Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 15 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Husin Usman
Abstrak :
Penelitian ini merupakan studi observasional melalui pendekatan analisis kuantitatif secara cross sectional yang meneliti tentang karakteristik pasien pada pemilihan rawat inap di RSUBY yang berlokasi di Kodya Depok merupakan salah satu rumah sakit yang memiliki fasilitas rawat inap yang lengkap di kawasan ini, Sejak tahun 1995 s/d 1999 terjadi penurunan tingkat hunian (BOR) yang cukup signifikan dan puncaknya terjadi pada tahun 1999 (54%). Banyak aspek yang berpengaruh pada penurunan angka BOR Mi. Pihak Rumah Sakit perlu menitikberatkan upaya secara proaktif pada upaya peningkatan BOR ini. Salah satunya dengan mengidentifikasi aspek-aspek yang berpengaruh pada pemilihan rawat inap. Penelitian ini dilaksanakan pada fasilitas rawat inap umum RSUBY sejak 8 Rini ski 15 Juli 1999. Maksud penelitian ini untuk mengidentifikasi aspek karakteristik pasien yang terdiri dari aspek pribadi pasien dan aspek tempat pelayanan rumah sakit sebagai variabel bebas yang dihipotesiskan berhubungan dengan pemilihan rawat inap di RSUBY sebagai variabel terikat. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa dari aspek karakteristik pasien variabel Alasan Pilihan Rumah Sakit, Tempat Tinggal Pasien, Penghasilan dan Pengalaman dirawat di Rumah Sakit lain berhubungan dengan Pemilihan Rawat Inap di RSUBY dan aspek Tempat Pelayanan Rumah Sakit variabel Tingkat Kepuasan Pelayanan Perawat, Tingkat Kepuasan, Pelayanan Administrasi dan Keuangan serta Tingkat Kepuasan Pelayanan Kebersihan dan Kenyamanan Ruang Perawatan berhubungan dengan Pemilihan Rawat Inap di RSUBY. Hasil Penelitian juga menemukan informasi lain seperti karakteristik profil konsumen, situasi persaingan dan kekuatan internal rumah sakit. Pada bagian akhir, penulis menyajikan bentuk ulasan berupa aplikasi pemasaran berdasarkan hasil penelitian. Penulisan lebih terfokus pada komunikasi pemasaran secara event marketing yang didukung publisitas.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Niken Tri Utami
Abstrak :
Dalam menghadapi era global, rumah sakit di Indonesia menghadapi tantangan untuk bersaing dengan rumah sakit lain, antara lain persaingan dalam menjaga dan meningkatkan mutu pelayanannya. Untuk mengevaluasi kualitas pelayanan, diperlukan adanya indikator yang dapat dikelompokkan kedalam indikator klinis dan indikator organisasi. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif. Untuk pengumpulan data, khususnya yang berhubungan dengan indikator klinis dan indikator organisasi, menggunakan instrumen penelitian, wawancara dengan pihak yang terkait di RSUD, dan melakukan studi dokumentasi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis indikator klinis dan indikator organisasi yang dapat dipakai untuk mengevaluasi kualitas pelayanan RSUD. Dari wawancara dengan pihak yang terkait yaitu Direktur, Kepala Tata Usaha, Kepala Subbag Kesekretariatan, Kepala Subbag Keuangan, Komite medik, Kepala Rung Rawat Inap Kebidanan dan Anak/Perinatologi, didapatkan unsur-unsur yang dapat dikelompokkan kedalam indikator klinis dan indikator organisasi. Dari hasil penelitian diperoleh indikator klinis yang dapat dipergunakan pada kelompok pelayanan ibu melahirkan dan bayi neonatal (AKIP, AKIE, AK3 baru lahir dengan BB<=2000 gram), dan indikator organisasi yang dapat dipergunakan untuk mengukur produktivitas RSUD (BOR, kunjungan optimal pasien), efisiensi dengan mengadakan pengukuran terhadap ALOS, mutu layanan dengan pengamatan terhadap pengelolaan keluhan/kepuasan pasien RSUD dan NDR. Kesimpulannya, dengan adanya indikator klinis dan indikator organisasi, dapat dipakai untuk mengevaluasi kualitas pelayanan RSUD sebagai upaya koreksi dan peningkatan kualitas pelayanan RSUD di Propinsi Sumatera Barat. Daftar Pustaka : 31 buku (1986-2001)
