Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 118 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Chris Wadhana Setyanta
Abstrak :
Metode Recovery by Equilibrium in Parches adalah metode pemulihan solusi gaya dalam metode elemen hingga yang diperkenalkan oleh B Boroomand. Metode ini merupakan metode pemulihan superconvergent dengan menggunakan patch sebagai media perhitungan seperti juga halnya metode Superconvergent Patch Recovery (SPR) yang sudah lebih dulu dikenal sebagai metode pemulihan dengan kinerja bagus. Dalarn penelitian ini dilakukan uji numerik implementasi metode tersebut dalam mengestimasi error metode elemen hingga untuk pelat lentur dengan elemen DKMQ. Uji numerik dilakukan dengan penghalusan jaringan elemen (mesh) tipe-h secara seragam dan adaptif. Pengujian tersebut dibandingkan dengan tiga metode pemulihan gaya dalam lainnya yaitu metode SPR, metode rata-rata langsung, dan metode proyeksi. Penulis menggunakan program UI-FEAP sebagai program utama untuk melakukan uji numerik. Program tersebut telah disertai subrutin formulasi elemen DKMQ dan Error Estimator Z2 yang ditulis dalam bahasa FORTRAN hasil penelitian peneliti lain sebelumnya. Penulis menambahkan subrutin yang terkait dengan perhitungan metode REP.
Recovery by Equilibrium in Patches (REP) is a recovery method introduced by B Boroomand. This method is using patch as recovery media as is used by Superconvergent Patch Recovery (SPR) which is well known as a good recovery method. In this research, a numerical study of REP implementation is held to estimate error in finite element analysis using DKMQ element. The numerical study is performed with both uniform and adaptive h-type mesh refinement. The result is compared with three other recovery method, i.e. SPR method, averaging method, and projection method. UI-FEAP program is used as main program in the numerical study. The program has been enriched with DKMQ and Z2 error estimator subroutines written in FORTRAN programming language by other researcher. The author added subroutines related to REP method.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
T21264
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Mulyaningsih
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
T39830
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cahyo Antarikso
Abstrak :
Karakteristik strain aging pelat baja canai panas dari dua tipe C-Mn-Ti, yang dalam aplikasinya digunakan sebagai bahan baku tabung gas elpiji telah diamati melalui percobaan simulasi laboratorium. Pemberian regangan plastis pada spesimen uji tarik diikuti dengan pemberian temperatur pemanasan menunjukkan pengaruhnya terhadap sifat mekanik baja, khususnya kekuatan luluh dan elongasi.Regangan plastis sebesar 3, 8 dan 12% yang diberikan terhadap spesimen uji menggambarkan besarnya deformasi yang dialami lembaran baja saat mengalami proses pembuatan tabung gas (deep drawing). Sedangkan untuk menggambarkan kejadian static strain aging, spesimen yang telah dideformasi tersebut kemudian dipanaskan pada temperatur 100, 120, dan 160°C dengan waktu tahan 60 menit. Perubahan sifat mekanik yang terjadi merupakan bukti adanya peristiwa strain aging pada baja. Regangan plastis memberikan pengaruh yang paling signifikan terhadap berkurangnya elongasi (loss of ductility). Elongasi sisa terendah yang masih dimiliki sebesar 15% untuk baja tipe C-0.BMn-Ti dan 14% untuk baja C- 1.4Mn-Ti. Sedangkan peninpkatan kekuatan luluh terbesar akibat strain hardening hingga mencapai 20kg/mm untuk baja tipe C-0.BMn-Ti dan 18kg/mm2 untuk baja C-1.4Mn-Ti. Meskipun memberikan perubahan terhadap kekuatan luluh dan elongasi, namun temperatur pemanasan yang diterapkan tidak memberikan pengaruh yang signifikan. Pengukuran dengan metode pelebaran garis difraksi sinar-x memberikan gambaran adanya peningkatan kerapatan dislokasi akibat pemberian regangan plastis, yang ditunjukkan dengan peningkatan lebar garis difraksi. Sedangkan akibat pemberian temperatur pemanasan pada selang 100° - 160°C, tampak adanya fenomena recovery, yang ditunjukkan oleh adanya penurunan lebar garis difraksi pada bidang (110).
