nama organisasinya menjadi Perserikatan Komunis di Hindia yang kemudian berganti nama lagi menjadi Partai Komunis Indonesia.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2003
S12141
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>