Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 46 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Salma Padri H.
Abstrak :
Campak adalah penyakit infeksi virus yang merupakan penyebab utama kematian pada anak di negara-negara berkembang seperti Indonesia. Kabupaten Serang sebagai salah satu wilayah bagian /kota di Indonesia yang memiliki masalah kesehatan yang serius terhadap campak dimana peningkatan imunisasi mencapai lebih dari 90% tahun 1998.

Oleh karena itu, studi ini dianjurkan untuk menjelaskan faktor-faktor yang berhubungan dengan penyakit campak. Studi dibuat berdasarkan studi kasus kontrol dimana anak umur 15-59 bulan dengan gejala klinis campak (demam dan bercak merah) yang didiagnosa oleh bidan puskesmas sebagai kasus dan anak tanpa gejala klinis campak sebagai kontrol. Data dikumpulkan oleh bidan melalui kuesioner.

Studi menemukan bahwa faktor utama yang berhubungan dengan campak adalah umur ibu (OR 2, 74 95% CI: 1, 28-5, 89) dan pengetahuan ibu (OR 2, 01 95% CI: 1, 17-3, 44).

Studi ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan ibu melalui penyuluhan di Posyandu oleh bidan atau kader desa.
Measles is a viral infectious disease that a main cause of morbidity and mortality in younger children in developing countries such as Indonesia. Serang as one of districts in Indonesia has a serious public health problem with measles in spite of increasing coverage immunization reached more than 90% in 1998.

Therefore, this study is aimed to determine the factors related to measles diseases. The study design was case control study where the children age 15-59 months with clinical symptoms of measles (fever and rash) that diagnosed by midwives of Puskesmas selected as the cases and the children with out clinical symptoms of measles selected as the control. Data were collected by the midwives using questioners.

This study found that factors were significant related to measles are the age of mother (OR 2, 74 95% CI: 1, 28-5, 89) and mothers knowledge (OR 2, 01 95% CI: 1, 17-3, 44).

The study recommends increasing the knowledge of the mothers through health promotion in Posyandu by conducting mother classes.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Irawan
Abstrak :
Dewasa ini di Indonesia, campak masih merupakan masalah kesehatan masyarakat. Imunisasi campak telah dimulai tahun 1982 dan cakupan imunisasi mengalami peningkatan. Meskipun demikian, di beberapa daerah masih terdapat Kejadian Luar Biasa (KLB) campak, seperti halnya yang terjadi di Kabupaten Majalengka. Berdasarkan atas kenyataan ini, dilakukan penelitian yang mengkaji tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan cara pemberian imunisasi campak sesuai dengan SOP Imunisasi di Kabupaten Majalengka, tahun 2002, yang terdiri atas beberapa variabel, antara lain : lama masa kerja, pendidikan, pengetahuan, pelatihan, sikap, perilaku, jarak, transportasi, kelengkapan imunisasi, vaksin campak yang dipergunakan oleh petugas kesehatan di Puskesmas dan insentif. Penelitian dilakukan di Kabupaten Majalengka tahun 2002 dengan mempergunakan disain studi potong-lintang (cross sectional), serta mempergunakan data primer yang diperoleh melalui observasi dan wawancara, dengan responden yang berjumlah 209 orang yang merupakan seluruh populasi yang telah memenuhi kriteria sampel yang dimaksudkan. Analisis data meliputi analisis univariat, bivariat, multivariat dan deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa 4 (empat) dari 11 (sebelas) variabel yang diperoleh adanya hubungan yang bermakna secara statistik, antara lain : pelatihan petugas (OR = 3,54; 95% CI = 1,42 - 8,82; p = 0,007), pengetahuan (OR = 5,69; 95% CI = 2,10 - 15,44; p = 0,001), sikap (OR = 3,45; 95% CI = 1,40 - 8,50; p = 0,009), dan perilaku (OR 2,26; 95% CI = 0,94 - 5,45; p = 0,068). Selanjutnya, pada penelitian ini tidak ditemukan adanya interaksi pada faktor risiko yang berhubungan dengan cara pemberian imunisasi campak. Dari hasil penelitian ini disarankan, bahwa masih perlu adanya peningkatan pelatihan bagi petugas kesehatan. Dengan demikian, diharapkan akan mampu trampil dalam memberikan pelayanan imunisasi campak kepada sasaran, terutama dalam hal cara pemberian imunisasi campak kepada sasaran. Di samping itu, dengan adanya pelatihan akan dapat menjawab masalah kebutuhan tenaga imunisasi campak di Puskesmas, Kabupaten Majalengka. Adanya peningkatan pendidikan dan pengetahuan juga perlu diperhatikan. Selain itu, perlu dipertimbangkan adanya upaya-upaya untuk meningkatkan pengetahuan. Dengan kata lain masalah pelatihan, pendidikan dan pengetahuan petugas perlu dipertimbangkan secara khusus. Factors Related to the Staff Obedience to the Measles Immunization Method in Accordance with the SOP