Evaluating of the General District Hospital's Service Quality in West Sumatera Province In facing the globalization era, hospitals in Indonesia are facing challenges in competing with other hospitals, such as competition in maintaining and improving the service quality. To evaluate the service quality, clinical and organization indicators are needed. This research is using qualitative and exploration approaches. To collect the data, specifically which refers to clinical and organization indicators, the writer uses research instrument, interview the resource persons of the General District Hospital, and applies documentation studies. The purpose of this research is to analyze clinical and organization indicators that can be used to evaluate the service quality of General District Hospital. The writer is able to get some elements that can be put in clinical and organization indicator from the interviews with the management of the hospital; they are the Director, Head of Administration, Head Department of Secretarial, Head Department of Finance, Medical committee, and chief of Perinatology word. From the result of the research, the writer is able to get clinical indicator that can be used in the group of giving birth mother and neonatal baby services (AKIP, ANTE, AKB newborn BB <= 2000 gram), and organization indicator that can be used to measure the productivity of General District Hospital (BOR, patients optimum Visits), efficiency by measuring ALOS, service quality by observing the management of the hospital patients complaints/satisfaction and NDR. The conclusion is, if there are clinical and organization indicators, they can be used to evaluate the service quality of general District Hospital as a correction and an improvement of the General District Hospital in West Sumatera Province. Reference: 31 (1986 - 2001)
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T9532
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Roefmilina Maaroef
Abstrak :
ABSTRAK Pelaksanaan Akreditasi Rumah sakit adalah merupakan langkah strategis dari Departemen Kesehatan dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit di Indonesia Pengertian Akreditasi Rumah Sakit di Indonesia adalah pengakuan yang diberikan oleh Pemerintah kepada Rumah Sakit karena telah memenuhi standar. Pelayanan Medik adalah salah satu aspek yang akan diakreditasi, mempunyai peranan penting di rumah sakit, karena baik / buruknya pelayanan medik yang diberikan, akan menentukan baik / buruknya mutu pelayanan rumah sakit tersebut. RSUD Pasar Rebo telah mendapat kepercayaan dari Departemen Kesehatan untuk melakukan akreditasi rumah sakit pada tahun 1998 ini. Rendahnya nilai pelayanan medik pada waktu diadakan evaluasi self assessment tahap pertama, memacu Subtim Pelayanan Medik RSUD Pasar Reba untuk meningkatkan manajemen pelayanan medik dalam upaya memenuhi standar pelayanan medik. Untuk memperoleh kejelasan tentang langkah persiapan dan Cara pengorganisasian yang dilakukan Subtim Pelayanan Medik RSUD Pasar Rebo dalam upaya pemenuhan standar pelayanan medik, maka diadakan penelitian pada bulan Mei - Juni 1998 di RSUD Pasar Rebo. Metoda penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan menggunakan pendekatan studi kasus untuk mengidentifikasi langkah persiapan dan pengorganisasian Subtim Pelayanan Medik dalam upaya pemenuhan standar pelayanan medik 1 - 7. Subtim pelayanan medik secara struktur organisasi berada dibawah Komite Medik yang merupakan organisasi non struktural di RSUD Pasar Rebo. Secara organisatoris sebagai organisasi non struktural agak sulit bagi Subtim Akreditasi Pelayanan Medik untuk menata kondisi struktural agar mau memenuhi ketentuan akreditasi rumah sakit. Untuk mengatasi kendala diatas maka dalam melakukan penmgiorganisasian kegiatannya Subtim Pelayanan Medik RSUD Pasar Rebo memanfaatkan budaya organisasi yang ada di RSUD Pasar Reba dan melakukan pembagian tugasnya mempergunakan organisasi matriks sehingga walaupun bersifat nonstruktural , Subtim Pelayanan Medik ini bisa Iangsung berhubungan dengan struktural maupun nonstruktural ada dilingkungan RSUD Pasar Rebo.