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2001
T39705
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ramlan
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2001
T39696
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ritonga, Togar M.
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T39697
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indra Yuliana Santoso
Abstrak :
Telah dilakukan studi analisa kerusakan terhadap pelat elektroda Hypochlorite Plant dari aspek analisa mikrostruktur material. Hypochlorite Plant merupakan suatu alat untuk mengelektrolisa Sodium Chloride(NaCl) dalam air laut untuk menghasilkan Sodium Hypochlorite(NaOCl) yang kemudian kemudian diinjeksikan kembali ke air laut untuk mencegah terjadinya biofouling. Berdasarkan studi identifikasi material dengan EDX dan XRD, diketahui bahwa jenis material asal adalah paduan titanium yang dilapis dengan platinum. Pengukuran kekerasan dengan Vickers pada bagian yang utuh dan rusak menunjukkan bahwa pada bagian yang rusak terjadi peningkatan kekerasan sebesar 26,8% dibandingkan logam induknya. Hasil pengamatan metalografi dengan mikroskop optik menunjukkan bahwa ukuran butir pada bagian yang rusak lebih kecil dari bagian yang utuh. Disimpulkan bahwa kerusakan terjadi karena terjadi peningkatan temperature lokal melebihi titik cair akibat konsentrasi arus yang besar (5000A) pada pada bagian yang rusak. ......The failure of Electrode for Hypochlorite Plant has been analyzed by analyzing the material microstructures. Hypochlorite Plant is the equipment that directly electrolyzes the sodium chloride in seawater to produce and let sodium hypochlorite be contained in seawater to prevent biological-fouling. According to material identification using EDX and XRD has been known that the base metal of the electrode is titanium-alloy that is coated by platinum. The hardness test using Vickers hardness testing machine shows that the hardness of the failure material is 26,8% harder than the good one. It was found metalographic examination that the grain size of the broken electrode is smaller than the good one. Based on that fact, we concluded that the failure was caused by the local temperature overheating because of electical current concentration (5000A) on the broken material.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
T20967
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hernowo Widodo
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
T41213
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cahyono
Abstrak :
Variasi komposisi penambahan Trass dan Limestone sebagai material suplemen Ordinary Portland Cement dilakukan pada penelitian ini dengan tujuan untuk menurunkan harga tanpa mengurangi sifat kuat tekan. Kuat tekan yang diharapkan dari variasi material pada penelitian ini bisa melebihi kuat tekan Ordinary Portland Cement. Trass dan limestone divariasi dengan jumlah total substitusi 21% berat, dan semen dipertahankan pada 79% berat. Hasil pencampuran trass, limestone dan semen dipertahankan pada kehalusan 5000 cm²/gram. Semen hasil variasi ini dipilih yang terbaik berdasarkan hasil pengujian kuat tekan, kemudian dibandingkan dengan hasil kuat tekan semen yang tidak ditambahkan trass dan limestone. Perubahan mineralogi atau kristal akibat variasi komposisi material akan diamati dengan X-RD dan SEM.. Kalsium Silikat Hidrat (CSH) sebagai produk utama yang memberikan kontribusi terhadap kuat tekan, diharapkan terindentifikasi pada pengamatan ini. Hasil penelitian menunjukkkan kuat tekan dari variasi dengan komposisi trass 14% dan limestone 7% lebih tinggi dari variasi komposisi trass dan limestone yang lain, baik pada umur pengujian 3, 7 dan 28 hari. Kuat tekan variasi komposisi trass 14% dan limestone 7% berturut turut untuk umur 3, 7 dan 28 hari adalah 224 kgf/cm², 282 kgf/cm², dan 365 kgf/cm². Berturut-turut untuk umur 3, 7 dan 28 hari, kuat tekan semen tanpa penambahan trass dan limestone adalah 261 kgf/cm², 352 kgf/cm², dan 448 kgf/cm². Hasil diatas disebabkan pada semen tanpa penambahan