of Immunization the Regency of Majalengka in 2002In Indonesia, recently measles is a public health problem. Through measles immunization in Indonesia, which had been established since 1982, it has been, increased the coverage gradually. However, it can be seen that measles outbreak in some areas, such as in the Regency of Majalengka has been occurred in other rural and urban areas. Based on these facts, a study was carried on investigating the factors related to the staff obedience to the measles immunization method in accordance with the SOP of Immunization, the Regency of Majalengka in 2002. The variables consist of: occupational period, education, knowledge, training, attitude, behavior, distance, transportation, completeness of measles immunization, measles vaccine used by staff in the Public Health and incentive. The study in the Regency of Majalengka in 2002, made use the cross-sectional design study, and primary data has been accepted through observation and interview, with 209 respondent, namely the whole population meeting the sample criteria mentioned above. Data were analyzed by univariate, bivariate, multivariate and descriptive analysis. The results of study showed, 4 (four) of 11 (eleven) variables was statistically significant correlation, those are: training (OR = 3.54; 95% CI = 1.42 - 8.82; p = 0.007), knowledge (OR = 5.69; 95% CI = 2.10 - 8.82; p = 0.001), attitude (OR = 3.45; 95% CI = 1.40 - 8.50; p = 0.009), and behavior (OR = 2.26; 95% CI = 0.94 - 5.45; p = 0.068). Furthermore, this study did not show any interaction of risk factors related of the measles immunization. Based on the research, it is necessary suggested to improve training for the staff gradually. In this way, as was mentioned above, hope to be able to skilled up the staff in order to make a better measles immunization service, mainly in relation to the measles immunization of the target. In addition, by the training, it is hope, the problem of the need of measles immunization staff in the Public Health; the Majalengka Regency can be applied properly. It was also considered necessary to improve knowledge and education efforts. The other words, training, knowledge and education of the staff are necessary given a special attention.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T11189
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Komaria
Abstrak :
Campak adalah penyakit infeksi virus yang masih tetap merupakan masalah di negara berkembang, terutama ketika terjadi letusan Kejadian Luar Biasa. Menurut Word Health Organization, di Indonesia sekitar 38.000 kematian campak per tahun Kabupaten Bogor merupakan salah satu kabupaten di Indonesia yang mempunyai masalah kesehatan serius terhadap penyakit campak dimana peningkatan cakupan imunisasi mencapai lebih dari 90 % tahun 2002. Campak masih sering menimbulkan KLB pada tahun 2002 di Kabupaten Bogor. KLB yang terjadi 6 kali di 6(enam) Kecamatan, dengan jumlah kasus 775 orang, meninggal 2 orang. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor risiko kejadian campak pada saat KLB di Kabupaten Bogor tahun 2002. Studi ini menggunakan desain kasus kontrol, dengan 148 sampel kasus dan 158 sampel kontrol. Kasus adalah anak umur 9 bulan - 6 tahun, menderita campak pada saat letusan KLB Campak terjadi, sedangkan kontrol adalah anal( umur 9 bulan - 6 tahun yang tidak menderita campak pada saat letusan KLB campak terjadi. Definisi operasional campak adalah demam 38° Celcius. bercak merah, batuk pilek dan mata merah dengan atau tanpa bintik spot (Koplik Spot). Data dikumpulkan dari hasil wawancara yang dilakukan oleh pewawancara melalui kuesioner pada responden yaitu ibu anak umur 9 bulan-6 tahun balk pada kasus maupun pada kontrol. Analisa data dilakukan dengan analisis univariat, bivariat dan multivariat. Hasil akhir dari penelitian ini diambil dari hasil analisis multivariat, menemukan bahwa faktor risiko utama menimbulkan kejadian campak adalah tidak imunisasi (OR = 46,06, 95% CI ; 22,00 - 96,24), p < 0,05, Status Vitamin A, anak yang dapat satu kali atau tidak pernah (OR= 2,56, 95% CI ; 1.18 - 5.56), p <0,05, perilaku ibu kurang (OR = 2,40, 95% CI 1,16 - 5,00), p<0,05 dan pola asuh kurang (OR = 2,71, 95% CI; 1,09 - 6,73), p< 0,05. Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi pengambil keputusan di Kabupaten Bogor guna memberikan perhatian pada empat faktor diatas yaitu Status imunisasi, Status vitamin A. perilaku ibu, dan pola asuh terhadap anak. Daftar Pustaka : 41 (1980 - 2002)