Analysis on Preparation of Medical Service Accreditation ; Case Study at RSUD Pasar ReboA Hospital accreditation process is a strategic program from the Ministry of Health in order to Improve the quality care of hospital all over Indonesia Accreditation in Indonesia is mean the legitimization from the government that the hospital has already fulfill the standard. Structurally the medical service accreditation is under the position of medical committee which is nonstructural organization line at RSUD Pasar Rebo. The place of medical service is one of the accreditation aspect with an important role in the hospital. It does because whether it is good or bad will influence the quality of the hospital service. RSUD Pasar Rebo, trusted by the ministry of Health to accredited at 1998. The lower quality of medical services activity at the first self assessment evaluation had evoke Medical Service Accreditation Sub Team to improve the hospital medical service management. To get a clear understanding about the preparation stage and organizational process that was carried out by RSUD Pasar Rebo, a research had done from May-June 1998. The aim of this research was in order to fulfill the medical service standard. This research was done by using qualitative method with case study approach to identification the preparation stage and the organization process which has done by the medical service Accreditation Sub Team at RSUD Pasar Rebo. As a nonstructural organization it is difficult for the Medical Service Accreditation Sub Team to arrange its structure to follow the accreditation regulation. With an Already Formulated organizational cultural and using the organizational matrix, all the obstacle can be over come by the Medical Service Accreditation Sub Team. Therefore in the evaluative stage, RSUD Pasar Rebo stated accredited with the category full Accredited.
Depok: Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sudarmono
Abstrak :
Perkembangan dunia pelayanan kesehatan dewasa ini, telah memacu Rumah Sakit Daerah untuk rnengembangkan dirinya sehingga memiliki kemampuan dan daya saing yang tinggi, oleh sebab itu penilaian kinerja mutlak diperlukan oleh Rumah Sakit Daerab sebagai pertanggung-jawaban akuntabilitas dan evaluasi atas capaian kineljanya. Pergeseran pengelolaan Rumah Sakit Daerah menjadi unit Badan Laytman Umwn, turut mewamai pola penilaian kinerja yang dirasakan sesuai dengan dinamika perkembangan Rumah Sakit Daerab Kerangka balanced scorecard merupakan alternatif yang dapat dipergnnakan dalam penilaian kinerja Rurnah Sakit Daerah. Penelitian ini merupakan operational action research mengenai penilaian kinerja dengan mernakai pendekatan balanced scorecard, didesarkan atas data sekunder yang terdapat dalam dokumen RSUD Pelabuhan Ratu. Sedangkan inforrnasi mengenai kepuasan polanggan diperoleh dari basil survei terhadap 96 responden ytmg didistribusikan atas kunjungan pasien rawat inap, pasien rawat jalan, dan pasien unit gawat darurat. Pengukuran Kepuasan karyawan dilakukan terhadap 96 karyawan RSUD Pelabuhan Ratu. Analisis kinerja RSUD Pelabuhan Ratu selama Periode Tahun 2004-2006 menunjukkan bahwa: 1). Kinetja pada perspektifkeuangan: pada Tahun 2006 perolehan pendapatan atas kegiatan pelayanan kesehatan mengalami kenaikan 133%, namun tidak diikuti dengau penurunan biaya pengeluaran sehingga cost recovery masih di hawab 50o/o. 2). KineJja pada perspektif pelanggan: pangsa pasar masih luas, retensi pelanggan menunjukkan tren meningkat meskipun kemampuan memperoleh pelanggan baru cenderung menumn, kepuasan pelanggan masih tergolong rendah. 3) Kinelja pada perspektif bisnis internal menunjukan kinelja yang efisien dan efektif 4) Efisien dan efektif tidak terlihat pada kinelja pertumbuhan dan pembelajanm. Kinelja yang efek-tif dan efisien pada proses bisnis internal terbuk-6 dapat mendorong efektifitas kineija pada perspektif pelanggan yang dipetlihatkan dengan peningkatan jumlah kunjungan pasien. Pada akhimya, melalui peningka!an jumlah kunjungan pasien, efektifitas kinerja pada perspektif keuangan yang berupa peningkatan pendapatan dapet tercapai, diikuti dengan efisiensi penggunaan angganm, maka tujuan strategis kemandirian rumah sakit dapat terwujud. ......Growth of health service today pushed district hospital to develop themselves so they have a high ability and competitiveness, therefore, performance assessment is needed by district hospital as responsibilities of accountability and evaluation of