trass dan limestone terbentuk kristal CSH jenis kristal Rosenhandrite yang cukup banyak daripada pada semen dengan tambahan trass dan limestone. Kristal Rosenhandrite ini mempunyai kontribusi terhadap kuat tekan lebih tinggi daripada CSH yang lain seperti C2SH alpha, C6S3H gamma delaite, dan afwillite. Pengamatan SEM pada sampel semen tanpa trass dan limestone terlihat adanya kristal CSH yang berbentuk plat dengan bulu-bulu lembut yamg dihubungkan jarum-jarum kecil (ettringite), sedang pada semen variasi trass dan limestone berbentuk plat tanpa bulu-bulu dan tanpa jarum-jarum kecil. ......Composition Variation of Trass and Limestone addition as supplement material in Ordinary Portland Cement is done in the research with the goal to reduce cost without decreasing compressive strength. It is even expected that the compressive strength of cement added with suitable variation of trass and limestone wiil exceed that of Ordinary Portland Cement . Trass and limestone is varied with a total substitution of 21% wt, and cement is kept 79% wt. The fineness Trass, Limestone and Cement mixture is kept on 5000 cm²/gram Optimum variation of Trass and Limestone addition is determined by compressive strength compared to OPC without additives, and the mineralogy and crystalline phase is like CSH as observed using XRD and SEM. The research results showed that compressive strength of composition variation of 14% Trass and 7% Limestone has compressive strength higher than others. The compressive Strength of optimum variation are 224 kgf/cm², 282 kgf/cm² and 365 kgf/cm for samples tested at 3, 7, and 28 days respectively .The compressive strength of cement without additive are 261 kgf/cm², 352 kgf/cm² and 448 kgf/cm² for samples tested 3, 7, and 28 days respectively. The difference in compressive strength between cement with and without additive is attributed to the formation of Rosenhandrite, which is a crystalline CSH. Large quantity of Rosenhandrite is formed in cement without addition of trass and limestone. It is assumed that Rosenhandrite is the dominant phase that contribute to compressive strength relative to the other CSH phases as like C2SH Alpha, C6S3H Gamma Dellaite, and Afwillite. Under the SEM, CSH phases in cement without additive showed plate shape with smooth hairy which is connected with small needles (ettringite), while for cement with composition variation of Trass and Limestone showed plate shape without smooth hairy and small needle.
Jakarta: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
T25260
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Cahyono
Abstrak :
Variasi komposisi penambahan Trass dan Limestone sebagai material suplemen Ordinary Portland Cement dilakukan pada penelitian ini dengan tujuan untuk menurunkan harga tanpa mengurangi sifat kuat tekan. Kuat tekan yang diharapkan dari variasi material pada penelitian ini bisa melebihi kuat tekan Ordinary Portland Cement. Trass dan limestone divariasi dengan jumlah total substitusi 21% berat, dan semen dipertahankan pada 79% berat. Hasil pencampuran trass, limestone dan semen dipertahankan pada kehalusan 5000 cm²/gram. Semen hasil variasi ini dipilih yang terbaik berdasarkan hasil pengujian kuat tekan, kemudian dibandingkan dengan hasil kuat tekan semen yang tidak ditambahkan trass dan limestone. Perubahan mineralogi atau kristal akibat variasi komposisi material akan diamati dengan X-RD dan SEM.. Kalsium Silikat Hidrat (CSH) sebagai produk utama yang memberikan kontribusi terhadap kuat tekan, diharapkan terindentifikasi pada pengamatan ini. Hasil penelitian menunjukkkan kuat tekan dari variasi dengan komposisi trass 14% dan limestone 7% lebih tinggi dari variasi komposisi trass dan limestone yang lain, baik pada umur pengujian 3, 7 dan 28 hari. Kuat tekan variasi komposisi trass 14% dan limestone 7% berturut turut untuk umur 3, 7 dan 28 hari adalah 224 kgf/cm², 282 kgf/cm², dan 365 kgf/cm². Berturut-turut untuk umur 3, 7 dan 28 hari, kuat tekan semen tanpa penambahan trass dan limestone adalah 261 kgf/cm², 352 kgf/cm², dan 