Measles a viral infectious disease usually occurs at the unusual event- is still the problem in developing countries such Indonesia, India. Bangladesh. According to The World Health Organization there were about 38.000 case measles died per year (Estimate WHO, 2000). Bogor-one of district in Indonesia- has a serious problem of measles, in spite of the coverage immunization over 90 % in 2002. The frequency of measles outbreak in Bogor District in 2002 were 6 (six) times on 6 Sub Districts, the total cases were 225 and 2 children died. Therefore, this study is aimed to determine the risk factors related to measles disease at the unusual event in Bogor in 2002. The study design was a case control study, with 148 case samples and 158 control samples. The cases were the children of age 9 months - 6 years with clinical symptoms of measles fever , rash, conjunctivitis, and the controls were the healthy children of age 9 months - 6 years. The data was collected by interviewing the children's mothers using questioner. The method of analysis of the study are analysis of univariate, bivariate (chi Square) and multivariate (logistic regression). The result of the study using a statistical significance of multivariate analysis shows that the main factors this disease occurs are not immunized (OR=46,06, 95 %CI;22,00 - 96,24), p< 0,05, vitamin A status, children consumpted vitamin A or never (OR=2,56, 95 % CI; 1,18 - 5,56), p<0,05, behavior of mothers was significance (OR=2,40, 95 % CI 1,16 - 5,00), p<0,05 , and the care pattern of mother was significance (OR=2,71, 95 % CI 1,09 - 6,73) p<0,05. Based on the study result, it was suggested that the policy makers have to pay more attention to the family of children of age 9 months - 6 years who have not gotten measles immunization, never consumpted Vitamin A or only consumpted one tablet vitamin A, missed behavior, and missed care pattern.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T12945
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Puji Winarta
Abstrak :
Sistem Kewaspadaan Dini Kejadian Luar Biasa (SKID KLB) bertujuan untuk mengantisipasi keadaan yang mempengaruhi kejadian kesakitan/kematian atau pencemaran makanan/lingkungan, sehingga dapat dilakukan tindakan yang cepat dan tepat guna mencegah KLB itu terjadi. Agar SKD KLB ini berjalan dengan baik maka diperlukan informasi yang mendukung. Dalam SKID KLB Campak, data Imunisasi, data kasus, data gizi kurang dan data yang lainnya yang berhubungan dengan SKD KLB ini harus dikelola dengan baik, selalu diperbarui dan dianalisis sehingga daerah risiko tinggi dan potensial campak diketahui. Di Kabupaten Tapin meskipun program imunisasi dan SKD KLB dijalankan tetapi KLB campak masih saja terjadi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan sistem informasi daerah potensial KLB dengan basis data dan menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG) berupa peta untuk SKID KLB campak di Kabupaten Tapin. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan siklus hidup pengembangan sistem, yaitu perencanaan sistem, analisis sistem clan perancangan sistem. Dari hasil analisis sistem yang ada diketahui, beberapa masalah dari sistem yang ada seperti, sumber daya manusia terbatas sehingga punya beban kerja ganda, Proses analisis data tidak dilakukan secara rutin, output yang dihasilkan hanya berupa tabel cakupan dan laporan ketepatan dan kelengkapan laporan yang tentunya belum bisa digunakan untuk informasi SKD KLB. Teknologi ada tetapi belum digunakan secara maksimal, pengolahan dan penyimpanan data masih manual, sehingga susah dalam pencarian, banyak inkonsistensi data antara puskesmas dan kabupaten, banyak data hilang, dan tentunya mempengaruhi hasil analisis karena tidak lengkap. Untuk mencapai tujuan tersebut, dirancang suatu program aplikasi basis data untuk SKD KLB campak, yang diharapkan dapat menjadi back up data Puskesmas di Kabupaten. Kemungkinan data hilang dan inkonsistensi data bisa diatasi. Berdasarkan hasil analisis kekuatan, kelemahan, ancaman dan peluang tentang sistem yang dibuat, diketahui beberapa kekuatan dan kelemahan sistem. Kekuatan sistem ada pada data yang terstruktur, pengolahan data menjadi lebih cepat, laporan yang disajikan dalam bentuk tabel dan peta lebih bagus secara tampilan dan lebih informatif, bisa menyajikan daerah risiko tinggi dan potensial campak, tempat penyimpanan data menjadi lebih kecil dibanding dengan sistem manual. Disarankan untuk mengatasi kelemahan manajemen data antara puskesmas dan kabupaten, pola pencarian yang lama, dan untuk meningkatkan akurasi data, basis data yang sudah dirancang ini bisa diimplementasikan di Dinas Kesehatan Kabupaten Tapin untuk mendukung SKD KLB Campak. Tidak menutup kemungkinan basis data ini juga bisa dikembangkan lebih lanjut. Pustaka: 31 (1982-2001)