their performance absolutely. Management fnction of district hospital become Public Service Unit bas taken part in color design of performance assessment which is felt as growth dynamics of district hospital. Balanced scorecard framework is an alternative which able to be used on performance assessment of district hospital. This study is an operational action research concerning performance assessment with a balanced scorecard method and based on secondary data which is in R.SUD Pelabuhan Ratu docwnent While information concerning customer satisfaction was obtained from survey result to 96 responders who were distnDuted for visiting in patient, out patient. and intensive care unit patient. Measurement of employees satisfaction bas conducted to% employees ofRSUD Pelabuban Ratu. Performance analysis of RSUD Pelabuban Ratu period of 2004-2006 indicated that t ). Performance on finance perspective: earning acquirement of health service activity increased 133% in 2006~ but this is not followedby decreasing an expenditure cost so that recovery cost is still under 500/o. 2). Performance on customer perspective: market compartment is still wide, customer retention showed increased trend although a new customer maintain ability decreased. customer satisfaction is still low 3) Performance on internal business perspective indicated an efficient and effective performance 4) performance grown and study do not indicate an efficient and effective performance. An efficient and effective performance on internal business process has proven that it can push performance affectivity on customer perspective which is indicated by improvement of patient visits number, Through improvement of patient visits number in the end of perfonmance affectivity on finance perspective which made improvement of earning can reach, it was followed by efficiency usage of budget, so strategic objective of hospital independence can prove.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T32472
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Purwantoro
Abstrak :
Peluncuran Kartu Jakarta Sehat (KJS) pada November 2012, sebagai pilot project ke enam kelurahan yang kemudian didistribukan ke seluruh wilayah DKI Jakarta, mengakibatkan lonjakan kunjungan pasien di banyak fasilitas kesehatan, terutama di RSUD DKI Jakarta. Program KJS memberikan kemudahan bagi warga DKI untuk berobat secara gratis, baik untuk perawatan di Instansi Gawat Darurat (IGD), rawat inap maupun rawat jalan. Keuntungan tersebut tak heran menyebabkan persoalan seperti pasien harus mengantre lama di loket pendaftaran, ruang pemeriksaan (poli rawat jalan) maupun ruang pengambilan obat (apotek). Tak hanya itu, tidak sedikit pasien harus sulit mendapatkan kamar rawat inap sehingga harus bertahan di IGD. Distribusi KJS pun menimbulkan pertanyaan apakah KJS memang diberikan kepada warga miskin/rentan miskin? Sebab, tidak sedikit warga kaya, tingkat penghasilan gaji relatif tinggi ataupun memiliki aset kekayaan lain, yang mendapatkan KJS tersebut. Tak hanya itu, beberapa warga yang telah memiliki jaminan kesehatan lain, seperti Askes atau asuransi swasta juga menggunakan KJS tersebut dengan alasan gratis. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi program KJS yakni berupaya untuk menganalisis kesesuaian target penerima KJS yang berobat ke RSUD DKI Jakarta, menganalisis penilaian pasien KJS terkait pelayanan KJS di RSUD DKI Jakarta serta mengetahui faktor-faktor apa yang dapat berhubungan dengan penilaian pasien tersebut, seperti usia, jenis kelamin, pendidikan, penghasilan gaji responden dan kepemilikan aset responden. Peneliti melakukan penelitian di tujuh RSUD DKI Jakarta selama Mei 2014 hingga Februari 2015. Peneliti mencatat, sebanyak 6,00% menilai pelayanan KJS buruk (tidak baik), sebanyak 71,75% responden menilai pelayanan KJS kurang baik, sebanyak 20,75% menilai pelayanan KJS sudah baik dan hanya 1,50% menilai pelayanan KJS baik sekali Penilaian mencatat, faktor usia, pendidikan, jenis kelamin signifikan berkorelasi terhadap penilaian responden tersebut, sedangkan penghasilan gaji responden tidak signifikan berkorelasi. ......The launch of Jakarta Health Card (Kartu Jakarta Sehat/KJS) in November 2012, as a pilot project of six villages later distributed to all areas of Jakarta, gives impact to patients visit in many health facilities, especially in District General Hospital of DKI Jakarta. KJS program ease Jakarta citizens to get free medication treatment in Emergency