448 kgf/cm². Hasil diatas disebabkan pada semen tanpa penambahan trass dan limestone terbentuk kristal CSH jenis kristal Rosenhandrite yang cukup banyak daripada pada semen dengan tambahan trass dan limestone. Kristal Rosenhandrite ini mempunyai kontribusi terhadap kuat tekan lebih tinggi daripada CSH yang lain seperti C2SH alpha, C6S3H gamma delaite, dan afwillite. Pengamatan SEM pada sampel semen tanpa trass dan limestone terlihat adanya kristal CSH yang berbentuk plat dengan bulu-bulu lembut yamg dihubungkan jarum-jarum kecil (ettringite), sedang pada semen variasi trass dan limestone berbentuk plat tanpa bulu-bulu dan tanpa jarum-jarum kecil. ......Composition Variation of Trass and Limestone addition as supplement material in Ordinary Portland Cement is done in the research with the goal to reduce cost without decreasing compressive strength. It is even expected that the compressive strength of cement added with suitable variation of trass and limestone wiil exceed that of Ordinary Portland Cement . Trass and limestone is varied with a total substitution of 21% wt, and cement is kept 79% wt. The fineness Trass, Limestone and Cement mixture is kept on 5000 cm²/gram Optimum variation of Trass and Limestone addition is determined by compressive strength compared to OPC without additives, and the mineralogy and crystalline phase is like CSH as observed using XRD and SEM. The research results showed that compressive strength of composition variation of 14% Trass and 7% Limestone has compressive strength higher than others. The compressive Strength of optimum variation are 224 kgf/cm², 282 kgf/cm² and 365 kgf/cm for samples tested at 3, 7, and 28 days respectively .The compressive strength of cement without additive are 261 kgf/cm², 352 kgf/cm² and 448 kgf/cm² for samples tested 3, 7, and 28 days respectively. The difference in compressive strength between cement with and without additive is attributed to the formation of Rosenhandrite, which is a crystalline CSH. Large quantity of Rosenhandrite is formed in cement without addition of trass and limestone. It is assumed that Rosenhandrite is the dominant phase that contribute to compressive strength relative to the other CSH phases as like C2SH Alpha, C6S3H Gamma Dellaite, and Afwillite. Under the SEM, CSH phases in cement without additive showed plate shape with smooth hairy which is connected with small needles (ettringite), while for cement with composition variation of Trass and Limestone showed plate shape without smooth hairy and small needle.
Jakarta: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
T39866
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
James Handaja
Abstrak :
Variabel-variabel proses canai panas dapat ditentukan sedemikian rupa untuk memproduksi baja paduan dengan ukuran butir ferritdan sifat mekanis yang spesifik. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model ukuran butir ferrit akhir baja HSLA 0,028% Nb berdasarkan variabel-variabel operasional canai panas serta model kekerasan Vickers berdasarkan ukuran butir ferrit akhir. Hasilnya adalah bahwa ukuran butir ferrit akhir dapat diprediksi dari ukuran butir austenit semula, regangan, laju regangan, temperatur canai, dan laju pendinginan. Didapatkan juga bahwa kekerasan Vickers dapat diprediksi dari ukuran butir ferrit akhir, regangan, laju regangan, dan temperatur canai. ......Hot rolling variables can be determined as such to produce alloy steels having specific ferrite grain size and mechanical properties. The aim of this research is to develop model of ferrite grain size of 0,028%-Nb HSLA steel based on hot rolling operational variables and model of Vickers hardness based on the final ferrite grain size. Results show that ferrite grain size can be predicted based on the initial austenite grain size, strain, strain rate, rolling temperature, and cooling rate. It is also found that Vickers hardness can be predicted based on the final ferrite grain size, strain, strain rate, and rolling temperature.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>