The Potential Territory Sistem Information and High Risk of the Measles Outbreak in Tapin District, South BorneoThe Early Warning System (EWS) of the outbreak intends to anticipate the situation that influences the illness or death incidence or food contamination so that the quick and exact step or the exact measure can be done to prevent the coming of the outbreak. The supporting information is needed to the appearance of the EWS of the outbreak. In the EWS of the measles outbreak, the immunization data, case data, less nutrient data, and other data that's related to EWS of the outbreak that must be managed well, and it is always renewed and analyzed so that high risk territory and the measles potential are known. Though the immunization program and EWS of the outbreak are done in Tapin district but the outbreak of measles come too. The objective of this study is to develop potential territory system of the outbreak and it has data base. It uses the geographic information system that is a map for the EWS of the measles outbreak in Tapin district This study used the approaching method of the system developing live cycle, which consisted of system planning, the system analysis, and system design. From the product of the system analysis that is some problem of that system in Tapia district, that is the limited human resource so that has the double work load. The data analysis is not done continually, the output that produced are only the scope table, the exact report and the completeness of report that can not be used for the information of the EWS of the outbreak. Technology is there but not optimally used. The management and data storage are still manual, so this adds difficulty in searching, data inconsistancy between community health center and the district, a lot of data missing, that truely influence the analysis product for it does not complete. To solve the problem an application program of the data base for the EWS of the measles outbreak, was developed and was expected to serve as back up data of community health center in the district. So that the losing data and the inconsistency can be handled. Based analysis strengths, weaknesses, threats and opportunities about the made system, known that there are some strengths and weaknesses of the system. The strengths of this system are the structured data, faster data analysis, the served report in the table and map forms are better to be seen and more informative, and it can serve the high risk territory and measles potential, efficient and smaller storage compared to that of manual system. It is suggested to solve the weaknesses data management, the data inconsistency between the local community health center and the district, old searching pattern, increase the data accuracy, this planned data base can be implemented in the health office of Tapin District to support the EWS of the measles outbreak. There is also possibility to develop the data base further. References: 31 (1982-2001)
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T12775
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iswandi
Abstrak :
Campak adalah salah satu penyakit infeksi yang dapat di cegah dengan imunisasi dan masih masalah kesehatan di Indonesia. Penyakit ini umumnya menyerang anak umur di bawah lima tahun (Balita) yang di sebabkan oleh virus morbili. Di Kabupaten PelaIawan Proponsi Riau meskipun keberhasilan cakupan imunisasi campak telah mencapai lebih dari 100 %, sedangkan cakupan Puskesmas Ukui 104,9 %. Namun demikian berdasarkan laporan Puskesmas Ukui pada minggu ke IV bulan April tahun 2002 dilaporkan telah terjadi kasus campak di perkebunan kelapa sawit P.T. Musim Mas Kecamatan Pangkalan Lesung dengan 111 kasus di antaranya 8 orang meninggal (CFR =7,2 % ). Penelitian bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian campak pada anak usia 9 -- 59 bulan di P.T. Musim Mas Kabupaten PelaIawan tahun 2002. Untuk itu digunakan pendekatan desain kasus kontrol ( Case Control Study). Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor utama yang sangat berpengaruh terhadap kejadian campak pada anak usia (9-59 bin) adalah ventilasi rumah (OR= 44,62), pengetahuan ibu ( OR-6,03 ), status imunisasi campak ( OR=4,77), vitamin A (OR=2,53), interaksi status imunisasi campak dengan ventilasi (00 ,15) dan interaksi pengetahuan ibu dengan ventilasi (OR=1,09). Penelitian ini menyimpulkan bahwa anak yang di imunisasi, mempunyai ibu yang berpengetahuan baik tentang penyakit campak dan mendapat Vitamin A dua kali dalam setahun serta tinggal pada rumah dengan ventilasi yang baik dapat mengurangi angka kejadian (insidence rate) campak. Dari hasil penelitian ini menyarankan untuk meningkatkan cakupan imunisasi, penyuluhan, pemberian Vitamin A dan perbaikan ventilasi rumah tinggal untuk menurunkan angka kejadian campak pada balita. Daftar Perpustakaan : 44 ( 1982 - 2001).