Room (ER), inpatient and outpatient. Patients do not have to queue in making registration at Poly Clinic and also Pharmacy. Patients sometimes face difficulties in getting room hospital therefore patients have to wait in Emergency Room (ER). A question raises whether KJS Distribution appropriately received by poor patient/vulnerable poor? Some rich patients, with relatively high income and having other property assets, also received KJS. Not only that, some patients who already have other health insurance, such as ASKES or private insurance also use the pretext of KJS free. This study aimed to evaluate the program KJS which seeks to analyze the suitability of the target beneficiaries of KJS, to analyze patient assessment KJS related services KJS in RSUD DKI Jakarta and to know what factors that can correlate the assessment of the patient, such as age, sex, education, income and asset ownership respondents. Researchers conducted a study in seven of District General Hospital (RSUD/RSKD) of DKI Jakarta during May 2014 to February 2015. The researchers noted, as much as 6.00% rate assess the service KJS bad, as many as 71.75% of respondents rate assess the service KJS is not good, as much as 20.75% assess KJS service is good and only 1.50% rate assess this excellent service KJS such assessment may be influenced by factors such as age, sex, education and income respondents. From these factors, age, sex, education are significantly correlated but income respondent is not significantly correlated.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shelli Rachel Mei Gloria
Abstrak :
ABSTRAK
Angka total fertility rate Indonesia mengalami stagnansi pada tahun 2012 dengan rata-rata 2,6 anak pada setiap wanita selama masa reproduksinya, padahal jumah pengguna kontrasepsi terus meningkat hingga tahun 2012 mencapai 57,9 . Peningkatan jumlah pengguna kontrasepsi ini diiringi dengan kenaikan pemakaian non-MKJP sebagai metode kontrasepsi yang memiliki angka drop out cukup tinggi sehingga memicu terjadinya kegagalan kontrasepsi. Penelitian ini betujuan untuk mengetahui estimasi kegagalan kontrasepsi non-MKJP pada wanita usia 15-49 tahun di Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, menggunakan disain studi cross-sectional dengan menganalisis lanjut data PMA2020. Sampel penelitian merupakan wanita berusia 15-49 tahun dan sedang menggunakan alat kontrasepsi non-MKJP yakni pil, suntik 1 bulan dan suntik 3 bulan. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 23 wanita yang menggunakan metode kontrasepsi non-MKJP berisiko mengalami kegagalan kontrasepsi. Wanita dengan umur 20-35 tahun, memiliki anak le; 3, cukup terpapar media tentang informasi kontrasepsi, tinggal di desa, berpendidikan sedang dan berpengetahuan cukup merupakan kelompok yang paling banyak mengalami kejadian kegagalan kontrasepsi. Pada kelompok tersebut, metode yang paling banyak digunakan adalah pil dan suntik 3 bulan.
ABSTRACT
Indonesia rsquo s total fertility rate has been stagnant at 2.6 in 2012, whereas the number of contraceptive users has continued to increase until 2012 reaches 57.9 . This increase in the number of contraceptive users was accompanied by an increase in non LARC use as a method of contraception that has a high drop out rate, which leads to contraceptive failure. This study aimed to estimate failure of non LARC contraception among women age 15 49 years in Indonesia. This study was descriptive and used cross sectional study design to analyze further the PMA2020 data. Samples were woman 15 49 years and used non LARC contraception non LARC, which is pill injectables 1 month and injectables 3 month. The results showed that 23 of women using non LARC contraceptive methods were at risk of contraceptive failure. Women who have children le 3, have secondary education, live in rural areas, are sufficiently exposed to media about contraceptive information, have sufficient knowledge of contraceptive methods are the group with the most incidence of contraceptive failure. In that group, the most widely used method was the pill and injectables 3 month.
2017
S67363
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Veney, James E.
New Jersey : Prentice-Hall, 1989
362.1 VEN e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
London: Sage, 1981
362.106 8 MET
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Irwin, Penny
New York: Churchill Livingstone, 1995
R 610.73 IRW e
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>