Factors Related to Measles Incidence to the 5-59 Months of Age Babies at Coconut Industry of F.T. Musim Mas in Pangkalan Lesung Sub District of Pelalawan Regency In 2002Measles is one of the infecting disease that could de prevented by immunization and it is still becoming a health problem in Indonesia. This disease generally attacks the 5 years old baby by its morbili virus. In Pelalawan regency of the province of Riau, although successful coverage of measles immunization has reached 100%, but the coverage in public health clinic in Ukui sub district is 104,9%. Based on the report of Ukui clinic in the fourth week of April 2002, the incidents of measles that have occurred in coconut industry of RT. Musim Mas of Pelalawan Lesung sub district were 111 cases, where 8 of them died (CFR=7,2%). This research aimed to find out the factors related to the measles incidence to the 9-59 months babies at Pelalawan regency in P.T. Musim Mas in 2002. The approach used was Case Control Study. The result of the research showed that the key factors influenced measles incidents to the babies (9-59 months) was house ventilation (OR=41,62), mothers' knowledge (OR=6,03), measles immunization status (OR=4,77), Vitamin A (OR--2,53), the interaction of measles immunization status and ventilation (OR 0,15), and the interaction of mother's knowledge and ventilation (OR 1,09). The research concluded that babies immunization, mothers with good understanding about measles, and giving Vitamin A twice a year and also living in good ventilation house might reduce measles incidence. The result of the study suggested to increase the immunization coverage, provide illumination, give Vitamin A, and uses house's ventilation in order to decrease the number of measles incidence rate to babies. Bibliography : 40 (1982-2001).
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T13026
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Boyke Priyono Soewandijono
Abstrak :
Penyakit campak masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia, baik dari segi surveilans epidemiologi maupun pemberantasannya. Penyakit campak dapat dikatakan menyebar secara merata di seluruh wilayah Republik Indonesia. Di beberapa daerah masih sering terjadi kejadian luar biasa (KLB), terutama daerah yang sulit dijangkau pelayanan kesehatan seperti daerah transmigrasi (Gunawan, 1987: 62-65). Adapun KLB campak di Indonesia selama tahun 1989-1993 adalah seperti dalam tabel berikut: Tabel 1.1. KLB Campak di Indonesia Selama Tahun 1989 - 1993 Lihat Bentuk PDF Dari tabel di atas tampak bahwa pada tahun 1992 merupakan puncak dari jumlah KLB, jumlah kasus, dan jumlah Dati II yang mengalami KLB, walaupun jumlah Dati I dan CFR-nya lebih rendah dari tahun sebelumnya. Jumlah Dati I yang mengalami KLB dan CFR tampak meningkat pada tahun berikutnya. Adapun KLB campak di Propinsi Java Barat antara tahun 1991 sampai dengan tahun 1994 adalah seperti pada tabel berikut: Taber 1.2. KLB Campak di Propinsi Jawa Barat Selama Tahun 1991 - 1994 Lihat Bentuk PDF Dari tabel ini tampak bahwa di Propinsi Jawa Barat jumlah KLB cenderung menurun walaupun CFR-nya cenderung meningkat. Angka insidens penyakit campak menurut SKRT 1986 adalah 44/10.000 penduduk per bulan atau 528.110.000 penduduk dalam 1 tahun. Kasus campak yang ada sebenarnya lebih besar bila pencatatan dan pelaporannya lebih baik (Ditjen PPM & PLP, 1994). Keadaan lingkungan jelek dan gizi masih kurang akan menyebabkan angka kematian menjadi tinggi. (PPK LPUI, 1992: 13). Pada permulaan tahun 1990 sekitar 1 juta anak-anak di dunia, terutama di negara berkembang, meninggal karena penyakit campak setiap tahun. Case Fatality Rate (CFR) di negara berkembang berkisar 10-20 kali lebih tinggi daripada negara industri (Ditjen PPM & PLP, 1994). Di beberapa negara berkembang sebelum vaksinasi dijalankan. Kematian karena campak dari semua golongan umur adalah 3,5% atau lebih (Depkes RI, 1984) dan naik menjadi 10% di saat terjadi wabah (Masjkuri, 1987). Dari hasil pelacakan kejadian luar biasa (KLB) di Indonesia ternyata angka kematian masih cukup tinggi, yaitu pada tahun 1989 tercatat 4,6% dan pada tahun 1993 tercatat 7,9% (Ditjen PPM & PLP, 1994). Pada SKRT 1992 penyakit campak menduduki peringkat ke 6 dalam penyebab kematian bayi karena menyebabkan 2,6% kematian bayi, sedangkan sebagai penyebab kematian pada anak umur 1-4 tahun penyakit campak bersama-sama dengan penyakit difteri dan pertusis menduduki peringkat ke 3 karena menyebabkan 9,4% kematian pada golongan umur tersebut. CFR campak di rumah sakit di Jawa Barat pada tahun 1991 tercatat 0% dan pada tahun 1992 meningkat menjadi 1,3%. Hal ini tidak jauh berbeda dengan CFR penderita campak yang dirawat inap di Rumah Sakit di Indonesia dari tahun 1988 sampai dengan tahun 1992 yang terlihat pada tabel berikut: Tabel 1.3. CFR Penderita Campak yang dirawat inap rumah sakit di Indonesia dari Tahun 1988 -1992 Lihat Bentuk PDF
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herbagyanto Purnomo
Abstrak :
Campak (Measles) merupakan penyakit yang umumnya menyerang anak di bawah lima tahun (balita). Penyakit ini disebabkan oleh virus dan dapat dicegah dengan imunisasi. Pada anak dengan status gizi kurang dapat terjadi komplikasi seperti Diare, Pnemonia, Encephalitis, Otitis media dan adanya komplikasi tersebut dapat mengakibatkan kematian. Di Indonesia angka kejadian (Incidence rate) pada balita adalah 19,4/10.000 balita, oleh karenanya pemerintah mengadakan program imunisasi terhadap bayi umur 9-12 bulan, agar angka kejadian campak dapat diturunkan. Di Jakarta Selatan meskipun keberhasilan cakupan (caverage) imunisasi telah mencapai lebih dari 100 %, tetapi penyakit campak masih endemis di wilayah Jakarta Selatan, bahkan relatif tinggi untuk anak balita. Hal ini menimbulkan pertanyaan faktor penyebab apa saja yang dapat mempengaruhi kejadian campak pada anak usia 12 - 24 bulan. Penelitian ini menggunakan pendekatan disain kasus kontrol (Cases Control Study) dengan tujuan dapat menjawab pertanyaan diatas. Sebagai kasus adalah anak usia 12 - 24 bulan yang menderita campak, dan sebagai kontrol adalah anak usia 12 - 24 bulan tidak menderita campak dan tinggal dekat rumah kasus. Jumlah kasus dan kontrol masing-masing sebanyak 50 anak (dengan perbandingan 1 : 1). Variabel yang diteliti adalah status imunisasi dan status gizi anak; pendidikan, pengetahuan, dan sikap ibu; dan lingkungan rumah penderita yaitu kepadatan dan ventilasi hunian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa status imunisasi dan status gizi anak; pendidikan ibu; keadaan rumah penderita berpengaruh terhadap kejadian campak pada anak usia 12 - 24 bulan, sedangkan faktor yang paling berpengaruh terhadap kejadian campak berdasarkan kontribusinya secara berurutan adalah status imunisasi, status gizi dan ventilasi hunian. Penelitian ini menyimpulkan bahua anak yang dilakukan imunisasi dengan status (keadaan) gizi yang baik dan tinggal pada rumah dengan ventilasi yang baik dapat mengurangi kejadian(insidence) campak. Dari hasil penelitian ini disarankan untuk meningkatan cakupan imunisasi dengan memanfaatkan momentum "Pekan Inunisasi Nasional" ( PIN ) , perbaikan gizi anak balita dan perbaikan ventilasi rumah tinggal untuk menurunkan angka kejadian campak pada balita. ......Measles is common childhood disease in children under five years of age. The Disease is spread by virus, and can be prevented by immunization. For children with poor nutrition. the disease can be complicated by diarrhea, pneumonia, enchephalitis and otitis media, and these complication can result in death. The incidence for children in Indonesia under five years is 19,4 per 10.000 children, so to reduce this rate the government has implemented an immunization program for infant 9 to 12 months old. In South Jakarta even though the coverage of immunization exceed 100 percent, measles is still considered endemic to the area and is in fact relatively high for the children under five years. This poses the question: what factors influence the incidence of measles for children between 12 and 24 months in this area ?. To answer this question, this research used the cases control study approach. The cases were children aged 12 to 24 months who had measles, and the controls were children aged 12 to 24 months who did not have measles and live near the cases. The number of both cases and controls was 50 children each ( a ratio of 1 to 1 ). The variable examined were the immunization status and nutrition of child ; the mother's education, knowledge and attitude; and the surrounding environment, namely the population density and ventilation within the home. The research indicated that the incidence of measles in children aged between 12 and 24 months old was influenced by the immunization status and nutrition of the child, the mother's education and the home environment, while the factors those most contributed to the incidence of measles were, in order of magnitude, the child's immunization status, the level of nutrition, and the home ventilation. This research concludes that immunized children with a good nutrition and living in a well ventilated house can decreased the incidence of measles. The research suggest that to decrease the incidence of measles among children aged 12 to 24 months the extent of immunization be increased by taking advantage of the momentum created by the "Pekan Inunisasi National" ( PIN - National Immunization week ), that nutrition in children under 5 years old be improved, and that the public be made aware of importance of good ventilation in housing.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1996
T5779
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Putrie Lestari
Abstrak :
ABSTRAK
Penyakit campak merupakan penyakit menular dan sangat berbahaya. Oleh karena itu, perlu dilakukan suatu upaya untuk mencegah terjadinya penyebaran penyakit ini. Salah satu cara yang efektif untuk mengatasi penyebaran penyakit ini adalah vaksinasi campak. Strategi vaksinasi dibedakan menjadi dua, yaitu strategi constant vaccination dan strategi pulse vaccination. Tesis ini membahas pengaruh strategi pulse vaccination terhadap pencegahan penyebaran penyakit campak dengan menggunakan model epidemik SIR (Susceptible, Infectious, Recovered). Berdasarkan pembentukan model tersebut, diperoleh suatu nilai ambang batas epidemik yang digunakan sebagai batasan untuk analisis selanjutnya. Analisa sistem dinamik pada model dengan menentukan solusi periodik bebas infeksi, yang menggunakan pemetaan stroboskopik dan titik tetap. Selain itu, ditentukan kestabilan dari solusi periodik bebas infeksi dengan menggunakan metode linierisasi dan teori Floquet. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kestabilan solusi periodik bebas infeksi bergantung pada pengambilan nilai dari periode pulse vaccination (T) yang kestabilannya bersifat lokal. Berdasarkan kriteria kestabilan tersebut diperoleh bahwa strategi pulse vaccination akan berhasil mencegah terjadinya penyebaran penyakit campak jika nilai dari T < Tmax . Untuk mendukung pembahasan teori di dalam penelitian ini, dilakukan simulasi dengan menggunakan software Matlab.
Abstract
Measles is a highly infectious and dangerous disease. Therefore, there should be an attempt to prevent the spread of this disease. One effective way to tackle the spread of this disease is measles vaccination. Vaccination strategies can be divide into two, that are constant vaccination and pulse vaccination. In this thesis, it is discussed the influence of pulse vaccination strategy against measles prevention of the spread of disease by using the SIR (Susceptible, Infectious, Recovered) epidemic model. Based on the model building, it is obtained an epidemic threshold values that are used as constraints for further analysis. Analysis of dynamical systems on the model by determining the infection-free periodic solution by using a stroboscopic map and fixed point. Furthermore, we determine the stability of infection-free periodic solution by using the linearization method and Floquet theory. The results of this study showed that the stability of infection-free periodic solution depends on the uptake values of pulse vaccination period (T) which is local stability. Based on the stability criteria is obtained that the pulse vaccination strategy will successfully prevent the spread of measles disease if the value of T < Tmax. To support the discussion of the theory in this study, we perform simulations using the software Matlab.
Universitas Indonesia, 2012
T30171
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hanifah Rizky Purwandini Sugiarto
Abstrak :
Campak sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan yang perlu ditangani, karena kasus campak masih tinggi dan hampir terjadi di semua daerah. Kasus campak di Kabupaten Serang dapat menimbulkan terjadinya KLB campak. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui gambaran epidemiologi kasus campak pada KLB campak di Kabupaten Serang tahun 2010-2012. Penelitian ini menggunakan desain studi seri kasus. Hasil penelitian didapatkan penderita campak tahun 2010 sebanyak 137 orang, tahun 2011 sebanyak 93 orang dan 2012 sebanyak 5 orang, umur penderita campak tertinggi 0-4 tahun dengan kebanyakan status tidak diimunisasi. Penderita didominasi oleh jenis kelamin perempuan. Attack Rate tertinggi pada perempuan, umur 0-4 tahun dan status tidak diimunisasi. Case Fatality Rate 2.58% terjadi tahun 2010. Kasus campak terjadi pada daerah dengan kepadatan penduduk tinggi, tahun 2010 di Kecamatan Cikeusal, tahun 2011 di Kecamatan Kibin dan tahun 2012 di Kecamatan Baros. Berdasarkan data tersebut, diharapkan Kabupaten Serang dapat meningkatkan cakupan imunisasi campak terutama sasaran kelompok umur <5 tahun serta pemberian penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya imunisasi campak. ......Measles is still a health issue that needs to be addressed, because the high and cases of measles occurred in almost all areas. Serang measles cases can lead to measles outbreaks. The purpose of this study was to determine an overview of epidemiology cases of measles in an outbreak of measles in Serang in 2010-2012. This study used a case series study design. The results obtained with measles in 2010 as many as 137 people, as many as 93 people in 2011 and 2012 as many as 5 people, the highest measles patients aged 0-4 years with most of the state are not immunized. Patients are dominated by the female gender. Attack the highest rate among women, age of 0-4 years and status is not immunized. Case Fatality Rate 2.58% occurred in 2010. Measles cases occurred in areas with high population density, in 2010 in District Cikeusal, in 2011 in the District Kibin and 2012 in the District of Baros. Based on these data, it is expected to increase Serang measles immunization coverage primarily targeted age group <5 years as well as providing education to the public about the importance of immunization against measles.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S45376
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arleni
Abstrak :
Campak merupakan penyakit yang sangat menular dan sebagai penyebab utama kematian anak di negara berkembang termasuk di Indonesia. Kabupaten Karawang merupakan salah satu Kabupaten di Jawa Barat mempunyai cakupan imunisasi campak yang cukup tinggi dari tahun 2009-2013. Namun demikian masih terjadi KLB penyakit campak yang terjadi pada periode Desember 2013 sampai dengan Februari 2014 di Desa Segarjaya Kecamatan Batujaya. Desain penelitian ini adalah desain kasus kontrol. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kejadian campak pada Kejadian Luar Biasa (KLB) campak di Desa Segarjaya Wilayah Puskesmas Batujaya Kabupaten Karawang Tahun 2014. Kasus adalah anak usia 0-14 tahun yang didiagnosa menderita campak berdasarkan gejala klinis dan tercatat dalam laporan C1 Dinas Kesehatan dan didiagnosa campak pada saat investigasi KLB, kontrol adalah anak yang tidak menderita gejala klinis campak, tetangga kasus yang rumahnya berdekatan dengan perbandingan jumlah kasus dan kontrol 1:2. Sebanyak 57 kasus dan 117 kontrol yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil penelitian menunjukan bahwa faktor utama yang berpengaruh terhadap kejadian campak pada KLB campak adalah jenis kelamin lak-laki OR=1,9 (CI 95%: 1,00-3,6), status anak yang tidak imunisasi memiliki OR= 2,5 (CI 95%: 1,20-5,2), anak yang mempunyai riwayat kontak OR=15,4 (CI 95%: 6,9-33,9). Sedangkan faktor yang bersifat protektif adalah faktor ibu yang tidak bekerja OR=0,4 (CI95%: 0,20-0,91). Dari hasil penelitian disarankan agar meningkatkan peran serta masyarakat dalam program imunisasi dan melaporkan segera jika ada kasus dengan gejala campak pada tenaga kesehatan, penguatan program imunisasi dan penguatan surveilans epidemiologi campak. ......Measles is a highly contagious disease and a major cause of child mortality in developing countries, including in Indonesia. Karawang regency is one of regencies in West Java has the measles immunization coverage is high enough from the years 2009 to 2013. However, there are measles outbreaks occurred in the period December 2013 to February 2014 in the Segarjaya Village District of Batujaya. This study design is case-control design. The purpose of this study to describe the factors that influence the incidence of measles in Extraordinary Events (KLB) in the Segarjaya Village of measles Regional Health Center Batujaya Karawang of district in 2014. Cases were children aged 0-14 years who were diagnosed with measles based on clinical symptoms and recorded the Department of Health and C1 reports diagnosed measles outbreaks during the investigation, control is a child who does not suffer from clinical symptoms of measles, a neighbor whose house is adjacent to the case of a comparison of cases and controls 1:2. A total of 57 cases and 117 controls who met the inclusion criteria. The results showed that the main factors that influence the incidence of measles in measles outbreaks are lacquer-male gender OR=1.9 (CI 95%: 1,00-3,6)), the immunization status of children who do not have OR=2.5 (CI 95%: 1,20-5,2), children who have a history of contact OR = 15.4 (CI 95%: 6,9-33,9). While the protective factor is a factor that is not working mothers OR=0.4 (CI95%: 0,20-0,91). From the results of the study suggested that increase community participation in immunization programs and report immediately if there is a case with symptoms of measles on health workers, strengthening immunization programs and the strengthening of epidemiological surveillance of measles.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55921
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>